3. Hasil pemurnian steroid terhadap hasil i-
4.2. Hasil pemeriksaan dengan kromatogra
dengan kromatografi lapisan tipis tercantum pada
tabel VI dan dapat dilihat pada gambar 11, gambar 1? dan gambar 13.
TABEL : VI
Hasil kromatografi lapisan tipis terhadap kristal hasil pemurnian dengan penampak noda anisaldehid asam sulfat
Fasa gerak
Kristal Pembanding sito -
sterol
Warna noda Rf Warna noda Rf
n-heksana : etil asetat * 8 : 2 ungu 0,33 ungu 0,33 kloroform : etil asetat = 9 : 1 ungu 0» 55 ungu 0,55 benzena s aseton - 15 s 1 ungu 0,31 ungu 0,31
40
-Gambar : 11. Kromatogram dari kristal hasil pemurnian dengan sitosterol sebagai pembanding.
Fasa diam : Kieselgel 60 $254. ( E * Merck ) dengan tebal lapisan 0, 20 mm Fasa gerak : n-heksana : etil asetat = 8 : 2 Penampak noda : pereaksi anisaldehid asam sulfat Keterangan :
S : kristal hasil pemurnian P : pembanding sitosterol
41
-Gambar : 12. Kromatogram dari kristal hasil pemurnian dengan sitosterol sebagai pembanding.
Fasa diam : Kieselgel 60 $254. ^ E * Merck ) dengan'tebal lapisan 0, 20 mm Fasa gerak : kloroform : etil asetat.= 9 : 1 penampak noda : pereaksi anisaldehid asam sulfat Keterangan :
S : kristal hasil pemurnian I :•pembanding sitosterol
42
-Gambar : 13* Kromatogram dari kristal hasil pemurnian dengan sitosterol sebagai pembanding.
Fasa diam : Kieselgel 60 1*254 ( Merc^ ) dengan tebal lapisan 0, 20 mm Fasa gerak : benzena : aseton = 15 : 1
Penampak noda : pereaksi anisaldehid asam sulfat Keterangan :
S : kristal hasil pemurnian p : pembanding sitosterol
4 . 3 . Hasil pemeriksaan dengaji kromatografi gas
Hasil pemeriksaan dengan kromatografi gas terhadap
kristal hasil pemurnian tercantum pada tabel VII,
dapat dilihat pada gambar 14, gambar 15.
TABEL : VII
Hasil kromatografi gas terhadap kristal hasil pemurnian
- 43
-Zat Waktu retensi
Pembanding : - kolesterol - kampesterol - stigmasterol - sitosterol 16.00 menit 20.00 menit 21. 50 menit 24.50 menit Kristal : - komponen I - komponen II - komponen III - komponen IV 16.00 menit 20, 50 menit 22.00 menit 25.00 menit
44
-Gambar : 14* Hasil kromatografi gas dari campuran sterol seba gai pembanding.
Keterangan *:
Alat : Kromatografi Gas Shimadzu tipe 9A, dengan data pro- sesor CR3A
Fasa diam : 0 V - 101 5 %
Materi pendukung : Chromosorb W, 80 - 100 mesh Suhu injektor : 300°C
Suhu kolom ; 280°C, iso'termal
Suhu detektor : 300°C
Detektor : F.I.D.
Gas pembav/a : Nitrogen
Kecepatan aliran gas : 40 ml per menit
45
-Gambar : 15. Hasil kromatografi gas terhadap kristal hasil pe - murnian.
Keterangan :
Alat : Kromatografi Gas Shimadzu tipe 9A, dengan data pro- sesor CR3A
Fasa diam : 0 V - 101 5 %
Materi pendukung : Chromosorb W, 80 - 100 mesh Suhu injektor : 300°C
Suhu kolom ; 280°C, isotermal
Suhu detektor : 300°c
Detektor : F.I.D.
Gas pembawa : Nitrogen
Kecepatan aliran gas : 40 ml per menit
46
-Gambar : 16. Kalus Solanum wrightii Benth yang ditum- buhkan pada media Murashige dan Skoog, yang dimodifikasi dengan penambahan pi - sang ambon mentah
47
-Gambar : 17. Sel kalus Solanum wrightii Benth dengan pembesaran 100 kali
BAB V PEMBAHASAN
Lari penelitian isolasi steroid diperoleh tiga frak si, yaitu fraksi petroleum eter, fraksi aseton dan fraksi kloroform. Masing-masing fraksi dilakukan pemeriksaan se- cara kualitatif dengan kromatografi lapisan tipis, pada fraksi petroleum eter diperoleh tiga noda dengan fasa pe- rak kloroform : etil asetat = 9 : 1 dan benzena : aseton= 15 : 1, sedangkan dengan fasa gerak n-heksana : etil ase
tat = 8 : 2 diperoleh empat noda. Noda-noda tersebut ada
salah satu yang mempunyai harga Rf dan warna noda sama
dengan pembanding sitosterol. Hal ini raenunjukkan bahwa, . pada fraksi petroleum eter mengandung sterol. Selanjutnya untuk mendapatkan kristal sterolnya dilakukan dengan kro
matografi kolom dan diperoleh kristal pada fraksi nomer
ke 8 - 12, yang masih berwarna kekuningan. Setelah dila - kukan pencucian dengan metanol dan direkristalisasi de - ngan kloroform, maka didapatkan kristal berwarna putih.
