• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komoditas Unggulan Perikanan Budidaya

Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat adalah dengan pengembangan komoditas unggulan daerah. Metode yang sesuai sangat diperlukan untuk menetapkan komoditas unggulan daerah agar pemanfaatan sumberdaya budidaya perikanan lebih efektif dan efisien karena terfokus pada pengembangan komoditas unggulan tersebut.

Untuk menentukan komoditas budidaya perikanan yang menjadi unggulan di Kabupaten Lampung Timur dilakukan dengan menggunakan beberapa alat analisis yaitu analisis Luas Panen tahun 2007-2011, analisis produktivitas tahun 2007–2011, analisis nilai margin produk tahun 2011, analisis permintaan tahun 2011, dan analisis preferensi masyarakat.

Skala prioritas pemilihan komoditas perikanan budidaya dibuat dari setiap alat analisis. Terdapat tiga jenis kegiatan budidaya yaitu pertama budidaya laut, yang terdiri dari kerang hijau dan rumput laut dimana kedua jenis komoditas ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kegiatan budidaya rumput laut di Kabupaten Lampung Timur berkembang mulai tahun 2011 dan dilakukan oleh pembudidaya kerang hijau dengan memanfaatkan lahan kosong antara bagan tancap kerang hijau, sehingga konstruksi untuk penambat tali budidaya rumput laut adalah bagan tancap kerang hijau.

Kedua budidaya air payau, yang terdiri dari udang windu, udang vaname, kepiting Soka dan ikan bandeng, dan ketiga budidaya air tawar, yang terdiri dari ikan mas, ikan lele, Ikan Nila, ikan gurame, ikan tawes, ikan patin, ikan bawal tawar dan ikan betutu. Sedangkan udang putih, udang krosok , udang Lainnya dan ikan lainnya tidak dianalisis lebih lanjut karena udang putih dan udang krosok merupakan komoditas yang tidak dibudidayakan secara sengaja dan hanya sebagai hasil sampingan dari kegiatan budidaya ikan. Udang lainnya serta ikan lainnya merupakan gabungan dari beberapa jenis udang (udang rebon, udang galah, dan lain-lain) dan ikan (belut, mujair, baung, tambakan, dan lain-lain) yang memiliki jumlah produksi sangat kecil.

Komoditas yang akan ditetapkan sebagai komoditas unggulan kabupaten adalah tiga komoditas teratas hasil analisis untuk setiap kegiatan budidaya. Tabel 11 menunjukan jumlah produksi dan produksi rata-rata dari komoditas perikanan budidaya tahun 2007–2011 di Kabupaten Lampung Timur.

Tabel . Jumlah produksi dan produksi rata-rata komoditas perikanan budidaya tahun 2007-2011 Kabupaten Lampung Timur

Jenis Komoditas Jumlah Produksi (Ton) Rata-rata

2007 2008 2009 2010 2011

Budidaya Laut

Kerang Hijau 159.90 193.26 218.33 6 386.23 7 389.18 2 869.38

Rumput Laut - - - - 366.12 366.12

Budidaya Air Payau

Udang Windu 945.88 1 769.50 1 954.18 1 127.00 1 271.42 1 413.60 Udang Putih 108.19 138.71 148.20 97.32 60.34 110.55 Udang Vaname 423.19 914.28 1 017.51 552.39 594.90 700.45 Udang Krosok 335.92 287.75 209.80 158.43 99.51 218.28 Udang Lainnya - 135.51 135.51 Kepiting Soka 13.41 - 6.52 9.97 Ikan Bandeng 2 057.39 2 159.57 2 261.68 2 624.63 3 158.72 2 452.40

Budidaya Air Tawar

Ikan Mas 513.78 725.54 761.35 421.14 504.34 585.23 Ikan Nila 954.03 1 190.06 1 297.95 1 899.44 2 218.63 1 512.02 Ikan Gurame 12.76 33.32 38.34 231.71 280.76 119.38 Ikan Tawes - 110.98 181.15 60.25 66.62 104.75 Ikan Patin 186.31 213.99 267.69 394.87 542.85 321.14 Ikan Lele 805.29 1 176.38 1 234.88 3 463.25 3 702.33 2 076.43 Ikan Bawal Tawar - - 207.37 9.77 5.51 74.22 Ikan Betutu 5.31 7.05 8.07 1.96 0.34 4.55 Ikan Lainnya 213.59 7.45 216.66 13.51 23.44 94.93

Jumlah 6 721.54 8 927.84 10 036.57 17 441.90 20 427.04 13 168.90

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur (2012).

