• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan hasil analisis statistik deskriptif dan hasil analisis N-Gain Ternormalisasi. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai responden dan analisis statistik N-Gain Ternormalisasi digunakan untuk mengetahui peningkatan setelah diajar menggunakan metode Mind Map.

1. Analisis Deskriptif

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan posttest. Pretest dan posttest dilaksanakan dengan menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 25 soal, yang merupakan hasil dari validasi dan uji coba. Pretest diberikan sebelum memberikan perlakuan, kemudian setelah beberapa kali pertemuan dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map selanjutnya diberikan posttest untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar

Skor Statistik Statistik Pretest Posttest Ukuran Sampel 34 34 Skor Tertinggi 14 22 Skor Terendah 3 11 Skor Ideal 25 25

34

Rentang Skor 11 11

Skor Rata-rata 7,15 17,68 Standar Deviasi 2,93 2,71

Sumber: Data Hasil Pengolahan (2020)

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan gambaran hasil belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Map. Berdasarkan sampel yang diteliti, diperoleh bahwa hasil belajar fisika kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar sebelum diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Map menunjukkan bahwa skor

tertinggi yang dicapai adalah 14 dan skor terendah adalah 3 dari skor ideal 25 yang mungkin diperoleh, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 7,15 dengan standar deviasi 2,93 dan setelah diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Map menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 22 dan skor terendah adalah 11 dari skor ideal 25 yang mungkin diperoleh, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 17,68 dengan standar deviasi 2,71. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C)

Tabel 4.2 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik pada Pretest

Interval Presentase Kategori

21 - 25 Sangat Tinggi 16 - 20 Tinggi 11- 15 Cukup 6 - 10 Rendah 0 - 5 Sangat Rendah

Dari Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa persentase hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map. Persentase kategori sangat rendah skor hasil belajar peserta didik yaitu sebesar 32,4% dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang, 52,9% berada pada kategori rendah dengan jumlah peserta didik adalah 18 orang, 14,7% berada pada kategori cukup dengan jumlah peserta didik adalah 5 orang dan tidak terdapat peserta didik yang memenuhi kategori tinggi dan sangat tinggi.

Tabel 4.3 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Pada Posttest Interval Kategori 21 - 25 Sangat Tinggi 16 - 20 Tinggi 11- 15 Cukup 6 - 10 Rendah 0 - 5 Sangat Rendah

Dari Tabel 4.3 dapat terlihat bahwa hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map tidak terdapat peserta didik dalam kategori sangat rendah dan rendah, 26,5% berada pada kategori cukup dengan jumlah peserta didik adalah 9 orang, 70,6% berada pada kategori tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 24 orang, 2,9% berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 1 orang. Jadi frekuensi yang lebih banyak pada pretest berada pada interval 6 – 10 dengan kategori rendah sedangkan pada posttest frekuensi yang lebih banyak berada pada interval 16 - 20 dengan kategori tinggi.

36

Data perbandingan tabel distribusi frekuensi pada saat pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuansi Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar Tahun Ajar 2019/2020

Grafik 4.1 menunjukkan perbandingan Frekuensi Pretest dan Posttest peserta didik. Pada gambar terlihat grafik tertinggi yaitu pada grafik kategori sangat tinggi pada frekuensi posttest. Dapat dilihat pula bahwa presentase untuk kategori tinggi frekuensi posttest memiliki presentase yang lebih besar disbanding frekuensi pretest. Sedangkan untuk kategori rendah frekuensi posttest memiliki presentase yang lebih besar di bandingkan frekuensi pretest.

2. Hasil Analisis N-Gain

Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar peserta didik (pretest dan posttest) 0 5 10 15 20 25 Sangat Rendah

Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi Pretest Frekuensi Posttest

menggunakan rumus N-Gain. Pada tabel 4.4 berikut ini disajikan distribusi dan persentase N-Gain berdasarkan kriteria indeks gain.

Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar

Rentang Kategori Frekuensi Presentase N-Gain

0,3 <〈𝒈〉≤ 0,7 Sedang 28 82,35 0,58 〈𝒈) > 0,7 Rendah 0 0,00 Jumlah 34 100

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik yang berada pada kategori rendah dan 82,35% (28 peserta didik) memenuhi kategori sedang serta 17,65% (6 peserta didik) memenuhi kategori tinggi. Terlihat juga bahwa peserta didik kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9

Makassar tahun ajar 2019/2020 memiliki nilai rata-rata N-gain sebesar 0,58 dengan kategori sedang. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran C)

B. Pembahasan

Bentuk penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian yang one-group pretest posttest design. Dengan judul

38

“Penerapan metode pembelajaran mind map untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 9 Makassar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran mind map kelas XI MIA 5 di SMA Negeri 9 Makassar pada materi Hukum Termodinamika. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode mind map lebih tertarik mengikuti pelajaran dan dengan mudah memahami materi pelajaran, sehingga Hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.

Adapun hasil analisis deskriptif pada penelitian ini yang didapat pada posttest lebih besar dari pada pretest, hal ini dapat terlihat pada skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada pretest 7,15 dengan standar deviasi 2,93 sedangkan posttest rata-rata skor yang diperoleh peserta didik 17,68 dengan standar deviasi 2,71. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang berarti sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran mind map. Sedangkan pada hasil analisis N-gain, diperoleh peningkatan hasil belajar fisika peserta didik, dari 34 peserta didik terdapat 6 peserta didik atau (17,65%) yang memperoleh kategori tinggi, 28 peserta didik atau (82,35%) yang memperoleh kategori sedang dan tidak ada peserta didik yang memperoleh kategori rendah. Adapun skor hasil analisis N-gain adalah 0,58 yang memperoleh kategori sedang. Hasil analisis ini menggambarkan bahwa setelah menerapkan metode pembelajaran mind map terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik.

Selain dari hasil belajar fisika, pada penggunaan metode pembelajaran mind map juga dapat meningkatkan motivasi dan kerja sama peserta didik dalam proses pembelajaran, terlihat pada saat peserta didik mengerjakan LKPD.

Berdasarkan temuan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran mind map dapat membantu peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Jadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan metode pembelajaran mind map karena dalam kegiatan inti proses pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi fisika yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa skor hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran Mind map lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan metode diskusi. Beberapa faktor penyebabnya adalah peserta didik lebih tertarik belajar dengan metode pembelajaran Mind map karena membantu peserta didik mengarah kebenaran yang pasti. Selain itu, metode pembelajaran Mind map peserta didik lebih mudah dalam memahami materi yang disajikan. Pembelajaran dengan metode pembelajaran Mind map juga membuat peserta didik merasa proses belajar lebih nyata serta lebih bermakna karena peserta didik menemukan suatu konsep dan melibatkan peserta secara aktif dan mandiri.

40

Motivasi peserta didik juga meningkat, hal ini terlihat antusias peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Sebelum diajar dengan metode pembelajran Mind map, pembelajaran berlangsung yaitu peserta didik cenderung menunggu penyampaian informasi dari pendidik, sehingga menyebabkan hasil belajar peserta didik tidak sesuai dengan KBM yang ada tetapi dengan diajarkan metode pembelajaran Mind map peserta didik aktif dan menemukan sendiri,menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, serta posisi pendidik dikelas sebagai pembimbing dan mengarahkan pembelajaran sesuai tujuan. Kondisi seperti ini tujuannya merubah kegiatan belajar mengajar yang aktif selama pembelajaran.

BAB V

Dokumen terkait