• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan yang dilakukan terdiri atas analisis kebutuhan fungsional perangkat keras dan perangkat lunak, dan analisis lingkungan pengembangan sistem. Pada tahap analisis kebutuhan perangkat lunak, diperoleh fungsi utama sistem, yaitu menampilkan peta penutupan lahan Kalimantan Tengah. Peta menampilkan penutupan lahan berdasarkan tahun yang dapat dipilih

10

dari daftar layer peta. Selain itu, sistem juga dapat menampilkan skala dan legenda peta, dan dapat menampilkan menu untuk operasi pada peta, yaitu: ZoomIn, ZoomOut, GetFeatureInfo. Pengguna sistem adalah masyarakat umum yang membutuhkan informasi mengenai jenis penutupan lahan di Kalimantan Tengah.

Berdasarkan analisis kebutuhan, spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah:

1 OpenGeo Suite 3.0 sebagai perangkat lunak pengemban sistem. Aplikasi yang dipaketkan dalam OpenGeo Suite adalah PostGIS 1.14.3 sebagai perangkat lunak untuk manajemen database, GeoServer 2.2 Snapshot sebagai web map server yang mengakomodasi data dalam bentuk peta, GeoWebCache, GeoExplorer untuk memublikasikan aplikasi pemetaan peta, Apache Tomcat sebagai web server, dan styler untuk melakukan pengaturan style (SLD).

2 ArcMapTm 9.4 sebagai perangkat lunak untuk mengolah praproses data spasial.

3 uDig 1.3.2 sebagai perangkat lunak untuk mengolah pewarnaan peta.

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah:

1 Processor: AMD A6-3400M APU dengan Radeon ~1,4GHz. 2 Sistem Operasi: Windows 7 Profesional 64-bit.

3 Memori: 4096MB RAM. 4 Hard disk: 600GB.

Analisis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data penutupan lahan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2000, 2005, dan 2009 dengan format shapefile (.shp). Data yang diperoleh berupa satu buah file SHP sehingga harus dilakukan peleburan (dissolve) data agar dapat diolah untuk membangun sistem informasi geografi ini.

Praproses Data

Pengaturan Sistem Proyeksi

Data yang diperoleh dalam format shapefile belum didefinisikan sistem proyeksinya. Hal ini menyebabkan data saat dibuka untuk dilakukan praproses data menggunakan ArcGIS memunculkan pesan bahwa data yang ditambahkan tidak memiliki informasi spasial sehingga tidak dapat diproyeksikan. Di dalam ArcGIS, pengaturan sistem proyeksi ini dapat dilakukan melalui menu ArcToolbox > projection and transfer > define project. Data yang akan diproses dipilih dan akan mendapat informasi bahwa koordinat sistem berstatus unknown. Tahap selanjutnya adalah memilih sistem koordinat yang sudah didefiniskan sebelumnya menggunakan datum WGS (World Geodetic System) 1984.

Geometry Check and Corretion

Setelah dilakukan pengaturan sistem proyeksi, maka dilakukan pengecekan geometri dan memperbaiki kesalahan, menangani data kosong (null), dan data

11

yang tidak konsisten. Pengecekan dilakukan menggunakan ArcGIS melalui menu ArcToolbox > Data Management Tools > Feature > Check Geometry. Hasilnya diperoleh tujuh buah kesalahan yang harus diperbaiki. Tujuh buah kesalahan tersebut merupakan kesalahan pada ring yang tidak terarah dengan benar (incorrect ring ordering). Kesalahan tersebut ditemukan pada fitur geometri dengan Object_ID 420, 6062, 6452, 7057, 7842, 8596, dan 10047 sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 8. Pada perangkat lunak ArcGIS, perbaikan kesalahan geometri dapat dilakukan dengan mudah menggunakan Repair Geometry pada ArcToolbox. Setelah melakukan Repair Geometry, geometri akan diperbaharui untuk memiliki segmen yang benar.

Gambar 8 Kesalahan dalam pengecekkan menggunakan ArcGIS

Peleburan Data (Dissolve)

Setelah memperbaiki kesalahan pada data, hasil repair geometry tersebut masih berupa data penutupan lahan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2000, 2005, dan 2009. Hal tersebut menyebabkan pada saat visualisasi dalam bentuk peta penutupan lahan yang ditandai dengan warna berbeda untuk setiap fitur, satu objek yang sama tetap berdampingan dengan jenis fitur yang lain. Contohnya seperti disajikan pada Gambar 9. ObjectID = 12503 yang ditandai garis biru tersusun dari beberapa poligon yang tersebar, namun tetap berdampingan dengan fitur lain yang memiliki jenis land cover sama (H2r).

