• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI LAGU PADA KESENIAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, maka peneliti telah memperoleh hasil penelitian yang berupa deskripsi lagu, analisis lagu, analisis makna lagu, dan fungsi lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor. Analisis tersebut dijelaskan melalui metode penelitian kualitatif deskriptif. Berikut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

a. Deskripsi Lagu

Lagu yang terdapat pada kesenian Seni Naluri Reyog Brijo Lor merupakan lagu yang dinyanyikan secara turun temurun. Lagu ini diciptakan oleh Singodimbedjo, yaitu orang yang pertama kali mendirikan seni reyog tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Notodiharjo selaku ketua Seni Naluri Reyog Brijo Lor pada wawancara hari Senin, 16 Mei 2016, pukul 14.30 WIB, sebagai berikut:

“Nggeh lagu niki diciptakke kalian rombongane mbah Singodimbedjo niku” (iya lagu ini diciptakan oleh kelompok mbah Singodibedjo itu).

Lagu-lagu yang terdapat dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor terdiri dari lagu pembuka atau pemberangkatan, lagu inti, dan lagu dagelan. Dari setiap lagu tersebut mempunyai makna dan fungsi masing-masing dalam setiap perunjukkan Seni Naluri Reyog Brijo Lor.

Gambar 2: Lagu Pembuka atau Pemberangkatan (Sumber: Rendy Febrianto, 2016)

Lagu tersebut merupakan lagu pembuka atau penghantar pemberangkatan penari reyog untuk mengawali sebuah pertunjukan. Lagu tersebut dinyanyikan oleh Tembem yaitu penyanyi yang berperan sebagai penyanyi wanita dalam pertunjukkan Seni Naluri Reyog Brijo Lor. Dalam lagu tersebut digunakan laras slendro.

Notodiharjo selaku ketua Seni Naluri Reyog Brijo Lor telah menjelaskan pada sesi wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 23 Mei 2016, Pukul 14.00WIB, “niku slendro, menyesuaikan musike, menyesuaikan alat bende.” (Itu slendro, menyesuaikan musiknya, menyesuaikan alat bende.)

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa lagu yang terdapat dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor memang menggunakan laras slendro pada semua lagu. Karena pencipta lagu mengikuti patokan pada musik bende yang memang menggunakan laras slendro. Selain lagu pembuka terdapat lagu inti yang dinyanyikan pada saat pertunjukkan reyog memasuki tema inti. Berikut merupakan lagu inti dalam Seni Naluri reyog Brijo Lor yang disalin oleh peneliti dalam bentuk not balok:

44

Gambar 3: Lagu Inti (Sumber: Rendy Febrianto, 2016)

Pada lagu tersebut merupakan lagu yang dinyanyikan pada saat pertunjukkan reyog telah memasuki tema. Nada yang terdapat dalam lagu tersebut menggunakan laras slendro, akan tetapi terdapat beberapa variasi nada apabila dibandingkan dengan lagu pembukaan. Dalam lagu inti nada yang digunakan semua memiliki persamaan, yaitu semua nada yang dinyanyikan sama dan menggunakan laras slendro, akan tetapi syair lagu yang digunakan berbeda. Karena pencipta lagu lebih menekankan pada syair lagu yang digunakan sebagai sindiran. Selain inti lagu, dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor juga terdapat lagu dagelan, yaitu lagu yang dinyanyikan pada saat jeda pertunjukkan reyog. Lagu tersebut dinyanyikan oleh penthol dan tembem. Berikut merupakan lagu dagelan yang disalin oleh peneliti dalam bentuk not balok:

Gambar 4: Lagu Dagelan (Sumber: Rendy Febrianto, 2016)

Pada lagu dagelan tersebut merupakan lagu yang dinyanyikan secara turun-temurun, seperti lagu dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor lainnya. Disebut lagu dagelan karena dinyanyikan pada saat sesi dagelan dari percakapan tembem dan penthol. Pada lagu dagelan juga menggunakan laras slendro, akan tetapi terdapat beberapa variasi. Pada saat pertunjukkan reyog beristirahat, tembem dan penthol mengisi pertunjukkan dengan lagu dagelan tersebut disertai kegiatan melawak untuk menarik perhatian penonton.

