• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian

Berikuti ini peneliti akan menampilkan data yang telah diperoleh melalui metode wawancara.

Wawancara

Identitas Narasumber 1

Nama : Fadjar Hutomo

Jabatan : Deputi Akses Permodalan Benkraf

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh November ini sudah banyak makan asam garam di dunia finansial dan permodalan. Sebelum bergabung dengan Badan Ekonomi Kreatif, Fadjar menjadi CEO

49 sekaligus pendiri ADN Financial yang bergerak di bidang perencanaan keuangan. Selain itu, Fadjar juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT. Sarana Jatim Ventura yang merupakan lembaga keuangan modal ventura sebagai sumber dana pembiayaan usaha kecil menengah.

Pertanyaan dan Jawaban:

1. Bagaimana kondisi pelaku startup di Indonesia menurut anda ?

Kami melihat ada beberapa gap seperti knowledge gap, information gap, dan gap lainnya antara startup di Jakarta dengan di daerah terutama di luar Jawa.

2. Apa yang dilakukan Bekraf dalam mengatasi masalah yang dihadapi para pelaku startup ?

Salah satu yang telah kita lakukan adalah kita bekerjasama dengan Fenox Venture ketika mereka ingin mengajak kerjasama untuk membuat ide Startup Worldcup. Kami meminta Fenox untuk membawa ide ini ke seluruh Indonesia. Kami mengadakan roadshow selama 6 hari di 6 kota. Kita ingin berbagi spirit of change, spirit of problem solver dari startup. Kami juga memberikan platform para startup untuk tampil dan ketika tampil otomatis mereka akan masuk ke dalam radar venture capitalist. Kita juga meminta Fenox untuk membuat nominasi wildcard khusus di Indonesia untuk membawa talent-talent daerah ke Startup Worldcup. Tiga dari 6 nominasi wildcard akan kita kirim ke Silicon Valley pada tahun 2017 bulan Mei sebagai partisipan bertemu dengan venture capitalist disana dan belajar

50 dengan tokoh-tokoh teknologi, startup, dan venture capitalist disana. Kami berharap akan mendengar kisah-kisah sukses lainnya setelah Go-Jek, tokopedia, dan bukalapak

3. Program apa yang telah dilakukan Bekraf untuk mengembangkan ekosistem

startup di Indonesia?

Kami di Bekraf sangat mendukung dan kata kuncinya di Bekraf “How to

build startup ecosystem,?”. Makanya kita punya beberapa program seperti Biima, adalah program kami untuk IPR Info in Mobile Apps, kemudian kita launch Denkraf yaitu dana ekonomi kreatif sebagai sumber pendanaan untuk ekonomi kreatif, dan Bekup. Bekup adalah program untuk pre-startup

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan narasumber 1 yang merupaka salah Deputi Akses Permodalan Bekraf diperoleh data, yaitu, Bekraf melihat bahwa terdapat kendala umum dalam mengembangkan ekosistem startup

di Indonesia yaitu terjadinya kesenjangan/gap antara startup di Jakarta dengan di daerah terutama diluar Jawa. Akibatnya terjadi kesenjangan pengetahuan, informasi, dan lain-lainnya. Dalam menghadapi masalah ini Bekraf bekerja sama dengan beberapa Venture Capital salah satunya Fenox Venture untuk mewujudkan Startup Worldcup untuk mewadahi startup lokal terutama di daerah-daerah ke kancah internasional.

Bekraf juga meluncurkan beberapa program untuk mengembangkan ekosistem startup di Indonesia. Program-program yang dilakukan Bekraf adalah Biima. Biima adalah IPR Info in Mobile Apps dimana merupakan aplikasi yang

51 menyajikan informasi mengenai Hak Kekayaan Intelektual secara praktis dan dapat diakses dari mana saja oleh masyarakat secara umum dan/atau para pelaku ekonomi kreatif secara khususnya. Selanjutnya ada Denkraf yaitu program yang memudakan akses pendanaan bagi pelaku ekonomi kreatif. Dan ada Bekup sebuah program untuk pre-startup/bagi yang ingin memulai startup.

