• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Bentar UJI TOKSISITAS KITOSAN UNTUK

MENGENDALIKAN RAYAP (Coptotermes curvignathus

Holmgren)

(Isoptera : Rhinotermitidae) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH :

GUSTI ENDAH WULANDARI 040302002

HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

UJI TOKSISITAS KITOSAN UNTUK MENGENDALIKAN

RAYAP (Coptotermes curvignathus Holmgren)

(Isoptera : Rhinotermitidae) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH :

GUSTI ENDAH WULANDARI 040302002

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh : Komisi pembimbing

Ir. Amansyah Siregar Ir. Suzana F. Sitepu

Ketua Anggota

Ir. Aidi Daslin Sagala MS

MEDAN

Pembimbing Lapangan

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

2009

ABSTRACT

(4)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

(5)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

(6)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Gusti Endah Wulandari lahir tanggal 03 September 1986 di Tanjung Mulia Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat dari Ayahanda Tubagus dan Ibunda Misherwani. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu :

- Tahun 1998 lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 056622 Tg. Mulia Kecamatan Hinai.

- Tahun 2001 lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Hinai.

- Tahun 2004 lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Stabat. - Tahun 2004 diterima di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan

Faskultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Pengalaman Kegiatan Akademis

1. Tahun 2004 – 2009 menjadi anggota Komunikasi Muslim HPT (Komus HPT).

2. Tahun 2004 – 2009 menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) di bidang Pendidikan.

3. Tahun 2006 – 2008 menjadi asisten di Laboratorium Penyakit Tanaman Perkebunan.

4. Tahun 2007 mengikuti pelatihan Pembuatan Kompos di FP USU

(7)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

6. Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni sampai Juli di PTP Nusantara IV, Bahbutong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

(8)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Uji Toksisitas Kitosan untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) di Laboratorium” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada komisi pembimbing Bapak Ir. Amansyah Siregar selaku ketua dan kepada Ibu Ir. Suzana F. Sitepu selaku

anggota serta kepada Bapak Ir. Aidi Daslin Sagala MS selaku pembimbing lapangan yang telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

(9)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Tujuan Penelitian... 3

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Rayap (Coptotermes curvignatus Holmgren)... 4

Kasta Rayap ... 5

Perilaku Rayap ... 8

Sistem Sarang ... 10

Rayap Sebagai Hama ... 11

Pengendalian Rayap ... 12

Kitosan ... 13

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

Bahan dan Alat ... 16

Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan ... 16

Uji Utama ... 17

Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot ... 17

Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan ... 18

Uji Perbandingan Cara Aplikasi Kitosan ... 18

Pembuatan Kitosan ... 20

Pelaksanaan Penelitian ... 22

(10)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan ... 24

Uji Utama ... 26

Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot ... 26

Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan ... 28

Uji Perbandingan Cara Aplikasi Kitosan ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 35

Saran... 35 DAFTAR PUSTAKA

(11)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1 Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada

Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan ... 24 Tabel. 2. Rataan MortalitasRayap (C. curvignathus) (%) pada

Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot ... 26 Tabel. 3. Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada

Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan ... 28 Tabel. 4. Pengaruh Konsentrasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas

Rayap (C. curvignathus) (%) ... 30 Tabel. 5. Pengaruh Cara Aplikasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas

Rayap (C. curvignathus) (%) ... 32 Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi dan Cara Aplikasi Kitosan terhadap

(12)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Ratu Rayap ... 5

2. Kasta Prajurit ... 6

3. Kasta Pekerja ... 7

4. Koloni Rayap C. curvignathus ... 9

5. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan ... 25

6. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot ... 26

7. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan ... 29

8. Histogram Pengaruh Konsentrasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) ... 31

9. Histogram Pengaruh Cara Aplikasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) ... 32

(13)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran. 1. Bagan Penelitian ... 38 Lampiran. 2. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Konsentrasi Kitosan 2HSA ... 42 Lampiran. 3. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Konsentrasi Kitosan 2HSA ... 44 Lampiran. 4. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot 2HSA ... 46 Lampiran. 5. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot 4HSA ... 48 Lampiran. 6. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan 2HSA ... 50 Lampiran. 7. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan 4HSA ... 52 Lampiran. 8. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Perbandingan Cara Aplikasi Kitosan dengan 2HSA ... 54 Lampiran. 9. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(%) pada Uji Perbandingan Cara Aplikasi Kitosan dengan 4HSA ... 57 Lampiran.10.Data Kelembaban (RH) dan Suhu (Ot) di Laboratorium Proteksi

Balai Penelitian Sungai Putih

(14)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rayap adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu komonitas yang disebut koloni. Mereka tidak memiliki kemampuan hidup lebih lama bila tidak berada dalam koloninya. Komunitas tersebut bertambah efektif dengan adanya spesialisasi (kasta) dimana masing-masing kasta mempunyai bentuk dan peran yang berbeda dalam kehidupannya (Nandika dkk, 2003).

Rayap memiliki habitat yang unik dalam suatu ekosistem. Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus biogeochemical (dekomposer bahan organik) seperti siklus nitrogen, karbon, sulfur, oksigen, dan fosfor. Mudahnya rayap beradaptasi dengan lingkungan mengakibatkan mereka bisa ditemui di hampir semua bentuk ekosistem (Prasetiyo dan Yusuf, 2005).

Semula rayap memang merupakan pembersih sampah alam, namun setelah lingkungan hidupnya menjadi kecil oleh pemukiman manusia, maka untuk menjaga kelestarian hidupnya mereka menyerbu tempat manusia untuk mendapatkan makanan (Hasan, 1986).

(15)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

komponen kayu di perumahan Indonesia per tahun mencapai 1,6 triliyun rupiah (Prasetiyo dan Yusuf, 2005).

Serangkaian penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan dan kerusakan pada bangunan gedung akibat serangan rayap di berbagai daerah sangat besar. Rata-rata persentase serangan rayap pada bangunan perumahan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Batam mencapai lebih dari 70% (Nandika dkk, 2005).

Sampai saat ini, pengendalian serangan rayap skala lapangan sebagian besar memakai bahan kimia yang sangat beracun dan tidak ramah lingkungan. Metode pengendalian rayap lainnya adalah secara biologi. Cara ini memanfaatkan nematoda, bakteri, dan jamur yang diumpankan kepada rayap sehingga akan mengganggu sistem pencernaan rayap (Prasetiyo dan Yusuf, 2005).