Pada penelitian kali ini, kita membutuhkan data penutupan lahan per tahun, sehingga data tersebut harus dilebur menjadi tiga bagian berdasarkan tahun. Peleburan data menggunakan menu ArcToolbox > Data Management Tools > Generalization > Dissolve. Pemilihan tahun (Z000, Z005, Z009) dilakukan untuk mendapatkan data penutupan lahan pada tahun tersebut.

12

Gambar 9 Peleburan data

Dissolve digunakan untuk menggabungkan objek-objek dalam sebuah layer yang mempunyai isi field yang sama. Fungsi ini digunakan untuk membuat peta yang telah disederhanakan dari sebuah peta yang lebih kompleks. Fungsi dissolve juga akan menghapus batas dari poligon berpotongan yang memiliki nilai yang sama (Gambar 10).

Gambar 10 Ilustrasi dissolve (ESRI 2013)

Dari proses dissolve ini diperoleh tiga buah data dengan nama LC2000.shp, LC2005.shp, dan LC2009.shp. Sebagai contoh untuk kasus pada tahun 2000, terdapat 6224 poligon sebelum dilakukan dissolve menjadi 3582 poligon setelah dilakukan proses dissolve. Contoh data sebelum dan sesudah dilakukan proses dissolve dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pemuatan Data

Tahap selanjutnya yakni memuat data shapefile tersebut ke dalam GeoServer. Pemuatan data ke dalam GeoServer dapat dilakukan dengan mengimpor dari database atau mengimpor file data spasial dari direktori yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan kedua jenis pemuatan data tersebut untuk menunjukan bahwa OpenGeo Suite mengakomodasi interoperabilitas tipe data.

13

Sebelum mengimpor data dari database yang harus dilakukan pertama kali adalah mengimpor data shapefile ke dalam database PostGIS. Proses impor tersebut dapat dilakukan menggunakan Shapefile to PostGIS Import Tool (Gambar 11). Langkah selanjutnya ialah membuat koneksi dengan PostGIS. Setelah berhasil terhubung ke PostGIS, dipilih file shapefile yang akan diimpor ke database. Pada tab pengaturan, kolom geometry column bernilai the_geom. Kolom Spatial Reference System Identifier (SRID) merupakan integer yang berhubungan dengan primary key dari metatabel spatial_ref_sys. Jika impor data berhasil dilakukan, akan terbentuk tabel baru pada PostGIS.

Gambar 11 Shapefile to PostGIS Import Tool

Perancangan Prototipe Perancangan Database

Berdasarkan data hasil impor ke dalam database, diperoleh 5 tabel yaitu: tabel LC_Dissolve2000, LC_Dissolve2005, LC_Dissolve2009, spatial_ref_sys, geometry_columns. Diagram keterhubungan antar tabel dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel LC_Dissolve menyimpan informasi tipe penutupan lahan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan tahun sesuai dengan nama tabel.

Tabel geometry_columns terdiri atas tujuh kolom, yaitu f_table_catalog untuk menyimpan nama database(katalog), f_table_schema untuk menyimpan skema tabel, f_table_name untuk menyimpan nama tabel, f_geometry_column untuk menyimpan nama kolom geometri. Kolom coord_dimension adalah dimensi koordinat dari kolom geometri. Kolom SRID merupakan foreign key metatabel spatial_ref_sys. Kolom type menyimpan jenis geometri (titik, garis, poligon, multipoligon, dan lain-lain) sebagai character varying. PostGIS menggunakan tabel geometry_columns untuk menyimpan metadata yang terkait dengan kolom geometri pada database. Tabel ini secara otomatis dibuat saat instalasi PostGIS dan digunakan oleh alat-alat third-party untuk mengumpulkan daftar layer geometri pada database.

