• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pulau Sempu merupakan salah satu kawasan konservasi di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur yang mempunyai keanekaragaman hayati dan pesona keindahan alam yang sangat menarik. Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu (CAPS) beberapa tahun terakhir menghadapi masalah pengelolaan disebabkan banyaknya pengunjung yang masuk kawasan untuk melakukan kegiatan wisata. Saat ini kawasan CAPS sudah menjadi salah satu tujuan wisata alam bagi wisatawan yang datang ke Kabupaten Malang. Menurut Yoeti (1999) dalam Ziaulhaq (2006) Cagar Alam Pulau Sempu merupakan salah satu daerah tujuan wisata alam populer yang banyak dikunjungi orang.

Kondisi demikian kegiatan ekowisata di dalam kawasan CAPS tidak sesuai dengan UU No. 5 tahun 1990 karena status kawasan. Kondisi yang terjadi, sampai sekarang adalah kegiatan ekowisata terus berjalan di dalam kawasan bahkan volumenya terus meningkat setiap tahunnya. Adanya peningkatan kegiatan ekowisata di dalam kawasan cagar alam akan membawa dampak baik, secara langsung maupun tidak langsung serta menjadi ancaman terhadap kelestarian kawasan apabila tidak ada pengelolaan yang baik. Salah satu wacana pengelolaan kawasan yang menjadi isu menarik di masyarakat, pengelola kawasan dan para pelaksana wisata alam pada akhir-akhir ini adalah rencana perubahan status sebagian kawasan cagar alam menjadi taman wisata alam. Penelitian ini menganalisis keseluruhan potensi yang ada di kawasan terkait dengan adanya kegiatan ekowisata sekaligus merumuskan strategi pengelolaan untuk menyelesaikan permasalahan pengelolaan di kawasan CAPS.

Penilaian Potensi Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu

Penilaian potensi kawasan CAPS untuk ekowisata mengacu pada pedoman analisis daerah operasi obyek daya tarik wisata alam (ADO-ODTWA) yang ditetapkan oleh Dirjen PHKA tahun 2003. Instrumen kriteria penilaian potensi kawasan meliputi aspek: potensi daya tarik obyek wisata darat dan pantai, aksesibilitas, kondisi masyarakat sekitar, elemen institusi, potensi pasar, akomodasi, pengelolaan dan pelayanan, iklim, keamanan kawasan, sarana dan prasarana, ketersediaan air bersih, hubungan dengan obyek wisata lain, penurunan kualitas lingkungan, daya dukung kawasan dan pangsa pasar. Penilaian potensi tersebut dikelompokkan dalam potensi sumberdaya alam dan potensi unsur penunjang, berdasarkan hasil penilaian dan perhitungan obyek daya tarik wisata alam (Lampiran 1). Hasil penilaian potensi ODTWA kawasan CAPS ditunjukkan pada Tabel 5.1 yang merupakan indeks dari hasil penilaian potensi ekowisata terhadap jumlah nilai setiap obyek dan daya tarik wisata alam yang dinilai.

Tabel 5.1 Hasil penilaian potensi ODTWA CAPS Potensi Kriteria Jumlah nilai1

ODTWA Nilai2 potensi (A×B) Indeks nilai3 potensi (%) Klasifikasi4 ODTWA Daya tarik SDA

