• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil pemeriksaan kualitas kimia terbatas air sumur gali di Desa Patumbak Kampung dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.18. Hasil Pemeriksaan Kualitas Kimia (pH, NO2, Fe) Air Sumur Gali di Desa Patumbak Kampung Tahun 2010

pH (Berkisar diantara 6,5-9) NO2 (Maksimal 1 mg/l) Fe (Maksimal 1 mg/l) No Kriteria sumur gali Sampel Hasil pemeriksaa n Ket Hasil pemeriksaa n Ket Hasil pemeriksaan Ket 1 8 MS 0,03 MS 0,82 MS 2 5 TMS 0,06 MS 0,92 MS 3 7,5 MS 0,12 MS 2,42 TMS 4 8 MS 0,15 MS 1,89 TMS 1 Konstruksi baik 5 6 TMS 0,55 MS 2,04 TMS 6 9,3 TMS 0,03 MS 1,82 TMS 7 6,4 TMS 0,12 MS 1,76 TMS 8 6 TMS 0,34 MS 1,41 TMS 9 6,2 TMS 0,02 MS 1,52 TMS 2 Jarak < 10 meter dari sumber pencemara n 10 9,8 TMS 0,36 MS 1,88 TMS 11 9,4 TMS 0,05 MS 1,71 TMS 12 6 TMS 0,03 MS 1,08 TMS 13 6 TMS 0,36 MS 1,04 TMS 14 5,4 TMS 0,27 MS 1,08 TMS 3 Konstruksi tidak baik 15 9,7 TMS 0,36 MS 1,01 TMS

Keterangan : TMS : Tidak memenuhi syarat MS : Memenuhi syarat

Dari tabel 4.18 diatas dapat diketahui bahwa dari 15 sampel air sumur gali yang diperiksa hanya 3 sampel (20 %) yang pHnya telah memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX1990 yaitu berkisar antara 6,5 - 9. keempat sampel berasal dari sumur gali yang berkonstruksi baik.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 15 sampel air sumur gali yang diperiksa, kadar nitrit dari air sumur gali 100 % telah memenuhi syarat sesuai dengan yang ditetapkan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/1990 yaitu dibawah 1 mg/L.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 15 sampel air sumur gali yang diperiksa, kadar Fe dari air sumur gali yang memenuhi syarat sebanyak 2 sampel (13,33 %) dan 13 sampel (86,67 %) lainnya melewati nilai baku mutu yang telah ditetapkan. Tabel 4.19. Hasil Pemeriksaan Kualitas Kimia (Mn, Cd) Air Sumur Gali di Desa

Patumbak Kampung Tahun 2010

Mn (Maksimal 0,5 mg/l) Cd (Maksimal 0,005 mg/l) No Kriteria sumur gali Sampel Hasil pemeriksaan ket Hasil pemeriksaan Ket 1 0,09 MS 0,002 MS 2 0,11 MS 0,002 MS 3 0,11 MS 0,001 MS 4 0,21 MS 0,001 MS 1 Konstruksi baik 5 0,37 MS 0,001 MS 6 0,21 MS 0,001 MS 7 0,12 MS 0,001 MS 8 0,11 MS 0,002 MS 9 0,14 MS 0,002 MS 2 Jarak kurang dari 10 meter dari sumber pencemaran 10 0,14 MS 0,001 MS 11 0,11 MS 0,001 MS 12 0,11 MS 0,002 MS 13 0,11 MS 0,001 MS 14 0,12 MS 0,001 MS 3 Konstruksi tidak baik 15 0,13 MS 0,0001 MS

Dari tabel 4.19 diatas dapat diketahui bahwa kadar Mn dari 15 sampel air sumur gali 100 % telah memenuhi syarat kesehatan sesuai ketetapan Permenkes RI No. 416/Per/1990 yaitu dibawah 0,5 mg/L akan tetapi dengan kadar yang bervariasi.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kadar Cd dari 15 sampel air yang diperiksa 100 % telah memenuhi syarat kesehatan sesuai ketetapan Permenkes RI No. 416/Per/1990 yaitu dibawah 0,0005 mg/L.akan tetapi dengan angka yang bervariasi.

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Sumur Gali

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa ternyata sumur gali di Desa Patumbak Kampung yang memenuhi syarat yaitu konstruksi yang sempurna serta jarak dengan sumber pencemaran minimal 10 meter hanya sebanyak 21,54 %. Sebanyak 78,46 % lainnya belum memiliki konstruksi sumur yang baik atau jarak dengan sumber pencemaran yang masih dibawah 10 meter.

Menurut asumsi peneliti bahwa konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah aspek pengetahuan yang dimiliki si pemilik sumur terhadap dampak konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Selain itu, aspek pengetahuan yang lain mencakup ketidaktahuan pemilik sumur tentang konstruksi sumur yang memenuhi syarat juga turut mempengaruhi.