46

Gambar 5: Tembem dan Penthol Pada Lagu Dagelan (Sumber:Dokementasi Intep Production Intertainment, 2015)

b. Analisis Lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor

Dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap bagaimana makna dan fungsi lagu, peneliti melakukan sebuah analisis pada lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor sebelum melakukan analisis makna dan fungsi lagu. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mempermudah dalam menganalisis makna dan fungsi lagu setelah peneliti mengetahui hasil dari analisis lagu dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor. Seperti yang terdapat dalam penyanjian data yaitu peneliti melakukan sebuah analisis lagu kemudian dilanjutkan dengan analisis makna dan fungsi lagu.

1. Analisis Lagu Pembuka atau Pemberangkatan

Dalam lagu pembuka atau pemberangkatan pada Seni Naluri Reyog Brijo Lor, merupakan lagu yang menggunakan laras slendro. Lagu tersebut tidak banyak menggunakan variasi melainkan hanya menggunakan satu kalimat.

a. Kalimat/Periode

Pada lagu pembuka kesenian Seni Naluri Reyog Brijo Lor bukan merupakan sebuah kalimat, karena hanya terdiri dari lima birama. Sedangkan kalimat pada analisis musik telah dijelaskan oleh Prier (1996: 2), “kalimat merupakan sejumlah ruang birama (biasanya 8 atau 16 birama) yang merupakan satu kesatuan.” Jadi dapat disimpulkan bahwa lagu pembuka pada Seni Naluri Reyog Brijo Lor bukan merupakan sebuah kalimat, melainkan sebuah motif.

Gambar 6: Analisis Kalimat Lagu Pembuka atau Pemberangkatan

48

b. Motif

Pada lagu pembuka kesenian Seni Naluri Reyog Brijo Lor terdapat dua motif. Terdapat tema motif dan pengembangan motif pada lagu pembuka tersebut. Berikut merupakan gambar dari analisis motif pada lagu pembuka.

Gambar 7: Analisis Motif Lagu Pembuka atau Pemberangkatan

(Sumber: Rendy Febrianto, 2016)

Dari hasil analisis tersebut, peneliti telah menemukan dua motif yaitu tema motif pada birama satu sampai birama tiga, kemudian variasi motif pada birama tiga sampai birama lima.. Motif tersebut telah mengalami pengulangan, namun terdapat variasi pada motif kedua. Prier (1996: 3) telah menjelaskan bahwa motif merupakan sebuah unsur lagu dengan sebuah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan/ ide. Karena

merupakan unsur lagu, maka sebuah motif biasanya diulang-ulang dan diolah-olah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam lagu pembuka tersebut merupakan sebuah motif yang mempunyai unsur nada yang diulang-ulang dan diolah-olah. Diulang-ulang artinya terdapat pengulangan pada kedua motif tersebut, sedangkan diolah-olah artinya terdapat variasi nada pada motif kedua.

2. Analisis Lagu Inti

Pada lagu-lagu yang dinyanyikan dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor terdapat lagu inti yang melambangkan bahwa pemain reyog mulai memasuki pada tahap pertunjukkan inti. Lagu inti pada Seni Naluri Reyog Brijo Lor merupakan lagu yang pendek, namun lagu tersebut diulang-ulang dengan syair yang berbeda. Lagu tersebut juga menggunakan laras slendro. Berikut merupakan lagu inti yang disalin oleh peneliti dalam bentuk not balok:

a. Kalimat/Periode

Pada lagu inti dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor menggunakan laras slendro. Dalam lagu ini terdiri dari lima birama dan terdiri dari satu kalimat. Berikut merupakan gambar analisis kalimat yang dibuat oleh peneliti:

50

Gambar 8: Analisis Kalimat Lagu Inti (Sumber: Rendy Febrianto, 2016)

