BINTAN KELURAHAN KAWAL
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Pada bagian ini akan digambarkan hasil penelitian mengenai usia berdasarkan hasil dari data sekunder pada golongan lansia, fase pre senium (55-65 tahun), fase senium 65 tahun keatas.
365
Tabel 6.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden berdasarkan
umur pada Lansia di Panti Werdha Rumah Bahagia
Bintan Kelurahan Kawal Tahun 2014
No Umur Responden Jumlah Responden Presentase (%) 1 55-65 tahun 16 80 2 65 tahun keatas 4 20 Total 20 100 Berdasarkan Tabel 6.1, menunjukan jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 20 orang lansia, sebagian besar responden dengan usia 55-65 tahun (Fase Presenium) yaitu sebanyak 16 orang lansia dengan persentase 80%, sedangkan untukusia 65 tahun keatas (Fase Senium) yaitu sebanyak 4 orang lansia dengan persentase 20%.
b. Distribusi Nilai Pretest dan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah dilakukan Kompres Panas pada Nyeri Kasus Low Back Pain.
Tabel 6.2
Nilai Pretest dan Posttest (Kelompok Eksperimen) Nyeri Kasus Low Back Pain pada Lansia Dipanti Werdha Rumah Bahagia Bintan
Kelurahan Kawal Tahun 2014
No Skala Nyeri Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen n % n % 1 0 Tidak Nyeri 0 0 0 0 2 1-3 Nyeri Ringan 2 20 4 40 3 4-7 Nyeri Sedang 6 60 5 50 4 8-10 Nyeri Berat 2 20 1 10 Total 10 10
Berdasarkan Tabel 6.2, pada nilai Pretest kelompok eksperimen sebanyak 6 orang lansia mengalami nyeri sedang dengan persentase 60%, dan nyeri berat sebanyak 2 orang lansia dengan persentase 20%. Sedangkan pada nilai Posttest kelompok eksperimen sebanyak 10 orang lansia mengalami nyeri sedang dengan persentase 50% dan nyeri ringan sebanyak 4 orang lansia dengan persentase 40%.
c. Distribusi Nilai Pretest dan Nilai Postest Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah dilakukan Kompres Panas pada Nyeri Kasus Low Back Pain.
Tabel 6.3
Distribusi Nilai Pretest dan Postest (Kelompok Kontrol) Nyeri Kasus Low Back Pain pada Lansia di Panti Werdha Rumah Bahagia Bintan
Kelurahan Kawal Tahun 2014
No Skala Nyeri Pretest Kelompok Kontrol Post test Kelompok Kontrol n % n % 1 0 Tidak Nyeri 0 0 0 0 2 1-3 Nyeri Ringan 5 50 5 50 3 4-7 Nyeri Sedang 4 40 4 40 4 8-10 Nyeri Berat 1 10 1 10 Total 10 10 Berdasarkan Tabel 6.3, pada nilai Pretest kelompok kontrol sebanyak 4 orang lansia mengalami nyeri sedang dengan
366 persentase 40%, dan nyeri berat sebanyak 1
orang lansia dengan persentase 10%. Sedangkan pada nilai Posttest kelompok kontrol sebanyaK 4 orang lansia mengalami nyeri sedang dengan persentase 40%, dan nyeri berat sebanyak 1 orang lansia dengan persentase 10%.
2. Bivariat
Berdasarkan hasil analisa Bivariat dapat diketahui bahwa nilai PostTest Eksperimen dan nilai PostTest Kelompok Kontrol, pada Lansia di Panti Werdha Rumah Bahagia Bintan Kelurahan Kawal, setelah dilakukan Uji Statistik Parametrik “Uji t tidak berpasangan”. Diperoleh (p-value= 0,04), Ho ditolak Bila p-value< (0,05) maka Ho ditolak.
PEMBAHASAN
Dari keterangan tabel 6.1 dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan usia yang terbagi menjadi dua bagian. Menurut Masdani dalam Nugroho (2009), menyatakan bahwa lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, lanjut usia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Fase Presenium (55-65 tahun) dan Fase Senium ( 65 tahun keatas), pada bagian ini hasil penelitian mengenai usia responden berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari data sekunder.
