E. STRATEGI PELAKSANAAN STRATEGI PELAKSANAAN
1.2.5 HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA
Kunjungan Pertama (K-1) : Keluarga sudah masuk
kemandirian 2. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya dengan benar.
Perawat : Ns. Shinta
Kunjungan Keempat (K-4) : Belum dilakukan. Perawat :
Kunjungan Kedua (K-2) : Keluarga sudah masuk kemandirian 2. Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai dengan anjuran.
Perawat : Ns. Shinta
Kunjungan Kelima (K-5) : Belum dilakukan. Perawat :
Kunjungan Ketiga (K-3) : Keluarga sudah masuk kemandirian 2. Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran.
Perawat :
Kunjungan Keenam (K-6) : Belum dilakukan. Perawat :
1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A merupakan tipe keluarga nuclear family dimana dalam satu rumah Tn. A terdiri dari Tn. A (60 tahun) sebagai kepala
keluarga, Ny. M (54 tahun) sebagai istri, Tn. MU (33 tahun) sebagai anak, Tn. MI (22 tahun), Nn. U (20 tahun).
2. Latar Belakang Budaya
Keluarga Tn. A mempunyai latar belakang budaya Jawa. Ny. M juga mengatakan tidak ada mitos atau pantangan tertentu yang harus dipegang dan dapat mempengaruhi pemeliharaan kesehatan dalam keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka akan membeli obat yang banyak di jual di warung atau ke puskesmas. Aktivitas yang dilakukan sehari-hari sama seperti masyarakat di sekitarnya, yaitu makan, tidur, bekerja, berbincang-bincang dengan keluarga, berbincang-bincang dengan tetangga, dan sebagainya. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Jawa. Tidak ada kebiasaan makan yang mengarah ke kebiasaan budaya. Biasanya makan 2-3 kali sehari dan tidak ada menu tertentu yang sesuai dengan budaya keluarga.
3. Agama
Keluarga Tn. A menganut agama Islam, dan mengatakan selama ini menjalankan sholat, puasa, dan ibadah lainnya. Ny. M mengatakan kadang mengikuti pengajian yang dilaksaakan di sekitar tempat tinggalnya. Keluarga sangat meyakini dengan banyak- banyak berdo’a dan berusaha, maka Allah pasti mengabulkan keinginan hambaNya termasuk dalam hal kesehatan keluarganya dan juga setiap masalah yang terjadi pada keluarga.
4. Status Sosial Ekonomi
Tn. A saat ini bekerja sebagai wiraswasta. Tn. A bekerja dari pagi hari hingga sore hari. Sedangkan Ny. M saat ini juga masih tetap bekerja sebagai wiraswasta membantu Tn. A. Penghasilan yang diperoleh keluarga selama sebulan tidak menentu, namun Ny. M tidak menyebutkan nominal penghasilan perbulan keluarga. Ny. M hanya mengatakan cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Ny. M mengatakan bahwa keluarga mereka bisa menyisihkan sedikit uang untuk
5. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang
Keluarga Tn. A jarang pergi berekreasi bersama karena kesibukan Tn. A yang bekerja hingga sore hari. Ny. M mengatakan aktivitas rekreasi dilakukan di rumah dengan menonton televisi. Keluarga Tn. A kadang main ke tempat saudara terutama yang dekat dengan rumah, main ke tempat tetangga, dan bersenda gurau dengan sesama anggota keluarga.
a. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 6. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tugas perkembangan keluarga dengan gout arthritis yang dilakukan oleh keluarga antara lain :
- Satu orang anak Tn. A telah menikah, berarti keluarga telah mampu memperluas siklus keluarga.
- Keluarga Tn. A masih tetap mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, hal ini dibuktikan dengan adanya salah satu bentuk rekreasi keluarga mereka yakni dengan mengobrol atau nonton televisi bersama.
- Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
7. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga belum mampu memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru melalui perkawinan anak-anak karena anak-anaknya ada yang belum menikah.