Beberapa penelitian berusaha mencari bahan yang efektif mengendalikan serangan rayap sebagai pengganti bahan kimia yang selama ini umum digunakan yaitu kitosan yang memiliki bentuk yang spesifik, mengandung gugus amin dalam rantai karbonnya yang bermuatan positif yang berlawanan dengan polisakarida lainnya (Prasetiyo dan Yusuf, 2005).

(16)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui toksisitas kitosan dalam mengendalikan rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) di laboratorium.

Hipotesa Penelitian

Kitosan pada konsentrasi 1% dan diaplikasikan dengan cara pengumpanan lebih toksik untuk membunuh rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren).

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

(17)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren)

Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) termasuk kedalam ordo Isoptera dan famili Rhinotermitidae.

Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat mencapai ± 36000 sehari bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. Bentuk telur rayap ada yang berupa butiran yang lepas dan ada pula yang berupa kelompok terdiri dari 16-24 butir telur yang melekat satu sama lain. Telur-telur ini berbentuk silinder dengan ukuran panjang yang bervariasi antara 1-1,5 mm (Hasan, 1986). Telur C. curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari (Nandika dkk, 2003).

Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai

kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron (Nandika dkk, 2003).

(18)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

menyerupai duri. Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan (Nandika dkk, 2003).

Kasta Rayap

Masyarakat rayap terdiri atas kelompok-kelompok yang disebut kasta. Masing-masing kasta mempunyai tugas sendiri-sendiri yang dilakukan dengan tekun selama hidup mereka, demi untuk kepentingan kesejahteraan, keamanan dan kelangsungan hidup seluruh masyarakatnya (Hasan, 1984).

1. Kasta Reproduktif

Kasta ini terdiri atas reproduktif primer dan reproduktif suplementer. Kasta reproduktif primer berasal dari rayap dewasa atau laron (Hasan, 1984). Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk ratu dan raja baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu

dan raja baru ini disebut reproduktif suplementer atau neoten (Tarumingkeng, 2001).

Gambar 1. Ratu Rayap

(19)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

2. Kasta Prajurit

Kasta prajurit berbeda dari kasta-kasta lainnya karena perkembangan kepala dan mandibulanya. Jumlah prajurit dalam satu koloni biasanya tidak lebih dari 10% (Hasan, 1984). Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh kekar karena penebalan kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik diantara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut makanan (Tarumingkeng, 2001).

Kasta prajurit mampu menyerang musuhnya dengan mandibel yang dapat menusuk, mengiris, dan menjepit. Biasanya gigitan kasta prajurit pada tubuh

musuhnya susah dilepaskan sampai prajurit itu mati sekalipun (Nandika dkk, 2003).

Gambar 2. Kasta Prajurit

(20)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80% populasi dalam koloni merupakan individu-individu pekerja (Tarumingkeng, 2001). Kasta pekerja terdiri dari nimfa dan dewasa yang steril, memiliki warna yang pucat dan mengalami penebalan di bagian kutikula, tanpa sayap dan

biasanya tidak memiliki mata, memiliki mandibel yang relatif kecil (Borror and De Long, 1971).

Walaupun kasta pekerja tidak terlibat dalam proses perkembangbiakan koloni dan pertahanan, namun hampir semua tugas koloni dikerjakan oleh kasta ini. Kasta pekerja bekerja terus tanpa henti, memelihara telur dan rayap muda. Kasta pekerja bertugas memberi makan dan memelihara ratu, mencari sumber makanan, membuat serambi sarang, dan liang-liang kembara, merawatnya, merancang bentuk sarang, dan membangun termitarium. Kasta pekerja pula yang memperbaiki sarang bila terjadi kerusakan (Nandika dkk, 2003).

(21)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 3. Kasta Pekerja

Perilaku Rayap

Pola perilaku rayap adalah kriptobiotik atau sifat selalu menyembunyikan diri, mereka hidup di dalam tanah dan bila akan invasi mencari objek makanan juga menerobos di bagian dalam, dan bila terpaksa harus berjalan di permukaan yang terbuka mereka membentuk pipa pelindung dari bahan tanah atau humus (Tarumingkeng, 2004).

(22)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Feromon adalah hormon yang dikeluarkan untuk pengaturan populasi koloni misalnya mengatur individu mana yang akan menjadi neoten, menjadi pekerja, prajurit dan fungsi-fungsi fisiologis yang lain (Tarumingkeng, 2004).

Setiap koloni rayap mengembangkan karakteristik tersendiri berupa bau yang khas untuk membedakannya dengan koloni yang lain. Rayap dapat menemukan sumber makanan karena mereka mampu untuk menerima dan mentafsirkan setiap rangsangan bau yang esensial bagi kehidupannya. Bau yang dapat dideteksi rayap berhubungan dengan sifat kimiawi feromonnya sendiri (Anonimus, 2008).

Sifat kanibal terutama menonjol pada keadaan yang sulit misalnya kekurangan air dan makanan, sehingga hanya individu yang kuat saja yang dipertahankan, yaitu dengan membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja. Kanibalisme berfungsi untuk mempertahankan prinsip efisiensi dan konservasi energi, dan berperan dalam pengaturan homeostatika (keseimbangan kehidupan) koloni rayap (Tarumingkeng, 2001).

(23)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 4. Koloni Rayap C.curvignathus

Sumber :

Sistem Sarang

Membuat sarang dan hidup di dalam sarang merupakan karakteristik dari seramgga sosial. Beberapa jenis rayap membuat sarangnya dalam bentuk lorong-lorong di dalam kayu atau lorong-lorong-lorong-lorong di dalam tanah, tetapi jenis rayap tertentu sarangnya membentuk bukit bukit dengan konstruksi sarang yang yang sangat kokoh dan sangat luas (Nandika dkk, 2003).

(24)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

mm,dan liat < 0,002 mm. Sedangkan kotoran dan air liur berfungsi sebagai perekat dalam pembuatan sarang (Nandika dkk, 2003).