Aspek lain yang mempengaruhi konstruksi sumur tidak memenuhi syarat adalah keadaan perekonomian masyarakat yang menggunakan sumur sebagai sumber air dimana untuk membuat sumur dengan konstruksi sumur yang memenuhi syarat membutuhkan dana yang lebih besar seperti pengadaan semen dalam pembuatan lantai, dan dinding sumur.hal ini dapat diketahui berdasarkan distribusi pendidikan serta pekerjaan di Desa Patumbak Kampung, dimana sebanyak 59,5 % penduduk tidak tamat SD, serta mayoritas penduduk bekerja sebagai petani (45,78 %)

Sejalan dengan Entjang (2000), dikatakan bahwa untuk memiliki sumur gali yang berkonstruksi baik memerlukan dana untuk membangunnya serta pengetahuan dari masyarakat mengenai syarat- syarat suatu sumur gali yang sehat. Hal ini sejalan dengan

penelitian Harahap (2000), diketahui bahwa keadaan konstruksi sumur di Desa Aek Nauli sangat berhubungan pengetahuan serta tingkat ekonomi masyarakat.

Sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan tentunya telah memiliki semua sarana konstruksi sumur gali seperti dinding sumur gali, bibir sumur gali, lantai sumur gali, saluran pembuangan air limbah, tutup sumur gali dan terhindar juga dari sumber pencemaran seperti jarak sumur gali terhadap lubang sampah, jarak sumur gali terhadap pembuangan air limbah, jarak sumur gali terhadap lubang resapan telah sesuai dengan yang ditetapkan. Apabila sumur gali sudah memenuhi persyaratan tersebut, harapanyya kualitas air sumur seperti kualitas fisik, kimia serta bakteriologisnya akan terjaga serta terhindar dari pencemaran, dan ada proteksi terhadap kualitas air.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dinding sumur gali yang memenuhi syarat sebanyak 30,75 % yang berarti dinding sumur gali bagian bawah dari permukaan tanah 3 meter atau lebih serta kedap air, dan sebanyak 30,75 % kurang dari 3 meter tetapi kedap air, dan selebihnya 38,50 % samasekali tidak diberi dinding yang diplester atau langsung berdindingkan tanah.

Bedasarkan ketetapan inspeksi sanitasi puskesmas terhadap sumur gali, dikatakan bahwa dinding sumur gali yang telah memenuhi syarat kesehatan adalah dinding dinding sumur gali yang telah memiliki dinding yang kedap air dan kedalamannya minimal 3 meter dari permukaan tanah, hal ini didasarkan oleh karena kemampuan bakteri pathogen menembus tanah secara vertikal sedalam 3 meter, apabila sumur gali tidak mempunyai kedalaman 3 meter akan dapat menyebabkan bakteri pathogen menembus tanah dan air yang dihasilkan oleh sumur gali akan menurun kualitasnya terutama kualitas bakteriologisnya. Apabila hal ini terjadi dan kualitas air sumur menurun serta tidak

dilakukan pengolahan, maka air dapat menjadi sumber penyakit seperti diare, penyakit kulit dan sebagainya.

Sejalan dengan Chandra (2007) bahwa dinding sumur gali yang kokoh serta permanen akan jadi proteksi terhadap bakteri-bakteri pathogen maupun non-pathogen yang ada dalam tanah, sehingga kualitas air dapat terjaga dan perembesan air permukaan yang telah tercemar tidak terjadi dan harus didukung oleh bibir sumur gali yang minimal tingginya 0,8 m.

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa bibir sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah 23,05 % dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 76,95 %. Bibir sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah bibir sumur gali yang mempunyai ketinggian 80 cm dari permukaan tanah dan terbuat dari bahan yang kedap air, yang bertujuan agar air sumur gali terhindar dari pencemaran dan tidak membahayakan bagi seseoranng yang akan mengambil air sumur gali. Apalagi anak-anak yang dikhwatirkan akan terjatuh kedalam sumur gali tersebut.

Bibir sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan berarti bibir sumur gali kedap air tapi tingginya kurang dari 80 cm, atau kedap air akan tetapi tingginya kurang dari 80 cm, atau tidak memiliki bibir sumur samasekali. Bibir sumur yang tidak memenuhi persyaratan ini dapat diperbaiki dengan menambah ketinggian bibir sumur gali sampai batas yang memenuhi persyaratan. Dinding sumur gali yang tidak parapet dan tidak sesuai standart dapat menjadi pemicu terjadinya pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan.

Sejalan dengan Machfoedz (2004) bahwa sumur gali yang didukung oleh bibir sumur yang kedap air, permanen serta minimal setinggi 80 cm akan menghindari air

kotor dari air banjir apabila daerah tersebut daerah banjir, serta mencegah pengotoran dari air permukaan serta air dari lantai sumur yang tergenang.

Selain dinding dan bibir sumur maka lantai sumur gali juga menjadi salah satu syarat konstruksi sumur gali yang sehat, Dari tabel yang telah disajikan dapat dilihat bahwa lantai sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah 33,8 % dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah 76,2 %

Lantai sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah lantai sumur gali yang lebarnya minimal 1 meter dari tepi bibir sumur gali dan terbuat dari bahan-bahan yang kedap air yang bertujuan agar air limbah yang berasal dari sumur gali tidak merembes lagi kedalam sumur gali.