Indentitas narasumber 2

Nama : Rhein Mahatma

TTL : Jakarta, 30 Maret 1983

Jabatan : Founder Startupbisnis,com

Pertanyaan dan jawaban:

1. Menurut anda bagaimana perkembangan ekosistem startup di Indonesia akhir-akhir ini?

Akhir-akhir ini sudah cukup bagus ya. Tapi intinya kondisi yang terupdate sudah cukup bagus dan dari pemerintah sendiri sudah mensupport walaupun pemerintah sepertinya tidak ada resource yang cukup mengerti, dan mereka tidak ada sumberdaya yang cukup berpengalaman dalam bidang startup dan akhir-akhir ini ada situasi dimana Venture Capitalist itu sedang mencari

startup yang cukup aneh dan sedikit agak future seperti virtual reality, 4.2 Foto Rhein Mahatma

52

augment reality, atau mobile security, atau drone, terus medical technology

misalnya ada device yang disuntikan ke tubuh lalu bisa mendeteksi penyakit yang ada di darah. Sebenarnya startup seperti itu yang sedang dicari oleh

venture capitalist dari AS dan Cina, tetapi di Indonesia kita kekurangan programmer untuk bikin startup seperti itu dan pendidikan programming kita masih jauh dibandingkan Cina, Korea, dan Israel misalnya. Dan jadinya

startup di Indonesia nggak ada yang terkesan future seperti itu. Indonesia yang jelas kebanyakan startup ecommerce, tetapi ecommerce sendiri bisa dibilang sudah masa lalu. Ujung-ujungnya startup itu adalah skill technical

dari foundernya karena di Indonesia bisa dibilang tingkat pendidikannya telat jauh dibandingkan beberapa negara lain.

2. Apakah ekosistem startup mempunyai kaitannya dengan ekonomi kreatif di Indonesia?

Sangat terkait. Dimana startup tidak bisa disamakan dengan UKM tapi

startup itu seperti Tokopedi terus Go-Jek yang dalam 3-4 tahun meledak dan memiliki valuasi bisnis yang luar biasa. Jenis bisnis yang satu ini termasuk salah satu bentuk ekonomi kreatif yang dimana startup memiliki

impact lebih besar dibandingkan ekonomi kreatif yang lain misalnya katanya Go-Jek itu setiap 7 detik punya satu order. Bayangkan ekonomi kreatif seperti apa yang mana dapat seperti itu. Mungkin ada istilah juga barang kerajinan itu bidang ekonomi kreatif, salah satunya mungkin. Mungkin kalo googling untuk barang kerajinan cuma ada berapa belas

53 atau Go-Jek dengan valuasi bisnis yang triliunan. Bisa dibilang one of the most impactfull ekonomi kreatif.

3. Kontribusi apa yang diberikan startup terhadap ekonomi kreatif di Indonesia?

Startup ini bisa jadi aggregator untuk berbagai macam economy creator

kreatif lainnya. Misalnya ada yang bikin marketplace kerajinan Indonesia. Jadi bisa dibilang UKM lain yang bidang ekonomi atau pariwisata bisa berjualan disitu. Jadi kontribusinya memperbesar ukuran bisnis dari seluruh ekonomi kreatif. Saya yakin itu bisa

4. Menurut anda apakah ada hubungan perkembangan startup di Indonesia sekarang dengan fenomena IPO Alibaba pada tahun 2014?

Iya pasti berhubungan dimana kalau biasanya ada startup atau bisnis online

yang IPO diluar negeri bisa dibilang bisnisnya sudah proven, sudah terbukti banyak orang pakai. Yang terpenting ketika Alibaba IPO maka Alibaba akan punya duit buat expand, untuk meningkatkan harga sahamnya di US misalnya atau juga di Cina karena dia IPO dua kali di Cina dan US. Ketika dia punya duit dia akan invest ke bisnis lain yang mirip dia atau bisa melengkapi ekosistem dia misalnya yang terkenal itu Lazadaex sudah di

invest sama Alibaba cuma yang banyak orang nggak tau satu lagi startup

yang di invest namanya SCI Ecommerce. SCI Ecommerce sudah di invest

sama Alibaba mungkin angkanya nggak besar. Jadi dengan adanya Alibaba ini masuknya akan mainly to invest asal idenya cocok dengan mereka. Jadi hubungannya pasti ada.