Daya tarik obyek wisata pantai

1.260 1.050 83,33 Tinggi Daya tarik obyek wisata

darat

1.440 1.230 85,41 Tinggi

Unsur penunjang

Kondisi masyarakat sekitar 1.200 1.000 83,33 Tinggi Kadar hubungan/

aksesibilitas

850 550 64,71 Sedang

Elemen institusi 1950 975 50 Rendah

Potensi Pasar 950 925 97,37 Tinggi

Akomodasi 90 30 33,33 Rendah

Pengelolaan dan pelayanan 360 220 61,11 Sedang

Iklim 480 280 58,33 Sedang

Sarana dan Prasarana Penunjang

450 315 70 Sedang

Ketersediaan air bersih 900 540 60 Sedang

Hubungan dengan obyek wisata di sekitarnya

100 90 90 Tinggi

Penurunan kualitas lingkungan

180 120 66,67 Sedang

Daya dukung kawasan 450 375 83,33 Tinggi

Pangsa pasar 270 225 83,33 Tinggi

Potensi Obyek Daya Tarik Wisata Alam

Pada hakekatnya ekowisata dapat melestarikan dengan memanfaatkan alam dan budaya masyarakat. Pembangunan ekowisata yang berwawasan lingkungan lebih menjamin dalam melestarikan alam dibandingkan dengan pembangunan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan ekowisata tidak mengeksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik dan psikologis wisatawan. Dari aspek inilah ekowisata tidak akan mengenal kejenuhan pasar (Fandeli, 2000a).

Pulau Sempu memiliki beberapa obyek daya tarik wisata alam (ODTWA). Berdasarkan hasil inventori yang dilakukan dalam penelitian ini, maka disusun daftar ODTWA Pulau Sempu. Penyusunan ini sebagai dasar untuk melihat diversifikasi obyek dan produk ekowisata yang dapat dikembangkan dan ditawarkan pada ekowisatawan apabila kawasan CAPS bisa dirubah statusnya. Hasil inventori potensi ODTWA dan obyek sosial budaya masyarakat sekitar kawasan serta lokasi ODTWA dikawasan CAPS dan masyarakat sekitar disajikan pada Tabel 5.2 sebagai berikut.

1

Jumlah nilai setiap obyek daya tarik wisata alam yang dinilai 2

Hasil penilaian obyek daya tarik wisata alam 3

Indeks hasil penilaian potensi terhadap total nilai dalam persentase 4

Klasifikasi obyek daya tarik wisata alam hasil penilaian A : Nilai setiap unsur dalam kriteria potensi

Tabel 5.2 Hasil inventori potensi ODTWA

Potensi Lokasi ODTWA Kegiatan ekowisata

Obyek Wisata Alam

Pantai Pulau Sempu

Pantai Waru-waru, Raas, Air tawar, Goa macan, Teluk semut, Tanjung, Setumbut, Setigen, Karetan, Pondok Kobong, Plawangan,

Gladakan, Baru-baru, Segara Anakan, Pasir Kembar 1, Kembar 2, Pasir panjang.

Menikmati

pemandangan alam, susur pantai, bina cinta alam, fotografi, pembelajaran

konservasi, olah raga,

snorkeling, memacing, Pelatihan SAR.

Pulau Sempu

Ekosistem hutan Mangrove, ekosistem Hutan pantai, ekosistem Danau, ekosistem Hutan tropis dataran rendah, Goa macan, Telaga lele, Telaga sat, Telaga panjang, Danau Segara Anakan, Gejala alam, Sumber air tawar, Keanekaragaman flora dan fauna.

Penelitian, Pengenalan vegetasi mangrove, pengenalan flora, pengenalan satwa liar (animal watching, birdwatching), fotografi, bina cinta alam/pembelajaran konservasi, menikmati pemandangan, tracking. Obyek Budaya Masyarakat Sendang Biru Desa Tambakrejo

Tradisi “Petik Laut” masyarakat Sendang Biru, Tradisi pengambilan air setelah Hari Raya Ketupat di sumber air tawar pulau sempu, wisata kampung nelayan.

Pengenalan budaya masyarakat, belajar pembuatan perahu, alat penangkap ikan dan pengolahan hasil laut

