• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.4. Hasil Penelitian (Analisa)

Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel independen (PDRB) sebagai tolak ukur dalam perkekmbangan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang dan variabel dependen (Pendapatan Asli Daerah) yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah maka digunakan data sekunder yang berasal dari Dinas Keuangan Kabupaten Deli Serdang dan BPS Kabupaten Deli Serdang dan SUMUT yang dicatat mulai dari tahun 1989-2009 dan diolah dengan menggunakan bantuan program komputer. Dari hasil regresi dapat dibentuk model hasil estimasi sebagai berikut:

Y = 10.44621 +0.630882X1 + 0.207241 X2 + 0.192261 X3

Stand. Error = (0.592985) (0.141352) (0.168516) (0.084153) T-statistik = (17.61631) (4.463206) *(1.229802) *( 2.284650)* R2 = 0.982719Adjusted R2 = 0.979670F-statistik = 322.2535DW-stat = 1.543271

Ket: *) signifikan pada

α

= 1 %

4.4.1 Interpretasi Model

Berdasarkan hasil regresi diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah terhadap perkembangan pembangunan dimana PDRB ADHB sebagai tolak ukurnya adalah sebagai berikut:

a. Pajak daerah (X1) berpengaruh positif terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang(Y) dan besarnya koefisien 0.630882, artinya jika terjadi kenaikan pajak daerah sebesar 1 % maka akan menyebabkan peningkatan nilai PDRB sebesar 0.630882% cateris paribus.

b. Retribusi daerah (X2) berpengaruh positif terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang(Y) dan besarnya koefisien 0.207241, artinya jika terjadi kenaikan Retribusi daerah sebesar 1 % maka akan menyebabkan peningkatan nilai PDRB sebesar 0.207241 %, cateris paribus.

c. Lain-lain PAD yang sah (X3) berpengaruh positif terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang(Y) dan besarnya koefisien 0.192261, artinya jika terjadi kenaikan Lain-lain PAD yang sah sebesar 1 % maka akan menyebabkan peningkatan nilai PDRB sebesar 0.192261 %, cateris paribus.

4.4.2 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 4.4.2.1 Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)

Dari tabel regresi diatas dapat diperoleh Koefisien Determinasi (R-Square) sebesar = 0.982719 atau 98 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel independen (pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah) dapat menjelaskan variabel dependen (nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang) sebesar 98 % sedangkan sisanya sebanyak 2 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.

4.4.2.2 Uji T-statistik (Uji Parsial)

Uji T-statistik dilakukan untuk menguji apakah pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang.

Hipotesis : H0 : b = 0…….. Tidak Signifikan Ha : b ≠0…….. Signifikan Kriteria pengambilan keputusan:

Jika nilai uji t-statistik bernilai positif

H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel

Jika nilai uji t-statistik bernilai negatif

H0 diterima apabila t-hitung > t-tabel Ha diterima apabila t-hitung < t-tabel a. Variabel Pajak Daerah (X1)

Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = 4.463206

α

= 1 %; df = n-k-1= 21 – 3 -1

Df = 17

Maka t-tabel = 2,898

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pajak daerah (X1) signifikan pada

α

=1% dengan t-hitung < t-tabel (4.463206< 2,898). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel pajak daerah (X1) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel nilai PDRB pada tingkat kepercayaan 99 % (

α

=1%).

Gambar 4.1

Uji T-statistik Terhadap Pajak Daerah

b. Variabel Retribusi Daerah (X2)

Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = 0.168516

α

=1%; df = n-k-1= 21-3-1

Df = 17

Maka t-tabel = 2,898

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada

α

=1% dengan t-hitung < t-tabel (0.168516 < 2,898). Artinya, retribusi daerah (X2) merupakan penjelas yang tidak signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Deli Serdang mulai tahun 1989-2009 pada tingkat kepercayaan 99 %(

α

=1%).

H0 diterima

Ha diterima Ha diterima

2,898

Gambar 4.2

Uji T-statistik Terhadap Retribusi Daerah

c. Variabel Lain-lain PAD yang sah (X3)

Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = 0.084153

α

=1%; df = n-k-1 = 21 – 3 -1

Df = 17

Maka t-tabel = 2,898

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada

α

=1% dengan t-hitung < t-tabel (0.084153 < 2,898). Artinya, retribusi daerah (X2) merupakan penjelas yang tidak signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Deli Serdang mulai tahun 1989-2009 pada tingkat kepercayaan 99 %(

α

=1%).

H0diterima

Ha diterima

0.168516

- 2,898 2,898

Gambar 4.3

Uji T-statistik Terhadap lain-lain PAD yang sah

4.4.2.3 Uji F-statistik (Uji Overall)

Uji F-statistik dilakukan untuk menguji apakah pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah secara bersama-sama mempengaruhi nilai PDRB ADHB sebagai tolak ukur dalam perkembangan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang.

Hipotesis : H0 : b = 0…….. Tidak Signifikan Ha : b≠0…….. Signifikan

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima apabila F-hitung < F-tabel Ha diterima apabila F-hitung > F-tabel

Dari hasil analisa regresi diketahui F-hitung = 322,2535

α

= 1% V1 = k = 3 V2 = n-k-1 = 36-3-1 = 17 Maka F-tabel = 5,18 H0diterima Ha diterima 0.084153 - 2,898 2,898 Ha diterima

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa F-hitung > F-tabel (322,2535 > 5,18). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel pajak daerah (X1), retribusi daerah (X2) dan lain-lain PAD yang sah (X3) secara keseluruhan (bersama-sama) mempengaruhi nilai PDRB ADHB sebagai tolak ukur dalam perkembangan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%).