Analisis Tren Luas Panen Komoditas Perikanan Budidaya

Analisis tren luas panen dilakukan berdasarkan data luas panen komoditas perikanan budidaya tahun 2007 – 2011 yang kemudian dihitung nilai rataan luas panen tahun 2007-2011 (Tabel 12). Terlihat bahwa komoditas yang memiliki luas panen rata-rata yang dominan selama 5 tahun terakhir untuk budidaya laut adalah kerang hijau (848 576 ha), untuk budidaya air payau adalah ikan bandeng (1 167 ha) dan untuk budidaya air tawar adalah ikan mas (5 358 ha). Hal ini menunjukan secara tidak langsung bahwa komoditas tersebut unggul dari sisi penawaran dan menjadi pilihan usaha budidaya ikan yang utama para pembudidaya ikan di Kabupaten Lampung Timur.

Berdasarkan rata-rata luas panen pada tabel 12, maka urutan peringkat komoditas perikanan budidaya untuk budidaya laut adalah ;(1) kerang hijau, (2) rumput laut, untuk budidaya air payau adalah ;(1) ikan bandeng, (2) udang windu, (3) udang vaname, (4) kepiting, dan untuk budidaya air tawar ; (1) ikan mas, (2) ikan patin, (3) ikan nila, (4) ikan lele, (5) ikan gurame, (6) ikan betutu, (7) ikan tawes, (8) ikan bawal tawar.

Sehingga dari segi tren luas panen komoditas unggulan untuk budidaya laut adalah kerang hijau dan rumput laut, untuk budidaya air payau maka ikan bandeng, udang windu dan udang vaname yang menjadi komoditas unggulan, sedangkan untuk budidaya air tawar yang menjadi komoditas unggulan dari segi tren luas panen adalah ikan mas, ikan patin dan ikan nila.

Tabel . Luas panen dan luas panen rata-rata komoditas perikanan budidaya tahun 2007-2011 Kabupaten Lampung Timur

Komoditas Luas Panen (Ha/Th) Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011

Budidaya Laut

Kerang Hijau 685 155 623 264 822 1 699 331 2 122 419 848 576 Rumput Laut - - - - 1 569 1 569

Budidaya Air Payau

Udang Windu 517 1 088 1 066 741 1 045 891 Kepiting Soka - - 13 - 8 10 Udang Vaname 39 38 42 41 37 39 Ikan Bandeng 843 969 1 080 1 097 1 845 1 167

Budidaya Air Tawar

Ikan Mas 4 495 9 056 8 073 2 580 2 587 5 358 Ikan Gurame 80 299 210 1 295 1 247 626 Ikan Nila 2 284 2 784 2 132 3 018 3 310 2 706 Ikan Lele 214 439 506 1 675 1 629 893 Ikan Patin 2 003 10 187 4 507 2 014 2 219 4 186 Ikan Bawal Tawar - - 641 49 23 238 Ikan Tawes - 275 560 305 268 352 Ikan Betutu 234 1 301 626 50 1 442

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur (2012).

Analisis Tren Produktivitas Komoditas Perikanan Budidaya

Analisis tren produktivitas dilakukan berdasarkan data produktivitas komoditas perikanan budidaya dan rataannya tahun 2007 – 2011 (Tabel 13).

Hasil analisis menunjukan bahwa rumput laut memiliki produktivitas rata- rata lebih tinggi dibanding dengan kerang hijau untuk budidaya laut. Untuk budidaya air payau udang vaname memiliki produktivitas rata-rata tertinggi (17.807 ton/ha/th) kemudian ikan bandeng (2.174 ton/ha/th), udang windu (1.605 ton/ha/th) dan kepiting soka terendah (0.952 ton/ha/th).