8. Riwayat Keluarga Inti
Tn. A dan Ny. M bertemu ketika sama-sama bekerja sebagai wiraswasta. Beberapa bulan setelah berkenalan kemudian memutuskan untuk pacaran. Kemudian tidak lama kemudian Tn. A dan Ny. M memutuskan untuk menikah dan saat ini dikaruniai 3 orang anak.
- Riwayat keluarga dari pihak suami: orang tua dari pihak Tn. A yaitu ibu telah meninggal namun bukan karena menderita suatu penyakit melainkan karena faktor umur yang sudah tua.
- Riwayat keluarga dari pihak istri: orang tua dari Ny. M dua-duanya sudah meninggal. Bapak Ny. M meninggal karena fator umur yang sudah tua bukan karena ada suatu penyakit. Sedangkan ibu dari Ny. M memiliki riwayat Tbc namun itu bukan penyebab meninggal. Ny. M mengatakan karena usia ibunya yang sudah tua.
b. Lingkungan
10. Karakteristik Rumah
Tipe rumah Tn. A adalah bangunan permanen dengan status kepemilikan sendiri. Rumah Tn. S memiliki 8 ruangan, yaitu empat kamar tidur, satu ruang tamu, dua kamar mandi, satu dapur. Keluarga tidak memiliki ruang makan sendiri. Kamar mandi keluarga menggunakan model toilet jongkok. Rumah Tn. A juga memiliki teras di bagian depan rumah. Namun, kondisi rumah sedikit berantakan dan kurang terawat. Lantai rumah terbuat dari keramik. Ventilasi udara dan sinar matahari masuk melalui pintu depan dan jendela depan. Sumber air yang digunakan sehari-hari adalah dari air PAM. Letak rumahnya masih berdekatan dengan beberapa saudaranya. Alat-alat elektronik yang dimiliki keluarga Tn. A antara lain televisi, setrika, HP, magic com, laptop.
11. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Tetangga yang ada di dekat rumah Tn. A sebagian besar juga merupakan warga asli. Ada yang sudah lama menetap dan ada juga yang baru menetap. Hubungan keluarga Tn. A dengan tetangga terlihat cukup baik dan dekat. Sebagian besar dari tetangga Tn. A merupakan pekerja di pabrik, dan buruh.
Ibu ibu dari tetangga Ny. M tampak sering berkumpul saat waktu luang pagi maupun siang hari. Lingkungan tetangga sekitar keluarga Tn. A tampak harmonis. Lingkungan RT tempat tinggal keluarga Tn. A merupakan lingkungan yang cukup padat.
12. Morbilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A telah lama menetap di Kediri, karena warga asli kediri. Ny. M mengatakan sejak menikah hinga sampai sekarang sudah tinggal di dusun Gapuk. Tn. A bekerja sebagai wiraswasta sehingga biasanya menggunakan sepeda motor untuk menuju ke tempat kerja.
13. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. A jarang merencanakan waktu khusus untuk berkumpul bersama dengan keluarga besar. Mereka biasanya berkumpul hari raya
Idul Fitri atau bila anak Ny. M yang sudah tinggal terpisah berkunjung ke rumah. Ny. M mengikuti pengajian setiap hari jumat di lingkungan RT. Apabila ada acara di lingkungan, Tn. A kadang mengikutinya namun lebih banyak tidak mengikuti karena harus bekerja.
14. Sistem Pendukung Sosial Keluarga
Saat sekarang angota keluarga Tn. A dalam keadaan sehat. Jika ada anggota keluarga yang sakit dan memerlukan biaya yang dirasakan berat bagi keluarga maka biasanya keluarga akan meminta bantuan dari keluarganya terlebih dahulu dan mengajukan keringaan dengan Jamkesmas. Beberapa tetangga juga akan membantu untuk memberikan bantuan baik itu berupa informasi mengenai cara untuk mengurus jaminan kesehatan, maupun pengobatan alternatif.
c. Struktur Keluarga
15. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang dimiliki keluarga Tn. A adalah komunikasi terbuka. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa. Apabila ada masalah didalam keluarga maka akan diselesaikan bersama. Ny. M mengatakan anak-anak mereka lebih sering terbuka kepada Ny. M daripada Tn. A terutama antara Ny. M dengan Nn. U. Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam penerimaan pesan. Setiap hari Ny. M akan memberikan pesan kepada anaknya, berupa nasehat positif tentang kehidupan.