Pada gambar tersebut peneliti telah menemukan jumlah birama dalam lagu inti sebanyak lima birama. Padahal menurut Prier (1996: 2), “kalimat merupakan sejumlah ruang birama (biasanya 8 atau 16 birama) yang merupakan satu kesatuan.” Namun apabila didengarkan, lagu inti tersebut sudah memenuhi unsur kalimat didalam musik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nuansa berakhirnya sebuah lagu. Dalam lagu inti tersebut mempunyai skala naik kemudian turun. Dalam teori menurut Prier tersebut juga masih menyebutkan kata “biasanya”, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak semua kalimat musik harus terdiri dari delapan birama atau lebih. Dalam lagu inti tersebut, meskipun terdiri dari lima birama, namun nuansa slendro yang didengarkan bernuansa bentuk kalimat yang di dalamnya terdapat frase tanya dan frase jawab .

Prier (1996: 2) juga menyebutkan bahwa kesatuan ini nampak pada akhir kalimat disitulah timbul kesan „selesailah sesuatu‟. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada akhir kalimat lagu ini menimbulkan kesan bahwa lagu telah selesai, meskipun pada lagu inti selalu diulang-ulang, tetapi dalam lagu tersebut hanya terdiri dari satu kalimat musik dengan syair yang berbeda. Ditegaskan dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia (2005: 494) bahwa kalimat yakni satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri. Dalam lagu inti tersebut juga berdiri sendiri.

b. Frase

Dalam lagu inti Seni Naluri Reyog Brijo Lor terdiri dari dua frase yaitu frase tanya dan frase jawab. Dalam lagu inti tersebut terdiri dari beberapa kata yaitu tanya dan jawab. Berikut merupakan gambar dari analisis frase pada kalimat inti:

Gambar 9: Analisis Frase Lagu Inti (Sumber: Rendy Febrianto, 2016)

52

Pada birama satu sampai dengan birama tiga merupakan frase tanya, kemudian pada birama tiga sampai lima merupakan frase jawab untuk mengakhiri sebuah kalimat. Dalam setiap frase tersebut terdapat dua motif. Jadi frase dalam lagu inti tersebut merupakan anak dari kalimat lagu inti untuk memperlihatkan struktur kalimat, karena dalam suatu kalimat terdapat beberapa unsur. Seperti yang telah dijelaskan oleh Prier (1996: 4) frasering merupakan usaha untuk memperlihatkan struktur kalimat struktur makro pada akhir masing-masing anak kalimat/frase.

3. Analisis Lagu Dagelan

Dalam pertunjukkan Seni Naluri Reyog Brijo Lor juga terdapat lagu dagelan, yaitu lagu yang berfungsi untuk menghibur ditengah-tengah pertunjukkan pada saat pertunjukkan reyog beristirahat. Lagu dagelan pada Seni Naluri Reyog Brijo Lor terdapat dua lagu yang masing-masing dinyanyikan oleh penthol dan tembem. Peneliti telah melakukan analisis pada lagu dagelan tersebut untuk mengetahui bagaimana struktur musik yang terdapat dalam lagu dagelan tersebut. Berikut merupakan analisis lagu dari lagu dagelan yang disertai gambar untul memperjelas analisis lagu.

a. Frase

Pada lagu dagelan terdiri dari dua frase dan mempunyai bentuk satu bagian. Bentuk satu tersebut adalah bagian (A) terdiri dari dua frase (a,a’). Frase (a) pada birama 1-10, kemudian (a’) pada birama 11-16. Berikut merupakan gambar dari analisis frase yang dibuat oleh peneliti:

Gambar 10: Analisis Frase Lagu Dagelan (Sumber: Rendy Febrianto, 2016)

b. Motif

Apabila dilihat dari lagunya, peneliti menyimpulkan bahwa motif dari lagu dagelan ini lebih banyak apabila dibandingkan dengan lagu pemberangkatan dan lagu inti. Dalam setiap frase terdiri dari beberapa motif. Berikut merupakan gambar dari analisis motif lagu dagelan yang dibuat oleh peneliti:

54

Gambar 11: Analisis Motif Lagu Dagelan (Sumber: Rendy Febrianto, 2016) Keterangan:

1. Motif (a)

2. Pengembangan motif (b) 3. Motif (c)

4. Variasi motif awal (a‟)

5. Pengembangan variasi motif awal (b) 6. Motif (c)

7. Motif (a)

8. Pengembangan motif (b) 9. Motif (c)

Pada lagu dagelan terdapat banyak pengulangan motif. Jadi lagu ini merupakan lagu yang menggunakan olahan motif yang diulang-ulang, seperti yang telah dijelaskan oleh Prier

(1996: 3) motif merupakan unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan/ ide. Karena merupakan unsur lagu, maka sebuah motif biasanya diulang-ulang dan diolah-olah.

4. Hubungan Melodi dan Syair

Pada lagu-lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor terdapat melodi yang berhubungan dengan ekspresi syair. Dari ketiga jenis lagu tersebut, peneliti telah membuat susunan pengelompokkan beberapa jenis lagu yang berkaitan dengan ekspresi syair sebagai berikut:

Tabel 1: Hubungan Melodi dengan Syair Pada Lagu Pembuka atau Pemberangkatan

MELODI SYAIR

Sarirahing, ndoro...

Pada lagu pembuka atau pemberangkatan tersebut mepunyai lima birama dengan tema melodi pada birama satu sampai tiga dan variasi melodi pada birama tiga sampai lima. Melodi pada lagu pembuka tersebut cenderung naik. Melodi yang cenderung naik tersebut merupakan lambang dari penghormatan, meskipun tempo dalam lagu ini masih lambat, namun melodi yang cenderung naik

56

tersebut berkaitan dengan sikap semangat penari reyog untuk memulai pertunjukkan. Sarirahing, ndoro merupakan sebuah bahasa penghormatan kepada para pemimpin yang luhur.

Tabel 2: Hubungan Melodi dengan Syair Pada Lagu Inti

MELODI SYAIR

Kembang jambu

sedhompol megrokke

telu, ngguya-ngguyu

padune sing arep melu

Pada lagu inti merupakan lagu pada saat pertunjukkan reyog telah dimulai. Melodi yang digunakan cenderung naik turun. Hal tersebut berkaitan dengan syair yang sudah memasuki syair inti, yaitu sindiran dan nasihat. Tempo yang digunakan lebih cepat dibandingkan dengan lagu pembuka atau pemberangkatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam lagu inti merupakan lagu yang mempunyai ekspresi lebih semangat, karena sudah mulai memasuki lagu inti dan melakukan sindiran-sindiran kepada masyarakat.

Tabel 3: Hubungan Melodi dengan Syair Lagu Dagelan

MELODI SYAIR

Sore-sore perkutute njaluk ngombe, elo-elo-elo yakke,

alah bapak sontoloyo,

angon bebek ilang lara, elo-elo-elo endang, mbang srigading, macak dandan bangun enjing, elo-elo-elo yakke.

Pada lagu dagelan Seni Naluri Reyog Brijo Lor mempunyai melodi yang diulang-ulang dan menggunakan tempo lebih cepat daripada lagu pembuka dan lagu inti. Akan tetapi lagu ini cenderung lebih santai dalam pembawaannya. Lagu ini dapat disebut sebagai lagu dagelan karena syair-syair yang digunakan mengandung makna yang lucu dan dalam sesi ini tembem dan penthol melakukan percakapan dagelan untuk menghibur penonton. Jadi dapat disimpulkan bahwa melodi dalam lagu ini menggunakan nada slendro seperti lagu yang lain dan tidak ada kaitannya dengan ekspresi syair. Namun yang berkaitan adalah tempo dan ketukan lagu yang disertai tarian tembem dan penthol.