Untuk budidaya air tawar urutan komoditas yang memiliki rata-rata produktivitas tertinggi hingga terendah adalah ikan lele (2.260 ton/ha/th), ikan

nila (0.551 ton/ha/th), ikan tawes (0.293 ton/ha/th), ikan gurame (0.174 ton/ha/th), ikan mas (0.129 ton/ha/th), ikan patin (0.123 ton/ha/th) dan ikan betutu (0.07 ton/ha/th).

Tabel . Produktivitas dan produktivitas rata-rata komoditas perikanan budidaya tahun 2007-2011 Kabupaten Lampung Timur

Komoditas Produktivitas (Ton/Ha/Th) Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011

Budidaya Laut

Kerang Hijau 0.233 0.001 0.001 0.004 0.003 0.049 Rumput Laut - - - - 0.233 0.233

Budidaya Air Payau

Udang Windu 1.830 1.626 1.833 1.521 1.217 1.605 Kepiting Soka - - 1.047 - 0.856 0.952 Udang Vaname 10.851 24.381 24.226 13.391 16.188 17.807 Ikan Bandeng 2.441 2.229 2.094 2.392 1.712 2.174

Budidaya Air Tawar

Ikan Mas 0.114 0.080 0.094 0.163 0.195 0.129 Ikan Gurame 0.160 0.111 0.182 0.179 0.225 0.174 Ikan Nila 0.418 0.427 0.609 0.629 0.670 0.551 Ikan Lele 3.763 2.680 2.440 2.068 2.273 2.260 Ikan Patin 0.093 0.021 0.059 0.196 0.245 0.123 Ikan Bawal Tawar - - 0.323 0.197 0.238 0.253 Ikan Tawes - 0.403 0.323 0.197 0.249 0.293 Ikan Betutu 0.023 0.005 0.013 0.039 0.270 0.070

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur (2012). Analisis Nilai Margin

Analisis nilai margin produk dilakukan berdasarkan jumlah keuntungan yang dapat dihasilkan dalam memproduksi 1 kg ikan setiap bulannya pada tahun 2011 dan dibandingkan dengan jumlah modal yang dibutuhkan, kemudian dipersentasekan (Tabel 14). Peringkat diurutkan berdasarkan persentase perbandingan antara keuntungan dengan modal per kg ikan per bulan, dengan persentase terbesar untuk peringkat 1 dan persentase terkecil untuk peringkat terakhir.

Hasil analisis menunjukan bahwa untuk budidaya laut membudidayakan rumput laut memberikan keuntungan lebih besar dibanding dengan membudidayakan kerang hijau, demikian pula persentase selisih antara keuntungan per kg ikan setiap bulan terhadap modal yang dibutuhkan. Sehingga komoditas rumput laut diberikan peringkat 1 dan kerang hijau peringkat 2.

Untuk budidaya air payau, membudidayakan kepiting soka memberikan jumlah keuntungan paling besar (Rp5 979/kg/bln) namun jika dilihat dari persentase perbandingan antara keuntungan per kg perbulan dengan modal yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg komoditas maka udang vaname memiliki presentase terbesar (20.57%), sehingga dijadikan sebagai peringkat 1. Peringkat

selanjutnya berturut-turut adalah ikan bandeng (18.79%), kepiting soka (13.59%) dan udang windu (10.02%).

Untuk budidaya air tawar komditas yang memiliki presentase perbandingan antara keuntungan perkg perbulan dengan modal perkg terbesar hingga terkecil berturut-turut adalah sebagai berikut : (1) ikan nila (14.45%); (2) ikan lele (11.06%); (3) ikan betutu (9.16%); (4) ikan gurame (7.64%); (5) ikan patin (6.04%); (6) ikan tawes (4.51%); (7) ikan mas (2.93%) dan ikan bawal tawar (2.52%).