16. Struktur Kekuatan Keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga biasanya adalah secara bermusyawarah namun Ny. M lebih mendominasi terutama dalam pengambilan keputusan yang harus segera diputuskan apabila Tn. A sedang tidak ada dirumah. Ny. M yang akan mengambil keputusan terutama bila terkait urusan anak, apalagi tentang Nn. U. Tn. A dan Ny. M juga sering membicarakan masalah bersama-sama terlebih
dahulu sebelum mengambil keputusan. 17. Struktur Peran
Tn. A sebagai ayah, kepala keluarga dan pelindung keluarga. Peran ayah sebagai kepala keluarga dan pelindung keluarga telah cukup dijalankan dengan baik. Sekarang Tn. A bekerja sebagai wiraswasta. Ny. M sebagai istri dan ibu telah seoptimal mungkin menjalankan perannya yaitu mengurus rumah tangga.
18. Nilai, Norma, dan Budaya
Nilai yang dianut oleh keluarga Tn. A adalah kalau dekat dengan Tuhan dan menjalankan perintahNya, Tuhan akan membantu dalam setiap masalah. Keyakinan agama yang dianut keluarga Tn. A adalah Islam dimana di dalamnya terdapat berbagai cara beribadah. Tn. A mengatakan nilai norma yang biasanya diajarkan kepada anak-anaknya yaitu untuk selalu memperhatikan nilai norma agama dan kesopanan. Mengenai nilai budaya yang dianut keluarga, Ny. M mengatakan keluarganya tidak terlalu terkekang budaya Jawa. Namun, Ny. M tetap mengajarkan tata krama terutama terkait bila akan berinteraksi dengan orang yang lebih tua dari kita.
d. Fungsi Keluarga 19. Fungsi Afektif
Ny. M mengatakan bahwa sebenarnya keluarganya saling men yayangi satu sama lain. Anak-anaknya sama dekatnya dengan Tn. A pula. Bukti bahwa anggota keluarga saling menyayangi adalah saling memperhatikan dan kepedulian terhadap keadaan masing-masing. Ny. M mengatakan terkadang ketidaksesuaian antara anak-anaknya
muncul tetapi Ny. M mengatakan hal tersebut wajar terjadi antara saudara apalagi karena perbedaan usia yang cukup jauh.
20. Fungsi Sosialisasi
Keluarga berinteraksi dengan baik dengan anggota keluarga yang lain. Sosialisasi anggota keluarga dengan masyarakat juga cukup baik. Tetangga-tetangga sering berkunjung dan berkumpul ke rumah Tn. A pada siang hari. Tn. A dan Ny. M mendidik anaknya dengan disiplin. Tn. A juga menanamkan kepada anaknya bersikap ramah dan mau berinteraksi dengan tetangganya.
21. Fungsi Perawatan Kesehatan
Tn. A mengeluhkan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki dan lutut. Klien mengatakan menderita asam urat sudah satu tahun dan sering kambuh apalagi ketika cuaca dingin. Keluarga mengatakan klien suka mengonsumsi makan makanan yang berlemak dan mengandung kolesterol seperti jeroan, juga klien sangat menyukai kedelai yang direbus. Saat ini, BB 63kg dengan TB 175 cm. Klien bekerja sebagai wiraswasta dengan pola istirahat yang tergolong
cukup dari pukul 22.00 sampai 04.00. Namun, Ny. M mengatakan bahwa akhir-akhir ini Tn. A tidak nafsu makan, dan apabila cuaca sangat dingin biasanya Tn. A mengeluhkan kakinya sangat sakit dan tidak bisa berjalan sendiri.