Berdasarkan hasil penilaian potensi ODTWA (Tabel 5.1) dan (Gambar 5.1) dapat dipahami bahwa Pulau Sempu mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan kegiatan ekowisata, dengan potensi daya tarik sumber daya alam berupa obyek wisata pantai mempunyai nilai yang tinggi sebesar 83,33% dan obyek wisata darat 85,41%. Sedangkan unsur penunjang yang mempunyai nilai yang tinggi adalah kondisi masyarakat sekitar 83,33%, potensi pasar nilai 97,37%, hubungan dengan obyek wisata di sekitarnya dengan nilai 90%, daya dukung kawasan 83,33% dan pangsa pasar nilai 83,33%. Sedangkan potensi unsur penunjang yang mempunyai nilai rendah adalah elemen institusi 50% dan akomodasi 33,33%. Potensi unsur penunjang berupa aksesibilitas, pengelolaan dan pelayanan, iklim, sarana dan prasarana, ketersediaan air bersih, penurunan kualitas lingkungan mempunyai nilai klasifikasi yang tergolong sedang. Hal ini berarti bahwa kawasan CAPS berdasarkan hasil penilaian secara keseluruhan yaitu potensi daya tarik sumber daya alam berupa obyek wisata pantai dan darat serta unsur penunjangnya menunjukkan kawasan CAPS sangat layak untuk dikembangkan kegiatan ekowisata dengan kegiatan utamanya adalah berupa (education, trecking, animal watching, birdwatching). Potensi obyek wisata darat dan pantai harus bisa dikembangkan secara bersama-sama, sehingga pengelolaan ekowisata harus direncanakan dengan baik dan bersinergi antara RPJP CAPS dengan RTRW daerah Kabupaten Malang.

Gambar 5.1 Peta potensi obyek daya tarik wisata alam di Pulau Sempu Potensi Daya Tarik Obyek Wisata Pantai

Pulau Sempu merupakan kawasan konservasi yang mempunyai keunikan dan keindahan alamnya. Salah satu obyek daya tarik wisata yang ada di Pulau Sempu adalah pantainya. Untuk melakukan penilaian potensi daya tarik wisata pantai digunakan kriteria yaitu keindahan, keselamatan dan keamanan pantai, jenis dan warna pasir, variasi kegiatan, kebersihan, lebar pantai dan kenyamanan.

Pulau Sempu mempunyai beberapa pantai dengan pemandangan alam yang indah. Keindahan pantai Pulau Sempu di sebelah utara yang berbatasan dengan teluk Sendang Biru, dengan akses yang cukup mudah pengunjung menyeberang menggunakan jasa angkutan perahu dari pantai Sendang Biru selama ± 15 menit sudah tiba di pingir pantai yang cukup indah. Sedangkan pantai yang berada di sebelah selatan dan timur untuk mencapainya harus melalui jalur trek melewati hutan tropis yang masih utuh untuk mencapai pantainya.

Pada Gambar 5.2 ditunjukan posisi kawasan CAPS yang terlihat dipisahkan oleh selat Sendang Biru yang yang berjarak ± 350-450 m dari Pulau Jawa. Selat Sendang Biru berombak tenang merupakan tempat bersandarnya perahu-perahu nelayan. Setiap hari selat Sendang Biru selalu ramai dengan perahu nelayan yang hilir mudik pada saat berangkat dan pulang mencari ikan di laut. Beberapa lokasi pantai Pulau Sempu (Tabel 5.2) yang menarik perhatian pengunjung/ekowisatawan adalah sebagai berikut :

a. Pantai Waru-waru

Pantai Waru-waru (Gambar 5.3) berada pada koordinat S 08°25’51.0 E 112°41’33.1” terletak di seberang pantai Sendang Biru. Pantai ini sebagian besar vegetasinya adalah jenis pohon Waru (Hibiscus tiliaceus). Pantai Waru-waru merupakan hamparan pasir putih dengan karakter ombak yang tenang dipisahkan oleh selat Sendang Biru dan memiliki panjang pantai ± 150 m. Keberadaan pantai Waru-waru yang berseberangan dengan pantai Sendang Biru banyak menarik perhatian pengunjung pantai Sendang Biru untuk menyeberang dengan naik perahu nelayan ke Pulau Sempu. Di pantai Waru-waru pengunjung bisa berenang, menikmati keindahan dan suasana pantai yang alami.

