• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN Analisis deskriptif

Dalam dokumen T1 802009041 Full text (Halaman 28-33)

Kecerdasan Emosi

Table 1.1 Kategorisasi pengukuran Skala Kecerdasan Emosi

No Interval Kategori Mean N Persentase

1. 88,4 ≤ x ≤ 104 Sangat Tinggi 19 38% 2. 72,8 ≤ x < 88,4 Tinggi 84,98 25 50% 3. 57,2 ≤ x < 72,8 Sedang 6 12% 4. 41,6 ≤ x < 57,2 Rendah 0 0% 5. 26 ≤ x < 41,6 Sangat Rendah 0 0% Jumlah 50 100% SD = 9,652 Min = 70 Max = 104 Keterangan: x = Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi memiliki nilai minimum sebesar 70 dan nilai maksimum 104 dengan standard deviasi 9,652. Dan berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki kategori sangat tinggi (38%), tinggi (50%), sedang (12%), dan pada kategori rendah dan sangat rendah memiliki (0%).

Penyesuaian Diri

Table 1.2 Kategorisasi pengukuran Skala Penyesuaian Diri

No Interval Kategori Mean N Persentase

1. 85 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi 2 4% 2. 70 ≤ x < 85 Tinggi 15 30% 3. 55 ≤ x < 70 Sedang 65,64 25 50% 4. 40 ≤ x < 55 Rendah 7 14% 5. 25 ≤ x < 40 Sangat Rendah 1 2% Jumlah 50 100% SD = 11,515 Min = 34 Max = 89 Keterangan: x = penyesuian diri

Penyesuaian diri memiliki nilai minimum sebesar 34 dan nilai maksimum 89 dengan standard deviasi 11,515. Dan berdasarkan Tabel 1.2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki kategori sangat tinggi (4%), tinggi (30%), sedang (50%), rendah (14%) dan sangat rendah (2%).

Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, didapatkan nilai koefisien Kolmogorov-Smirnov untuk variabel kecerdasan emosi adalah sebesar 0,137 dengan signifikansi sebesar 0,020 (p> 0,05), sedangkan nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel penyesuaian diri siswa adalah sebesar 0,086 dengan nilai signifikansi sebesar 0,200 (p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data variabel kecerdasan emosi dan penyesuaian diri siswa SMA yang tinggal di tempat kost merupakan sebaran data berdistribusi normal.

Uji Linearitas

Dari hasil uji linieritas, maka diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,369 (p > 0,05) dengan sig 0,224 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan antara pola kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri adalah linier.

Analisis Korelasi

Tabel 1.3 Hasil Uji Korelasi antara Kecerdasan emosi dan Penyesuaian Diri

Correlations

KecerdasanEmosi PenyesuianDiri

KecerdasanEmosi Pearson Correlation 1 -.065

Sig. (1-tailed) .326

N 50 50

PenyesuaianDiri Pearson Correlation -.065 1

Sig. (1-tailed) .326

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri sebesar -0,065 dengan sig. = 0,326 (p < 0.05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri pada siswa SMA yang tinggal di tempat kost.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan kecerdasan emosi dan penyesuaian diri siswa SMA yang tinggal di kost, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan penyesuaian diri siswa SMA yang tinggal di kost. Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi, keduanya memiliki besar korelasi -0,065 dengan taraf signifikansi sebesar 0,326 sehingga dikatakan p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan penyesuaian diri siswa SMA yang tinggal di tempat kost. Artinya bahwa variabel kecerdasan emosi tidak memiliki hubungan (tidak berkorelasi) dengan penyesuaian diri siswa.

Dari hasil penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh beberapa hal berikut, faktor kebudayaan yang ada di tempat pengambilan data yaitu, di Kota Ambon. Kota yang terkenal dengan sifat kerasnya dan identik dengan budaya yang memiliki tingkat emosi yang tinggi sehingga, tinggi rendah kecerdasan emosi tidaklah menjadi patokan bagi seseorang dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan yang baru. Hal inilah yang mungkin menyebabkan hasil penelitian ini mendapatkan hasil yang tidak berkorelasi antara kecerdasan emosi dan penyesuaian diri. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa kecerdasan emosi siswa berada pada kategori tinggi,

yang artinya siswa tersebut telah memiliki kecerdasan emosi yang baik, tetapi kecerdasan emosi tersebut tidak selamanya berkorelasi dengan penyesuaian diri pada siswa SMA yang tinggal di tempat kost.