Kristal hasil pemurnian dilakukan pemeriksaan secara kualitatif dengan reaksi warna, kromatografi lapjsan ti - pis dan kromatografi gas. Reaksi warna Liebermann - Bur - chard dan salkowski memberikan warna yang sama dengan pem banding sitosterol. Hasil kromatografi lapisan tipis dipe roleh satu noda dengan warna dan harga Rf sama dengan pem banding sitosterol, dengan fasa gerak nheksana : etil
49
-asetat = 8 : 2 diperoleh noda dengan harga Rf = 0,33, de ngan fasa gerak kloroform : etil asetat = 9 : 1 diperoleh noda dengan harga Rf = 0,55, sedangkan dengan fasa gerak benzena : aseton = 15 : 1 diperoleh noda dengan harga Rf = 0,31. Kromatografi gas dilakukan untuk mengetahui kom - ponen dari sterol. Hasil kromatografi gas diperoleh empat puncak, dimana masing-masing pumcak merapunyai waktu re - tensi yang sama dengan waktu retensi pembanding sterol, yang terdiri dari kolesterol, stigmasterol, kampesterol, sitosterol. Dari waktu retensi dapat disimpulkan sterol hasil isolasi terdiri dari empat komponen. Untuk memasti- kan struktur dari komponen sterol dapat dilakukan pemeriksa an yang lain, yaitu dengan kromatografi gas - spektrofo - tometer massa.
Pada fraksi aseton diperoleh lima noda. Hasil pemur nian dengan kromatografi kolom tidak diperoleh kristal,
sehingga pemeriksaan lebih lanjut tidak dilakukan.
Pada fraksi kloroform tidak diperoleh noda yang sama dengan pembanding solasodin maupun diosgenin, sehingga pe meriksaan lebih lanjut tidak dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Jenis steroid yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari kalus Solanum wrightii Benth adalah steroid golong- an sterol yang terdiri dari empat komponen.
SARAN - SARAN BAB VII
Dari keseluruhan penelitian dan hasil yang diperoleh, maka dikemukakan saran, yaitu :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memasti- kan struktur dari ke empat komponen sterol.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap senya wa yang ikut terekstraksi bersama sterol, misalnya tri terpen.
BAB VIII RINGKASAN
Telah dilakukan penelitian isolasi dan identifikasi steroid dari kalus Solanum wrightii Benth. Isolasi dila kukan dengan menggunakan tiga macam pelarut, yaitu petro leum eter, aseton dan kloroform sesuai dengan metoda Gu- nawan Indrayanto dan kawan-kawan.
Untuk mendapatkan isolat murni atau kristal dari hasil i- solasi dilakukan dengan cara kromatografi kolom.
Kristal yang diperoleh, direkristalisasi dengan me- tanol-kloroform, kemudian diidentifikasi secara kualita-. tif dengan reaksi warna, kromatografi lapisan tipis dan kromatografi gas.
Hasil dari kromatografi lapisan tipis dengan menggu nakan fasa. gerak n-heksana : etil asetat * 8 : 2 dipero leh satu noda "berwarna ungu dengan harga Rf = 0>33» de “ ngan fasa gerak kloroform : etil asetat = 9 : 1 diperoleh
satu noda berwarna ungu dengan harga Rf = 0,55» sedangkan dengan fasa gerak benzena : aseton ® 15 : 1 diperoleh sa tu noda berwarna ungu dengan harga Rf = 0,31. Sebagai pe nampak noda digunakan pereaksi anisaldehid asam sulfat.
Hasil dari kromatografi gas diperoleh empat puncak, dimana masing-masing puncak mempunyai waktu retensi yang
sama dengan waktu retensi zat pembanding sterol yang
56
-LAMPIRAN : I
Pereaksi anisaldehid asam sulfat
R/ Anis aldehid 0,5 ml
Asam asetat glasial 15 ml
Asam sulfat pekat 5 ml