Dalam sarang rayap ada pasokan udara yang kontinu, sehingga suhu dan kelembaban di dalamnya relatif tetap. Dinding yang tebal dan keras pada sarang rayap melindungi bagian dalam dari panas di luar sarang. Sirkulasi udara diatur dengan membuat terowongan khusus pada sisi dinding sebelah dalam. Sementara itu, pori-pori yang terdapat pada dinding berfungsi untuk menyaring udara (Yahya, 2003).

Coptotermes dan anggota Rhinotermitidae lainnya menggunakan selulosa yang tidak tercerna dan sebagian sisa pencernaan untuk membangun dan memperluas sarang mereka. Selulosa ini dicampur dengan partikel-partikel tanah dan dibasahi dengan air liur untuk selanjutnya digunakan sebagai pembentuk dinding dan ruangan-ruangan di dalam sarang. Kotoran rayap (fases) digunakan selain untuk membangun sarang juga digunakan untuk menutup kembali lubang yang digunakan oleh laron (alates) terbang keluar dari sarang,. Feaces cair digunakan untuk membangun penghalang di dalam dan di sekitar sarang guna memperlancar pergerakan udara dan memperkuat pertahanan terhadap musuh alaminya (Nandika dkk, 2003).

Rayap Sebagai Hama

(25)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

membentuk liang-liang dengan lubang-lubang tertentu kedalam jaringan yang hidup dan akhirnya membunuh pohon (Anonimus, 2006).

C. curvignathus hidup di hutan Sumatera dan Malaysia khususnya didataran rendah dan daerah regional dengan curah hujan yang merata. Sarang bisa ditemuka n di batang-batang yang telah mati baik dibawah ataupun di atas tanah dan biasanya membuat terowongan 6 mm – 90 mm panjangnya dan kedalamamnya 30-60 cm. Ketika hutan tertentu ditentukan untuk diolah dan dibersihkan dari kayu-kayu hutan maka tanaman karet yang masih muda akan sangat gampang untuk diserang (Kalshoven, 1981).

Rayap sering menimbulkan kerusakan pada tanaman karet dengan cara menggerek batang dari ujung stum hingga akar sehingga mata okulasi tidak bisa tumbuh lagi. Rayap juga memakan akar sehingga pertumbuhan tanaman merana dan akhirnya mati. Serangan yang paling berat terjadi pada perkebunan karet yang banyak terdapat tunggul dan sisa akar (Anonimus, 1999).

Rayap biasanya membangun sarang utamanya pada tunggul-tunggul di bawah tanah dengan terowongan yang berliku-liku. Sarangnya terbuat dari campuran gerekaan kayu dan tanah yang dilekatkan. Dalam sarang inilah ratu meletakkan telur yang banyak jumlahnya. Makanan rayap adalah kayu tanaman yang sudah mati maupun yang masih hidup (Anonimus, 1999).

Pengendalian Rayap

(26)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

perakaran tanaman yang terserang atau dengan cara penyiraman disekitar parakaran tanaman (Nandika dkk, 2003).

Racun akut yang kebanyakan dari kelompok fosfat-organik atau organofosfat dan karbamat kurang dapat mengendalikan populasi rayap karena sifatnya yang tidak tahan lama (non persistent) di lingkungan, walaupun keakutannya luar biasa. Salah satu contoh fosfat organik yang sering digunakan untuk soil treatment terhadap rayap penyerang bangunan adalah chlorpyrifos (Tarumingkeng, 2004).

Pengumpanan adalah salah satu teknik pengendalian yang ramah lingkungan. Dilakukan dengan menginduksi racun slow action ke dalam kayu umpan, dengan sifat trofalaksisnya kayu tersebut dimakan rayap pekerja dan disebarkan ke dalam koloninya. Teknik pengumpanan selain untuk mengendalikan juga dapat digunakan untuk mempelajari keragaman rayap tanah. Pemakaian teknik pengumpanan bila dibandingkan dengan teknik pengendalian rayap yang lain memiliki keunggulan antara lain : tidak mencemari tanah, tepat

sasaran, bersifat spesifik, dan memudahkan pengambilan sample (French 1994 dalam Kadarsih, 2005).

Menurut Bakti (2004) nematoda Steinernema carpocapsae memiliki efektifitas cukup baik untuk mengendalikan rayap. Umumnya nematoda termasuk

S. carpocapsae banyak ditemukan di dalam tanah, sehingga diharapkan rayap

C. curvignathus yang selalu berhubungan dengan tanah akan dapat dimanfaatkan

sebagai agen hayati. Pemberian nematoda dengan jumlah terkecil menimbulkan

mortalitas 38,16% dan dengan jumlah tertinggi menimbulkan mortalitas 60,80%.

(27)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Kitosan adalah ikatan polisakarida tunggal yang terdiri dari -(1-4) yang berikatan D-glucosamine (unit diacetil) dan N-acetyl-D-glucosamine (unit acetil). Rangkaian ini memiliki nilai yang komersil dan kemungkinan penggunaan dalam pengendalian biologis (Anonimus, 2007).

Kitosan dapat dihasilkan dari limbah cangkang udang yang banyak tersedia di Indonesia melalui beberapa proses, yaitu demineralisasi dan deproteinisasi cangkang udang serta deasetilisasi kitin menjadi kitosan (Prasetiyo, 2006).

Sebagian besar limbah udang yang dihasilkan oleh usaha pengolahan udang berasal dari kepala, kulit udang dan ekornya. Kulit udang mengandung protein (25%-40%), kitin (15-20) dan kalsium karbonat (45%-50%). Kandunagn kitin dari kulit udang lebih sedikit dibandingkan dengan kulit atau cangkang kepiting. Kandungan kitin pada limbah kepiting mencapai 50%-60%, sementara limbah udang menghasilkan 42%-57%, sedangkan cumi-cumi dan kerang, masing-masing 40% dan 14-35%. Namun karena bahan baku yang mudah diperoleh adalah udang, maka proses kitin dan kitosan biasanya lebih memanfaatkan limbah udang (Widodo dkk, 2006).

