BAB II LANDASAN TEOR
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data
2. Hasil penelitian
a. uji asumsi penelitian
Sebelum data penelitian diolah dengan menggunakan analisis
varians tiga jalur, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians. Pengujian asumsi
penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS
version 16.0 for Windows.
1) uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian terdistribusi secara normal. Pengujian normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data
Tabel Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Nilai Kolmogorov-Smirnov Status
1.161 Data Terdistribusti Normal
Gambar Hasil Uji Normalitas dengan Histogram yang disertai dengan Kurva Normal
2) uji homogenitas varians
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
dalam penelitian adalah homogen. Pengujian homogenitas
dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test. Data penelitian
dikatakan homogen jika nilai p>.05. Hasil uji homogenitas
memiliki nilai statistik Levene 1.838 dengan nilai ρ=.559. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa data dalam
Tabel Hasil Uji Homogenitas Levene
Nilai F df1 df2 Signifikansi
1.838 7 72 .093
b. hasil penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui adanya
pengaruh kebisingan dan warna terhadap ingatan jangka pendek
ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert, uji hipotesa
yang digunakan adalah analisis varians tiga jalur dengan menggunakan
bantuan program SPSS yang menguji 7 hipotesa penelitian, yaitu :
8. Terdapat pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek
9. Terdapat pengaruh dimensi kepribadian terhadap ingatan
jangka pendek
10.Terdapat pengaruh warna terhadap ingatan jangka pendek
11.Terdapat pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek
ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert
12.Terdapat pengaruh warna terhadap ingatan jangka pendek
ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert
13.Terdapat pengaruh warna dan kebisingan terhadap ingatan
jangka pendek
14.Terdapat pengaruh kebisingan, dimensi kepribadian, dan warna
terhadap ingatan jangka pendek
Hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel Uji Analisis Varians Tiga Jalur
Varibel Bebas F Signifikansi
Kebisingan 4.284 .042
Warna .005 .943
Dimensi Kepribadian 1.304 .257 Kebisingan dan Warna .413 .523 Kebisingan dan Dimensi Kepribadian 6.601 .012 Warna dan Dimensi Kepribadian .020 .887 Kebisingan, Warna, dan Dimensi
Kepribadian
3.993 .049
a) Efek utama : pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari kebisingan terhadap ingatan
jangka pendek. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F=4.284 dengan nilai
ρ=.042.
Tabel Efek Utama Kebisingan terhadap Ingatan Jangka Pendek
Varibel Bebas F Signifikansi
Kebisingan 4.284 .042
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel warna terhadap ingatan jangka pendek.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai F=.005 dengan nilai p=.943.
Tabel Efek Utama Warna terhadap Ingatan Jangka Pendek
Varibel Bebas F Signifikansi
Warna .005 .943
c) Efek utama : pengaruh dimensi kepribadian terhadap ingatan
jangka pendek
Hasil analisa data menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan untuk variabel warna terhadap ingatan jangka pendek. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai F=1.304 dan nilai p=.257.
Tabel Efek Utama Dimensi Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
Varibel Bebas F Signifikansi Dimensi Kepribadian 1.304 .257
d) Efek interaksi : pengaruh kebisingan dan dimensi kepribadian
terhadap ingatan jangka pendek
Hasil analisa data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
kebisingan terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari dimensi
kepribadian ekstrovert dan introvert. Hal ini ditunjukkan dengan
ekstrovert dan introvert ketika menghadapi eksperimen dengan
keadaan tidak bising dan bising.
Tabel Perbedaan Mean Ingatan Jangka Pendek ditinjau dari Kebisingan dan Dimensi Kepribadian
Tanpa Kebisingan Kebisingan Introvert 15.25 12.50 Ekstrovert 12.65 13.0
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa mean kelompok introvert
ketika dihadapkan dengan kebisingan (M=12.50) lebih besar
dibandingkan mean kelompok tanpa kebisingan (M=15.25). Kelompok
ekstrovert menunjukkan hal yang terbalik, mean kelompok ketika
dihadapkan dengan kebisingan (M=13.0) lebih besar dibandingkan
mean kelompok tanpa kebisingan (M=12.65).
Nilai F=6.601 dan p=.012 menunjukkan bahwa terdapat interaksi
yang signifikan antara variabel kebisingan dan dimensi kepribadian
terhadap ingatan jangka pendek.
