• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ukuran Linier Tubuh Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Pelung Pengukuran sifat-sifat ukuran tubuh pada ayam Arab, Kampung dan Pelung disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa ukuran-ukuran variabel pada kelompok ayam jantan lebih besar dibandingkan pada kelompok ayam betina pada setiap jenis ayam. Variabel ukuran tubuh ditemukan terbesar pada jenis ayam Pelung, sedangkan yang terkecil adalah ayam Arab, kecuali pada tinggi jengger.

Tabel 3. Ukuran Variabel-variabel Tubuh Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Pelung yang Diamati

Variabel Ayam Arab Ayam Kampung Ayam Pelung Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina ---(cm)--- Panjang Femur (X1) 12,44±0,77 n = 40 (6,15%) 10,63±1,34 n = 75 (12,64%) 12,94±0,80 n = 25 (6,16%) 11,06±0,88 n = 36 (7,91%) 15,48±0,91 n = 29 (5,85%) 13,56±0,78 n = 23 (5,73%) Panjang Tibia (X2) 13,75±0,88 n = 40 (6,40%) 11,34±0,78 n = 75 (6,91%) 15,15±1,79 n = 25 (11,81%) 12,48±0,71 n = 36 (5,65%) 19,64±1,58 n = 29 (8,02%) 15,39±1,59 n = 23 (10,32%) Panjang Shank (X3) 10,75±0,43 n = 40 (3,99%) 8,28±0,57 n = 75 (6,90%) 10,09±0,87 n = 25 (8,57%) 8,17±0,63 n = 36 (7,71%) 13,21±1,28 n = 29 (9,69%) 10,77±0,84 n = 23 (7,76%) Lingkar Shank (X4) 7,59±0,65 n = 40 (8,62%) 5,89±0,44 n = 75 (7,46%) 6,86±0,43 n = 25 (6,21%) 6,04±1,01 n = 36 (16,76%) 9,38±0,78 n = 29 (8,33%) 7,81±0,61 n = 23 (7,82%) Panjang Jari Ketiga (X5) 4,91±0,32 n = 40 (6,64%) 4,06±0,27 n = 75 (6,67%) 5,32±0,44 n = 25 (8,24%) 4,59±0,40 n = 36 (8,64%) 6,71±0,47 n = 29 (6,93%) 5,72±0,38 n = 23 (6,68%) Panjang Sayap (X6) 15,20±0,95 n = 40 (6,28%) 12,31±0,93 n = 75 (7,52%) 16,17±1,58 n = 25 (9,77%) 14,51±1,11 n = 36 (7,63%) 20,30±1,08 n = 29 (5,30%) 17,31±1,06 n = 23 (6,15%) Tinggi Jengger (X7) 6,67±0,81 n = 40 (1,13%) 3,50±0,92 n = 75 (26,43%) 2,06±0,92 n = 25 (44,66%) 1,01±0,42 n = 36 (42,15%) 7,48±1,24 n = 29 (16,51%) 2,94±1,01 n = 23 (34,20%) Keterangan : n = jumlah ayam yang diamati; angka dalam tanda kurung menyatakan koefisien

Koefisien keragaman pada setiap sifat ukuran-ukuran tubuh yang diamati menunjukkan hasil yang tidak sama pada setiap jenis ayam. Pada jenis ayam Arab, keragaman sifat ukuran-ukuran ditemukan lebih besar pada betina, kecuali pada lingkar shank. Hal yang tidak demikian tidak ditemukan pada kedua jenis ayam yang lain yaitu ayam Kampung dan Pelung. Pada kedua jenis ayam tersebut, keragaman sifat ukuran tubuh tidak konsisten untuk jantan dan betina. Beberapa sifat ditemukan tinggi pada jantan dan beberapa sifat lainnya ditemukan tinggi pada betina. Hal tersebut mengindikasikan bahwa seleksi sifat ukuran tubuh yang diamati pada jenis ayam Kampung dan Pelung belum dilakukan secara ketat seperti pada ayam Arab.

