• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Konsentrat Sari Buah Stroberi

Sari stroberi yang diperoleh dari 5,3 kg buah stroberi adalah sebanyak 4300 mL, kemudian dikeringkan dengan freeze dryer dan diperoleh konsentrat sari buah berwarna cokelat kemerahan sebanyak 27,53 g atau 0,52%.

4.2 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 4.2.1 Pemeriksaan homogenitas sediaan

Uji homogenitas memberikan hasil krim yang homogen, tidak ada butiran kasar, seperti yang terlihat pada Lampiran 8.

4.2.2 Penentuan tipe emulsi sediaan

Hasil penentuan tipe emulsi dengan mencampur biru metil ke dalam krim, seperti terlihat pada Lampiran 8, biru metil larut sewaktu diaduk, tipe emulsi minyak dalam air.

Tabel 4.1 Data hasil pengenceran fase menggunakan air

No Formula Terdispersinya sediaan dalam air

Ya Tidak 1 F0 √ - 2 F1 √ - 3 F2 √ - 4 F3 √ - 5 F4 √ -

Keterangan: Formula F0 : Blangko (dasar krim tanpa sampel)

Formula F1 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 5% Formula F2 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 7,5% Formula F3 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 10% Formula F4 : Sediaan krim m/a di pasaran (Olay)

Menurut Syamsuni (2006), penentuan tipe emulsi dapat ditentukan dengan pengenceran fase dan pewarnaan dengan metilen biru. Penentuan tipe emulsi dengan pengenceran dilakukan dengan cara mengencerkan fase eksternalnya, dengan prinsip tersebut maka tipe emulsi m/a dapat diencerkan dengan air sedangkan tipe emulsi a/m tidak dapat diencerkan dengan air. Hasil penentuan tipe emulsi sediaan krim dengan pengenceran fase menggunakan air dapat dilihat pada Tabel 4.1.

4.2.3 Pengukuran pH sediaan

pH sediaan ditentukan dengan menggunakan pH meter. pH dari sari buah stroberi yaitu 3,1.

Tabel 4.2 Data pengukuran pH sediaan krim konsentrat sari buah stroberi selama 12 minggu

Selama (minggu)

Hasil pengukuran pH rata-rata F0 (Blanko) F1 (5%) F2 (7,5%) F3 (10%) F4 (Pembanding) 0 5,8 5,5 5,2 4,9 6,4 4 5,7 5,4 5,1 4,8 6,4 8 5,6 5,3 5,0 4,7 6,4 9 5,6 5,3 5,0 4,7 6,4 10 5,5 5,2 5,0 4,7 6,4 11 5,5 5,2 4,9 4,6 6,4 12 5,5 5,2 4,9 4,6 6,4

Keterangan: Formula F0 : Blanko (dasar krim tanpa sampel)

Formula F1 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 5% Formula F2 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 7,5% Formula F3 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 10% Formula F4 : Sediaan krim m/a di pasaran (Olay)

Pengukuran pH sediaan dilakukan pada saat setelah dibuat, kemudian diukur setelah penyimpanan 4, 8, 9, 10, 11, dan 12 minggu. Hasil pengukuran pH tiap formula menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi konsentrat sari buah stroberi maka pH sediaan semakin rendah, dikarenakan semakin tingginya kadar vitamin C dan sifatnya semakin asam. Hasil pengukuran pH

sediaan krim F0 (blanko), F1 (krim 5%), F2 (krim 7,5%), dan F3 (krim 10%) mengalami sedikit penuruna pH disetiap minggunya. pH sediaan krim setelah dibuat dan selama 12 minggu masih memenuhi batas pH fisiologis kulit. Krim F4 (krim pembanding Olay) tidak mengalami penurunan pH. Menurut Latifah dan Tranggono (2007), pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,5 – 6,5.

Perubahan pH yang terjadi sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ansel (2005), bahwa oksidasi dari suatu zat obat yang rentan kebanyakan terjadi bila zat tersebut dipaparkan ke cahaya, atau dikombinasi dalam formulasi dengan zat-zat kimia lainnya tanpa melihat ke pengaruhnya terhadap oksidasi dengan tepat. Kestabilan dari obat-obat yang dapat dioksidasi dapat dipengaruhi oleh oksigen sehingga penambahan antioksidan natrium metabisulfit pada sari buah stroberi perlu untuk menstabilkannya, dikarenakan oksidasi vitamin C yang terkandung di dalamnya.