14

Tabel spatial_ref_sys terdiri atas lima kolom. Kolom SRID bernilai integer unik yang mengidentifikasi sistem referensi spasial dalam database. Kolom auth_name berisi nama dari badan standar atau standar yang sedang dikutip untuk sistem referensi, dalam hal ini “EPSG”. Kolom auth_srid merupakan id dari sistem referensi spasial yang didefinisikan dalam auth_name. Kolom srtext merepresentasikan well-known text dari sistem referensi spasial. Kolom proj4text berisi string definisi koordinat proj4 (library yang digunakan PostGIS untuk menyediakan kemampuan transformasi koordinat) untuk SRID tertentu. PostGIS menggunakan tabel ini untuk mengatalogkan semua sistem referensi spasial yang tersedia ke dalam database. Metatabel spatial_ref_sys berisi nama sistem referensi spasial, parameter-parameter yang diperlukan untuk memproyeksikan ke sistem lain, dan sumber definisi sistem. Deskripsi tabel pada Lampiran 3.

Perancangan Arsitektur Sistem

Sistem dibuat mengikuti arsitektur dari perangkat lunak OpenGeo Suite 3.0. OpenGeo merupakan tumpukan perangkat lunak geospasial untuk mempublikasikan data ke dalam sebuah web. Dalam OpenGeo, terdapat tiga lapisan utama yaitu database (DBMS), application server, dan user interface. Pada lapisan pertama database terdapat PostGIS yang merupakan sistem databse spasial yang kuat. Pada lapisan kedua terdapat GeoServer yang menjadi server peta dan data spasial. Pada lapisan ketiga user interface OpenGeo memiliki GeoExplorer yang menjadi perangkat berbasis web untuk melihat, navigasi, dan mengelola data dari komponen OpenGeo (baik secara lokal maupun remote atau mengontrol dari tempat yang berbeda). GeoWebCache digunakan untuk mempercepat pengiriman gambar peta dengan cara menyimpan gambar yang sering diakses. Arsitektur sistem ini disajikan pada Gambar 12.

Application Layer

Database File Sotrage

MapQuest OpenStreetMap

User Interface

Internet

15

Perancangan Proses

Proses dimulai ketika pengguna mengakses web dan mengirim permintaan GetCapabilities ke GeoServer. GetCapabilities menampilkan layanan pada tingkat metadata yang berisi deksripsi informasi yang dimiliki WMS dan parameter yang dapat diterima. GeoServer akan merespons permintaan tersebut dalam format XML. Hasil dari permintaan ini berupa daftar layer peta. Layer peta yang ditampilkan adalah semua layer yang telah dimuat di GeoServer. Layer dalam GeoServer merupakan hasil impor data dari PostGIS atau impor langsung dari shapefile, sementara yang akan ditampilkan hanyalah layer peta yang telah dipilih. Pengguna dapat memproses peta lebih lanjut menggunakan menu yang tersedia seperti, zoom in, zoom out, GetFeatureInfo, melakukan pengukuran panjang (measure length), dan pengukuran luas area (measure area) setelah peta ditampilkan. GetFeatureInfo digunakan untuk meminta informasi tentang fitur spesifik pada bagian peta yang dipilih.

Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dalam pengoperasian sistem. Perancangan antarmuka pada penelitian ini difokuskan pada antarmuka client. Antarmuka halaman WebGIS Penutupan Lahan Kalimantan Timur terdiri atas beberapa bagian, yaitu: header, navigasi, peta, legenda, referensi, dan footer. Tampilan perancangan antarmuka halaman digambarkan pada Gambar 13.

Header Naviagasi Peta Legenda Skala Referensi

Gambar 13 Antarmuka WebGIS Penutupan Lahan

Pengembangan Prototipe

Instalasi OpenGeo Suite 3.0

Perangkat lunak OpenGeo Suite 3.0 dapat diinstal pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Mac OS, dan Linux. Persyaratan minimum sistem operasi Windows agar dapat menggunakan OpenGeo adalah sebagai berikut: 1 Sistem Operasi: Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Server 2003,

Server 2008 (32 bit dan 64 bit).