Seleksi menurut Noor (2004) terdapat dua macam, yaitu seleksi alam dan seleksi buatan. Adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi akan menentukan keberhasilan ternak untuk bertahan (survive) dan menghasilkan keturunan, sedangkan pada seleksi buatan, manusia sangat dominan dalam menentukan ternak yang boleh bereproduksi berdasarkan sifat-sifat yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia. Seleksi yang lebih dominan terjadi pada ayam Arab adalah seleksi buatan, yaitu seleksi yang dilakukan oleh manusia dengan arah seleksi untuk menghasilkan ayam petelur unggul. Ayam Arab yang saat ini banyak digunakan sebagai ayam penghasil telur merupakan hasil seleksi ketat yang telah dilakukan sejak lama. Nataamijaya (2000) menyatakan bahwa ayam Kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang pemeliharaannya sebagian besar dilakukan secara ekstensif sehingga seleksi yang lebih dominan terjadi pada ayam Kampung merupakan seleksi alam. Berbeda dengan ayam Kampung, menurut Nataamijaya et

al. (2003) ayam Pelung merupakan hasil seleksi jangka panjang dari ayam Kampung.

Iskandar dan Saepudin (2004) menyatakan bahwa seleksi pada ayam Pelung dilakukan berdasarkan pada sifat-sifat khas yang ditemukan pada ayam Pelung, yaitu suara kokok yang indah. Sebagai ayam penyanyi, ayam Pelung memiliki tubuh yang besar sehingga ayam Pelung juga memiliki potensi yang besar sebagai ayam pedaging.

Pembedaan Ukuran Tubuh Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Pelung Berdasarkan Uji T2-Hotteling

Tabel 4 menyajikan hasil uji statistik T2-Hotteling pada jenis ayam yang diamati. Hasil uji T2-Hotteling menunjukkan perbedaan sifat ukuran linier tubuh

diantara dua jenis ayam yang diamati yaitu antara ayam Arab, Kampung dan Pelung. Diantara jenis ayam yang diamati ditemukan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) pada variabel-variabel ukuran linier tubuh.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Uji Statistik T2-Hotteling Variabel-variabel Ukuran Linier Tubuh diantara Dua Jenis Ayam yang Diamati

Jenis ayam Ayam Arab Ayam Kampung

Ayam Arab

Ayam Kampung **

Ayam Pelung ** **

Keterangan : ** : sangat berbeda (P<0,01)

Perbedaan ukuran linier tubuh antara dua jenis ayam yang diamati ditemukan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, ditemukan bahwa ayam Arab sangat berbeda dengan ayam Kampung maupun dengan ayam Pelung. Perbedaan ini disebabkan asal usul ayam Arab berbeda dengan ayam Kampung dan Pelung. Ayam Arab adalah ayam petelur yang berasal dari Belgia, sedangkan ayam Kampung dan Pelung adalah ayam asli Indonesia (Nataamijaya 2000; Nataamijaya et al., 2003). Nataamijaya et

al. (2003) menambahkan selain berasal dari tempat yang berbeda, arah seleksi ayam

Arab ayam Kampung dan ayam Pelung berbeda pula. Ayam Arab dipelihara untuk tujuan produksi telur yang tinggi, sehingga ayam Arab memiliki tubuh yang ramping dan digolongkan ke dalam ayam tipe ringan. Ayam Kampung merupakan ayam dwiguna yaitu ayam dipelihara untuk memproduksi telur dan daging sehingga ayam Kampung termasuk ke dalam tipe sedang. Ayam Pelung selain sebagai ayam penyanyi, juga dipelihara sebagai ayam pedaging sehingga dapat digolongkan ke dalam tipe berat (Nataamijaya et al., 2003).

Ukuran dan Bentuk Tubuh Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Pelung Berdasarkan Analisis Komponen Utama

Bahasan berikut ini menyajikan penciri ukuran dan bentuk tubuh pada ayam Arab, Kampung dan Pelung. Perbedaan antara ukuran dan bentuk tubuh pada setiap jenis ayam akan dibahas berdasarkan persamaan dan gambar.

Hasil olahan Analisis Komponen Utama pada kelompok ayam Arab disajikan pada Tabel 5 yang meliputi persamaan ukuran dan bentuk tubuh dengan masing-masing keragaman total (KT) dan nilai Eigen ( ). Komponen utama pertama

merupakan persamaan ukuran tubuh yang pada kelompok ayam Arab memiliki keragaman total sebesar 74,60% yang mengindikasikan proporsi keragaman terbesar diantara komponen-komponen utama yang diperoleh. Nilai Eigen pada persamaan ukuran tubuh ayam Arab sebesar 9,57. Vektor Eigen terbesar pada persamaan ukuran tubuh jenis ayam Arab ditemukan pada tinggi jengger (X7) yaitu sebesar 0,51 dan panjang sayap (X6) yaitu sebesar 0,49. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tinggi jengger dan panjang sayap merupakan penciri ukuran tubuh ayam Arab. Nilai korelasi antara ukuran dengan panjang sayap dan tinggi jengger masing-masing sebesar +0,90 dan +0,89. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai panjang sayap dan tinggi jengger, maka skor ukuran tubuh ayam Arab akan semakin besar.