Lantai sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti lantai kedap air akan tetapi lebarnya kurang dari 1 meter dari sumur gali dapat menyebabkan air yang sudah digunakan tergenang disekitar sumur gali dan merembes masuk kembali kedalam sumur menyebabkan terjadi pencemaran air sumur gali. Azwar (1996) mengungkapkan bahwa konstruksi lantai sumur gali, dinding serta jarak dengan sumber pencemaran sangat mempengaruhi kualitas E Coli didalam air, dan ini menjadi indicator telah terjadi pencemaran bakteri pathogen maupun non - pathogen didalam air.

Tutup sumur gali juga menjadi hal penting untuk menjaga kualitas air sumur gali, karena tutup sumur gali yang rapat dan terjada dapat mencegah pencemaran serta menghindari resiko kecelakaan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan depkes (1999) bahwa sumur yang bertutup menjadi proteksi tersendiri bagi keamanan serta kesehatan masyarakat yang menggunakannnya. Berdasarkan observasi dilapangan, dari 65 sumur gali yang dijadikan sampel, hanya 14 sumur gali yang memiliki tutup atau sebanyak

21,50 %. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor ketidaktahuan masyarakat bahwa tutup sumur dapat menjadi pencegah pencemaran juga kecelakaan yang mungkin terjadi

Hal-hal penting lainnya yaitu sumber-sumber pencemaran seperti septic tank, tempat pembuangan sampah, air genangan (pembuangan air limbah), bahkan kandang ternak harus berjarak minimal 10 meter dari sumber air sumur gali. Dari tabel yang telah disajikan dapat diketahui bahwa jarak smur gali dengan septic tank yang memenuhi syarat adalah 35,38 % dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 64,62 %, sedangkan jarak sumur gali dengan sumber pencemaran lain seperti lubang pembuangan sampah yang sesuai syarat kesehatan 53,65 %, dan jarak sumur gali dengan genangan pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan hanya 29,23 %.

Jarak minimal 10 meter ini bertujuan agar sumur gali terhindar dari berbagai macam pencemaran yang mungkin dapat merembes ke sumur. Jarak sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan sangat memungkinkan berkembang biaknya bakteri pathogen yang menyebabkan terjadinya penyakit yang ditularkan melalui air.

Sejalan dengan Entjang (2000), jarak minimal bakteri dapat menembus tanah adalah secara vertical sedalam 3 meter dan kemampuan hidup bakteri pathogen selama 3 hari dan perjalanan air dalam tanah 3 meter/harinya serta jarak sumur harus minimal 10 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus,kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya. Di desa patumbak kampung hal ini belum banyak dipenuhi, sehingga kemungkinan jumlah dan kadar pencemarn yang mungkin mengganggu kualiats air akan semakin meningkat pada air sumur gali tersebut.

Bila diamati dari segi konstruksi sumur gali tersebut serta jarak dengan sumber-sumber pencemaran sumur gali di Desa Patumbak Kampung masih banyak yang belum

memenuhi syarat kesehatan, hal ini sangat potensial bagi perkembangan penyakit seperti diare, kulit, saluran pencernaan dan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan oleh air lainnya. Selain itu, hal ini bisa menjadi peluang bagi pencemaran air sumur gali mengingat daerah ini merupakan daerah pertanian, perkebunan serta ada beberapa industri. Kemungkinan penurunan kualitas bakteriologis, fisik serta kimia bisa saja terjadi. Resiko ini akan semakin nyata apalagi masyarakat tidak mengolah terlebih dahulu air tersebut sebelum diminum.

Sejalan dengan penelitian Ginting (2001), konstruksi sumur gali yang buruk di Kelurahan Rambung Barat Binjai menjadi penyebab pencemaran bakteriologis yang tinggi pada air sumur gali didaerah tersebut, jumlah coli total yang ada pada air sumur gali berkonstruksi tidak baik melewati baku mutu yang ditetapkan.

Walaupun seluruh masyarakat Desa Patumbak Kampung selalu memasak air yang digunakan untuk keperluan minum, namun kemungknan pencemaran terhadap manusia dari air yang tercemar tetap terbuka. Karena air sumur tersebut digunakan juga untuk keperluan lainnya seperti mencuci peralatan dapur dan makan maupun untuk mencuci bahan makanan yang dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu seperti sayur-sayuran yang memang banyak terdapat di desa ini, sehingga pencemar yang telah ada diair masuk kedalam tubuh melalui cara pencucian tadi, bukan saja dari air minum tadi.

Konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat sebenarnya hanya suatu bentuk proteksi dan penjagaan terhadapa kualitas air bersih seperti yang telah ditetapakan dalam Permenkes RI No. 416 Tahun 1990, dimana kualitas air yang bersih dan sehat akan menjaga dan meningkatakan derajat kesehatan masyarakat yang menggunakan serta mengkonsumsinya.

Dokumen terkait