54 5. Kendala apa yang umumnya menghambat perkembangan ekosistem

startup di Indonesia?

Kendalanya nomor satu kekurangan programmer, yang kedua dari segi kualitas dan kuantitas dua-duanya kurang banget sih, berikutnya kayanya Indonesia membutuhkan sekolah vokasi programmer. Aku juga nggak begitu expert di dalam hal vokasi-vokasian tapikan jenis kampus ada dua ya, yang pertama kampus yang banyak teori dan ada yang banyak praktik. Nah Indonesia memerlukan sekolah vokasi yang memiliki bimbingan khusus kepada para programmer. Aku rasa VC di Indonesia kurang mengedukasi market. Karena buat mereka mengedukasi market itu kurang kerjaan dan bikin tidak efisien. Aku ada feeling bahwa startup di Indonesia itu hanya terfokus di Jakarta. Kalau kita lihat di US atau Jepang itu banyak kota yang startupnya yang bisa tumbuh dengan baik. Kalau di Indonesia ini kayanya memang tugas pemerintah untuk mengembangkan startup-startup

di kota kecil seperti di Surabaya, Semarang, dan kota-kota lainnya. Kalau untuk Yogya sendiri sudah lumayan tapi ini memang tugas pemerintah untuk menyeimbangkan ekosistem startup di beberapa kota.

6. Menurut anda apakah selama ini pemerintah sudah memperhatikan perkembangan ekosistem startup di Indonesia?

Sudah, yang pasti untuk sekarang masih banyak kekurangannya tapi menurut saya cukup sudah memadahi dengan stage yang sekarang.

7. Apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan ekosistem startup di Indonesia?

55 Ya memang sudah ada program 1000 Startup Digital Nasional. Cuma itu terlebih untuk yang lolos mentoring. Jadi mereka kaya membangun

wall/tembok kalau misalnya nilai kamu jelek, kamu nggak lolos ke mentoring selanjutnya. Lalu kalau tidak salah Bekraf mengadakan program Bekraf Developer Day yang bekerja sama dengan Dicoding.

8. Apakah menurut anda pendirian Bekraf adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan ekosistem startup di Indonesia?

Iya benar, tapi Bekraf bukan Cuma mengurusi startup doang dia juga mempunyai alur sistem lain. Tapi aku rasa Bekraf sangat berupaya mengembangkan ekosistem startup itu memang benar.

9. Menurut anda apakah Bekraf mempunyai pengaruh yang cukup baik dalam mengembangkan ekosistem startup di Indonesia?

Yang pasti baik ya, karena orang-orang yang tidak tau startup jadi tau. Saya dulu waktu tahun 2010 datang ke kampus ngomongin tentang startup itu pada nggak mudeng. Bahkan yang namanya dulu Koprol, startup yang dibeli Yahoo di Indonesia nggak ada yang tau. Kalo bisa dibilang Bekraf sangat membantu sosialisasi mengenai startup di Indonesia. Yang pentingkan kita bukan ngomongin tentang bikin startup dulu tapi yang penting harus tau dulu kan startup itu apa. Yang seperti saya bilang memang ada pengaruhnya

10.Menurut anda apakah saat ini Indonesia akan mengalami fenomena bubble dot-com seperti yang dulu terjadi di AS terutama di Silicon Valley?

56 Untuk saat ini belum. Duit di Indonesia itu masih terbatas. Kita di

Indonesia mendapatkan Investor dengan 10 halaman Power Point itu masih belum bisa di Indonesia. Tapi yang sekarang lagi baru di Shanghai. Di Shanghai itu 10 halaman Power Point tapi produknya belum jadi itu bisa dapat duit dari Investor tapi untuk di Indonesia masih belum. Dan untuk bubblenya masih lama. Sebenarnya yang namanya startup itu

corporate invantion games ujung-ujungnya. Jadi misalnya Bank Mandiri Indonesia mau berinovasi. Mereka lelah kalau bikin project dipegang sama manajer itu nggak jalan biasanya. Jadi lama-lama mereka akan ke bisnis

startup. Dibilang bubble, Indonesia masih belum.

