• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Kondisi Kandungan Kimia Tanah Kebakaran Hutan

Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) analisis kimia tanah diketahui bahwa kisaran pH tanah yang terdapat pada areal penelitian tergolong masam dan agak masam. Kandungan bahan organik tergolong sangat rendah, hingga sangat tinggi, untuk kandungan P-tersedianya tergolong pada kondisi yang sangat rendah. Sedangkan nilai kapasitas tukar kation tergolong rendah dan sedang. Terdapat perbedaan nilai sifat kimia tanah dari setiap sampel tanah pengamatan. Nilai KTK tanah tergolong kriteria rendah hingga sedang. Hasil analisis kimia tanah sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data hasil analisis sifat kimia tanah bekas kebakaran di Kabupaten Samosir Tahun

Kebakaran

Parameter

pH (H2O) C-Organik(%) P-(BrayII (ppm) KTK (me/100) 2010 5.47 m 1.13 r 6.17 sr 7.20 r 2011 5.64 am 1.38 r 4.19 sr 16.20 r 2012 4.90 m 6.39 st 7.45 sr 23.10 s 2013 6.65 n 1.36 r 5.56 sr 22.10 s 2014 4.98 m 0.79 sr 5.41 sr 22.70 s Kontrol 5.56 am 1.21 r 5.11 sr 10.10 r

Keterangan: am: agak masam; m: masam; n: netral; s: sedang sr: sangat rendah; r: rendah; st: sangat tinggi

Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) dalam Muklis (2007)

Berdasarkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui bahwa tanah yang mengalami kebakaran pada tahun 2011 dan yang tidak mengalami kebakaran cenderung memiliki sifat kimia tanah yang sama, dimana pH-nya bereaksi agak masam, kandungan C-Organik rendah, P-tersedianya sangat rendah dan kapasitas tukar kation yang rendah. Untuk tahun 2012 dapat dilihat bahwa tanah memiliki

pH yang bereaksi masam, kandungan C-Organik yang sanagt tinggi, P-tersedia yang sangat rendah dan kapasitas tukar kation yang sedang. Untuk tahun 2013 memiliki pH netral, kandungan C-Organik rendah, P-tersedia sangat rendah dan kapasitas tukar kation sangat rendah. Untuk tahun 2011 dan 2014 memiliki pH yang bereaksi masam, C-Organik sangat rendah, P-tersedia sangat rendah dan kapasitas tukar kation sedang.

Berdasarkan data Tabel 1 dapat diketahui bahwa waktu terjadinya kebakaran mempengaruhi sifat kimia tanah, dimana semakin lama jarak antara kejadian kebakaran dan pengamatan maka sifat kimia tanah cenderung memiliki sifat kimia yang hampir sama dengan tanah yang tidak mengalami kebakaran, sedangkan untuk tanah yang baru mengalami kebakaran memiki sifat kimia yang beragam tergantung pada jenis kebakarannya, jenis tanahnya, jenis tegakannya dan faktor lain yang mempengaruhi.

Penurunan pH tanah ini juga berdampak pada nilai KTK tanah dan P-tersedia dalam tanah. Pada penelitian ini pH tanah yang rendah dan KTK yang rendah juga berbanding lurus nilainya. Hal ini karena pH tanah yang rendah konsentrasi hidrogen dalam tanah tinggi dan terikat kuat pada kation-kation masam sehingga yang terbentuk adalah asam kuat dan pertukaran kation yang terjadipun rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim et al. (1986) bahwa seiring dengan peningkatan pH maka jumlah kation yang dapat dipertukarkan (KTK) dalam tanah juga akan meningkat karena kation-kation masam tadi dapat dilepaskan dan dapat dipertukarkan. Demikian sebaliknya jika pH menurun maka kation-kation akan terjerap dalam tanah dan tidak dapat dipertukarkan sehingga KTK tanah menjadi rendah juga.

Sifat kimia yang lain yang berpengaruh pada penelitian ini adalah ketersediaan unsu P dalam tanah. Data hasil analisis sifat kimia tanah di laboratorium menunjukkan bahwa nilai P-tersedia dalam tanah termasuk kriteria yang sangat rendah. Menurut Hardjowigeno (2007) bahwa faktor yang mempengaruhi tersedianya P untuk tanaman yang terpenting dalah pH tanah. P paling mudah diserap oleh tanaman pada pH netral (6-7). Dalam tanah masam banyak unsur P baik yang sudah ada dalam tanah maupun yang diberikan ke tanah melalui pemupukan terikat oleh unsur-unsur Al dan Fe sehingga P tidak dapat diserap tanaman.

B. Keberadaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)

Struktur fungi mikoriza arbuskula yang ditemui adalah hifa dan vesikula. Bentuk struktur hifa dan vesikula dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 2. Vesikula pada Fungi Mikoriza Arbuskula

Fungi mikoriza arbuskula (FMA) memiliki beberapa struktur untuk dapat bertahan hidup di dalam akar tanaman dan di dalam tanah. Struktur tersebut diantaranya arbuskula, hifa dan vesikula. Pada penelitian ini struktur yang ditemui adalah hifa dan vesikula. Setiap struktur tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Armson (1977) bahwa endomikoriza dicirikan oleh hifa yang intraseluler, yaitu hifa yang menembus ke dalam sel-sel korteks dan dari sel yang satu ke sel yang lain. Diantara sel-sel terdapat hifa yang membelit atau struktur hifa yang bercabang-cabang yang disebut arbuskula dan pembengkakan yang terbentuk pada hifa yang mengandung minyak yang disebut vesikula. Vesikula berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan yang diameternya lebih kecil dari 1 mm. Sedangkan arbuskula berfungsi menyediakan unsur hara atau mentransfer hara dari tanah ke tanaman sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Umur hidup arbuskula yang singkat dan bersifat meluruh pada kondisi kering sehigga pada saat pengambilan sampel akar dan pengamatan di bawah mikroskop struktur ini tidak ditemukan.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini untuk persentase kolonisasi fungi mikoriza arbuskula pada tanaman perdu di lapangan adalah persentase tertinggi

diperoleh pada tahun 2010 yaitu sebesar 62.5% dan terendah adalah pada lahan tidak terbakar (kontrol) sebesar 42.4%. Akan tetapi perbedaan nilai ini tidak menunjukkan perbedaan pada kriteria karena menurut Rajapakse dan Miller (1992) dan O’Connor et al. (2001) dalam Nusantara et al. (2012) pada Lampiran 2, nilai persentase ini termasuk pada kriteria kelas 3 dan kelas 4 atau tergolong tinggi. Persentase kolonisasi fungi mikoriza pada akar tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data persentase kolonisasi fungi mikoriza arbuskula pada akar tanaman Tahun Kebakaran Persentase kolonisasi(%) Kriteria

2010 62.5 Kelas 4 (tinggi)

2011 45.0 Kelas 3 (tinggi)

2012 51.0 Kelas 4 (tinggi)

2013 52.0 Kelas 4 (tinggi)

2014 51.0 Kelas 4 (tinggi)

Kontrol 42.4 Kelas 3 (tinggi)

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa persentase kolonisasi yang diperoleh tergolong tinggi, walaupun nilainya berbeda-beda. Nilai ini sesuai dengan kondisi sifat kimia sampel tanah yang digunakan yaitu kondisi pH tanah yang rendah (masam) didukung juga dengan ketersediaan unsur P yang sangat rendah sehingga kolonisasi fungi pada akar tergolong tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gianinazi-Pearson dan Diem, (1982) bahwa ketersediaan unsur P dalam tanah memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan derajat infeksi mikoriza pada akar tanaman dan kelimpahan spora. Didukung juga pernyataan Mosse (1981) bahwa kadar P yang tinggi dapat menyebabkan permeabilitas dan eksudasi akar menurun.

Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah spora yang diperoleh dari tiap tahun kebakaran berbeda-beda. Pada tanah yang mengalami kebakaran tahun 2010 memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 2130 per 50

gram tanah. Pada tanah yang tidak terbakar (kontrol) memiliki jumlah spora paling sedikit yaitu 261 per 50 gram tanah. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama tahun kejadian kebakaran tanah jumlah spora yang ditemukan semakin menurun hingga pada tanah kontrol. Hasil perhitungan jumlah spora yang diperoleh dari sampel tanah dari lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata kepadatan spora setiap tahun kebakaran di lapangan