Tabel 5. Persamaan Ukuran dan Bentuk Tubuh dengan Keragaman Total dan Nilai Eigen pada Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Pelung Jenis Ayam Persamaan KT (%) Ayam Arab Ukuran = 0,31X1 + 0,40X2 + 0,40X3 + 0,27X4 + 0,14X5 + 0,49X6 + 0,51X7 74,60 9,57 Bentuk = 0,92X1 – 0,29X2 – 0,10X3 – 0,11X4 – 0,05X5 – 0,21X6 + 0,01X7 10,50 1,35 Ayam Kampung Ukuran = 0,37X1 + 0,61X2 + 0,40X3 + 0,18X4 + 0,16X5 + 0,49X6 + 0,19X7 74,20 7,85 Bentuk = 0,36X1 – 0,59X2 – 0,08X3 + 0,30X4 + 0,07X5 + 0,54X6 – 0,37X7 8,70 0,92 Ayam Pelung Ukuran = 0,25X1 + 0,57X2 + 0,32X3 + 0,20X4 + 0,13X5 + 0,37X6 + 0,56X7 77,57 17,57 Bentuk = – 0,10X1 + 0,77X2 – 0,18X3 – 0,07X4 + 0,16X5 – 0,17X6 – 0,56X7 8,70 1,96

Keterangan : X1 = panjang femur; X2 = panjang tibia; X3 = panjang tarsometatarsus; X4 = lingkar

tarsometatarsus; X5 = panjang jari ketiga; X6 = panjang sayap; X7 = tinggi jengger; KT = keragaman total; = nilai Eigen

Persamaan bentuk tubuh ayam Arab berdasarkan Tabel 5 memiliki keragaman total sebesar 10,50% yang merupakan proporsi keragaman terbesar setelah keragaman total pada persamaan ukuran. Nilai Eigen pada persamaan bentuk

ayam Arab sebesar 1,35. Vektor Eigen terbesar pada persamaan bentuk kelompok ayam Arab ditemukan pada panjang femur (X1) yaitu sebesar 0,92 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang femur merupakan penciri bentuk ayam Arab. Korelasi antara bentuk dan panjang femur memiliki nilai +0,74. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai panjang femur yang semakin besar akan meningkatkan nilai skor bentuk tubuh ayam Arab. Gambar 8 menyajikan jantan dan betina ayam Arab.

Gambar 8. Ayam Arab Jantan (A) dan Betina (B) yang Diamati

Persamaan ukuran dan bentuk tubuh jenis ayam Kampung disajikan pula pada Tabel 5 beserta keragaman total (KT) dan nilai Eigen ( ) pada setiap persamaan. Berdasarkan Tabel 5, komponen utama pertama yang merupakan ukuran tubuh (size) pada kelompok ayam Kampung memiliki keragaman total sebesar 74,20% yang mengindikasikan proporsi keragaman terbesar pada komponen-komponen utama yang diperoleh. Nilai Eigen pada persamaan ukuran pada kelompok ayam Kampung sebesar 7,85 dan memiliki nilai keragaman tertinggi. Berdasarkan Tabel 5, vektor Eigen pada komponen utama pertama terbesar ditemukan pada variabel panjang tibia (X2) dengan nilai sebesar 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang tibia merupakan penciri ukuran tubuh ayam Kampung. Nilai korelasi antara ukuran dan penciri ukuran tubuh ayam Kampung yaitu panjang

tibia sebesar +0,94. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai panjang tibia (X2), maka skor ukuran tubuh ayam Kampung akan semakin besar.