2 Memori minimal 512 MB (direkomendasikan 1 GB).

3 Tempat penyimpanan: minimal 600 MB (ditambah space untuk memuat data).

16

Implementasi GeoServer

Penelitian ini menggunakan PostGIS sebagai sistem database spasial. Penggunaan PostGIS dikarenakan telah disertifikasi oleh OGC sesuai dengan

“Fitur sederhana untuk SQL”. PostGIS menambahkan jenis, fungsi, dan indeks

untuk mendukung penyimpanan, manajemen, dan analisis objek geospasial: titik, linestrings, poligon, multipoint, multilinestrings, multipolygons. Data yang telah diimpor ke dalam PostGIS, yaitu: LC_Dissolve2000 terdiri atas 3582 record, LC_Dissolve2005 terdiri atas 3582 record, dan LC_Dissolve2009 terdiri atas 3759 record. Perbedaan jumlah record ini disebabkan oleh perubahan penutupan lahan. Data tersebut harus dimpor ke GeoServer.

Aplikasi GeoServer yang akan digunakan untuk merepresentasikan data PostGIS pada platform web membutuhkan perizinan akses. Akses masuk dapat menggunakan default username admin dan password geoserver. Tahapan pembuatan suatu layer pada GeoServer ini meliputi:

1 Membuat workspace

Workspace merupakan ruang kerja yang menampung layer-layer yang akan dibuat. Workspace dirancang untuk menjadi ruang terpisah, terisolasi yang berhubungan dengan suatu proyek tertentu. Hal tersebut memungkinkan untuk menggunakan layer dengan nama yang identik tanpa konflik. Nama workspace yang telah dibuat pada penelitan ini adalah landcover1 dengan namespace URI http://opengeo.org/landcover1 dan dibuat sebagai default workspace.

2 Melakukan penyimpanan (store)

Store merupakan ruang konfigurasi untuk mengatur penyimpanan data yang tersedia ke dalam GeoServer. Terdapat pilihan konfigurasi berdasarkan jenis data yaitu data vektor dan data data raster. Penelitian kali menggunakan data vektor. Data tersebut dimasukkan ke dalam GeoServer menggunakan dua cara yaitu melalui konfigurasi PostGIS yang telah dibuat sebelumnya dan memilih data shapefile yang dimiliki pada direktori penyimpanan pribadi (Gambar 14).

17

3 Membuat layer pada GeoServer

Pada saat layer yang tersedia dipublikasikan maka GeoServer akan menampilkan halaman konfigurasi yang tersedia. Konfigurasi ini untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan setiap layer. Informasi tersebut meliputi nama layer, pemilihan nilai sistem koordinat referensi, bounding box yang dibangkitkan dari data, dan memilih style yang terdapat pada tab publishing (Gambar 15). Nilai sistem referensi koordinat yang dipilih adalah EPSG:4326. EPSG merupakan singkatan dari European Petroleum Survey Group. EPSG mendefinisikan sistem referensi spasial. Pada tabel spatial_ref_sys kolom SRID menggunakan EPSG:4326 yang berarti srid=4326 dan auth_name=EPSG. EPSG:4326 merupakan sistem referensi geografis latitude (lat), longitude (lon) menggunkan elipsoid WGS 84. Isi tabel spatial_ref_sys dengan srid = 4326 dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 15 Pemilihan sistem koordinat referensi

Layer-layer yang terbentuk kemudian dikonversi oleh layanan yang terdapat pada GeoServer menjadi file dengan format XML. File XML inilah yang kemudian akan menghasilkan URL dengan halaman web berupa penyajian data dalam bentuk peta. Penelitian ini membangun tiga layer dalam GeoServer, yaitu layer LC_Dissolve2000, LC_Dissolve2005, dan LC_Dissolve2009.

4 Menyesuaikan style peta

Untuk menghasilkan suatu layer peta, diperlukan style dari layer yang sesuai dengan tipe layer tersebut. Pada penelitian kali ini, penyesuaian style digunakan untuk mengkategorikan tipe penutupan lahan antara satu dengan lainnya. File Styled Layer Descriptor (SLD) untuk mengatur tampilan peta di-bangkitkan menggunakan perangkat lunak uDig. Peta yang telah dimuat ke dalam uDig kemudian dilakukan pengaturan style menggunakan style editor. Langkah berikutnya dipilih atribut yang akan diberikan warna theme tertentu. Setiap jenis penutupan lahan diberikan warna berbeda, sehingga dalam kolom classes

18

disesuaikan dengan jumlah atribut penutupan lahan sebanyak 19 kelas. Struktur SLD yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar yang diberikan warna berbeda merupakan bagian struktur yang mengalami perubahan untuk setiap rule yang berbeda.