11.Menurut anda apakah kedepannya ekosistem startup di Indonesia dapat menjadi kontributor yang cukup berperan dalam menompang

perekonomian?

Oh, pasti ya. Nggak harus kedepannya sebenarnya sekarang juga bisa. Misalnya semua orang sekarang bisa jualan online lewat Tokopedia tanpa repot misalnya. Terus orang yang cari kerja susah tapi punya kendaraan itu bisa jadi Go-Jek atau driver Uber atau Go-Car misalnya. Memang misalnya secara numbers itu masih banyak UKMnya. Jadi pelaku UKM itu lebih banyak dari pada pelaku startup. Jadi kalau stabil UKMnya yang dikembangin jika kita ngomongin stabilitas ekonomi karena startup-startup

ini bisa dibilang agak rawan misalnya negara Indonesia lagi ada krisis terus mereka tidak dapat pendanaan lagi itu berbahaya. Tapi kalau UKM main- mainnya tidak bakar duit, kalau bisa dibilang itu lebih stabil, Jadi dalam

57 kondisi ekonomi yang bagus startup sangat menompang perekonomian tapi kalau kondisi ekonomi sedang down kembali lagi UKM yang berperan. 12.Sebutkan startup-startup apa saja yang menurut anda berhasil menunjukan

kekuatan startup di Indonesia?(min.3)

Traveloka.com salah satunya. Tetapi Traveloka itu salah satu startup yang bakar duit. Mereka katanya mau expand ke 5 negara di Southeast Asia. Jadi mereka butuh investor untuk bakar duit. Kalau Tiket.com lebih profitable

dan bisa dibilang bagus juga cuma kalau secara omzet Traveloka bisa sampai 5-10x dibandingkan Tiket.com. Tapi Tiket.com adalah salah satu

startup sukses dan bisa dibilang mereka berdua sukses. Dan yang satunya pastinya Tokopedia dan Go-Jek yang dimana Go-Jek berhasil melakukan 7 detik satu order dan Tokopedia membantu orang jualan online. Ada lagi

startup yang namanya Kudo yang membantu warung-warung/toko

kelontong di daerah untuk menjual barangnya secara online. Jadi dia menggunakan kekuatan offline untuk menjual online dan bisa juga jualan pulsa dari HPnya. Hal itu sangat membantu perekonomian sekali jadi orang- orang daerah bisa mendapat pendapatan lebih. Dan terakhir kali Kudo di

invest sama grupnya SCTV(Emtek Group).

Berdasarkan hasil wawancara dengan nasarasumber 2 diperoleh data, yaitu, perkembangan startup di Indonesia sudah cukup bagus dan pemerintah sendiri sudah mendukung walaupun keterbatas sumber daya dan tenaga yang ahli dalam bidang startup masih kurang sehingga pengembangan dari pemerintah belum

58 terlalu maksimal. Dan ada sebuah kondisi terbaru dimana para pemodal/Venture Capital sedang mencari startup teknologi yang cukup aneh/future seperti virtual reality, augmented reality,mobile security, drone, dan medical technology. Tetapi karena Indonesia kekurangan sumber daya dan programmer yang dapat mengembangkan startup seperti itu yang umumnya diinginkan oleh pemodal/venture capital dari AS dan Cina.

Lalu didapatkan data mengenai keterkaitan startup dengan ekonomi kreatif dimana startup merupakan salah satu bidang ekonomi kreatif yang paling besar pengaruhnya. Dan startup sendiri juga dapat membantu ekonomi kreatif dibidang lainnya seperti menjadi aggregator yang dapat memperbesar ukuran pasar.

Selanjutnya ditemukan hubungan peristiwa IPO Alibaba pada tahun 2014 terhadapat perkembangan startup di Indonesia yang dimana Alibaba selain berhasil menaikan nama startup di Asia termasuk Indonesia dimata investor global. Alibaba juga banyak melakukan investasi ke beberapa startup di Indonesia seperti Lazada dan SCI Ecommerce.