Keragaman total pada persamaan bentuk tubuh ayam Kampung pada Tabel 5 sebesar 8,70% dan merupakan nilai keragaman total terbesar setelah keragaman total persamaan komponen utama pertama. Nilai Eigen pada persamaan bentuk pada kelompok ayam Kampung ditemukan sebesar 0,92. Pada Tabel 5 ditemukan bahwa vektor Eigen terbesar pada persamaan bentuk pada kelompok ayam Kampung

B

A

ditemukan pada variabel panjang tibia (X2) sebesar –0,59 dan panjang sayap (X6) sebesar 0,54. Nilai korelasi antara bentuk dengan penciri bentuk tubuh ayam Kampung yaitu panjang tibia (X2) dan panjang sayap (X6), masing-masing –0,31 dan +0,33. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai panjang tibia yang semakin besar maka skor bentuk tubuh ayam Kampung akan semakin kecil, sebaliknya semakin besar nilai panjang sayap maka skor bentuk tubuh ayam Kampung akan semakin besar. Gambar 9 menyajikan jantan dan betina ayam Kampung yang diamati.

Gambar 9. Ayam Kampung Jantan (A) dan Betina (B) yang Diamati

Tabel 5 menyajikan hasil Analisis Komponen Utama pada jenis ayam Pelung yang meliputi persamaan ukuran dan bentuk tubuh serta nilai keragaman total (KT) dan nilai Eigen ( ). Pada Tabel 5 ditemukan bahwa komponen utama pertama yang merupakan ukuran tubuh, kelompok ayam Pelung memiliki keragaman total sebesar 77,57% dan mengindikasikan proporsi keragaman yang terbesar pada persamaan ukuran. Nilai Eigen pada persamaan ukuran pada kelompok ayam Pelung sebesar 17,57. Berdasarkan Tabel 5, vektor Eigen terbesar pada persamaan ukuran tubuh ayam Pelung ditemukan pada variabel panjang tibia (X2) sebesar 0,57 dan tinggi jengger (X7) sebesar 0,56 yang mengindikasikan bahwa panjang tibia dan tinggi jengger merupakan penciri ukuran tubuh ayam Pelung. Nilai korelasi antara ukuran dengan penciri ukuran tubuh ayam Pelung yaitu panjang tibia dan tinggi jengger masing-masing sebesar +0,91 dan +0,92 yang mengindikasikan bahwa semakin besar nilai panjang tibia dan tinggi jengger, maka semakin besar skor ukuran tubuh ayam Pelung. Gambar 10 menyajikan jantan dan betina ayam Pelung yang diamati.

B

A

Gambar 10. Ayam Pelung Jantan (A) dan Betina (B) yang Diamati

Keragaman total persamaan komponen utama kedua pada jenis ayam Pelung berdasarkan Tabel 5 ditemukan sebesar 8,70% dan merupakan nilai keragaman total terbesar setelah keragaman total persamaan ukuran. Nilai Eigen pada persamaan bentuk pada kelompok ayam Kampung sebesar 1,96. Pada Tabel 5 ditemukan vektor

Eigen terbesar pada persamaan bentuk tubuh kelompok ayam Pelung adalah panjang tibia (X2) yaitu sebesar 0,77 sehingga dapat disimpulkan bahwa selain menjadi penciri ukuran tubuh, panjang tibia juga merupakan penciri bentuk tubuh ayam Pelung. Korelasi antara bentuk dengan penciri bentuk tubuh ayam Pelung yaitu panjang tibia memiliki nilai +0,41. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai panjang tibia yang semakin besar akan menurunkan nilai skor bentuk tubuh ayam Pelung.

Perbandingan Ukuran dan Bentuk Tubuh Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Pelung

Ukuran Tubuh

Tabel 6 menyajikan rekapitulasi penciri ukuran dan bentuk tubuh pada ayam Arab, ayam Kampung dan ayam Pelung berdasarkan analisis komponen utama. Berdasarkan Tabel 6, ditemukan bahwa penciri ukuran tubuh ayam Arab adalah panjang sayap (X6) dan tinggi jengger (X7). Menurut Mitra Unggas (2008) sayap dapat mengindikasikan produksi telur ayam. Sayap yang panjang dapat mengindikasikan bahwa ayam dapat memproduksi telur dalam jumlah yang tinggi.