Gambar 5.3 Pantai Waru-waru dengan pasir putih dan ombak yang tenang. b. Pantai Raas dan pantai Teluk Semut

Pantai Raas (Gambar 5.4) berada pada koordinat S 08°25’59.1” E 112°41’29.6” berada di sebelah selatan pantai Waru-waru. Pantai Raas merupakan lokasi pantai Pulau Sempu yang menjadi tujuan bagi pengunjung yang membawa keluarga. Selain pantainya yang lebar dan luas, dengan pasir putih serta ombak yang tenang menjadikan pantai ini menjadi lokasi favorit pada saat liburan. Pantai Raas banyak ditumbuhi hutan mangrove, menambah keindahan pantainya.

Pantai teluk Semut (Gambar 5.4) berada pada koordinat S 08°26’25.5” E 112°41’03.9” adalah salah satu pantai utara Pulau Sempu. Pantai Teluk Semut merupakan tempat bersandar perahu yanga akan mengantarkan pengujung masuk kawasan cagar alam menuju danau Segara Anakan sekaligus lokasi penjemputan pengunjung yang baru datang dari Segara Anakan. Pantainya berpasir putih dengan ombak yang cukup tenang, panjang pantainya hanya ± 50 m. Pantai Teluk Semut juga banyak ditumbuhi hutan mangrove sehingga dari kejauhan pantainya kelihatan tertutup oleh hutan mangrove yang masih alami.

Gambar 5.4 Pantai Raas dan pantai Teluk Semut c. Pantai Tanjung dan pantai Setumbut

Pantai Tanjung dan pantai Setumbut (Gambar 5.5) berada pada koordinat S 08°26’25.1” E 112°40’53.2” dan S 08°26’34.2” E 112°40’47.4” terletak di sebelah selatan pantai teluk Semut. Pantai Tanjung dan pantai Setumbut merupakan lokasi yang masih sangat alami dan jarang didatangi pengunjung. Pantainya berpasir putih dengan panjang pantai ± 80-100 m.

Gambar 5.5 Pantai Tanjung dan view pantai Setumbut d. Pantai Setigen dan Karetan

Pantai Setigen berada pada koordinat S 08°26’41.8” E 112°40’44.2” dan pantai Karetan (Gambar 5.6) S 08°26’45.0” E 112°40’42.8” merupakan deretan pantai di selatan Pulau Sempu. Pantai Setigen dan pantai Karetan masih sangat alami dan merupakan lokasi yang jarang didatangi pengunjung, namun keindahan pantainya tidak kalah menarik dengan pantai-pantai di sebelah utara Pulau Sempu. Keindahan dan keunikan pantainya adalah ada banyak gugusan batu karang yang ada di tengah laut. Kedua pantai berpasir putih dengan pantai yang lebar, deburan ombak dan angin dari samudra Indonesia sangat terasa, panjang pantainya masing-masing adalah ± 90 m dan ± 230 m.

Gambar 5.6 Pantai Setigen dan pantai Karetan

e. Pantai Pondok Kobong dan Plawangan

Pantai Pondok Kobong dan pantai Plawangan (Gambar 5.7) merupakan pantai di sebelah selatan Pulau Sempu yang berhadapan dengan samudra Indonesia. Pemandangan pantainya sangat indah dan menarik dengan gugusan batu karang yang ada di sekitar pantainya. Pantai Pondok Kobong terletak pada koordinat S 08°26’57.7” E 112°40’45.6” sedangkan pantai Plawangan pada koordinat S 08°27’05.8” E 112°40’48.1”. Pantai Plawangan ditandai adanya batu karang besar di tengah laut dengan lubang besar di tengah-tengahnya, nampak seperti pintu besar dari laut lepas menuju ke arah pantai. Pantai Pondok Kobong dan Plawangan merupakan lokasi yang masih sangat alami dan jarang didatangi pengunjung, keindahan pantainya juga ditunjang pasirnya yang berwarna putih dengan panjang pantai Pondok Kobong ± 100 dan panjang pantai Plawangan ± 220 m. Daya tarik obyek di Pantai pondok Kobong dan Pantai Plawangan, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam, berjemur, memancing, fotografi dan olah raga pantai.

f. Pantai Gladakan dan pantai Baru-baru

Pantai Gladakan dan pantai Baru-baru (Gambar 5.8) berada pada koordinat S 08°27’07.7” E 112°40’51.2” dan S 08°27’03.1” E 112°41’17.5” lokasi pantai di sebelah selatan Pulau Sempu yang berhadapan dengan Samudra Indonesia mendekati Segara Anakan. Pantai Gladakan dan pantai Baru-baru merupakan lokasi yang masih sangat alami dan jarang didatangi pengunjung. Pantainya berpasir putih dengan panjang pantai Gladakan ± 240 dan panjang pantai Baru- baru ± 150 m.