Walaupun perkembangan startup sudah cukup pesat terdapat beberapa kendala umum seperti

1. Kekurangan programmer dan tenaga ahli lainnya 2. Kualitas dan kuantitas startup masih kurang

3. Dibutuhkan bimbinagan khusus untuk programmer

4. Venture Capitalist di Indonesia kurang mengedukasi market

5. Adanya kesenjangan startup yang ada di Jakarta dengan startup di kota-kota lainnya

59 Pemerintah sudah cukup memperhatikan perkembangan ekosistem startup. Pemerintah sudah mencanangkan program seperti gerakan 1000 Startup Digital Nasional yang kegiatannya berupa mentoring yang dibagi beberapa tahap seleksi. Lalu terdapat program bimbingan untuk para developer yang diadakan Bekraf yaitu Bekraf Developer Day. Dan pendirian Bekraf merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan ekosistem startup di Indonesia dimana memiliki dampak yang cukup baik dalam mensosialisasikan tentang startup kepada masyarakat.

Kondisi perkembangan ekosistem startup di Indonesia masih belum mengalami fenomena bubbe dot-com yang dimana perkembangan startup sangat banyak dan akses permodalan seperti terjadi di Silicon Valley yang dimana startup

dapat mendapatkan pendanaan hanya cukup bermodalkan 10 slide Power Point tanpa harus ada produk jadinya. Dan startup di Indonesia sendiri sering dijadikan pertarungan penemuan oleh perusahaan besar.

Perkembanga startup di Indonesia dapat menjadi kontributor penompang perekonomian. Dimana startup juga membantu perekonomian dibidang lain seperti

ecommerce yang dapat menjadi media UKM untuk menjangkau pembeli dari manapun dan layanan kendaraan on demand membantu siapa saja yang punya kendaraan pribadi dan butuh penghasilan tambahan. Walaupun startup akan menjadi penompang perekonomian jika kondisi ekonomi negara sedang stabil karena jika tidak maka startup tidak akan dapat pendanaan dan ini sangat berbahaya.

60 Dalam wawancara ini peneliti juga meminta narasumber untuk menyebutkan startup-startup yang cukup bagus dan dapat menujukan kekuatan

startup di Indonesia. Salah satunya adalah Traveloka yang dimana sedang merencanakan untuk melakukan ekspansi ke 5 negara di Asia Tenggara, lalu dibidang yang sama ada Tiket.com. Selanjutnya ada Tokopedia dan Go-Jek yang dimana telah resmi menjadi startup unicorn dengan nilai valuasi perusahaan mencapai US$1,2 miliar. Lalu ada lagi Kudo yang membantu warung/tokoh kelontong didaerah-daerah untuk menjadi reseller online.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dideskripsikan, dapat dibahas sebagai berikut:

Peneliti melakukan wawancara kepada dua narasumber. Narasumber pertama berasal dari Bekraf dan kedua adalah jurnalis/pelaku startup dengan pertayaan yang berbeda dan telah disesuaikan dengan narasumber.

Dari wawancara narasumber 1 dapat dibahas berdasarkan pertanyaan pertama menjawab tentang kondisi pelaku startup di Indonesia adalah terdapat sebuah kesenjangan dimana merupakan hal biasa di Indonesai antara pelaku startup

di Jakarta dengan kota-kota lainnya terutama di luar pulau Jawa. Hal ini sebenarnya sangat terpengaruh oleh pemerataan infrastruktur. Karena kebanyakan kegiatan ekonmi terjadi di Jakarta dan infrastruktur seperti memusat di Jakarta mengakibatkan para pemodal terutama Venture Capital maupun Incubator hanya memusat berada di Jakarta. Hal ini membuat startup didaerah-daerah terutama di

61 luar Pulau Jawa susah dalam mendapat akses pendanaan dan pengetahuan. Dalam

press & conference di Startup Worldcup, Fadjar Hutomo mengatakan ketika dia

roadshow di Kalimantan, seseorang mengatakan ke saya bahwa ide dari Go-Jek itu tidak original karena dia merasa menemukan idenya terlebih dahulu, lalu ditanyakan ke dia mengapa tidak dieksekusi lalu dia mengatakan bahwa masalah akses ke acara-acara startup, teknologi, serta pendanaan membuat dia tidak dapat mengeksekusi idenya.