Pada saat ini kitosan memiliki spectrum penggunaan yang luas dalam industri dan kesehatan. Penggunaannya lebih luas dibandingkan dengan kitin. Kitosan dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan limbah cair, pelapis kapsul obat, pengawet makanan, kosmetika, antikolesterol, pemmbungkus ikan dalam industri

(28)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Melalui beberapa percobaan yang dilakukan El Grauth et al. tahun 1992 membukt ikan kitosan memiliki kemampuan bioktif. Polikation alami dari kitosan dapat menghambat pertumbuhan pathogen seperti Fusarium oxysporum dan Rhizoctonia solani (Prasetiyo dan Yusuf, 2005). Kitosan juga diketahui

menghambat germinasi (perkecambahan) spora dan pertumbuhan kapang Bothia cineria dan Rhizopus stolonifer pada buah stobery (Shaleh, 2007).

Kitosan bersifat nontoksik sehingga tidak langsung membunuh rayap (slow action). Namun kitosan akan mengganggu kinerja protozoa dalam sistem pencernaan rayap yang menyebabkan rayap tidak bisa memperoleh sumber makanan yang dihasilkan protozoa. Akibatnya secara perlahan akan membunuh rayap (Prasetiyo dan Yusuf, 2005).

Sifat-sifat kitosan diantaranya adalah struktur molekulnya tertentu, dalam keadaan cair sensitif terhadap kekuatan ion tinggi, dan daya repulsif antara fungsi amin menurun sesuai dengan fleksibilitas rantai kitosan. Penggabungannya dalam ruang distabilkan oleh ikatan hidrogen di dalam dan di luar rantai, menghasilkan suatu molekul resisten yang tahan terhadap stres mekanik dan kemampuan mengembangnya bertambah (Prasetiyo, 2006).

(29)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

yang tidak diaplikasi kitosan. Jenis rayap yang dijadikan bahan penelitian adalah rayap tanah (C. curvignathus Holmgren) dan rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light) yang merupakan jenis rayap di Indonesia yang paling banyak menyerang dan sangat merugikan (Prasetito, 2006).

Dalam skala lapangan diperkirakan dengan aplikasi kitosan, seluruh koloni rayap akan dapat dibasmi karena rayap memiliki perilaku yang dapat mendukung keberhasilan metode ini, yaitu trofalaksis (saling menjilati mulut antar-rayap untuk memberikan cairan makanan). Dengan demikian, penyebaran kitosan akan

lebih cepat karena kitosan akan ikut dalam cairan makanan tersebut (Prasetiyo, 2006).

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Balai Penelitian Tanaman Karet Sungai Putih, dengan ketinggian ± 80 meter dari permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai November 2008.

Bahan dan Alat

(30)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Adapun alat yang digunakan adalah cangkul, gunting, toples dengan diameter 15 cm dan panjang 25 cm, blender, panci, timbangan, petridish, hot plate, stiler magnetic, erlenmeyer 5000 ml, thermometer, batang statif, oven, autoclave, gelas ukur 100 ml, batang pengaduk, hand sprayer, pinset, kuas, ayakan 40-60 mesh, dan kain muslin.

Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan

Tujuannya untuk mendapatkan kisaran konsentrasi kitosan dan cara aplikasi yang efektif untuk membunuh rayap. Konsentrasi yang diuji adalah konsentrasi sementara, setelah didapatkan konsentrasi kitosan yang efektif kemudian diuji kembali pada uji utama dengan kisaran dosis yang lebih kecil.

Uji utama dilakukan setelah diperoleh konsentrasi yang efektif dan dijadikan konsentrasi standar untuk dibandingkan dengan termisida agar dapat dipakai untuk mengendalikan rayap.

Pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 8 perlakuan dan 4 ulangan yaitu :

(31)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah ulangan = 4 Jumlah keseluruhannya = 32 Jumlah rayap dalam 1 toples = 10 ekor Jumlah rayap yang diperlukan = 320 ekor

Uji Utama

Pada uji pendahuluan konsentrasi kitosan diperoleh data rataan persentase mortalitas (%) rayap C.curvignathus yaitu:

Perlakuan Mortalitas (%)

2HSA 4HSA

Berdasarkan uji pendahuluan, konsentrasi kitosan yang efektif untuk membunuh rayap yaitu pada konsentrasi 1% terlihat pada tabel bahwa mortalitas rayap tertinggi yaitu 85,00% dan berbeda nyata debgan perlakuan yang lain.

Uji utama dilakukan berdasarkan pada uji pendahuluan, konsentrasi kitosan yang efektif yaitu 1% kemudian dijadikan konsentrasi standart dan diuji kembali dengan kisaran konsentrasi yang lebih kecil dan berdasarkan cara aplikasi yang berbeda kemudian dibandingkan dengan kontrol dan termitisida

1. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot

(32)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

S0 : Kontrol S1 : 0,1 % kitosan S2 : 0,5% kitosan S3 : 1% kitosan S4 : 2% kitosan

S5 : Termitisida (dosis anjuran) Jumlah perlakuan : 6

Jumlah ulangan : 4

Jumlah keseluruhannya : 24 Jumlah rayap dalam 1 toples : 10 ekor Jumlah rayap yang diperlukan: 240 ekor

2. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan

Pengujian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan yaitu:

U0 : Kontrol U1 : 0,1 % kitosan U2 : 0,5% kitosan U3 : 1% kitosan U4 : 2% kitosan

U5 : Termitisida (dosis anjuran) Jumlah perlakuan : 6

(33)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah keseluruhannya : 24 Jumlah rayap dalam 1 toples : 10 ekor Jumlah rayap yang diperlukan: 240 ekor

3. Uji Perbandingan Cara Aplikasi Kitosan

Pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 12 perlakuan kombinasi dan 3 ulangan yaitu:

Faktor pertama yaitu C (konsentrasi kitosan) C0 : kontrol

C1 : 0,1% kitosan C2 : 0,5% kitosan C3 : 1% kitosan C4 : 2% kitosan

C5 : termitisida (dosis anjuran) Faktor kedua yaitu A (cara aplikasi) A1 : aplikasi semprot

(34)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah ulangan : 3

Jumlah keseluruhannya : 36 Jumlah rayap dalam 1 toples : 10 ekor Jumlah rayap yang diperlukan: 360 ekor