Ny. M saat ini mengatakan dalam keadaan kurang sehat dikarenakan penyakit tbc nya. Namun, keluarga sudah mengusahakan pengobatan
yang terbaik yaitu dengan membawa Ny. M ke pelayanan kesehatan. Anak-anak Tn. A dan Ny. M semuanya dalam keadaan sehat.
e. Stress dan Koping Keluarga 22. Stress Jangka Panjang
Ny. M mengatakan sering kepikiran biaya untuk kuliah Nn. U dan Tn. MI. Ny. M takut tidak bisa membiayai Nn. U dan Tn. MI sampai dengan lulus kuliah.
Ny. M mengatakan masalah yang dihadapi sekarang yaitu Tn. A yang akhir-akhir ini mengeluhkan sakit dan tidak mau makan.
24. Koping yang Digunakan
Koping yang biasa dilakukan keluarga adalah mencoba membicarakan masalah yang dihadapi dan saling mengerti. Ny. M mengatakan dirinya mencoba lebih bersabar. Ny. M juga mengatakan hanya bisa berharap dan berdoa kepada Allah agar keluarganya selalu diberikan
kesehatan.
f. Harapan Keluarga terhadap Perawat
Keluarga mengharapkan dengan adanya mahasiswa masalah kesehatan dalam keluarga dapat teridentifikasi dan dapat membantu keluarga dalam memutuskan tindakan yang tepat. Keluarga juga mengharapkan dengan adanya mahasiswa dapat membantu cara penyelesaian masalah yang terjadi pada anggota keluarga khususnya pada Tn. A.
51
1.4 Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS :
- Tn. A mengatakan suka mengonsumsi kedelai rebus dan jeroan.
- Keluarga Tn. A tidak mengetahui bahwa kedelai rebus tidak baik untuk penyakit asam urat.
- Ny. M mengatakan memasak sendiri makanan untuk keluarganya, namun terkadang juga memakan makanan dari luar.
DO :
- Tn. A mengonsumsi kedelai rebus terkadang setiap sore hari.
- Tn. A juga kadang mengonsumsi bebek goreng untuk membangkitkan nafsu makannya.
- Kadar asam urat Tn. A 8 mg/dl.
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait asam urat
Kurangnya pengetahuan keluarga
2. DS:
-Tn. A mengatakan akibat dari nyeri pergelangan kaki, sendi jari kaki dan lutut juga bengkak yang
Ketidakmampuan klien dalam memodifikasi lingkungan
52
dialaminya menjadi sulit untuk berdiri apabila dari posisi duduk.
-Tn. A mengatakan jika terjadi bengkak saat berjalan harus dengan bantuan, merambat di dinding atau berpegangan pada kursi.
DO:
-Kaki kiri Tn. A terlihat sedikit bengkak.
-Kaki kiri Tn. A terlihat d apat berjalan tetapi agak lemah.
53
1.5 Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan keluarga b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah asam urat. 2. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakmampuan klien dalam memodifikasi lingkungan.
1.6 Scoring/Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah
1. Diagnosa : Kurangnya pengetahuan keluarga b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah asam urat.
Kriteria Skor Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH (Bobot = 1) - Tidak sehat
- Ancaman kesehatan
- Krisis atau keadaan
sejahtera
3 2 1
3/3 x 1 = 2/3 Keluarga belum mengetahui tentang makanan yang dilarang pada pasien asam urat.
KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH (Bobot = 2)
- Dengan mudah - Hanya sebagian - Tidak dapat 2 1 0 2/2 x 2 = 2
Tn. A terkadang masih suka mengkonsumsi bebek goreng untuk membangkitkan selera makan.
POTENSIAL MASALAH
DAPAT DICEGAH (Bobot = 1)
- Tinggi 3 3/3 x 1 = 2/3
Tn. A bertanya mengapa badannya terasa sakit semua, dan Tn. A bertanya mengenai penyakit yang did eritanya.