Sld:StyledLayerDescriptor sld:UserLayer sld:LayerFeatureConstraints sld:FeatureTypeConstraint sld:UserStyle sld:Name sld:Title sld:FeatureTypeStyle sld:Name sld:FeatureTypeName sld:SemanticTypeIdentifier sld:Rule sld:Name sld:Title ogc:Filter ogc:PropertyIsEqualTo ogc:PropertyName ogc:Literal sld:PolygonSymbolizer sld:Fill sld:CssParameter name="fill" sld:CssParameter name="fill-opacity" Gambar 16 Struktur SLD

Setelah itu dilakukan penyesuaian warna agar sesuai dengan jenis atribut penutupan lahan. Dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang tidak dijelaskan secara terperinci tentang kode unsur untuk tipe penutupan lahan. Peraturan pemerintah tersebut hanya mensyaratkan adanya perbedaan pewarnaan untuk membedakan tipe penutupan lahan. Oleh karena itu, kode unsur disesuaikan dengan lampiran PP

19

tersebut. Jika dalam PP tersebut tidak ditemukan, maka dilakukan pendekatan pewarnaan yang disesuaikan dengan jenis penutupan lahan (Lampiran 5).

5 Melihat hasil peta

Untuk melihat peta sesuai layer yang telah dibuat, pengguna dapat mengakses layer preview. Dalam menu view pada layer preview terdapat tiga kategori pilihan yaitu berdasarkan aplikasi (Open Layers, Google Earth, dan GeoExplorer), format WMS (KMZ, TIFF, JPEG, PNG, PDF, KML, dan lain-lain), dan format WFS (CSV, GeoJSON, GML2, GML3, dan shapefile).

GeoExplorer menjadi bagian dari OpenGeo pada lapisan user interface. GeoExplorer adalah sebuah aplikasi web berdasarkan kerangka GeoExt yang digunakan untuk menyusun dan menerbitkan peta. GeoExplorer dapat diintegrasikan dengan penyedia peta seperti Google Maps dan OpenStreetMap dan dapat menampilkan data GIS berbasis web service (WMS/WFS).

Implementasi Arsitektur dan Proses

OpenGeo menggabungkan semua lapisan secara bersama-sama dalam satu buah perangkat untuk membangun sebuah peta internet. Kekuatan sebenarnya dari arsitektur OpenGeo adalah kebebasan untuk menggunakan komponen individual untuk membangun aplikasi baru dalam kombinasi dengan infrastuktur yang ada.

Pada saat ada request dari pengguna maka GeoServer akan memberikan response berupa GetCapabilities dalam bentuk XML yang berisi deskripsi informasi metadata yang dimiliki. Contoh GetCapabilities request dalam implementasi sistem ini ialah http://localhost:8080/geoserver/ wms?request=GetCapabilities. Respon permintaan berupa file yang ditetapkan

dalam “text/xm”. Layanan metadata ini memungkinkan klien WMS untuk

memformulasikan permintaan yang valid dan memungkinkan konstuksi katalog yang dapat dicari dan mengarahkan klien WMS kepada server WMS tertentu. Operasi GetCapabilites perlu menerima daftar lengkap dari dukungan antarmuka server dan layer. Pada tahap ini diperoleh informasi layer peta yang telah dimuat dalam GeoServer dan ditampilkan dalam daftar layer.

Saat pengguna melakukan pemilihan layer maka akan dijalankan operasi GetMap, sehingga keluaran operasi GetMap adalah peta yang sesuai dengan layer yang telah dipilih. Permintaan GetMap mengizinkan WMS klien untuk menspesifikan layer yang berbeda, sistem referensi spasial (SRS), area geografis, danm parameter lain yang menggambarkan format pengambilan peta. Server WMS mengirim peta via HTTP ketika menerima permintaan seperti Gambar 17 di bawah ini. http://localhost:8080/geoserver/ landcover1/wms?service=WMS&version=1 .1.0&request=GetMap&layers=landcover 1:LC_Dissolve2000&styles=&bbox=110.7 33819441657,-3.5438372847589,115.849919441657,0.7 93562715241104&width=512&height=434& srs=EPSG:4326&format=image/jpeg

20

Parameter-parameter pada contoh di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:  localhost:8080 merupakan server hostname dengan port number

8080

 geoserver/ adalah directory path  landcover1 adalah nama workspaces

 wms? adalah nama script Common Gateway Interface (CGI) yang memproses permintaan WMS klien