Tabel 6. Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Bentuk pada Kelompok Jenis Ayam Berdasarkan Analisis Komponen Utama

Jenis Ayam Penciri Ukuran Penciri Bentuk Ayam Arab Panjang sayap (X6)

Tinggi jengger (X7)

Panjang femur (X1) Ayam Kampung Panjang tibia (X2) Panjang tibia (X2)

Panjang sayap (X6) Ayam Pelung Panjang tibia (X2)

Tinggi jengger (X7)

Panjang tibia (X2)

B

A

Tinggi jengger merupakan penciri ukuran tubuh yang ditemukan pada ayam Arab dan ayam Pelung. Hal tersebut berdasarkan pada Tabel 6. Nataamijaya et al. (2003) menyatakan bahwa ayam Arab dan ayam Pelung memiliki tipe jengger yang sama yaitu berbentuk tunggal tegak berdiri (serrated single comb). Nishida et al. (1982) menyatakan bahwa ukuran jengger dipengaruhi oleh kerja hormon yang timbul sebagai salah satu karakter kelamin sekunder. Hutt (1949) menyatakan bahwa ukuran tinggi jengger dipengaruhi oleh aktivitas testis. Aktivitas testis mempengaruhi produksi hormon testosteron (Frandson, 1992). Hormon testosteron mempengaruhi sifat kejantanan. Pada ayam Pelung sifat kejantanan diindikasikan dengan pertumbuhan yang cepat (Iskandar dan Saepudin, 2004), sedangkan pada ayam Arab, sifat kejantanan diindikasikan dengan kemampuan ayam Arab untuk mengawini betina yang tinggi (Natalia et al., 2004). Tabel 3 menyajikan bahwa tinggi jengger ayam Pelung tertinggi kemudian diikuti dengan ayam Arab, dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh. Hal yang tidak demikian ditemukan pada ayam Kampung.

Pada Tabel 6 ditemukan bahwa pada ayam Kampung dan ayam Pelung memiliki penciri ukuran tubuh yang sama yaitu pada variabel panjang tibia (X2). Hal yang berbeda ditemukan pada ayam Arab, variabel panjang tibia tidak menjadi penciri ukuran. Skor ukuran tubuh dihubungkan dengan bobot badan pada domba telah dilakukan oleh Hanibal (2008). Pada penelitian ini, panjang tibia memberikan kontribusi terbesar dalam skor ukuran. Sartika (2000) menyatakan bahwa ditemukan korelasi positif antara panjang tibia dan bobot badan. Ayam Kampung dan Pelung memiliki penciri ukuran yang sama yaitu panjang tibia, karena ayam Kampung dan ayam Pelung memiliki tujuan seleksi yang sama, ayam Pelung untuk ayam pedaging dan ayam Kampung juga diseleksi ke arah pedaging (dwiguna).

Berdasarkan Tabel 6 ditemukan penciri ukuran tubuh ayam Pelung dan ayam Arab yaitu tinggi jengger dan tidak ditemukan pada ayam Kampung. Hal ini disebabkan ayam Pelung dan Arab memiliki tipe jengger yang berbeda dengan ayam Kampung. Menurut Nataamijaya et al. (2003) ayam Pelung dan ayam Arab memiliki jengger berbentuk tunggal tegak berdiri, sedangkan berdasarkan hasil penelitian Nishida et al. (1982), sebagian besar ayam Kampung di Indonesia memiliki jengger berbentuk seperti kacang kapri (pea). Hal ini juga dipertegas dengan data rataan

tinggi jengger pada Tabel 3 yang menyajikan bahwa tinggi jengger ayam Pelung tertinggi kemudian diikuti dengan ayam Arab, dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh dan tinggi jengger terendah ditemukan pada ayam Kampung.

Bentuk Tubuh

Pada Tabel 6 juga ditemukan bahwa panjang sayap menjadi penciri bentuk tubuh ayam Kampung. Hal tersebut berhubungan dengan fungsi utama sayap sebagai organ yang sangat berperan pada unggas untuk terbang (Lucas dan Stetteinheim, 1972). Ayam Kampung lebih dominan mengalami seleksi alam dibandingkan seleksi buatan sehingga memberikan keleluasaan kerangka tubuh untuk berkembang secara optimal. Fungsi sayap sebagai alat terbang masih diperlukan oleh ayam Kampung dalam upaya mempertahankan diri dari serangan musuh dan untuk mengerami telur (Mitra Unggas, 2008) selain sebagai sumber kalsium untuk memproduksi telur (Suprijatna et al., 2005).