Gambar 5.8 Pantai Gladakan dan pantai Baru-baru g. Segara Anakan

Segara Anakan (Gambar 5.9) berada pada koordinat S 08°27’22.8” E 112°41’23.7” merupakan laguna dan menjadi tujuan utama pengunjung datang ke Pulau Sempu karena kekhasan dan keunikannya memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Segara Anakan adalah danau air asin (air laut) dengan luas ± 4 hektar. Segara Anakan merupakan bagian dari air laut yang terperangkap dalam daratan dan dikelilingi oleh bukit-bukit karang yang terjal. Air laut masuk ke Segara Anakan melalui terowongan di bawah tanah. Selain itu air laut masuk ke dalam Segara Anakan melalui karang bolong (Gambar 5.9).

Panorama alam yang dapat dinikmati di danau Segara Anakan berupa bukit-bukit terjal yang mengitari danau. Bukit-bukit yang mengitari Segara Anakan mempunyai ketinggian antara 25 – 75 meter. Sisi timur danau merupakan pantai berpasir putih yang cukup luas, terbentang dari utara ke selatan hingga mencapai punggung bukit karang pantai selatan. Danau Segara Anakan dapat ditempuh dalam waktu ± 1-1,5 jam dari Teluk Semut melalui jalan track.

h. Pantai Pasir Panjang

Pantai Pasir Panjang (Gambar 5.10) terletak di sisi selatan Pulau Sempu yang berhadapan dengan Samudera Hindia di sebelah barat danau Segara Anakan tepatnya pada koordinat S 08°27’28.0” E 112°41’41.6”. Diantara Segara Anakan dan pantai Pasir Panjang ada dua pantai yaitu pantai Pasir Kembar 1 dan pantai Pasir Kembar 2 (Gambar 5.10). Kondisi fisik pantai Pasir Panjang berupa hamparan pasir putih dan sebagian berupa hamparan baru karang yang naik ke daratan akibat adanya bencana Tsunami tahun 1994 yang menenjang sepanjang pantai selatan Jawa Timur. Pantai Pasir Panjang mempunyai pemandangan yang cukup indah dengan beberapa batu karang besar di tengah laut. Deburan ombak terasa kuat di pantai ini, karena ombak yang pecah menghantam gugusan batu karang yang ada di sekitar pantai. Hal ini berbeda sekali dengan situasi pantai di sebelah utara Pulau Sempu.

Gambar 5.10 Pantai Pasir Panjang dan pantai Pasir Kembar 2 Kegiatan Ekowisata pada Obyek Wisata Pantai

Daya tarik merupakan suatu faktor yang membuat orang mempunyai keinginan untuk melihat dan mengunjungi suatu lokasi obyek wisata alam. Berdasarkan hasil penilaian potensi obyek daya tarik wisata pantai di Pulau Sempu, maka kegiatan ekowisata yang dapat dilakukan adalah kegiatan susur pantai, menikmati pemandangan alam, berenang, snorkeling, animal watching, birdwatching, berlayar dengan nelayan, memancing, berjemur, fotografi, pembelajaran lingkungan dan olah raga pantai.

Kegiatan ekowisata susur pantai menjadi alternatif pembelajaran konservasi bagi pengunjung, apabila nantinya kawasan Pulau Sempu dikembangkan ekowisata. Wisata susur pantai akan sangat menarik karena melewati beberapa

pantai yang indah dan bervariasi potensinya. Namun program ini diperlukan penataan dan perencanaan pengelolaan dengan menggabungkan pengetahuan tentang potensi Pulau Sempu dan aktivitas nelayan Sendang Biru. Program ini akan melibatkan masyarakat sekitar sebagai pemandu/interpreter ekowisata. Diharapkan wisata susur pantai bisa menjadi pengalaman, interpretasi terhadap lingkungan alami dan pembelajaran konservasi bagi pengunjung tentang ekosistem pantai yang ada di Pulau Sempu.