H0 diterima

Ha diterima

Gambar 4.4 Uji F-statistik 4.4.3 Uji Asumsi Klasik

4.4.3.1 Uji Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara variabel independen. Beberapa gejala Multikolinearitas antara lain :

a. Tanda berubah – ubah

b. Standard error setiap koefisien menjadi tak terhingga

c. Koefisien variabel tidak terhingga

d. R2 relatif tinggi

Dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas di antara variabel variabel independennya. Hal ini dapat terlihat dari setiap koefisien masing masing variabel sesuai dengan hipotesa yang sudah ditentukan.

Dari model analisis :

Log Y = α + βLogX1 + β2LogX2+ β3LogX3+µ …………..(1) Dimana :

Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) α = Intercept / konstanta

L = Logaritma

X1 = Jumlah pajak daerah X2 = retribusi daerah

X3 = Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Kemudian dilakukan pengujian di antara masing masing variabel independen, hal ini untuk melihat apakah ada hubungan antara masing masing variabel independen. Sehingga diperoleh hasil analisis regresi variabel independennya sebagai berikut.

1. pajak daerah = f ( retribusi daerah, lain-lain PAD yang sah )

pajak daerah = α+ β2LogX2+ β3LogX3+…... (2)

Dari hasil analisis regresi diperoleh R2 sebesar 0.973107 Artinya variable retribusi daerah (X2) lain-lain PAD yang sah (X3) mampu memberi penjelasan sebesar 97 % terhadap nilai PDRB. R2 Y, X1, X2, X3 >R2X2, X3 (0.982719

>0.973107). Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square (persamaan 2) lebih kecil dari pada R-R-Square (persamaan 1).

2. retribusi daerah = f (pajak daerah, lain-lain PAD yang sah)

retribusi daerah = α + β2LogX1+ β3LogX3+µ …………...…(3)

Dari hasil analisis regresi diperoleh R2 sebesar 0.958914. Artinya variable pajak daerah (X1) dan lain-lain PAD yang sah (X3) mampu memberi penjelasan sebesar 95 % terhadap nilai PDRB. R2 Y, X1, X2, X3 >R2X1, X3 (0.982719 >0.958914). Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square (persamaan 3) lebih kecil dari pada R-R-Square (persamaan 1).

3. lain-lain PAD yang sah = f (pajak daerah, retribusi daerah)

lain-lain PAD yang sah = α + βLogX1 + β2LogX2+µ …...……(4) Dari hasil analisis regresi diperoleh R2 sebesar 0.947661. Artinya variabel pajak daerah (X1) dan retribusi daerah (X2) mampu memberi penjelasan sebesar 39 % terhadap nilai PDRB. R2 Y, X1, X2, X3 >R2X1, X2 (0.982719 > 0.947661). Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square (persamaan 4) lebih kecil dari pada R-Square (persamaan 1).

4.4.3.2 Autokorelasi (Serial Correlation)

Autokorelasi atau serial korelasi terjadi bila term of error (μ) dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa term of error berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel (ei.ej) ≠ 0 untuk I ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi.

Dalam model penelitian ini dilakukan uji Lagrange Multiplier (LM – Test) untuk medeteksi adanya autokorelasi, yaitu dengan membandingkan antara nilai X2 hitung > X2 tabel, dengan kriteria sebagai berikut :

3. Jika nilai X2hitung > X2 tabel dan Probabilitas < 0,05 , maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model yang digunakan, ditolak.

4. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel dan Probabilitas > 0,05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model yang digunakan, diterima.

Berdasarkan program E-Views 5,1 uji LM – Test dengan penambahan AR (1) sebagai variable bebas sebagai berikut :

Obs * R-squared = 1.220374 prob. Chi square = 0.543249

Berdasarkan uji kriteria LM – Test, Hasil estimasi yang diperoleh menunjukkkan bahwa nilai Obs * R-squared X2 hitung < X2tabel yaitu 1.220374 < 38,93 pada level signifikan 1%.Prob. Chi square adalah 0.543249 (lebih besar dari 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model yang digunakan, diterima.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Pajak daerah berpengaruh positif terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang dan besarnya koefisien 0.630882, artinya jika Pajak daerah dinaikkan sebesar 1 % maka akan menyebabkan peningkatan nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang sebesar 0.630882% pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%), cateris paribus.

2. Retribusi daerah berpengaruh positif terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang dan besarnya koefisien 0.207241, artinya Jika kurs dinaikkan sebesar 1 % maka akan menyebabkan peningkatan nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang 0.207241% pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%), cateris paribus.

3. Lain-lain PAD yang sah berpengaruh positif terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang dan besarnya koefisien 0.192261, artinya Lain-lain PAD yang sah dinaikkan sebesar 1 % maka akan menyebabkan peningkatan nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang sebesar 0.192261% pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%), cateris paribus.

4. Variabel pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah secara simultan ternyata berpengaruh signifikan terhadap nilai PDRB Kabupaten Deli Serdang. Koefisien Determinasi (R-Square) sebesar = 0.982719 atau 98 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel independen (pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah) dapat menjelaskan variabel dependen (PDRB Kabupaten

Deli Serdang) sebesar 98 % sedangkan sisanya sebanyak 2 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%).

Dokumen terkait