• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan

Hasil uji pendahuluan konsentrasi kitosan untuk mendapatkan kisaran konsentrasi kitosan yang efektif dapat dilihat pada lampiran 2 - 3.

Hasil

analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan

Perlakuan Mortalitas (%)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009 K1A1 42,50b 70,00b K2A1 47,50b 85,00a K3A1 30,00c 55,00c K4A1 20,00d 47,50d K1A2 45,00b 75,00b

K2A2 55,00a 85,00a

K3A2 30,00c 57,50c

K4A2 20,00d 52,50cd

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yamg sama berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 1. menunjukkan bahwa pada uji pendahuluan konsentrasi kitosan diperoleh rataan mortalitas rayap tertinggi yaitu 85,00% dan berbeda nyata dengan semua perlakuan. Mortalitas rayap tertinggi pada konsentrasi kitosan 1% pada perlakuan K2A1 dengan aplikasi semprot dan perlakuan K2A2 dengan aplikasi umpan. Pada konsentrasi kitosan 1% (K2A1 dan K2A2) sudah mampu untuk membunuh rayap, sedangkan pada K4A1 dan K4A2 dengan konsentrasi kitosan 100% diperoleh rataan mortalitas rayap yang rendah, hal ini karena pada konsentrasi kitosan 100% larutannya terlalu kental sehingga sulit untuk dilakukan aplikasi terhadap rayap.

Konsentrasi kitosan yang efektif yaitu 1%, konsentrasi ini dijadikan konsentrasi standart untuk selanjutnya dilakukan uji utama konsentrasi kitosan dengan kisaran konsentrasi yang lebih kecil dan diuji dengan cara aplikasi yang berbeda.

Pengaruh konsentrasi kitosan terhadap rataan mortalitas rayap pada uji pendahuluan dapat dilihat pada histrogram gambar 5.

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 5. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C.curvignathus) (%) pada Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan.

Histogram gambar 5 menujukan bahwa rataan mortalias rayap tertingi pada perlakuan K2A1 dan K2A2 dengan konsentrasi kitosan 1%, dan terendah pada K4A1 dengan konsentrasi kitosan 100%. Pada perlakuan K1A1 dan K1A2 dengan konsentrasi kitosan 0,1% sudah bisa membunuh rayap tetapi morlalitas rayap lebih tinggi pada konsentrasi kitosan 1%, maka dijadikan sebagai konsentrasi acuan untuk dilanjutkan kepada uji utama.

Uji Utama

1. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot

Hasil uji utama konsentrasi kitosan dengan aplikasi semprot dapat dilihat pada lampiran 4 - 5. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda sangat nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009 Perlakuan Mortalitas (%) 2HSA 4HSA S0 (kontrol) 5,00d 12,50d S1 (0,1%) 10,28d 13,89d S2 (0,5%) 10,56cd 19,44c S3 (1%) 20,56bc 33,33c S4 (2%) 26,39b 47,22b

S5 (termitisida) 78,87a 86,11a

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan S5 (termitisida) yaitu 86,11%, terendah pada perlakuak S0 (kontrol) dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Pada perlakuan dengan menggunakan kitosan rataan mortalitas rayap tertinggi pada S4 (2%) yaitu 52,50% dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.

Mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan S5 karena perlakuan ini menggunakan termitisida. Daya bunuh termitisida lebih tinggi jika dibandingka n dengan menggunakan kitosan, karena kitosan tidak langsung membunuh rayap tetapi mengganggu sistem pencernaan rayap dan bersifat sebagai racun perut. Hal ini sesuai dengan literatur Prasetiyo dan Yusuf (2005) yang menyatakan bahwa kitosan bersifat nontoksik sehingga tidak langsung membunuh rayap (slow action). Namun kitosan akan mengganggu kinerja protozoa dalam sistem pencernaan rayap yang menyebabkan rayap tidak bisa memperoleh sumber makanan yang dihasilkan protozoa, akibatnya secara perlahan akan membunuh rayap.

Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi kitosan terhadap rataan mortalitas rayap pada uji utama konsentrasi kitosan dengan aplikasi semprot dapat dilihat pada histrogram gambar 6.

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 6. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) pada Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot

Histogram gambar 6 menunjukan bahwa mortalitas rayap yang tertinggi pada pada perlakuan S5 dengan menggunakan termitisida dan terendah pada perlakuan S0 (kontrol). Sedangkan untuk perlakuan dengan menggunakan kitosan mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan S4 dengan konsentrasi kitosan 2%, dan terendah pada perlakuan S1 dengan konsentrasi kitosan 0,1%, hal ini terlihat jelas pada gambar.

2. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan

Hasil uji konsentrasi kitosan dengan aplikasi umpan dapat dilihat pada lampiran 6 - 7. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Alikasi Umpan

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

2HSA 4HSA

U0 (kontrol) 0,00e 5,00e

U1 (0,1%) 7,50d 20,28d

U2 (0,5%) 15,00cd 36,11c

U3 (1%) 22,50c 60,00b

U4 (2%) 40,00b 63,05b

U5 (termitisida) 70,00a 89,44a

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yamg sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 3 menunjukkan bahwa mortalitas rayap tertinggi yaitu 89,44% pada perlakuan U5 (termitisida), terendah pada perlakuan U0 (kontrol) dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Untuk perlakuan dengan menggunakan kitosan, rataan mortalitas rayap tertinggi yaitu 63,05% pada perlakuan U4 (2%) dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan U3 (1%).

Mortalitas rayap pada tabel 3 (aplikasi umpan) lebih tinggi jika dibandingkan dengan mortalitas rayap pada tabel 2 (aplikasi semprot). Karena penggunaan kitosan dengan aplikasi umpan lebih efektif membunuh rayap. Teknik pengumpanan kitosan bersifat spesifik dan tepat sasaran. Hal ini sesuai dengan literatur French 1994 dalam Kadarsih (2005) yang menyatakan pengumpanan adalah salah satu teknik pengendalian yang ramah lingkungan. Teknik pengumpanan selain untuk mengendalikan juga dapat digunakan untuk mempelajari keragaman rayap tanah. Pemakaian teknik pengumpanan bila dibandingkan dengan teknik pengendalian rayap yang lain memiliki keunggulan antara lain : tidak mencemari tanah, tepat sasaran, bersifat spesifik, dan memudahkan pengambilan sampel.

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi kitosan terhadap rataan mortalitas rayap pada uji konsentrasi kitosan dengan aplikasi umpan dapat dilihat pada histrogram gambar 7.

Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

Dokumen terkait