Kegiatan ini bisa dilakukan melalui dua jalur interpretasi yaitu jalur pertama dari pantai Sendang Biru naik perahu menuju pantai Goa Macan disini pengunjung bisa melihat Goa Macan, selanjutnya menuju pantai Gebang, pantai Air tawar pengunjung bisa melihat sumber air tawar yang jernih keluar dari batu besar di pinggir pantai, dilanjutkan ke pantai Raas dan pantai Waru-waru pengunjung bisa berenang, olah raga pantai dan berjemur. Jalur interpretasi kedua adalah dari pantai Sendang Biru naik perahu menuju pantai Teluk Semut dilanjutkan menyusuri jalur patroli menuju pantai Tanjung di pantai ini apabila pengunjung beruntung dapat melihat burung elang laut terbang berputar-putar dari Pulau Sempu, selanjutnya menuju pantai Setumbut, pantai Setigen, pantai Karetan yang berada disebelah selatan Pulau Sempu. Dari pantai Karetan selanjutnya menuju pantai Pondok Kobong dan pantai Plawangan, disini pengunjung bisa menikmati pemandangan lepas pantai yang indah dengan gugusan batu karang di sekitar pantainya. Selanjutnya menuju pantai Gladakan dan pantai Baru-baru, di pantai ini ombak sudah lebih besar dari pantai sebelumnya. Dari pantai Baru-baru pengunjung bisa melanjutkan ke obyek danau Segara Anakan, disini aktivitas ekowisata bisa dilakukan seperti menikmati pemandangan laut lepas samudra Indonesia dari atas batu karang, memancing, animal watching, birdwatching, berjemur, berenang dan snorkeling di danau.

Potensi Daya Tarik Obyek Wisata Darat

Pulau Sempu selain mempunyai keindahan dan keunikan pantainya juga mempunyai potensi obyek wisata darat yang tidak kalah potensinya. Dalam melakukan penilaian potensi daya tarik wisata darat digunakan beberapa kriteria yaitu keindahan alam, keunikan sumberdaya alam, banyaknya potensi sumberdaya alam yang menonjol, keutuhan sumberdaya alam, kepekaan sumberdaya alam, jenis kegiatan wisata alam, kebersihan dan kerawanan kawasan.

a. Keindahan dan keunikan sumberdaya alam

Keindahan alam kawasan CAPS meliputi pandangan lepas dalam obyek berupa hamparan hutan tropis dataran rendah yang masih utuh yang dilihat dari seberang pantai Sendang Biru memberi kesan menakjubkan. Kawasan CAPS (Gambar 5.11) memiliki 4 (empat) tipe ekosistem berbeda yang saling terkait satu sama lain, yaitu ekosistem hutan tropis dataran rendah, ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan pantai dan ekosistem danau. Menurut Raharjo (2005) tipe ekosistem merupakan satu point of interest untuk dikemas sebagai produk ekowisata, semakin beragam dan unik tipe ekosistem yang ada maka akan semakin beragam paket ekowisata yang bisa dikembangkan. Hal ini berarti bahwa kawasan CAPS dengan tipe ekosistem, keanekaragaman flora dan faunanya merupakan modal utama dalam pengembangan produk ekowisata yang menarik.

Gambar 5.11 Ekosistem yang ada pada kawasan CAPS b. Keunikan sumberdaya alam

Pulau Sempu memiliki keunikan sumberdaya alam dan juga flora serta fauna yang merupakan daya tarik utama untuk pengelolaan ekowisata. Pengunjung yang datang ke kawasan selain untuk melihat keindahan fenomena alam danau Segara Anakan juga ingin melihat keunikan flora dan fauna di kawasan CAPS. Hal ini disebabkan kawasan CAPS masih memiliki habitat flora dan fauna yang lengkap mulai dari hutan pantai sampai hutan tropis dataran rendah, hutan pantai, hutan mangrove, dan ekosistem danau yang masih utuh dan tidak terganggu. Adapun beberapa kegiatan ekowisata yang dapat dilakukan adalah animal watching, birdwatching dan pengenalan jenis flora.