Tahun Kebakaran Rata-rata Kepadatan Spora/50 gram Tanah

2010 2130 2011 314 2012 1347 2013 831 2014 340 Kontrol 261

Kondisi lapangan pengambilan sampel tanah yang cukup terbuka dengan sedikit tajuk pohon dan penutup tanah mengakibatkan sinar matahari yang langsung terpapar pada tanah sehingga meningkatkan suhu dalam tanah. Seperti yang disampaikan oleh Suhardi (1989) bahwa spora yang dihasilkan oleh FMA akan semakin banyak jika perkembangan kolonisasinya juga tinggi. Kolonisasi yang tinggi sangat ditentukan oleh keterbukaan lingkungan tajuk tanaman inang dan suhu lingkungan. Hal ini sesuai dengan nilai persentase kolonisasi yang diperoleh pada Tabel 4 yaitu kriteria yang tergolong tinggi.

Berdasarkan data pada Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah spora dari hasil trapping dibandingkan dengan jumlah spora yang ditemukan dari lapangan. Oehl et al. (2009) dalam Nusantara et al. (2012) menyatakan bahwa proses trapping yang pada dasarnya digunakan untuk menstimulasi sporulasi atau meningkatkan jumlah propagul FMA yang ada dalam tanah yang diambil dari lapangan. Hal tersebut perlu dilakukan karena tidak semua FMA aktif pada periode waktu yang sama. Sebagian FMA jumlahnya

melimpah pada musim hujan, sebagian lainnya pada waktu musim kemarau, dan sebagian lainnya ada sepanjang tahun. Kepadatan spora dari hasil trapping dapat dilihat pada Tabel 4:

Tabel 4. Rata-rata kepadatan spora hasil trapping

Tahun Kebakaran Rata-rata Kepadatan Spora/50 gram Tanah

2010 2782.33 2011 449.33 2012 1497.00 2013 1327.33 2014 431.00 Kontrol 268.66

Peningkatan jumlah spora hasil trapping didukung oleh banyak faktor. Seperti yang dilaporkan oleh Sancayaningsih (2005), pengaruh perlakuan tempat tumbuh tanaman inang dan lama waktu memberikan hasil berbeda nyata terhadap perbanyakan spora (jumlah spora). Faktor lain yang mempengaruhi proses sporulasi antara lain lingkungan, jenis inang, dan lama waktu inkubasi.

Identifikasi tipe spora pada FMA dapat dilakukan setelah pengambilan dokumentasi di bawah mikroskop. Tipe dan karakteristik spora yang ditemukan dari lapangan dapat dilihat pada Tabel 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.

Tabel 5. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2010 No. Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Glomus sp-1

40 x Spora berbentuk bulat, berwarna cokelat, permukaan kasar

2

Glomus sp-2

40 x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

3

Glomus sp-3

40 x Spora berbentuk lonjong, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

4

Glomus sp 4

40 x Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

5

Acalauspora sp-1

40 x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal

6

Glomus sp-5

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa

(Subtending hyphae)

7

Glomus sp-6

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

8

Glomus sp-7

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, dinding spora tebal dan tidak menyerap larutan

9

Acalauspora sp-2

40 x Spora berbentuk bulat, ada lapisan dinding, permukaan spora memunyai ornamen seperti kulit jeruk

10

Acalauspora sp-3

40 x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit jeruk

11

Acalauspora sp-4

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya merah keunguan

12

Glomus sp-8

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

13

Glomus sp-9

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan kasar, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

14

Glomus sp-10

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

15

Acalauspora sp-5

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap larutan warnanya merah.

16

Acalauspora sp-6

40 x Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan warnanya coklat.

Tabel 6. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2011 No. Tipe Spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Acalauspora sp-7

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap larutan warnanya merah, ada ornamen bintik-bintik hitam

2

Glomus sp-11

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya merah, dinding spora berlapis-lapis

3

Glomus sp-12

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya kuning

4

Glomus sp-5

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa

(Subtending hyphae)

5

Glomus sp-3

40 x Spora berbentuk lonjong, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

6

Glomus sp-13

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan halus

7

Glomus sp-14

40 x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, permukaan kasar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

8

Glomus sp-4

40 x Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

9

Acalauspora sp-3

40 x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit jeruk

10

Acalauspora sp-8

40 x Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan

11

Glomus sp-15

40 x Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, dinding spora tipis, permukaan halus