 Service=WMS& merupakan parameter jenis layanan  version=1.1.0 merupakan detail server

 &request=GetMap adalah jenis permintaan

 &layers=landcover1:LC_Dissolve2000 menggambarkan nama layer

&bbox=110.733819441657,-3.5438372847589,115.849919441657,0.79356271524110 4 menjelaskan tentang koordinat latitude longitude atau bounding box  &srs=EPSG:4326 merupakan proyeksi yang digunakan

 &width=512&height=434&format=image/jpeg merupakan properti dari gambar. Width dan height adalah perintah ketika format keluaran berupa gambar.

Permintaan GetFeatureInfo merespons informasi tentang fitur tertentu yang ditunjukan pada peta. Peta diidentifikasi dengan menyertakan semua informasi dalam permintaan GetMap. Permintaan GetFeatureInfo menyimpan muatan permintaan GetMap dengan menambahkan parameter untuk mendefinisikan layer yang diminta. Hasil permintaan operasi ini adalah informasi atribut yang terdapat pada peta.

Implementasi Antarmuka

Pada saat pengguna mengirimkan permintaan GetCapabilites menggunakan browser dengan alamat URL http://localhost:8080/geoserver/ www/peta/map.html maka akan dikirimkan ke GeoServer. Hasil respons GeoServer akan menghasilkan list daftar layer. Peta dapat ditampilkan dengan beberapa layer sekaligus. Layer yang ditampilkan dapat berasal dari format data dan lokasi penyimpanan yang berbeda. Tiga layer pertama (LC_Dissolve2000, LC_Dissolve2005, LC_Dissolve2009) berasal dari PostGIS dan LC_Dissolve2000 yang kedua berasal dari pemilihan langsung shapefile yang dimiliki (Gambar 18). Semua layer tersebut dalam penelitian ini disimpan di dalam satu komputer yang sama. Walau demikian OpenGeo dapat mengambil layer dari tempat penyimpanan yang lain seperti layer yang dijadikan sebagai base maps berasal dari MapQuest OpenStreetMap yang disimpan di server OpenStreetMap. Hal ini dilakukan untuk menujukan bahwa OpenGeo dapat menangani interoperabilitas.

21

Gambar 18 Antarmuka daftar layer

Saat permintaan layer dilakukan, sistem akan mengirimkan permintaan GetMap yang dikirim ke GeoServer. Respons dari permintaan tersebut berupa ditampilkannya peta yang dipilih ke dalam frame peta (Gambar 19). Melihat perbedaan penutupan lahan dipilihan berbeda. Layer penutupan lahan menggunakan simbol legenda berupa polygon.

Gambar 19 WebGIS Penutupan Lahan Kalimantan Tengah

Setelah peta ditampilkan, maka fungsi ZoomIn, ZoomOut, dan GetFeatureInfo dapat dijalankan. Gambar 20 menunjukkan contoh tampilan GetFeatureInfo dari layer.

22

Evaluasi Prototipe

Pengujian dilakukan dengan mencoba fungsi-fungsi pada tampilan web. Fungsi GetCapabilites, GetMap, ZoomIn, Zoomout, dan GetFeatureInfo berjalan dengan baik. Hasil pengujian lengkap dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Hasil Evaluasi Prototipe

Pengujia n

Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

Uji

GetCapa-bilities

Mengakses alamat peta Jika tersambung dengan server, akan menampilkan list layer yang dapat dipilih beserta frame peta.

Sukses

GetMap Memilih layer peta yang tersedia

Jika tersambung dengan server, maka peta akan ditampilkan di dalam frame sesuai dengan layer yang telah dipilih.

Sukses

ZoomIn Kursor bergerak menuju peta yang ingin diperbesar, kemudia menggerakan memilih tombol Zoom In atau menggunakan scroll tetikus

Gambar peta menjadi lebih besar

Sukses

ZoomOut Kursor bergerak menuju peta yang ingin diperbesar, kemudia menggerakan memilih tombol Zoom Out atau menggunakan scroll tetikus

Gambar menjadi lebih kecil Sukses

GetFea-tureInfo

Kursor bergerak menuju peta yang ingin diketahui informasinya, kemudia klik koordinat tersebut

Menampilkan informasi atribut peta

Sukses

Dokumen terkait