Tabel Efek Interaksi Kebisingan dan Dimensi Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
Varibel Bebas F Signifikansi Kebisingan dan Dimensi Kepribadian 6.601 .012
Hasil interaksi antara dua variabel bebas, yaitu kebisingan dan
warna dapat dilihat pada gambar berikut ;
Gambar Efek Interaksi Kebisingan dan Dimensi Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
e) Efek interaksi : warna dan dimensi kepribadian terhadap ingatan
jangka pendek
Hasil analisa data menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
warna terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari dimensi
Tabel Efek Interaksi antara Warna dan Dimensi Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
Varibel Bebas F Signifikansi Warna dan Dimensi Kepribadian .020 .887
Nilai mean untuk kelompok ekstrovert yang diberikan manipulasi
warna merah (M=12.9) dan hitam (M=12.75) tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Kelompok introvert dengan manipulasi
warna merah (M=13.60) dan hitam (M=12.75) juga tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan.
Tabel Perbedaan Mean Ingatan Jangka Pendek ditinjau dari Warna dan Dimensi Kepribadian
Hitam Merah
Introvert 13.65 13.60
Ekstrovert 12.75 12.90
Gambar Interaksi antara Warna dan Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
f) Efek interaksi : kebisingan dan dimensi kepribadian terhadap
ingatan jangka pendek
Terdapat interaksi yang signifikan antara variabel kebisingan dan
dimensi kepribadian terhadap ingatan jangka pendek dengan nilai
F=6.601 dengan nilai p=.012.
Tabel Efek Interaksi antara Kebisingan dan Dimensi Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
Varibel Bebas F Signifikansi Kebisingan dan Dimensi Kepribadian 6.601 .012
Perbedaan mean antara kelompok ekstrovert dan introvert ketika
diberikan manipulasi kebisingan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Perbedaan Mean Ingatan Jangka Pendek ditinjau dari Kebisingan dan Dimensi Kepribadian
Tanpa Kebisingan Kebisingan
Introvert 15.25 12.50
Ekstrovert 12.65 13.00
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kelompok ekstrovert yang
dihadapkan dengan kebisingan mempunyai mean yang lebih tinggi
(M=13.00) dibandingkan dengan tanpa kebisingan (M=12.65).
Sebaliknya, kelompok introvert memiliki mean yang lebih rendah
(M=12.50) ketika dihadapkan dengan kebisingan dibandingkan tanpa
kebisingan (M=15.25).
Efek interaksi dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar Interaksi antara Kebisingan dan Dimensi Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
g) Efek interaksi : kebisingan, warna, dan dimensi kepribadian
terhadap ingatan jangka pendek
Terdapat interaksi antara kebisingan, warna, dan dimensi
kepribadian terhadap ingatan jangka pendek. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai F=3.993 dan p=.049.
Tabel Efek Interaksi antara Kebisingan, Warna, dan Dimensi Kepribadian terhadap Ingatan Jangka Pendek
Varibel Bebas F Signifikansi Kebisingan, Warna, dan Dimensi
Kepribadian
3.993 .0049
Perbedaan mean ketiga variabel, yaitu : kebisingan, warna, dan
dimensi kepribadian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Perbedaan Mean antara Kebisingan dan Warna ditinjau dari Dimensi Kepribadian Introvert
Tanpa Kebisingan Kebisingan
Merah 16.20 11.10
Hitam 14.30 12.90
Tabel Perbedaan Mean antara Kebisingan dan Warna ditinjau dari Dimensi Kepribadian Ekstrovert
Tanpa Kebisingan Kebisingan
Merah 12.10 13.40
Ditinjau dari dimensi kepribadian introvert, mean untuk kelompok
yang diberikan manipulasi warna tanpa dihadirkan kebisingan, mean
kelompok yang diberikan manipulasi warna merah (M=16.20) lebih
tinggi dibandingkan kelompok yang menerima manipulasi warna
hitam (M=14.30), sedangkan mean untuk kelompok yang diberikan
manipulasi warna dengan kebisingan, mean untuk kelompok yang
diberikan manipulasi warna merah (M=11.10) lebih rendah
dibandingkan mean kelompok yang menerima manipulasi warna hitam
(M=12.90).
Ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert, mean untuk
kelompok yang diberikan manipulasi warna tanpa dihadirkan
kebisingan, mean kelompok yang diberikan manipulasi warna hitam
(M=13.20) lebih tinggi dibandingkan kelompok yang menerima
manipulasi warna merah (M=12.10), sedangkan mean untuk kelompok
yang diberikan manipulasi warna dengan kebisingan, mean untuk
kelompok yang diberikan manipulasi warna hitam (M=12.60) lebih
rendah dibandingkan mean kelompok yang menerima manipulasi
warna hitam (M=13.40).