54 - Cukup - Rendah 2 1 MENONJOLKAN MASALAH (bobot = 1)
- Masalah berat, harus segera ditangani
- Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani - Masalah tidak dirasakan
2
1
0
2/2 x 1 = 1
Kurangnya pengetahuan Tn. A terhadap makanan penyebab Asam Urat dapat memperparah kondisi Tn. A jika tidak segera diberikan edukasi terkait Asam Urat dan penanganannya.
Total 3 4/3
2. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakmampuan klien dalam memodifikasi lingkungan.
Kriteria Skor Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH (Bobot = 1) - Tidak sehat
- Ancaman kesehatan
- Krisis atau keadaan
sejahtera
3 2 1
3/3 x 1 = 3
Masalah gangguan berjalan yang dialami Tn. A, asam urat menyebabkan Tn. A sulit berjalan dan terasa berat ketika berdiri apabila dari posisi duduk, dan menghambat
akivitas Tn. A, sulit berkendara apabila ingin pergi bekerja, dan bila tidak segera di tangani akan
menimbulkan resiko cedera.
55
DAPAT DIUBAH (Bobot = 2) - Dengan mudah - Hanya sebagian - Tidak dapat 2 1 0 2/2 x 2 = 2
untuk bergerak dan beraktivitas. Tn. A memiliki keinginan besar untuk mencegah masalah dapat segera diatasi.
POTENSIAL MASALAH
DAPAT DICEGAH (Bobot = 1) - Tinggi - Cukup - Rendah 3 2 1 3/3 x 1 = 1
Beberapa metode dan pengobatan dapat di terapkan, untuk mengatasi keterbatasan gerak Tn. A namun perlu waktu yang cukup lama untuk memulihkan keadaan Tn. A.
MENONJOLKAN MASALAH (Bobot = 1)
- Masalah berat, harus segera ditangani
- Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani - Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1/2 x 1 = 1/2
Tn. A dan keluarga merasakan keluhan tersebut sangat mengganggu akitivitas dan pekerjaan menjadi terbengkalai, sehingga bagi mereka sangat diperlukan tindakan serius untuk mengatasi masalah gangguan berjalan Tn. A.
56
Total 32/3
1.7 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan keluarga b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah asam urat. 2. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakmampuan klien dalam memodifikasi lingkungan.
57
1.8 Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Krieteria Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kurangnya pengetahuan keluarga b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah asam urat. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 2 kali kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah asam urat. 1. Setelah dilakukan kunjungan selama 2 x 60 menit diharapkan Tn. A dan keluarga mampu
mengatasi masalah
ditandai dengan :
1.1 Mengenal masalah bahaya asam urat.
Respon Verbal
1.1.1 Keluarga menyampaikan pengetahuan tentang
asam urat menurut
keluarga. 1.1.2 Keluarga mampu menyebutkan bahaya asam urat. 1.1.3 Keluarga mampu menyebutkan mengenai defisini asam urat dengan benar.
1.1.4 Keluarga bertanya
mengenai pola makan
yang tepat untuk
penderita asam urat. 1.1.5 Keluarga kooperatif saat
penyampaian materi.
1.1.1 Kaji pengetahuan
keluarga tentang asam urat.
1.1.2 Jelaskan pada keluarga mengenai bahaya asam urat.
1.1.3 Berikan pujian kepada
keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. 1.1.4 Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian makanan menu sehat dan pola makan yang
58
1.1.6 Keluarga dapat bertanya
secara aktif saat
penyampaian materi. 1.1.7 Keluarga faham dan
mengerti tentang materi yang di sampaikan.
1.1.8 Keluarga memahami
mengenai penyakit asam
urat dan dapat
memberikan support
positif terhadap anggota
keluarganya dengan
penyakit asam urat.
menggunakan leaflet. 1.1.5 Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan. 1.1.6 Berikan penjelasan
ulang terhadap materi yang belum dimengerti.