Pembuatan Kitosan

Kitosan dibuat berdasarkan metode yang digunakan oleh Prasetiyo dan Yusuf (2005) yaitu :

a. Demineralisasi

Kulit udang dicuci dengan air mengalir sampai air cuciannya menjadi bening, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Selanjutnya kulit udang tadi dicuci menggunakan air panas sebanyak 2 kali sambil diaduk, kemudian direbus selama 10 menit. Setelah direbus, kulit udang ditiriskan dan dikeringkan. Kulit udang yang sudah kering digiling sampai menjadi serbuk berukuran 40-60 mesh. Setelah itu, serbuk kulit udang dicampur dengan asam klorida (HCl) 1 N dengan perbandingan 10 : 1. Larutan tersebut diaduk secara merata selama 1 jam, lalu dipanaskan pada suhu 900 C selama 1 jam. Residu berupa padatan dicuci dengan air sampai pH netral. Selanjutnya, residu padatan ini dikeringkan dalam oven pada suhu 800 C selama 24 jam.

b. Deproteinasi

(35)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

larutan disaring dan didinginkan hingga diperoleh residu padatan, residu padatan ini dicuci dengan air sampai pH netral dan dikeringkan pada suhu 800 C selama 24 jam.

c. Deasetilisasi Khitin Menjadi Kitosan

Kitosan dibuat dengan menambahkan NaOH (50%) dengan perbandingan 20 : 1 (pelarut berbanding khitin). Larutan tersebut diaduk selama 1 jam, lalu dipanaskan selama 90 menit pada suhu 120-1400 C. larutan tadi disaring hingga diperoleh residu berupa padatan. Residu padatan tadi dicuci dengan air sampai pH netral, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 700 C selama 24 jam.

Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Rayap

Rayap dan sarangnya diambil dari lapangan kemudian dimasukkan kedalam ember dan dipelihara di dalam laboratorium. Rayap yang digunakan adalah rayap dari karta pekerja.

2. Aplikasi Kitosan

Sebelum dilakukan aplikasi kitosan terlebih dahulu disiapkan toples yang telah dilapisi kertas tisu dan dibasahi dengan air untuk menjaga kelembaban, kemudian diletakkan kayu lapuk, sisa sarang dan tanah.

(36)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

dalam petridish dan disemprot dengan larutan kitosan sesuai dengan perlakuan. Kemudian rayap dimasukkan dalam toples dan diberi kertas saring berbentuk lingkaran dengan diameter 8 cm sebagai pakan

Untuk aplikasi dengan menggunakan umpan digunakan kertas saring yang berdiameter 8 cm dipotong berbentuk lingkaran dan direndam selama 24 jam dalam larutan kitosan sesuai dengan konsentrasi dan dikering anginkan, kemudian diberikan kepada rayap dalam toples sebagai pakan.

Peubah Amatan

Parameter yang diamati yaitu persentase mortalitas rayap, dilakukan dengan interval waktu 2 hari yaitu 2 dan 4 hari setelah aplikasi. Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

rayap yang mati

Persentasi Mortalitas = x 100% rayap yang diaplikasi

Untuk melihat pengaruh kontrol terhadap perlakuan digunakan rumus Abbott Po – Pc

Pt = x 100% 100 – Pc

Keterangan :

(37)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Po : persentase mortalitas pada plot perlakuan Pc : persentase mortalitas pada plot kontrol

kemudian dilanjutkan pada Uji Jarak Duncan pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan

Hasil uji pendahuluan konsentrasi kitosan untuk mendapatkan kisaran konsentrasi kitosan yang efektif dapat dilihat pada lampiran 2 - 3.

Hasil

analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan

Perlakuan Mortalitas (%)

(38)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

K1A1 42,50b 70,00b

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yamg sama berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 1. menunjukkan bahwa pada uji pendahuluan konsentrasi kitosan diperoleh rataan mortalitas rayap tertinggi yaitu 85,00% dan berbeda nyata dengan semua perlakuan. Mortalitas rayap tertinggi pada konsentrasi kitosan 1% pada perlakuan K2A1 dengan aplikasi semprot dan perlakuan K2A2 dengan aplikasi umpan. Pada konsentrasi kitosan 1% (K2A1 dan K2A2) sudah mampu untuk membunuh rayap, sedangkan pada K4A1 dan K4A2 dengan konsentrasi kitosan 100% diperoleh rataan mortalitas rayap yang rendah, hal ini karena pada konsentrasi kitosan 100% larutannya terlalu kental sehingga sulit untuk dilakukan aplikasi terhadap rayap.

Konsentrasi kitosan yang efektif yaitu 1%, konsentrasi ini dijadikan konsentrasi standart untuk selanjutnya dilakukan uji utama konsentrasi kitosan dengan kisaran konsentrasi yang lebih kecil dan diuji dengan cara aplikasi yang berbeda.

(39)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 5. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C.curvignathus) (%) pada Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan.

Histogram gambar 5 menujukan bahwa rataan mortalias rayap tertingi pada perlakuan K2A1 dan K2A2 dengan konsentrasi kitosan 1%, dan terendah pada K4A1 dengan konsentrasi kitosan 100%. Pada perlakuan K1A1 dan K1A2 dengan konsentrasi kitosan 0,1% sudah bisa membunuh rayap tetapi morlalitas rayap lebih tinggi pada konsentrasi kitosan 1%, maka dijadikan sebagai konsentrasi acuan untuk dilanjutkan kepada uji utama.

Uji Utama

1. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot

Hasil uji utama konsentrasi kitosan dengan aplikasi semprot dapat dilihat pada lampiran 4 - 5. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda sangat nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

(40)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Perlakuan Mortalitas (%)

2HSA 4HSA

S5 (termitisida) 78,87a 86,11a

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan S5 (termitisida) yaitu 86,11%, terendah pada perlakuak S0 (kontrol) dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Pada perlakuan dengan menggunakan kitosan rataan mortalitas rayap tertinggi pada S4 (2%) yaitu 52,50% dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.

Mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan S5 karena perlakuan ini menggunakan termitisida. Daya bunuh termitisida lebih tinggi jika dibandingka n dengan menggunakan kitosan, karena kitosan tidak langsung membunuh rayap tetapi mengganggu sistem pencernaan rayap dan bersifat sebagai racun perut. Hal ini sesuai dengan literatur Prasetiyo dan Yusuf (2005) yang menyatakan bahwa kitosan bersifat nontoksik sehingga tidak langsung membunuh rayap (slow action). Namun kitosan akan mengganggu kinerja protozoa dalam sistem pencernaan rayap yang menyebabkan rayap tidak bisa memperoleh sumber makanan yang dihasilkan protozoa, akibatnya secara perlahan akan membunuh rayap.