58

c. Analisis Syair Lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor

Syair-syair yang terdapat dalam lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor mempunyai berbagai bentuk dan kalimat yang perlu dianalisis. Analisis tersesebut meliputi analisis kalimat, suku kata, dan setiap gatra. Berikut merupakan analisis syair yang dibuat oleh peneliti:

a. Lagu Pembuka atau Pemberangkatan 1.Sarirahing, ndoro...

a. kalimat : terdiri dari satu kalimat dan dua kata b. guru gatra : satu baris

c. guru wilangan : enam suku kata d. guru lagu : 6-o

e. Persajakan : tidak ditemukan persajakan

Lagu pembuka merupakan lagu yang sangat pendek, apabila dikaitkan dengan lagu pada umumnya, lagu pembuka merupakan sebuah intro, karena hanya terdiri dari satu kalimat dan dua kata.

b. Lagu Inti

1. Menyan kuning sopo gelem nyandhang lirang, kakang-kakang sing wong lanang

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh suku kata d. guru lagu : 12-a, 8-a

e. persajakan : aa-aa

2. Kembang uwi kebo lara dhadung siji,

munthar-munthir wong ayu nyusahke fikir

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-i, 12-i

e. persajakan : aa-bb

3. Kembang kencur suket dhuwur mungguhing tandur, sun jawane wong ayu malilo dewe

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-u, 12-e

60

4. Kembang tela galudhuk muni kethiga,

glegar-gleger rondho tua njaluk panjer

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-a, 12-e

e. persajakan : aa-bb

5. Kembang pring jaran kuru lara wahing,

gebras-gebres prawan ayu ora bares

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh tiga suku kata d. guru lagu : 11-i, 12-e

e. persajakan : aa-bb

6. Kembang gudhe mengetan kenthenge lawe,

lawe wenang wong wadhon megat wong lanang

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

c. guru wilangan : dua empat empat suku kata d. guru lagu : 12-e, 12-a

e. persajakan : aa-bb

7. Kembang jambu sedhompol megrokke telu,

ngguya ngguyu padune sing arep melu

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-u, 12-u

e. persajakan : aa-aa

8. Kimpul wulung mbok cilik ngajak suloyo, kakang-kakang sing wong lanang

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh suku kata d. guru lagu : 12-o, 8-a

62

9. Kembang jarak kayu alus garan tumbak,

lendah-lendeh padune sing arep oleh

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-a, 12-e

e. persajakan : aa-bb

10. Kembang gedhang kuthut manggung ono kurungan,

ceklak-cekluk prawan ayu tompo rembug

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-a, 12-u

e. persajakan : aa-bb

11. Kunthul wulung pencokamu bango suwung,

golak-galok gelem ndemok suting tombok

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-u, 12-o

e. persajakan : aa-bb

12. Kembang jambu dalan rusak wote lunyu,

plera-plere wong ngambung dudu bojone

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-u, 12-e

e. persajakan : aa-bb

13.Sapu galeh sodo lanang ilang suwe, gedhederan kelingan karo kawitan

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh empat suku kata d. guru lagu : 12-e, 12-a

64

14.Kembang kencur pring tuthul bongkoting dhuwur, sungsang sare rabi ayu diglembuk dhisek

a. kalimat : terdiri dari dua kalimat yang terdiri dari kiasan dan penjelas

b. guru gatra : dua baris

c. guru wilangan : dua puluh lima suku kata d. guru lagu : 12-u, 12-e

e. persajakan : aa-bb

Pada lagu inti tersebut, mempunyai syair yang berbentuk seperti pantun, yaitu terdapat kalimat kiasan dan kalimat penjelas. Terdapat beberapa perbedaan tentang persajakan, guru lagu, dan guru wilangan dalam lagu tersebut. Namun guru gatra dalam lagu tersebut semua memiliki persamaan.

c. Lagu Dagelan

1. Sore-sore perkutute njaluk ngombe, elo-elo-elo yakke,

alah bapak sontoloyo angon bebek ilang loro, elo-elo-elo endang, mbang srigading, macak dandan bangun enjing, elo-elo-elo yakke.