Selain menjadi penciri ukuran tubuh, panjang tibia juga menjadi penciri bentuk tubuh ayam Kampung dan ayam Pelung. Hal yang tidak demikian ditemukan pada ayam Arab. Hal tersebut karena perbedaan asal-usul; Ayam Arab merupakan ayam petelur asal Belgia sedangkan ayam Kampung dan ayam Pelung merupakan ayam asli Indonesia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa panjang tibia merupakan salah satu penciri bentuk tubuh yang khas pada ayam lokal Indonesia.

Perbandingan Kerumunan Data Individu Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Pelung

Gambar 11 menyajikan kerumunan ayam Arab, ayam Kampung dan ayam Pelung berdasarkan skor ukuran dan bentuk tubuh. Skor ukuran dan bentuk tubuh pada gambar kerumunan diperoleh berdasarkan persamaan komponen utama yang diturunkan berdasarkan masing-masing jenis ayam yang diamati.

Ukuran Tubuh

Secara umum, Gambar 11 menunjukkan bahwa skor ukuran tubuh ayam jantan pada semua jenis ayam lebih besar daripada betina. Hanibal (2008) menyatakan bahwa berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU), ditemukan korelasi positif antara skor ukuran tubuh dan bobot badan. Soeparno (1992) menyatakan bahwa dibandingkan dengan ternak betina, ternak jantan pada umur yang sama akan tumbuh lebih cepat dan memiliki bobot badan yang lebih tinggi.

Perbedaan ini terjadi karena pada jantan ditemukan testosteron sebagai suatu steroid

androgen yang merupakan hormon pengatur pertumbuhan. Hormon kelamin jantan

inilah yang mengakibatkan pertumbuhan pada ternak jantan lebih cepat dibandingkan pada ternak betina.

Gambar 11. Kerumunan Data Individu pada Ayam-ayam yang Diamati Berdasarkan Skor Ukuran dan Bentuk pada Persamaan yang Diturunkan Berdasarkan Masing-masing Jenis Ayam yang Diamati

Berdasarkan Gambar 11, kerumunan data ayam Arab berada di sebelah kiri diagram. Hal ini mengindikasikan bahwa ayam Arab memiliki skor ukuran tubuh yang kecil. Ayam Arab merupakan ayam petelur (tipe ringan) yang memiliki tubuh yang relatif kecil (Nataamijaya et al., 2003), sedangkan kerumunan data ayam Pelung berada di sebelah kanan diagram. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ayam Pelung memiliki skor ukuran tubuh yang tinggi. Ayam Pelung merupakan ayam tipe pedaging sehingga membentuk kerumunan data di sebelah kanan.

Ayam Arab Jantan;

1 1 Ayam Arab Betina

Ayam Pelung Jantan;

2 2 Ayam Pelung Betina

Ayam Kampung Jantan;

3 3 Ayam Kampung Betina

40 30 20 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1 Ukuran B en tu k Keterangan :

Kerumunan data ayam Kampung berada diantara kerumunan data ayam Arab dan Pelung. Hanibal (2008) menyatakan bahwa berdasarkan Analisis Komponen Utama ditemukan korelasi positif antara skor ukuran dan bobot badan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa skor ukuran ayam Pelung ditemukan tertinggi dan terendah pada ayam Arab. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bobot badan ayam Pelung ditemukan tertinggi dan terendah pada ayam Arab.

Gambar kerumunan jenis ayam mengindikasikan bahwa tujuan seleksi dari masing-masing jenis ayam berbeda. Ayam Kampung sebagai ayam tipe dwiguna (Sulandari et al., 2007), ayam Arab yang merupakan ayam tipe petelur (tipe ringan) dan ayam Pelung yang merupakan ayam pedaging (tipe berat) (Nataamijaya et al., 2003).

Bentuk Tubuh

Secara umum, bentuk jantan dan betina pada masing-masing jenis ayam yang diamati tidak jauh berbeda pada ayam Kampung, tetapi tidak demikian pada bentuk jantan dan betina ayam Arab dan ayam Pelung. Hal tersebut mengindikasikan bahwa seleksi ketat berdasarkan jenis kelamin ditemukan pada kelompok ayam Arab dan Pelung, betina ayam Arab diseleksi ketat ke arah petelur unggul (Natalia et al., 2005), sedangkan jantan Pelung diseleksi ketat ke arah bobot badan (Nataamijaya et

al., 2003; Iskandar dan Saepudin, 2004).