(41)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 6. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) pada Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot

Histogram gambar 6 menunjukan bahwa mortalitas rayap yang tertinggi pada pada perlakuan S5 dengan menggunakan termitisida dan terendah pada perlakuan S0 (kontrol). Sedangkan untuk perlakuan dengan menggunakan kitosan mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan S4 dengan konsentrasi kitosan 2%, dan terendah pada perlakuan S1 dengan konsentrasi kitosan 0,1%, hal ini terlihat jelas pada gambar.

2. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan

Hasil uji konsentrasi kitosan dengan aplikasi umpan dapat dilihat pada lampiran 6 - 7. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Alikasi Umpan

(42)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

2HSA 4HSA

U5 (termitisida) 70,00a 89,44a

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yamg sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 3 menunjukkan bahwa mortalitas rayap tertinggi yaitu 89,44% pada perlakuan U5 (termitisida), terendah pada perlakuan U0 (kontrol) dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Untuk perlakuan dengan menggunakan kitosan, rataan mortalitas rayap tertinggi yaitu 63,05% pada perlakuan U4 (2%) dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan U3 (1%).

(43)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi kitosan terhadap rataan mortalitas rayap pada uji konsentrasi kitosan dengan aplikasi umpan dapat dilihat pada histrogram gambar 7.

Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

pada Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan

0,00

Gambar 7. Histogram Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) pada Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan

Histogram gambar 7 menunjukan bahwa mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan U5 dengan menggunakan termitisida dan terendah pada perlakuan kontrol. Sedangkan untuk perlakuan dengan menggunakan kitosan mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan U4 dengan konsentrasi kitosan 2% tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan U3 dengan konsentrasi kitosan 1%, dan terendah pada perlakuan U1 dengan konsentrasi kitosan 0,1%, hal ini terlihat jelas pada gambar.

3. Uji Perbandingan Cara aplikasi Kitosan

a. Pengaruh Konsentrasi Kitosan (C) terhadap Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (%)

(44)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%)

Perlakuan Mortalitas (%)

2HSA 4HSA

C5 (termitisida) 77,22a 90,92a

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yamg sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 4 menunjukkan rataan mortalitas rayap tertinggi yaitu 90,92% pada perlakuan C5 (termitisida), terendah pada perlakuan kontrol dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Perlakuan dengan menggunakan kitosan diperoleh rataan mortalitas tertinggi pada perlakuan C4 dengan konsentrasi kitosan 2% yaitu 58,33%. Rataan mortalitas rayap pada perlakuan K4 berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Karena semakin tinggi konsentrasi kitosan semakin tinggi pula mortalitas rayap, ini sesuai dengan Prasetiyo (2006) yamg menyatakan hasil penelitian membuktikan kitosan mampu meningkatkan derajat proteksi kayu seiring dengan semakin tingginya konsentrasi kitosan. Ini terlihat dari makin meningkatnya tingkat mortalitas (kematian) rayap yang mengonsumsi kayu tersebut dibandingkan dengan kayu yang tidak diaplikasi kitosan.

(45)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Pengaruh Konsentrasi Kitosan (K) terhadap

Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (% )

0

Gambar 8. Histogram Pengaruh Konsentrasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%)

Histogram gambar 8 menunjukan bahwa mortalitas rayap tertinggi pada perlakuan C5 dengan menggunakan termitisida dan terendah pada perlakuan kontrol, hal ini sangat berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Mortalitas rayap pada perlakuan dengan menggunakan kitosan tertinggi pada perlakuan C4 dan terendah pada perlakuan C1. Histogram menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan semakin tinggi mortalitas rayap, ini terlihat jelas pada gambar.

b. Pengaruh Cara Aplikasi Kitosan (A) terhadap Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(46)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi kitosan berbeda sangat nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh Cara Aplikasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%)

Perlakuan Mortalitas (%)

2HSA 4HSA

A1 (semprot) 31,10a 36,11a

A2 (umpan) 34,76a 45,49a

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%

Tabel 5 menujukkan bahwa rataan mortalitas rayap tertiggi yaitu 45,49% pada perlakuan A2 dengan aplikasi umpan tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Hasil pengamatan pengaruh cara aplikasi terhadap mortalitas rayap dapat dilihat pada histogram gambar 9.

Pengaruh Cara Aplikasi Kitosan (A) terhadap Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (%)

0.00

Gambar 9. Histogram Pengaruh Cara Aplikasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C.curvignathus) (%)

c. Pengaruh Konsentrasi (K) dan Cara Aplikasi (A) Kitosan terhadap Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (%)

(47)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi dan cara aplikasi kitosan berbeda nyata terhadap mortalitas rayap. Rataan mortalitas rayap dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi dan Cara Aplikasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C. curvignathus) (%)

Perlakuan Mortalitas (%)

2HSA 4HSA

Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yamg sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%.

Tabel 6 menunjukan pada pengamatan 2 HSA tidak terjadi interaksi yang nyata antara konsentrasi dan cara aplikasi kitosan berdasarkan analisa sidik ragam. Tetapi pada pengamatan 4HSA terlihat adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan yang satu dan yang lainnya. Rataan mortalitas rayap tertinggi yaitu 92,59% pada perlakuan C5A2 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan C5A1 dengan mortalitas rayap yaitu 89,25%, terendah pada perlakuan kontrol dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.

(48)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

dengan rataan mortalitas rayap 59,25% dan C4A1 (2%, semprot) yaitu sebesar 46,29%. Perlakuan dengan konsentrasi kitosan 0,1 % tidak berbeda nyata debgan perlakuan kontrol.

Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi dan cara aplikasi kitosan terhadap rataan mortalitas rayap dapat dilihat pada histogram gambar 10.

Gambar 10. Pengaruh Konsentrasi dan Cara Aplikasi Kitosan terhadap Rataan Mortalitas Rayap (C.curvignathus) (%)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(49)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

terendah pada K4A1 dengan konsentrasi kitosan 100% dan diaplikasikan dengan penyemprotan.