Interaksi antara kebisigan, warna, dan dimensi kepribadian dapat
Gambar Interaksi antara Kebisingan dan Warna ditinjau dari Dimensi Kepribadian Introvert
`
Gambar Interaksi antara Kebisingan dan Warna ditinjau dari Dimensi Kepribadian Ekstrovert
B. Pembahasan
Aktivitas keseharian manusia dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks membutuhkan ingatan. Ingatan memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Manusia menempuh berbagai cara untuk memaksimalkan
ingatannya. Cara-cara yang ditempuh tersebut ada yang berhasil dan ada yang
gagal karena berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah faktor lingkungan.
Lingkungan sekitar manusia penuh dengan gelombang suara. Suara-suara
yang dipersepsikan manusia sebagai suara yang mengganggu disebut kebisingan.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kebisingan dapat berpengaruh
terhadap daya ingat manusia. Hockey, Smith, dan Stansfield (1986, dalam Bell
2005) mengatakan bahwa kebisingan dapat mengurangi pemahaman mengenai
wacana yang dibaca. Penelitian Evans dan Johnson (2000) menemukan bahwa
individu tidak dapat memecahkan tugas menyusun puzzle dengan benar ketika
dihadapkan pada sumber kebisingan.
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kebisingan berpengaruh terhadap
ingatan jangka pendek manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu
yang dihadapkan pada kebisingan selama menghafal kata-kata yang diberikan
secara signifikan menunjukkan bahwa ingatan jangka pendek yang lebih rendah
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IST subtes ME yang pada
dasarnya mengukur ingatan jangka pendek.
Penelitian-penelitian terdahulu kurang memperhatikan aspek perbedaan
individual (individual differences) sehingga dilakukan penelitian yang lebih
ekstensif yang menunjukkan bahwa faktor kepribadian juga memiliki pengaruh
terhadap ingatan jangka pendek. Penelitian Lieberman dan Rosenthal (2001,
dalam Gray & Braver 2002) menunjukkan bahwa tingginya tingkat ekstroversi
diasosiasikan dengan ingatan jangka pendek yang lebih baik. Hasil penelitian
tersebut didukung oleh penelitian Carlson dan Levy (1973) yang menunjukkan
bahwa individu ekstrovert memiliki ingatan yang lebih baik dalam tugas
mengingat deretan angka. Heffernan dan Ling (2001) juga mengemukakan bahwa
individu ekstrovert memiliki ingatan prospektif jangka pendek yang lebih baik
dibandingkan individu introvert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh dimensi kepribadian terhadap ingatan jangka pendek. Individu
yang memiliki dimensi kepribadian ekstrovert maupun introvert tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dalam hal ingatan jangka pendek. Namun, penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara kebisingan dan dimensi
kepribadian terhadap ingatan jangka pendek. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa individu yang memiliki dimensi kepribadian introvert memiliki
performansi mengerjakan tes IST subtes ME yang lebih buruk ketika dihadapkan
dengan kebisingan, sebaliknya individu ekstrovert memiliki performansi ingatan
jangka pendek yang lebih baik dibandingkan individu introvert dalam kondisi
menunjukkan bahwa individu introvert lebih terpengaruh oleh kebisingan ketika
mengerjakan tugas (Bell, 2005).
Penjelasan mengenai interaksi antara kebisingan dan dimensi kepribadian
diberikan oleh teori arousal yang dikemukakan oleh Eysenck (1998). Eysenck
menyebutkan bahwa individu introvert memiliki tingkat optimum sensitivitas
yang tinggi, sehingga apabila indivdiu introvert dihadapkan dengan kebisingan,
individu introvert akan lebih terganggu. Sebaliknya, individu ekstrovert memiliki
tingkat optimum sensitivitas yang rendah sehingga individu ekstrovert cenderung
mencari stimulasi dari lingkungan agar sensitivitasnya optimum. Kebisingan
sebagai suatu stimulasi lingkungan yang dapat membuat tingkat sensitivitasnya
optimum. Mean kelompok penelitian untuk individu ekstrovert ketika diberikan
perlakuan kebisingan dan tanpa kebisingan menunjukkan bahwa mean kelompok
yang diberikan kebisingan (M=13.00) lebih tinggi dibandingkan mean kelompok
tanpa kebisingan (M=12.50). Mean kelompok penelitian untuk individu introvert
menunjukkan hasil yang sebaliknya, untuk kelompok yang mendapatkan
kebisingan (M=12.50) lebih rendah dibandingkan mean kelompok yang tidak
mendapatkan kebisingan (M=15.25). Hal ini menunjukkan bahwa individu
introvert lebih terganggu oleh kebisingan dibandingkan individu ekstrovert.