Berdasarkan Gambar 11, ditemukan bahwa skor ukuran tubuh ayam Arab dan Kampung tidak jauh berbeda. Kerumunan ayam Arab dan ayam Kampung, baik jantan maupun betina ditemukan pada sebelah kiri diagram. Namun pada bentuk tubuh ayam Arab dan ayam Kampung memperlihatkan perbedaan yang sangat nyata, terutama pada jantan. Skor bentuk pada ayam Kampung lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Arab. Bentuk betina pada ayam Arab dan ayam Kampung berbeda, tetapi ditemukan beberapa individu yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa sifat petelur unggul pada ayam Arab juga ditemukan pada beberapa individu ayam Kampung.

Berdasarkan skor bentuk, ayam Kampung betina lebih dekat kepada kelompok ayam Pelung betina dibandingkan dengan ayam Arab. Hal tersebut terjadi karena kesamaan asal usul antara ayam Kampung dengan ayam Pelung. Pada jantan, bentuk tubuh ayam Pelung berada diantara ayam Arab dan ayam Kampung dengan

skor ukuran terbesar. Ayam Pelung juga harus memiliki bentuk tubuh yang tipikal sebagai ayam penyanyi yang mengambil dari bentuk aslinya yaitu ayam Kampung.

Hal yang tidak demikian ditemukan pada jantan antara ayam Arab dan Kampung. Kedua jenis ayam tersebut memiliki skor bentuk tubuh yang agak berbeda yang diperlihatkan dengan kerumunan yang terpisah namun memiliki skor ukuran tubuh yang hampir sama. Hal tersebut terjadi karena asal usul ayam Arab dan ayam Kampung berbeda. Ayam Arab berasal dari Belgia (Nataamijaya et al., 2003; Natalia

et al., 2005) sedangkan ayam Kampung merupakan ayam asli Indonesia

(Nataamijaya, 2000).

Kerumunan data antara kelompok jantan dan betina pada ayam Arab dan Pelung pada Gambar 11 terlihat terpisah. Hal tersebut terjadi karena seleksi ketat dilakukan pada kedua jenis ayam. Pada ayam Arab, seleksi ketat ke arah sifat petelur dilakukan, sedangkan pada ayam Pelung, seleksi ketat untuk menghasilkan ayam pedaging. Pada Gambar 11 juga dapat menjelaskan kerumunan data individu ayam Arab jantan memiliki rentang skor bentuk yang sempit sehingga dapat disimpulkan bahwa ayam Arab memiliki keseragaman yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa keseragaman pada ayam Arab jantan terjadi akibat proses seleksi yang ketat untuk tujuan seleksi ke arah ayam petelur unggul.

Bentuk antara jantan dan betina pada ayam Kampung tidak berbeda jauh, panjang tibia dan panjang sayap merupakan penciri bentuk pada jantan dan betina ayam kampung. Panjang tibia memiliki korelasi negatif terhadap bentuk tubuh sehingga panjang tibia yang meningkat akan mengakibatkan penurunan skor bentuk tubuh. Panjang sayap sebagai penciri bentuk mengindikasikan bahwa jantan-jantan Kampung digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan pada betina-betina Kampung diseleksi secara alami untuk sifat mengeram. Hal yang berbeda ditemukan pada bentuk tubuh jantan dan betina ayam Arab dan ayam Pelung. Kedua jenis kelamin diduga mengalami keketatan seleksi yang berbeda terhadap bentuk tubuh. Betina ayam Arab mengalami seleksi yang lebih ketat ke arah petelur, sedangkan pada jantan ayam Pelung diseleksi secara ketat ke arah bobot badan.

Bentuk jantan Pelung berada di antara jantan Kampung dan jantan Arab, tetapi penciri bentuk pada ayam Pelung tidak sama dengan ayam Arab, walaupun

sama dengan ayam Kampung. Hal tersebut mengindikasikan bahwa secara genetis, setiap jenis ayam yang diamati memiliki bentuk tubuh yang khas atau tipikal. Penciri bentuk tipikal pada ayam lokal yang diamati adalah sama yaitu panjang tibia dengan korelasi positif terhadap skor bentuk pada ayam Pelung dan negatif Kampung,

Dokumen terkait