2. Pada uji utama konsentrasi kitosan dengan cara aplikasi semprot rataan mortalitas rayap tertinggi pada S4 (2%) yaitu 47,22%, terendah pada S0 (kontrol) dan berbeda nyata dengan S5 (termitisida) sebesar 86,11%. 3. Pada uji utama konsentrasi kitosan dengan cara aplikasi umpan rataan

mortalitas rayap tertinggi pada U4 (2%) yaitu 63,05%, terendah pada U0 (kontrol) dan berbeda nyata dengan U5 (termitisida) sebesar 89,44%.

4. Pada uji perbandingan cara aplikasi kitosan rataan mortalitas rayap tertinggi pada C4A2 (2%) dan diaplikasi dengan cara pengumpanan yaitu 70,36% , terendah pada perlakuan kontrol dan berbeda nyata dengan perlakuan termitisida.

5. Konsentrasi kitosan yang paling efektif untuk membunuh rayap adalah 2% dan diaplikasi dengan cara pengumpanan.

6. Keefektifan kitosan lebih rendah bila dibandingkan dengan termitisida dalam membunuh rayap.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji toksisitas kitosan terhadap rayap di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

(50)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

________, 2006. Termites in Forestry.

2008).

________, 2007. Chitosan.

Februari 2008)

________, 2008. rayap, Ada Apa denganmu.

Bakti, D. 2004. Pengendalian Rayap Coptotermes curvignathus Holmgren menggunakan Nematoda Steinernema carpocapsae W. dalam Skala Laboratorium. Jurnal Natur Indonesia, 6(2):81-83.

Borror, D.J. and D.M. De long, 1971. An INdroduction to The Study of Insects. United State of America.

Hasan, T. 1986. Rayap dan Pemberantasannya (Penanggulangan dan Pencegahan). Yasaguna, Jakarta.

Kadarsah, A. 2005. Studi Keragaman Rayap Tanah dengan Teknik Pengumpanan pada Tumpukan Jerami Padi dan Ampas Tepu di Perusahaan Jamur PT. Zeta Agro Corporation Jawa Tengah. Bioscientiae 2(2):17-22.

Kalshoven, L.G.E., 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT. Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta.

Nandika, D., Y. Rismayadi, dan F. Diba, 2003. Rayap, Biologi dan Pengendalian . Muhammadiah University Press, Surakarta.

Prasetiyo, K.W., 2006. Khitosan, Pengendali Rayap Ramah Lingkungan.

Prasetiyo, K.W. dan S. Yusuf, 2005. Mencegah dan Membasmi Rayap Secara Ramah Lingkungan dan Kimiawi. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rustamsjah, 2001. Rekayasa Model Simbiose Bakteri dan Protozoa dengan Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) pada Degredasi Selulosa. Makalah Ekologi Populasi, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

14 februari 2008).

Shaleh, M.H., 2007. Khitosan Bunuh Rayap Hingga 94 Persen.

(51)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Tarumingkeng, R.C., 2001. Biologi dan Perilaku Rayap.

2008).

Tarumingkeng, R.C., 2004. biologi dan Pengendalian Rayap Hama Bangunan di

Indonesia.

(diakses 06 Februari 2008).

Widodo, A., Mardiah, A. Prastiyo, 2006. Potensi dari Sisa Udang sebagai Koagulan Logam Berat

Limbah Cair Indrustri Tekstil.

(diakses 26 Februari 2008).

Yahya, H., 2003. Arsitek-Arsitek yang Mengagunkan. (diakses 06 Februari 2008).

Lampiran 1 Bagan penelitian

a. Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan

(52)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Keterangan :

K1 : Kitosan 0,1 % K2 : Kitosan 1% K3 : Kitosan 10% K4 : Kitosan 100% A1 : Aplikasi Semprot A2 : Aplikasi Umpan

b. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot

K4A2 K2A1 K1A1 K1A2

K1A2 K2A1 K3A1 K1A2

K3A2 K3A2 K3A1 K3A2

K2A2 K3A2 K2A2 K4A1

K4A2 K1A1 K2A1 K1A1

K4A1 K3A1 K2A2 K4A1

K4A2 K3A2 K1A1 K2A2

(53)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Keterangan : S0 : Kontrol S1 : Kitosan 0,1% S2 : Kitosan 0,5% S3 : Kitosan 1% S4 : Kitosan 2%

S5 : Termitisida (dosis anjuran)

c. Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan

S4 S4 S2 S3

S0 S2 S1 S0

S0 S3 S1 S0

S5 S4 S2 S3

S1 S1 S5 S5

(54)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Keterangan : U0 : Kontrol U1 : Kitosan 0,1% U2 : Kitosan 0,5% U3 : Kitosan 1% U4 : Kitosan 2%

U5 : Termitisida (dosis anjuran)

U1 U2 U1 U4

U2 U5 U0 U5

U4 U3 U3 U2

U3 U1 U0 U2

(55)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran.2 Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren)

(56)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

(57)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran. 3 Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (%) pada Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan 4HSA

(58)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0,

Ulangan 3 415.51 138.50 3,07tn 3.

Perlakuan 7 2832.64 404.66 5,58* 3.

Galat 24 915.94 38.16

Total 34 4164.09

FK 97859.99 ket: tn :

KK 0.11 * :

** :

Uji Jarak Duncan

Sy 1.09

P 2 3 4 5 6 7 8 9

SSR 05 2.92 3.53 3.90 4.17 4.37 4.54 4.68 4.81

LSR 05 3.19 3.86 4.26 4.55 4.77 4.96 5.11 7.39

Perlakuan K4A1 K4A2 K3A1 K3A2 K1A1 K1A2 K2A1 K2A2

43.62 46.44 47.94 49.39 56.95 60.12 67.50 70.45

b c

(59)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran. 4 Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (%) pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Semprot 2HSA

(60)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

KK 0.36 * : nya

** :

sanga nya

Uji Jarak Duncan

Sy 2.12

P 2 3 4 5 6

SSR 05 2.97 3.61 4.00 4.28 4.49

LSR 05 6.29 7.65 8.47 9.06 9.51

Perlakuan S0 S1 S2 S3 S4

12.09 17.55 18.55 26.18 30.79

b c

(61)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran. 5 Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (%)

(62)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

FK 31616.48 ket: tn : tidak ny

KK 0.24 * : nyata

** : sangat ny

Uji Jarak Duncan

Sy 1.94

P 2 3 4 5 6 7

SSR 05 2.97 3.61 4.00 4.28 4.49 4.67

LSR 05 5.78 7.02 7.78 8.32 8.73 9.08

Perlakuan S1 S0 S2 S3 S4 S5

20.36 20.47 33.05 38.36 48.17 74.