1. Kegiatan ekowisata dalam bentuk animal watching merupakan kegiatan pengamatan satwaliar dapat dilakukan pada lokasi yang habitat satwanya masih utuh dan tidak terganggu. Kegiatan ini sesuai dilakukan di Pulau Sempu, berdasarkan inventarisasi yang dilakukan oleh BKSDA Jawa Timur II (1999) di kawasan terdapat 16 jenis mamalia. Sedangkan satwa yang sering dan banyak dijumpai adalah jenis Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Lutung jawa (Trachypitecus auratus) (Gambar 5.12). Dalam pengamatan satwa liar pengunjung harus menyiapkan peralatan seperti binocular, kamera dan mengetahui perilaku serta bagaimana mengamati satwa liar.

Gambar 5.12 Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Lutung Jawa (Trachypitecus auratus)

2. Kegiatan ekowisata dalam bentuk birdwatching di pulau Sempu ini terdapat dua lokasi yang cukup strategis untuk pengamatan satwa liar terutama burung yaitu Segara Anakan dan Telaga Lele, namun di blok lain juga sering dijumpai. Berdasarkan data (BKSDA Jawa Timur II, 1999) di kawasan Pulau sempu terdapat 47 jenis Aves (Tabel 4.2) terdiri dari jenis burung migrant dan menetap. Beberapa jenis burung sering dijumpai diantaranya burung pelatuk, yang terdengar suara pelatuknya yang kuat mematuk batang-batang pohon tua, Julang mas (Aceros undulates), Rangkong badak (Buceros rhinoceros), Kuntul karang (Egretta sacra) dan (Gambar 5.13) Elang laut perut putih (Haliaetus leucogaster) yang sedang terbang di sekitar pantai Tanjung Pulau Sempu.

Gambar 5.13 Elang laut perut putih (Haliaetus leucogaster) di Pulau Sempu 3. Pengenalan jenis flora sebagai pendidikan konservasi bagi pengunjung dapat

dilakukan di kawasan Pulau Sempu. Kegiatan ini dalam pengembangannya memerlukan perencanaan dari pengelola. Kegiatan yang perlu dilakukan pengelola dalam pengenalan jenis flora adalah membuat jalur interpretasi potensi flora dengan melakukan penandaan pohon. Menurut Kramadibrata et al. (2010) di kawasan Pulau Sempu terdapat 70 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 63 marga dan 31 suku (Tabel 4.1). Pengenalan jenis flora

akan melibatkan masyarakat sebagai pemandu/interpreter ekowisata, sehingga perlu ada pelatihan dan pembinaan bagi pemandu lokal dalam pengenalan (Gambar 5.14) jenis flora yang ada di kawasan Pulau sempu.

Gambar 5.14 Jamur (Stereum sp) dan Bunga bangkai (Amorphophallus sp) c. Potensi Sumberdaya Alam yang Menonjol

Kawasan CAPS selain dikenal dengan keunikan dan fenomena sumber daya alam seperti goa dan sumber air tawar di pantai (Gambar 5.15). Namun juga bisa menjadi sebuah ancaman apabila pengelolaanya tidak dilakukan dengan maksimal. Potensi ancaman terutama terjadi pada flora dan fauna yang ada di kawasan, oleh karena itu pengelola BBKSDA Jatim harus segera membuat pengelolaan untuk mengatasi permasalahan peningkatan jumlah kunjungan ke dalam kawasan. Dengan demikian pengunjung tidak menjadi ancaman terhadap kelestarian potensi flora dan fauna, akibat keinginan masyarakat untuk memanfaatkan potensi kawasan CAPS.

Gambar 5.15 Goa macan dan sumber air tawar di pantai air tawar

Dokumen terkait