a. kalimat : terdiri dari tiga kalimat b. guru gatra : tiga baris

c. guru wilangan : lima puluh delapan suku kata d. guru lagu : 18-e, 22-a, 18-e

Pada lagu dagelan terseut mempunyai syair yang berbeda dengan lagu inti. Syair yang terdapat pada lagu tersebut merupakan sebuah cerita yang menceritakan seorang pemuda. Syair tersebut mempunyai guru wilangan yang lebih banyak dan mempunyai kalimat yang lebih panjang apabila dibandingkan dengan lagu pembuka dan lagu inti.

d. Analisis Makna Lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor

Pada lagu yang terdapat dalam Seni Naluri Reyog Brijo Lor mempunyai makna tertentu dalam setiap syairnya. Syair-syair lagu tersebut telah disusun oleh Singodimbedjo yaitu ketua pendiri Seni Naluri Reyog Brijo Lor pertama kali. Singodimbedjo mempunyai tujuan untuk memberikan nasihat dan sindiran kepada masyarakat melalui lagu-lagu tersebut.

Hal tersebut telah dijelaskan oleh Notodiharjo ketua Seni Naluri Reyog Brijo Lor saat ini dalam sesi wawancara dengan peneliti pada tanggal 23 Mei 2016, “nggeh, dadi mbiyen niku kan pas zaman perang kerajaan majapahit. Dadi eyang Singodimbedjo niku kagungan tujuan membentuk group Seni Naluri Reyog Brijo Lor, nah eyang Singodimbedjo duwe weweling atau nasihat dhumateng masyarakat. Terus eyang Singodimbedjo niku menyampaikan nasihatipun niku lewat lagu, dadi syair-syair lagune niku nggeh isine nasihat kanggo orang zaman dulu. (Ya, jadi dulu itu kan waktu zaman perang kerajaan majapahit. Jadi eyang Singodimbedjo mempunyai pesan atau nasihat kepada masyarakat. Kemudian eyang Singodimbedjo itu menyampaikan nasihatnya itu melalui lagu, jadi syair-syair lagunya itu berisi nasihat untuk orang zaman dahulu.)

Melihat pendapat Notodiharjo tersebut dapat disimpulkan bahwa makna dari syair-syair lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor mempunyai

66

tujuan untuk memberikan nasihat kepada masyarakat. Sebelum peneliti melakukan sebuah analisa untuk mengetahui bagaimana makna denotatif dan makna konotatif dalam lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor, peneliti melakukan penyusunan tabel sebagai acuan untuk menuju analisis makna denotatif dan konotatif dalam lagu tersebut.

Tabel 4: Arti Syair Lagu Seni Naluri Reyog Brijo Lor

Syair Lagu Arti Syair Lagu

1. Sarirahing, Ndoro... Diwakili (leluhur),

Tuan... 1. Menyan kuning sopo gelem nyandhang lirang,

kakang-kakang sing wong lanang

Kemenyan kuning siapa yang mau menanggung malu, kakak-kakak yang laki-laki

2. Kembang uwi kebo lara dhadung siji,

munthar-munthir wong ayu nyusahke fikir.

Bunga uwi kerbau dua tambangnya satu, bolak-balik orang cantik menyusahkan fikiran

3. Kembang kencur suket dhuwur mungguhing

tandur, sun jawane wong ayu malilo dewe

Bunga kencur rumput tinggi melebihi tanaman, tradisinya

orang cantik menjaga diri sendiri

4. Kembang tela galudhuk muni kethiga,

glegar-gleger rondho tua njaluk panjer

Bunga ketela, petir berbunyi di musim kemarau,

menggelegar, janda tua meminta selalu dipenuhi

5. Kembang pring jaran kuru lara wahing,

gebras-gebres prawan ayu ora bares

Bunga bambu kuda kurus bersin-bersin, gebras-gebres prawan cantik tidak beres

6. Kembang gudhe mengetan kenthenge lawe,

lawe wenang wong wadhon megat wong lanang

Bunga gudhe ke timur sepanjang jalan, sepanjang hak wanita menceraikan orang laki-laki

7. Kembang jambu sedhompol megrokke telu,

Dokumen terkait