Tabel . Nilai keuntungan (margin) usaha budidaya ikan di Kabupaten Lampung Timur tahun 2011. Komoditas Lama budidaya/MT (bulan) Modal (Rp/Kg) Harga (Rp/Kg) keuntungan (Rp/Kg) Keuntung an /bln (Rp/Kg/Bln) Persentase keuntungan perbulan terhadap modal (%) Budidaya Laut Kerang Hijau 5.0 4 633 5 000 367 73 1.59 Rumput Laut 1.5 572 1 500 928 619 108.14

Budidaya Air Payau

Udang Windu 4.0 46 405 65 000 18 595 4 649 10.02 Kepiting Soka 0.5 44 010 47 000 2 990 5 979 13.59 Udang Vaname 4.0 25 512 46 500 20 988 5 247 20.57 Ikan Bandeng 4.0 10 561 18 500 7 939 1 985 18.79

Budidaya Air Tawar

Ikan Mas 3.5 15 964 17 600 1 636 467 2.93 Ikan Gurame 12.0 13 040 25 000 11 960 997 7.64 Ikan Nila 3.0 9 767 14 000 4 233 1 411 14.45 Ikan Lele 2.5 9 206 11 750 2 544 1 018 11.06 Ikan Patin 6.0 8 552 11 650 3 098 516 6.04 Ikan Bawal Tawar 4.5 7 634 8 500 866 192 2.52 Ikan Tawes 5.0 6 527 8 000 1 473 295 4.51 Ikan Betutu 6.0 64 533 100 000 35 467 5 911 9.16

Sumber : Hasil Wawancara dengan pembudidaya ikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012.

Analisis Permintaan

Analisis permintaan dilakukan berdasarkan data ketersediaan dan konsumsi ikan Kabupaten Lampung Timur tahun 2011 (Tabel 15). Berdasarkan data tersebut hanya 4 komoditas yang memiliki surplus ketersediaan yaitu kerang hijau (954.43 ton), ikan lele (4.08 ton), ikan nila (2.15 ton) dan ikan tawes (0.01 ton), terdapat 2 komoditas yang memiliki ketersediaan nol yaitu kepiting dan ikan betutu, sedangkan 8 komoditas lainnya memiliki ketersediaan yang masih kurang.

Urutan komoditas yang memiliki ketersediaan minus terbesar hingga terkecil adalah: ikan patin (-952.30 ton), udang vaname (-284.30 ton), rumput laut (-237.91 ton), udang windu (-186.9 ton), ikan bawal tawar (-4.01 ton), ikan mas (-1.92 ton), ikan gurame (-1.90 ton) dan ikan bandeng (-0.36 ton).

Surplus ketersediaan menunjukkan bahwa dari sisi permintaan kerang hijau, ikan lele, ikan nila dan ikan tawes telah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi daerah dan masih ada surplus untuk menambah eksport dan kebutuhan industry pengolahan yang selama ini telah dilaksanakan. Sedangkan komoditas lainnya belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi daerah dan lebih mengutamakan kebutuhan pasar luar daerah, sehingga menjadi peluang yang baik untuk lebih dikembangkan agar kebutuhan daerah tidak lagi mengandalkan pasokan dari daerah lain. Berdasarkan hal tersebut urutan peringkat komoditas diberikan pada komoditas yang memiliki minus ketersediaan terbesar untuk peringkat pertama dan surplus terbesar untuk peringkat terakhir.

Tabel . Ketersediaan dan konsumsi ikan tahun 2011

Komoditas Produksi Tahun 2011 Eksport*) Total Konsumsi Total Permintaan Ketersediaan (Ton) % (Ton/Th) (Ton/Th) (Ton/Th) (Ton/Th) Budidaya Laut

Kerang Hijau 7 389.18 80 5 911.34 523.40 6 434.74 954.44 Rumput Laut 366.12 100 366.12 237.91 604.03 -237.91 Budidaya Air Payau

Udang Windu 1 271.42 90 1 144.28 314.04 1 458.32 -186.90

Kepiting Soka 135.51 100 135.51 0.00 135.51 0.00

Udang Vaname 594.90 95 565.16 314.04 879.20 -284.30 Ikan Bandeng 3 158.72 50 1 579.36 1 579.72 3 159.08 -0.36 Budidaya Air Tawar

Ikan Mas 504.34 40 201.74 304.52 506.26 -1.92

Ikan Gurame 280.76 60 168.46 114.2 282.66 -1.90

Ikan Nila 2 218.63 45 998.38 1 218.10 2 216.48 2.15 Ikan Lele 3 702.33 40 1 480.93 2 217.32 3 698.25 4.08 Ikan Patin 542.85 30 162.86 1 332.29 1 495.15 -952.30