1.1.7 Motivasi keluarga
untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. 1.1.8 Berikan reinforcement
positif atas hasil yang dicapainya.
1.2 Mengambil
keputusan yang
tepat untuk
memberikan pola makan yang baik dan menu sehat.
Respon Afektif 1.2.1 Keluarga mengetahui pentingnya makanan sehat untuk penderita asam urat. 1.2.2 Keluarga mengetahui pentingnya makanan 1.2.1 Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian makanan menu sehat dan pola
makan yang tepat
59
sehat dan bertanya
mengenai makanan
sehat untuk penderita asam urat.
1.2.3 Keluarga faham dan terjadi diskusi aktif tentang materi yang disampaikan.
1.2.4 Keluarga faham dan mengerti tentang materi yang di sampaikan.
1.2.5 Keluarga memahami
mengenai penyakit
asam urat dan dapat memberikan support positif terhadap anggota keluarganya dengan penyakit asam urat.
lembar balik atau ppt. 1.2.2 Jelaskan pada keluarga
contoh – contoh
makanan yang baik
untuk asam urat
meliputi kentang,
yogurth, pisang. 1.2.3 Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.
1.2.4 Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan.
1.2.5 Berikan reinforcement positif atas hasil yang
60 1.3 Melaksanakan perawatan kepada Tn. A Respon Psikomotor 1.3.1 Keluarga mampu melakukan perawatan kepada Tn. A untuk mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi Tn. A. 1.3.2 Keluarga dapat memberikan support positif terhadap anggota
keluarganya dengan penyakit asam urat.
1.3.1 Pantau asupan mkanan yang dikonsumsi oleh Tn. A.
1.3.2 Berikan reinforcement positif atas apa yang
telah dilakukan keluarga. 1.4 Memanfaatkan pelayanan kesehatan Respon Psikomotor 1.5.1 Keluarga bertanya mengenai tindakan lebih lanjut mengenai penanganan asam urat
yang tepat. 1.5.2 Keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan
apabila terjadi masalah.
1.5.1 Berikan edukasi kepada
keluarga tentang penggunaan layanan kesehatan. 1.5.2 Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan.
61 2. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakmampuan klien dalam memodifikasi lingkungan. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 2 kali kunjungan, Tn. A mengerti dan memahami masalah gangguan mobilitas fisik. 2. Setelah dilakukan kunjungan selama 2x60menit diharapkan Tn. A dan keluarga mampu mengatasi
masalah ditandai dengan : 1.1 Mengenal masalah untuk mengetahui penyebab gangguan mobilitas fisik. Respon Verbal 1.2.1 Keluarga mengetahui penyebab dari gangguan berjalan.
1.2.2 Menyebutkan dari
penyebab dan tanda gangguan berjalan : a. Nyeri b. Kekakuan otot c. Bengkak d. Keterbatasan rentang pergerakan sendi e. Perubahan cara berjalan f. Ketidakstabilan posisi g. Pergerakan lambat 1.2.3 Terjadi diskusi aktif
dengan keluarga saat
tanya jawab berlangsung. 1.2.1 Diskusikan dengan keluarga penyebab gangguan berjalan. 1.2.2 Tanyakan kembali tentang penyebab gangguan berjalan. 1.2.3 Berikan reinforcement positif terhadap usaha keluarga
dalam menjawab.