.b c

(63)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran. 6 Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignathus Holmgren) (%)

pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan 2H

(64)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

KK 0.35 * : nyata

** : sangat ny

Uji Jarak Duncan

Sy 2.03

P 2 3 4 5 6 7

SSR 05 2.97 3.61 4.00 4.28 4.49 4.67

LSR 05 6.02 7.31 8.10 8.67 9.10 9.46

Perlakuan U0 U1 U2 U3 U4 U5

5.74 15.41 22.36 28.22 38.95 60.86

.b c

d

(65)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran. 7 Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. curvignatus Holmgren) (%)

pada Uji Utama Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan 4H

(66)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

KK 0.26 * : nyata

** : sangat ny

Uji Jarak Duncan

Sy 2.26

P 2 3 4 5 6 7

SSR 05 2.97 3.61 4.00 4.28 4.49 4.67

LSR 05 6.71 8.15 9.03 9.67 10.14 10.55

Perlakuan U0 U1 U2 U3 U4 U5

12.09 24.41 36.18 51.05 54.28 74.66

b

.c

(67)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 8. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. Curvignathus Holmgren) (%)

(68)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

(69)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

(70)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

c .d

.e

Faktor A

Sy 2.53

A 2 3

SSR 05 2.92 3.53

LSR 05 7.39 8.93

Perlakuan A1 A2

(71)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 9. Data Pengamatan Mortalitas Rayap (C. Curvignathus Holmgren) (%)

(72)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

(73)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Total 647.78 767.37 1415.15

Tabel Dwi Kasta Rataan

Perlakuan A1 A2 Rataan

C0 13.95 18.44 16.20

C1 21.83 22.35 22.09

C2 29.82 30.50 30.16

C3 36.58 50.37 43.48

C4 42.87 57.11 49.99

C5 70.87 77.01 73.94

Raataan 35.99 42.63 39.31

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit 0.05

Ulangan 2 75.47 37.74 1,76tn 3.40

Perlakuan 11 14147.74 1286.16 60,09

C 5 13470.63 2694.13 125,88* 2.62

A 1 397.29 397.29 18,56* 4.26

CXA 5 279.82 55.96 2,61* 2.30

Galat 24 513.63 21.40

Total 35 14736.84

FK 55629.37 ket :

(74)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Uji Jarak Duncan

Faktor C

Sy 1.09

C 2 3 4 5 6

SSR 05 2.92 3.53 3.90 4.17 4.37

LSR 05 3.18 3.85 4.25 4.55 4.77

Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4

16.20 22.09 30.16 43.48 49.99

.c .d

.e .f

Uji Jarak Duncan

Faktor A

Sy 1.89

A 2 3

SSR 05 2.92 3.53

LSR 05 5.51 6.67

Perlakuan A1 A2

(75)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Faktor CXA

Sy 2.67

CXA 2 3 4 5 6

SSR 05 2.92 3.53 3.90 4.17 4.37

LSR 05 7.80 9.43 10.42 11.14 11.67

Perlakuan C0A1 C0A2 C1A1 C1A2 C2A

13.95 18.44 21.83 22.35 29.82

(76)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 10

(77)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Sabtu 25-10-2008 54 27

Senin 27-10-2008 56 27

Selasa 28-10-2008 56 27

Rabu 29-10-2008 52 29

Kamis 30-10-2008 50 27

Jukat 31-10-2008 51 28

Sabtu 01-11-2008 52 28

Senin 03-11-2008 57 29

Selasa 04-11-2008 56 28

Rabu 05-11-2008 56 28

Kamis 06-11-2008 55 27

Jukat 07-11-2008 54 28

Sabtu 08-11-2008 55 28

Senin 10-11-2008 56 28

Selasa 11-11-2008 55 28

Rabu 12-11-2008 56 27

Kamis 13-11-2008 57 26

Jukat 14-11-2008 57 27

(78)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 11

Foto Penelitian

Uji Pendahuluan Konsentrasi Kitosan

(79)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

USU Repository © 2009

Uji Konsentrasi Kitosan dengan Aplikasi Umpan

(80)

Gusti Endah Wulandari : Uji Toksisitas Kitosan Untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) Di Laboratorium, 2009.

Gambar

Gambar 1. Ratu Rayap http://tumoutou.net/biologi_perilaku_rayap.htm
Gambar 2. Kasta Prajurit
Gambar 3. Kasta Pekerja
Gambar 4. Koloni Rayap C.curvignathus Sumber : http://tumoutou.net/biologi_perilaku_rayap.htm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Arkhiadi Benauli Tarigan, “Pengaruh Cordyceps militaris terhadap mortalitas rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera: Rhinotermitidae) di laboratorium”, dibawah

Arkhiadi Benauli Tarigan, “Pengaruh Cordyceps militaris terhadap mortalitas rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera: Rhinotermitidae) di laboratorium”, dibawah

Arkhiadi Benauli Tarigan, “Pengaruh Cordyceps militaris terhadap mortalitas rayap ( Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera: Rhinotermitidae) di laboratorium”,

Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati.. Kelapa sawit

Serangan biasanya mulai dari daerah daun tombak bagian bawah, melalui batang yang nantinya akan menimbulkan luka pada dasar pelepah (Zulkefli, 2007). Serangan rayap pada

Kajian Patogenitas Cendawan Metarhizium anisopliae Pada Media Koalin Untuk Pengendalian Hama Oryctes rhinoceros.. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat

Mortalitas rayap pada jenis kayu keras seperti pada perlakuan V8 (kayu mahoni),V2 (kayu nangka), dan V5 (kayu jati) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, hal

Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah rayap tanah kasta pekerja (C. curvignathus), sarang rayap, kayu karet, kayu nangka, kayu mangga, kayu jambu air,