Dari keterangan tabel 6.2 dapat diketahui penurunan intensitas Skala Nyeri
kasus Low Back Pain yang dapat dilihat pada nilai Pretest kelompok eskperimen. Dimana ada 6 orang lansia mengalami nyeri sedang. Nyeri sedang adalah secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik (Tamsuri, 2006).
Dari keterangan tabel 6.3 dapat diketahui tidak ada penurunan Intensitas Skala Nyeri kasus Low Back Pain yang dapat dilihat pada nilai Pretest kelompok kontrol. Dimana ada 4 orang lansia mengalami Nyeri Sedang. Nyeri sedang adalah secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik (Tamsuri, 2006).
Berdasarkan hasil analisis “uji t tidak berpasangan” dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dilihat hasil p-value = 0,04 yang mana p-value< 0,05 dinyatakan Ho ditolak. Maka Ada pengaruh Kompres Panas Terhadap Penurunan Nyeri Kasus Low Back Pain Pada Lansia Dirumah Bahagia Bintan Kelurahan Kawal Tahun 2014.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2008), menunjukan bahwa terdapat penurunan skala intensitas nyeri setelah diberikan perlakuan berupa kompres hangat terhadap penurunan nyeri kasus Low Back Pain, dalam penelitian ini
367 responden diberikan kompres hangat
sebanyak 10 orang lansia, setelah perlakuan pada 4 orang lansia mengalami nyeri ringan dengan persentase 40% dan nyeri sedang 5 orang lansia dengan persentase 50%.
Tindakan ini mengalihkan nyeri secara efektif, tindakan ini mengalihkan perhatian klien sehingga klien berfokus pada stimulus taktil dan mengabaikan sensasi nyeri, yang pada akhirnya dapat menurunkan persepsi nyeri. Stimulasi kulit juga dipercaya dapat meningkatkan pelepasan endorfin yang memblok transmisi stimulasi nyeri, menstimulasi serabut saraf berdiameter besar A-Beta sehingga menurunkan transmisi implus nyeri melalui serabut kecil.A-Delta dan serabut saraf C.
Kompres panas dengan menggunakan buli-buli panas selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat meningkatkan proses penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan. Penggunaan panas pada buli-buli tersebut selain memberi efek mengatasi atau menghilangkan sensasi nyeri, teknik ini juga memberikan reaksi fisiologis antara lain meningkatkan respons inflamasi, meningkatkan aliran darah dalam jaringan, penggunaan kompres panas (buli-buli panas) sebaiknya dilakukan pada Nyeri kasus Low Back Pain atau nyeri disekitar pinggang bawah Punggung(Tamsuri, 2006).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya penurunan Intensitas Skala Nyeri pada kelompok eksperimen (kelompok Intervensi) dimana Ho ditolak. Artinya bahwa Ada Pengaruh Pemberian Kompres Panas terhadap Penurunan Skala Nyeri Kasus Low Back Pain pada Lansia di Rumah Bahagia Bintan Kelurahan Kawal Tahun 2014.
SARAN
Saran agar menggunakan kompres panas dalam menurunkan low back pain pada lansia
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan. (2010). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Dharma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Cetakan 1. Jakarta : TIM
Notoatmodjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan 1. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : NUMED
368 PantiAnugrah. (2014). Data Jumlah Lansia
Dan Penderita LowBackPain
Puskesmas Bintan Kawal. (2014). Pasien Low Back Pain Pengobatan Rawat Jalan
Rahmawati, Soemantri & Yuswanto (2008). Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain) pada Lansia. Jurnal Ners vol. 1
Rumah Bahagia Bintan. (2014). Data Jumlah Lansia dan Penderita Low Back Pain
Syarifudin. (2010). Panduan TA Keperawatan Dan Kebidanan dengan SPSS. Yogyakarta : Grafindo Latera Media
Tamsuri. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Tamsuri, (2007). Tanda-Tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta : EGC
1. Endang Abdullah : Dosen STIKES Hang Tuah Tanjungpinang.
2. Lidia Wati : Dosen STIKES Hang Tuah Tanjungpinang.
3. Komala Sari : Dosen STIKES Hang Tuah Tanjungpinang.
369