4.2.4 Penentuan stabilitas

Ketidakstabilan formulasi obat dapat dideteksi dalam beberapa hal dengan suatu perubahan dalam penampilan fisik, warna, bau, rasa dan tekstur dari formulasi tersebut. Umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau dasar emulsi. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji evalusi selama 3 bulan dan dianggap sebagai stabilitas minimum yang harus dimiliki oleh suatu emulsi. Pengamatan dilakukan pada saat sediaan telah selesai dibuat, penyimpanan 1, 4, 8, 12 minggu pada suhu kamar. Parameter yang diamati berupa pemisahan fase, warna, dan bau (Ansel, 2005).

Tabel 4.3 Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan krim setelah selesai dibuat dan setelah 1, 4, 8, dan 12 minggu

No Formula

Pengamatan setelah Selesai

dibuat 1 minggu 4 minggu 8 minggu 12 minggu x y z x y z x y z x y z x y z 1 F0 - - - - 2 F1 - - - √ - - √ √ - 3 F2 - - - √ - - √ √ - 4 F3 - - - √ - - √ √ - 5 F4 - - - - Keterangan: Formula F0 : Blanko (dasar krim tanpa sampel)

Formula F1 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 5% Formula F2 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 7,5% Formula F3 : Konsentrasi konsentrat sari buah stroberi 10% Formula F4 : Sediaan krim m/a di pasaran

x : Perubahan warna y : Perubahan bau z : Pemisahan fase - : Tidak ada perubahan

√ : terjadi perubahan

Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setelah 1, 4, 8, dan 12 minggu. Sediaan krim disimpan pada suhu kamar dan diamati pemisahan fase, perubahan warna, dan bau. Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan krim F0 (blanko) stabil selama penyimpanan 12 minggu, sedangkan krim F1 (krim 5%), F2 (krim 7,5%), dan F3 (krim 10 %) mengalami perubahan warna pada penyimpanan 8 minggu dari warna coklat kemerahan menjadi coklat dan perubahan bau setelah penyimpanan selama 12 minggu. Hasil pengamatan stabilitas sediaan menunjukkan bahwa penyebab terjadinya perubahan warna dikarenakan konsentrat sari buah stroberi mengalami oksidasi, kemungkinan penambahan antioksidan BHT 0,1% belum cukup untuk menstabilkan sediaan krim, diperlukan juga antioksidan natrium metabisulfit

untuk menstabilkan konsentrat sari buah stroberi agar vitamin C yang terkandung di dalammya tidak teroksidasi. Perubahan bau yang terjadi dikarenakan pada sari buah stroberi yang dipekatkan terdapat glukosa sehingga dapat terjadi fermentasi glukosa yang menyebabkan perubahan bau.

4.3 Uji Iritasi terhadap Kulit Sukarelawan

Tabel 4.4 Data hasil uji iritasi krim terhadap sukarelawan pada 24 dan 48 jam Formula Sukarelawan Reaksi 24 jam 48 jam

Kulit Kulit F3 1 Eritema 0 0 Edema 0 0 2 Eritema 0 0 Edema 0 0 3 Eritema 0 0 Edema 0 0 4 Eritema 0 0 Edema 0 0 5 Eritema 0 0 Edema 0 0 6 Eritema 0 0 Edema 0 0

Keterangan (Barel, et al., 2009):

Eritema Edema

Tidak eritema 0 Tidak edema 0 Sangat sedikit eritema 1 Sangat sedikit edema 1 Sedikit eritema 2 Sedikit edema 2 Eritema sedang 3 Edema sedang 3 Eritema sangat parah 4 Edema sangat parah 4 Salah satu cara untuk menghindari terjadinya efek samping pada penggunaan kosmetik adalah dengan melakukan uji iritasi terhadap kulit. Uji dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada kulit lengan bawah bagian dalam sebanyak 3 kali sehari dalam selang waktu 8 jam selama 2 hari. Berdasarkan hasil uji iritasi terhadap sukarelawan, tidak terlihat adanya reaksi

iritasi seperti eritema dan edema pada kulit dari setiap formula, hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan sediaan aman untuk digunakan.

Dokumen terkait