Jika kebisingan sebagai varibel yang dapat memperburuk ingatan manusia,
maka terdapat variabel lain yang dapat membantu manusia dalam meningkatkan
daya ingat. Salah satu variabel yang dapat membantu meningkatkan daya ingat
adalah warna. Penelitian Burt (2002) menyatakan bahwa penggunaan warna dapat
dapat meningkatkan daya ingat karena dapat memancing sensitivitas individu
(Birren, 1950). Dalam penelitian ini, variabel warna tidak memperoleh hasil yang
signifikan terhadap ingatan jangka pendek. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F=.005
dengan p=.093. Pemberian warna merah tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan daya ingat. Lebih lanjut lagi, penelitian Elliot,
Moller, Maier, dan Meinhart (2008) menunjukkan bahwa walaupun warna dapat
meningkatkan daya ingat, namun persepsi akan warna memegang peranan
penting. Eksperimen mereka menunjukkan bahwa warna merah dapat
menurunkan performansi manusia. Warna merah diasosiasikan dengan bahaya
sehingga manusia membuat lebih banyak kesalahan dalam mengerjakan tugas.
Compton (1962) menemukan bahwa individu yang memiliki karakteristik
aktif, suka berpetualang, dan agresif memiliki preferensi warna yang terang dan
hangat. Individu ekstrovert cenderung memilih warna yang terang dan hangat,
sedangkan individu introvert cenderung memilih warna yang tenang (Compton,
1962; Caddell, 1966; Hartsfield, 2008). Lebih jauh lagi, Hartsfiled (2008)
menemukan bahwa individu yang memiliki skor ekstroversi yang tinggi
menunjukkan preferensi yang tinggi dalam memilih warna merah. Jika
kepribadian memiliki hubungan dengan preferensi terhadap warna, maka
penggunaan warna selain membantu dalam peningkatan daya ingat, juga
membantu memprediksikan individu dengan karakteristik kepribadian tertentu
memiliki performansi yang lebih tinggi dalam hal mengingat apabila diberikan
warna. Penelitian ini tidak menemukan interaksi yang signifikan antara dimensi
yang signifikan antara individu ekstrovert dan introvert apabila diberikan
manipulasi warna dalam meningkatkan daya ingat.
Kebisingan sebagai sumber stres yang dapat membuat performansi manusia
menurun dalam hal mengingat. Warna sebagai salah satu variabel yang dapat
membantu meningkatkan daya ingat seharusnya membantu individu dalam daya
ingat. Penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat interaksi yang signifikan
antara kebisingan dan warna terhadap ingatan jangka pendek. Walaupun garis
interaksi antara variabel kebisingan dan warna memotong satu sama lain, namun
nilai p=.523. Perbedaan mean kelompok yang baik diberikan manipulasi warna
hitam maupun merah menunjukkan bahwa, kebisingan membuat hasil tes ingatan
jangka pendek menjadi lebih rendah. Namun, pemberian warna merah ketika
dihadapkan pada situasi bising lebih membantu dalam meningkatkan daya ingat
(M=12.75) dibandingkan warna hitam (M=12.25) walaupun tidak signifikan.
Apabila ketiga variabel diikutsertakan dalam analisis, maka interaksi kebisingan,
warna, dan dimensi kepribadian menjadi signifikan, p=.049. Seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya, teori arousal Eysenck menunjukkan bahwa individu
introvert memiliki level optimum sensitivitas yang sudah tinggi sejak awal
sehingga individu introvert akan menghindari stimulasi yang berlebih dari
lingkungan. Ketika individu introvert diberikan manipulasi warna merah dan
kebisingan, performansi dalam tugas mengingat semakin memburuk. Warna
merah sebagai warna yang memiliki sensitivitas tinggi sehingga penambahan
warna tentunya akan semakin merusak performansi. Hal ini juga dijelaskan oleh
apabila diberikan stimulasi yang moderat, dan perlahan-lahan memburuk apabila
stimulasi yang diberikan semakin tinggi (Bell, 2005; Lahey, 2007; Reed, 2007).
Jika ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert, pemberian warna hitam ketika
dihadapkan dengan kebisingan menunjukkan hasil yang lebih baik (M=13.40)
dibandingkan warna merah (M=12.60).
BAB V