12

Acalauspora sp-9

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan, ada ornamen seperti kulit jeruk

Tabel 7. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2012 No. Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Acalauspora sp-7

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih kecil, menyerap larutan warnanya merah, ada ornamen seperti kulit jeruk

2

Glomus sp-4

40 x Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

3

Glomus sp-16

40 x Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus, warnanya gelap (hitam)

4

Glomus sp-17

40 x Spora berbentuk bulat, tidak

menyerap larutan, permukaan halus, warnanya gelap (hitam)

5

Glomus sp-5

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

6

Acalauspora sp-9

40 x Spora berbentuk bulat, ukran lebih besar, menyerap larutan, ada ornamen seperti kulit jeruk

7

Glomus sp-18

40 x Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus, warnanya gelap (hitam)

8

Glomus sp-19

40 x Spora berbentuk bulat, tidak

menyerap larutan, permukaan halus, warnanya kuning, ada bintik-bintik hitam

9

Acalauspora sp-8

40 x Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan

10

Glomus sp-8

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

11

Glomus sp-6

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

12

Acalauspora sp-1

40 x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal

13

Acalauspora sp-4

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya merah keunguan

14

Acalauspora sp-3

40 x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit jeruk

Tabel 8. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2013 No. Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Glomus sp-13

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan halus

2

Glomus sp-6

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

3

Acalauspora sp-10

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit jeruk

4

Acalauspora sp-6

40 x Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan warnanya coklat.

5

Glomus sp-8

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

6

Acalauspora sp-4

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran kecil, menyerap larutan, warnanya coklat

7

Acalauspora sp-2

40 x Spora berbentuk bulat, ada lapisan dinding, permukaan spora memunyai ornamen seperti kulit jeruk

8

Glomus sp-2

40 x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

9

Glomus sp-20

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus, tidak menyerap larutan

10

Glomus sp-21

40 x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus, tidak menyerap larutan

11

Acalauspora sp-11

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah keunguan, permukaan halus, menyerap larutan, dan ada perbedaan lapisan

12

Acalauspora sp-12

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah, permukaan kasar, menyerap larutan,

13

Glomus sp-16

40 x Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus, warnanya gelap (hitam)

Tabel 9. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2014 No. Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Glomus sp-22

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna gelap (hitam), permukaan halus, tidak menyerap larutan

2

Glomus sp-16

40 x Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus, warnanya gelap (hitam)

3

Acalauspora sp-4

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran kecil, menyerap larutan, warnanya kuning

4

Glomus sp-2

40 x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

5

Acalauspora sp-7

40 x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, menyerap larutan warnanya merah, ada ornamen seperti kulit jeruk

6

Glomus sp-3

40 x Spora berbentuk bulat, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

7

Acalauspora sp-8

40 x Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan

8

Glomus sp-13

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan halus

9

Acalauspora sp-3

40 x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit jeruk

10

Acalauspora sp-5

40 x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap larutan warnanya merah.

11

Acalauspora sp-12

40 x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah, permukaan kasar, menyerap larutan,

Tabel 10. Tipe dan karakteristik spora di lapangan pada tanah kontrol No Tipe Spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Glomus sp-7

40x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, dinding spora tebal dan tidak menyerap larutan

2

Acalauspora sp-1

40x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal

3

Glomus sp-8

40x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

4 40x Spora berbentuk lonjong, tidak

menyerap larutan, dinding spora tipis, permukaan halus

Glomus sp-15 5

Glomus sp-17

40x Spora berbentuk bulat, tidak

menyerap larutan, permukaan halus, warnanya merah

6

Glomus sp-11

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya merah, dinding spora berlapis-lapis

7

Acalauspora sp-4

40x Spora berbentuk bulat, ukuran kecil, menyerap larutan, warnanya kuning

8

Glomus sp-2

40x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

9

Acalauspora sp-8

40x Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan

10

Acalauspora sp-5

40x Spora berbentuk bulat, ada ornamen seperti kulit jeruk, permukaan halus, menyerap larutan warnanya kuning

11

Acalauspora sp-13

40x Spora berbetuk bulat, ukuan besar, menyerap warna, ada perbedaan warna pada lapisan

12

Acalauspora sp-9

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan, ada ornamen seperti kulit jeruk dan warnanya gelap

Identifikasi tipe spora pada FMA dapat dilakukan setelah pengambilan dokumentasi di bawah mikroskop. Tipe dan karakteristik spora yang ditemukan dari hasil trapping dapat dilihat pada Tabel 11, 12, 13, 14, 15, dan 16.