Hal ini juga bisa disebabkan oleh tuntutan-tuntuntan hidup yang harus dipenuhi. Tuntutan-tuntan hidup yang begitu banyak dan harus dipenuhi sendiri oleh seorang remaja (siswa SMA) yang baru pertama kali tinggal di tempat kost dan jauh dari orang tua membuat kecerdasan emosi yang tinggi yang dimiliki tidak dapat menjadi faktor pendukung dalam menyesuaikan diri. Tuntutan-tuntutan hidup yang tadinya dipenuhi oleh orang tua, sekarang tanggung jawab dan memenuhi setiap tuntutan hidup dilakukan sendiri oleh siswa. Sehingga apabila siswa tidak dapat memenuhi setiap tuntutan yang ada tersebut dengan baik, maka akan mengalami kegagalan dalam menyesuiakan diri walaupun, siswa tersebut memiliki kecerdasan emosi yang tergolong tinggi.

Hal ini juga bisa disebabkan oleh keadaan lingkungan, dimana keadaan lingkungan memberikan banyak sekali pengaruh dalam penyesuaian diri. Seseorang yang tinggal di lingkungan yang baru dituntunt untuk berinteraksi terus-menerus antara individu dengan lingkungan sekitarnya (Sawrey & Telford, 1968) . Hal ini yang dapat menyebabkan siswa yang berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal sebelumnya (kampung) ke tempat tinggal baru (kota) memerlukan penyesuaian diri yang baik, dapat menerima keadaan lingkungan sekitar, dan dapat bergaul secara wajar. Kecerdasan emosi yang tinggi tidak dapat sepenuhnya memberikan dampak positif terhadap penyesuian diri siswa terhadap lingkungan. Ada siswa dengan aktifnya mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, tetapi ada beberapa siswa yang memilih untuk tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan lebih memilih untuk fokus belajar. Hal ini

menyebabkan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungan sekitar.

Hasil penelitian yang sama juga ditemukan oleh Amar (2009), yang menemukan bahwa kecerdasan emosi siswa tidak memiliki hubungan (tidak berkorelasi) dengan penyesuaian diri siswa baru MAN. Hal ini membuktikan bahwa tidak selamanya kecerdasan emosi berkorelasi dengan penyesuaian diri seseorang. Tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ichsan (2013), yang menemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri peserta didik. Seseorang yang memiliki kecakapan emosi yang tinggi dapat mengenal dirinya dengan baik, mengelola emosi diri dan mampu memanajemennya, serta mengenal emosi orang lain dan terampil membangun hubungan baik dengan orang lain.

Berdasarkan kategorisasi data empirik variabel kecerdasan emosi, dengan rata-rata 84,98 dan standar deviasi sebesar 9.652 diketahui bahwa terdapat 25 siswa (50%) memiliki kecerdasan emosi yang berada pada kategori tinggi, 6 siswa (12%) memiliki kecerdasan emosi yang berada pada sedang. Sedangkan berdasarkan kategorisasi data empirik, variabel penyesuaian diri dengan rata-rata 65,64 dan standar deviasi sebesar 11,515, diketahui bahwa terdapat 25 siswa (50%) memiliki penyesuaian diri pada kategori sedang, dan 1 siswa (2%) memiliki penyesuaian diri yang berada pada kategori sangat rendah.

Dari hasil kajian penelitian di atas menunjukkan bahwa antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri siswa SMA yang tinggal di tempat kost tidak memiliki hubungan positif dan signifikan hal ini menunjukan bahwa ada faktor lain yang lebih berperan dalam penyesuaian diri siswa SMA yang tinggal di kost.

PENUTUP

Dalam dokumen T1 802009041 Full text (Halaman 28-33)

Dokumen terkait