62 pergerakan sendi (ROM). manfaat ROM. 1.2.2 Keluarga dapat mendemonstrasikan cara melakukan latihan pergerakan sendi. 1.2.3 Keluarga dapat
membantu Tn. A dalam melakukan ROM. 1.2.4 Keluarga kooperatif,
berperan aktif dan memberikan support positif terhadap proses penyembuhan Tn. A. dan demonstrasikan kepada keluarga khusunya Tn. A cara melakukan ROM. 1.2.2 Berikan kesempatan kepada keluarga khususnya Tn. A untuk mencoba latihan pergerakan sendi (ROM). 1.2.3 Berikan reinforcement positif terhadap usaha keluarga khususnya Tn.A dalam melakukan latihan pergerakan sendi (ROM). 1.2.4 Pastikan Tn. A akan melakukan tindakan yang di ajarkan jika
63 diperlukan. 1.3 Melaksanakan perawatan non farmakologi kepada Tn. A. Respon Psikomotor 1.2.1 Keluarga mengetahui aktivitas secara rutin yang dilakukan oleh Tn. A
1.2.2 Keluarga mengetahui berapa lama waktu
istirahat Tn. A per hari. 1.2.3 Keluarga mampu
melakukan perawatan kepada Tn. A untuk mengatasi bengkak agar tidak terjadi gangguan mobilitas fisik.
1.2.1 Diskusikan kegiatan harian Tn. A
1.2.2 Anjurkan Tn. A
beristirahat cukup dan teratur.
1.2.3 Keluarga khusunya Tn. A melakukan kompres dingin saat bengkak terjadi. 1.4 Memodifikasi lingkungan Respon Psikomotor 1.2.1 Diskusikan dengan keluarga pentingnya memodifikasi lingkungan. 1.2.2 Menyebutkan cara memodifikasi 1.2.1 Observasi lingkungan rumah pada kunjungan dengan terencana.
1.2.2 Diskusikan dengan
keluarga tentang
64
lingkungan untuk
gangguan mobilitas fisik dan melakukan tindakan modifikasi lingkungan.
kayu atau kursi kayu
yang kuat untuk
pegangan Tn. A ketika sulit berjalan.
1.9 Implementasi dan Evaluasi
No. Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Jum’at, 24 November 2017 Pukul 11.00 WIB 1. Melakukan Pengkajian 2. Melakukan TTV S : Tn. A mengatakan menderita penyakit asam urat sudah sejak satu tahun yang lalu. Tn. A juga
mengatakan bahwa nyeri
dirasakan pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut biasanya
kambuh pada saat cuaca dingin. O : TD : 170/100mmHg, RR: 24 x/menit, suhu 38 oC, kadar asam urat 8 mg/dl.
65
P : Intervensi dilanjutkan. 2. Selasa. 5 desember
2017
Pukul 09.30 WIB
Kurangnya pengetahuan keluarga b.d
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah asam urat.
1. Mengkaji pengetahuan keluarga mengenai asam urat.
2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dengan menggunakan media ppt dan leaflet.
3. Memberikan edukasi dan support positif kepada keluarga.
S : Tn. A dan keluarganya kooperatif saat dilakukan penyuluhan, terjadi tanya jawab dan diskusi yang interaktif. Tn A
dan keluarga mengatakan
mengerti mengenai apa yang dijelaskan.
O : Tn. A dan keluarga memperhatikan penjelasan yang disampaikan.
A : masalah belum teratasi. P : Lanjutkan Intervensi.
3. Kamis, 7 desember 2017
Pukul 16.00 WIB
Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakmampuan klien dalam memodifikasi lingkungan.
1. Mengidentifikasi penyebab
gangguan berjalan Tn. A.
2. Mendemonstrasikan cara
melakukan ROM.
3. Memberikan edukasi kompres dingin saat kaki bengkak.
S : Tn. A dan keluarganya kooperatif dan mengatakan mengerti dan sepaham mengenai apa yang disampaikan.
O : Tn. A dan keluarga memperhatikan penjelasan yang
66
4. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pemberian pegangan kayu atau kursi kayu yang kuat untuk pegangan Tn. A ketika sulit berjalan.
disampaikan.
A : masalah belum teratasi. P : Lanjutkan Intervensi.
4. Rabu, 13 Desember
2017 Pukul 19.29 WIB
1. Mereview ulang pengetahuan keluarga mengenai asam urat. 2. Memberikan edukasi dan support
positif kepada keluarga.
S : Keluarga Tn. A kooperatif dan mengatakan masih ingat, namun juga ada yang lupa mengenai apa