Tabel 11. Tipe dan karaktersitik spora hasil trapping tahun 2010 No. Tipe Spora Perbesaran Karakteristik 1

Glomus sp-5

40x Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

2

Acalauspora sp-6

40x Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan warnanya coklat.

3

Glomus sp-11

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya merah

4

Acalauspora sp-13

40x Spora berbetuk bulat, ukuan besar, menyerap warna, ada perbedaan warna pada lapisan

5

Glomus sp-10

40x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

6

Acalauspora sp-9

40x Spora berbentuk bulat, ukran lebih besar, menyerap larutan, ada ornamen seperti kulit jeruk

7

Glomus sp-1

40x Spora berbentuk bulat, berwarna cokelat, permukaan kasar

8

Acalauspora sp-8

40x Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan

9

Glomus sp-23

40x Spora berbentuk bulat , tidak menyerap larutan

10

Glomus sp-17

40x Spora berbentuk bulat, tidak

menyerap larutan, permukaan halus, warnanya gelap (hitam)

11

Glomus sp-4

40x Spora berbentuk bulat, tidak

menyerap larutan, permukaan halus, warnanya kuning kecoklatan

12

Acalauspora sp-4

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya kuning

13

Glomus sp-12

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya coklat

14

Glomus sp-2

40x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

15

Acalauspora sp-1

40x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal

16

Glomus sp-6

40x Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

Tabel 12. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping tahun 2011 No. Tipe Spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Acalauspora sp-4

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya kuning

2

Acalauspora sp-1

40x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal

3

Glomus sp-15

40x Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, dinding spora tipis, permukaan halus

4

Acalauspora sp-6

40x Spora berbentuk lonjong,

permukaan halus, menyerap larutan warnanya merah.

5

Acalauspora sp-3

40x Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit jeruk

6

Acalauspora sp-8

40x Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan

7

Acalauspora sp-5

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap larutan warnanya kuning

8

Glomus sp-5

40x Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa (Subtending hyphae

9

Glomus sp-13

40x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan halus

Tabel 13. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping tahun 2012 No. Tipe Spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Glomus sp-24

40x Spora berbentuk bulat, warna transparan, permukaan halus tidak menyerap larutan

2

Glomus sp-20

40x Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warna kuning,

permukaan halus, tidak menyerap larutan

3

Glomus sp-22

40x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna gelap (hitam), permukaan halus, tidak menyerap larutan

4

Glomus sp-21

40x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning,

permukaan halus, tidak menyerap larutan

5

Glomus sp-9

40x Spora berbentuk bulat, permukaan kasar, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

6

Acalauspora sp-12

40x Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah,

permukaan kasar, menyerap larutan

7

Glomus sp-11

40x Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya kuning

8

Glomus sp-23

40x Spora berbentuk bulat , tidak menyerap larutan

9

Glomus sp-2

40x Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning,

permukaan halus, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

10

Glomus sp-25

40x Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, coklat keemasan, permukaan halus, tidak menyerap larutan

11

Acalauspora sp-7

40x Spora berbentuk bulat, permukaan halus, menyerap larutan warnanya merah, ada ornamen seperti kulit jeruk

12

Acalauspora sp-6

40x Spora berbentuk lonjong,

permukaan halus, menyerap larutan warnanya coklat.

13

Glomus sp-20

40x Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warna kuning,

permukaan halus, tidak menyerap larutan

14

Glomus sp-19

40x Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus, warnanya kuning, ada bintik-bintik hitam

15

Glomus sp-26

40x Spora berbentuk bulat, berwarna keunguan, permukaan kasar

16

Glomus sp-1

40x Spora berbentuk bulat, berwarna cokelat, permukaan kasar

17

Glomus sp 4

40x Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa (Subtending hyphae), permukaan halus

18

Glomus sp-3

40x Spora berbentuk lonjong, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa (Subtending hyphae)

Tabel 14. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping tahun 2013 No. Tipe Spora FMA Perbesaran Karakteristik 1

Glomus sp-5

40x Spora berbentuk bulat, permukaan

Dokumen terkait