Dalam pernyataan narasumber 1 pada pertanyaan kedua. Bekraf dalam mengatasi masalah kesenjangan tersebut melakukan beberapa hal. Salah satunya adalah bekerja sama dengan salah satu Venture Capital asal Silicon Valley yang bernama Fenox VC. Fenox VC merupakan salah satu VC yang cukup aktif berinvestasi di berbagai startup di Indonesia. Saat Fenox VC ingin mengadakan Startup Worldcup yang merupakan ajang kompetisi startup dunia dimana pertamakali diadakan di Indonesia yang pemenangnya akan mewakili Indonesia melawan 11 startup perwakilan negara-negara lainnya di Silicon Valley. Benkraf ingin agar Fenox VC bekerjasama untuk melakukan roadshow ke 6 kota lainnya. Dan di ajang Startup Worldcup ini diadakan kategori wildcart dimana dikhususkan untuk startup-startup daerah sehingga mereka dapat tampil dan secara tidak langsung mereka masuk ke radar VC yang dapat membantu mereka dalam mendapatkan akses pendanaan.

Berdasarkan pernyataan narasumber 1 dalam pertanyaan ketiga, Benkraf telah meluncurkan 3 program yang dimaksud untuk mendukung perkembangan ekosistem startup di Indonesia yang pertama adalah Biima, IPR Info in Mobile Apps

62 dimana merupakan aplikasi yang menyajikan informasi mengenai Hak Kekayaan Intelektual secara praktis dan dapat diakses dari mana saja oleh masyarakat secara umum dan/atau para pelaku ekonomi kreatif secara khususnya. Lalu ada Denkraf (Dana Ekonomi Kreatif) merupakan program pendanaan dan pemodalan untuk pelaku ekonomi kreatif dan Bekup merupakan program mentoring untuk yang mau mendirikan startup/pre-startup.

Lanjut kepada narasumber 2 berdasarkan pertanyaan pertama menyatakan bahwa kondisi ekosistem startup di Indonesia sudah cukup bagus dengan pemerintah sudah sangat mensupport walaupun masih kekurangan sumber daya dalam mengembangkannya. Dan terdapat kondisi dimana beberapa pemodal/VC sedang ingin mencari startup seperti VR, AR,mobile security, dan medical security

yang dimana Indonesia masih kekurangan sumber daya dalam membuat startup

seperti itu walaupun yang peneliti tahu ada satu startup Indonesia yang berada pada bidang VR dan AR yaitu Octagon Studio. Indonesia sendiri startup ecommerce

yang sedang tumbuh subur walaupun sepertinya tren ecommerce sudah cukup ketinggalan tetapi banyak startup ecommerce yang berinovasi ke pasar yang lebih spesifik seperti untuk batik, kerajinan tangan, atau barang-barang mewah.

Berdasarkan pernyataan narasumber 2 untuk pertanyaan kedua dan ketiga dapat diketahui kaitannnya startup dengan ekonomi kreatif yang dimana startup

merupakan salah satu bidang ekonomi kreatif yang memiliki pengaruh cukup besar karena hanya dalam beberapa tahun dapat berkembang dengan valuasi yang mencapai triliunan rupiah. Sebagai contoh Go-Jek yang selama 3-4 tahun dapat mencapai valuasi US$1,2 miliar. Hal ini membuat startup jauh memiliki impact

63 dari pada bidang ekonomi kreatif lainnya. Dan startup dapat menjadi pembantu pertumbuhan ekonomi kreatif lainnya. Sebagai contoh ada Qlapa sebuah

marketplace untuk barang-barang kerajinan tangan, lalu ada Kravasia yang menjual kerajinan batik, dan lain sebagainya. Mungkin Soundcloud startup luar negeri yang membantu banyak musisi indie untuk mempublikasi lagu-lagunya. Hal ini startup

juga membantu memperbesar jangkauan pasar/bisnis para pelaku ekonomi kreatif lainnya

Berdasarkan pernyataan narasumber 2 terhadap pertanyaan keempat bahwa terdapat hubungan akibat peristiwa IPO Alibaba dengan perkembangan startup di

Dokumen terkait