Ikan Bawal Tawar 5.51 0 0.00 9.52 9.52 -4.01

Ikan Tawes 66.62 0 0.00 66.61 66.61 0.01

Ikan Betutu 0.34 100 0.34 0 0.34 0.00

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur (2012);

*) hasil wawancara dengan pedagang pengumpul dan pembudidaya ikan Tahun 2012 Urutan peringkat peringkat komoditas dari sisi permintaan untuk budidaya laut adalah (1) rumput laut; (2) kerang hijau. Untuk budidaya air payau urutan peringkat adalah (1) udang vaname; (2) udang windu; (3) ikan bandeng; dan (4) kepiting soka. Untuk budidaya air tawar urutan peringkat adalah (1) ikan patin; (2) ikan bawal tawar; (3) ikan mas; (4) ikan gurame; (5) ikan betutu; (6) ikan tawes; (7) ikan nila; dan (8) ikan lele.

Jumlah konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Lampung Timur tahun 2011 menurut Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Timur, sebanyak 26.3 kg/kapita/tahun. Dengan jumlah penduduk sebanyak 951 639 jiwa, maka pada tahun 2011 Kabupaten Lampung Timur menghabiskan ikan untuk konsumsi sebanyak ±25 028 ton, sedangkan jumlah produksi ikan pada tahun 2011 hanya sebanyak 20 427.04 ton. Ini artinya bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

ikan daerah, Kabupaten Lampung Timur masih mengandalkan pasokan ikan dari perikanan tangkap dan pasokan dari daerah lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang pengumpul ikan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat, pasokan dipenuhi dari luar daerah seperti Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Lampung Tengah untuk komoditas perikanan tangkap air tawar, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pesawaran untuk komoditas rumput laut dan dari Jawa Barat untuk komoditas perikanan budidaya air tawar.

Analisis Preferensi Masyarakat

Analisis preferensi masyarakat dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara untuk melihat urutan komoditas perikanan budidaya yang dipilih masyarakat untuk dibudidayakan dan dalam penelitian ini dijadikan sebagai salah satu dasar pemilihan tiga komoditas utama yang akan dijadikan unggulan.

Tabel . Daftar Responden untuk preferensi masyarakat

Asal Responden Jumlah (orang)

Petugas dan Penyuluh Perikanan 15

Pembudidaya Ikan 15

Pedagang Pengumpul 15

Jumlah 45

Penyebaran kuesioner dan wawancara dilakukan terhadap 45 orang responden yang tersebar di beberapa kecamatan yang menjadi sentra produksi perikanan, terdiri dari pembudidaya ikan, penyuluh dan petugas perikanan setempat dan pedagang pengumpul (Tabel 16). Setiap jawaban responden diberi bobot yang sama, dengan pertimbangan bahwa seluruh responden memiliki kekuatan yang sama dalam mempengaruhi keinginan masyarakat disekitarnya dalam berbudidaya ikan.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan komoditas yang menjadi pilihan masyarakat untuk dibudidayakan adalah sebagai berikut: untuk budidaya laut (Gambar 4) kerang hijau menjadi pilihan utama ( dipilih oleh 64.44% responden) kemudian rumput laut (dipilih oleh 35.56% responden), untuk budidaya air payau (1) ikan bandeng (dipilih oleh 51.11 % responden); (2) udang windu (33.33 %); (3) udang vaname (11.11 % ) dan (4) kepiting soka (Gambar 5). Untuk budidaya air tawar (Gambar 6) komoditas yang menjadi pilihan masyarakat adalah (1) ikan lele (dipilih oleh 37.78% responden), (2) ikan gurame (dipilih oleh 20% responden), (3) ikan mas (dipilih oleh 17.78% responden), (4) ikan nila (dipilih oleh 15.56% responden), (5) ikan patin (dipilih oleh 6.67% responden), (6) ikan betutu (dipilih oleh 2.22% responden), sedangkan ikan bawal tawar dan ikan tawes menjadi peringkat terakhir karena tidak satupun responden memilih komoditas tersebut.

Gambar . Persentase preferensi masyarakat dalam memilih komoditas unggulan perikanan budidaya laut

Gambar Persentase preferensi masyarakat dalam memilih komoditas unggulan perikanan budidaya air payau

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 K e rang Hi jau R um put L au t

Budidaya Laut

P e rsent ase 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Dokumen terkait