• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR SKRIPSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR SKRIPSI."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR

SKRIPSI Oleh MUSIDASARI 10539 1278 14

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

MEI 2020

(2)

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh MUSIDASARI 10539 1278 14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JUNI 2020

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan karena itu bila kau telah selesai ( mengerjakan yang lain ) dan kepada Tuhan, berharaplah”(QS. Al- Insyirah 6 : 8)

"Jika kamu tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan."(Imam Syafi’i)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orangtua yang sangat ku sayangi di dunia ini Dan juga untuk keluarga, sahabat, teman

Yang selalu hadir dalam setiap keluh kesah yang melanda Disaat semangat mulai melemah.

Semangat, motivasi serta iringan doa tak henti mengalir dari mereka Sehingga aku segera bangkit untuk menyelesaikan semuanya Untuk masa depanku..

(8)

vii

ABSTRAK

Musidasari. 2020. Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Negeri 9 Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: Nurlina dan Pembimbing II: Riskawati

Masalah utama dalam penelitian ini adalah Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind map, yang bertujuan Untuk mendeskripsikan seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind map. Penelitian ini adalah Pra-Eksperimen dengan desain penelitian one-grop pretest-posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar Tahun Ajaran 2019/2020. Sedangkan sampelnya adalah kelas XI MIA 5. Hasil analisis menunjukkan skor rata-rata fisika peserta didik sebelum diajar menggunakan metode pemecahan masalah adalah 7,15 dan setelah diajar menggunakan metode pemecahan masalah skor rata-rata fisika peserta didik 17,68 dengan standar deviasi berturut-turut adalah 2,71 dan 2,93. Dari hasil analisis uji N-Gain diperoleh 0,58 hal ini berarti terdapat peningkatan Hasil belajar fisika peserta didik kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar dalam kategori sedang. Diharapkan metode metode pembelajaran Mind map dapat menjadi salah satu alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Kata Kunci : Pembelajaran Mind map, Peningkatan Hasil belajar peserta didik.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat karunia serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Peserta Didik Di Sma Negeri 9 Makassar” . Diri ini tak akan henti- hentinya bertahmid atas anugerah pada setiap detik, langkah, nafas yang telah diberikan kepada penulis sehinggas kripsi ini dapat terselesaikan dan menjadi salah satu

bukti dari sederet berkah-Mu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, namun segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia Pendidikan tentunya, terkhusus dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selain itu berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam perampungan tulisan ini penulis mengucapkan terimakasih banyak. Rasa hormat dan haru penulis ucapkan kepada kedua orang tua yakni Muh Asri dan Andi Musdalipah yang senantisa berdoa, mengasuh, mendidik, mengurus, sampai membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd selaku pembimbing I, dan kepada Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta meluangkan waktunya sejak awal penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.

(10)

ix

Disamping itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada: Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M , selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makasaar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D , sekalu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Muhammadiyah Makassar, Ma’ruf, S.Pd, M.Pd selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar dan Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membekali penulis dengan

serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis tentunya. Ucapan terimakasih pula yang sebesar- besarnya kepada Kepala Sekolah, Guru, Staf SMA Negeri 9 Makassar, dan bapak Drs. H. Kasimuddin, selaku guru Fisika disekolah tersebut yang telah memberikan izin, arahan, masukan, dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada teman- teman seperjuangan jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2014 yang senantiasa menyemangati dan memberi masukan, serta sahabat-

sahabatku yang selalu menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala bentuk kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan sarannya yang bersifat membangun sebagai masukan yang sangat berguna bagi penulis. Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga skripsi ini

dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Makassar, 2020

(11)

x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PESETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Belajar dan Pembelajaran ... 6

1. Pengertian belajar ... 6

2. Hasil Belajar ... 10

3. Pengertian Pembelajaran ... 11

B. Kerangka Pikir ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 22

(12)

xi

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 22

1. Jenis Penelitian ... 22

2. Lokasi Penelitian ... 22

B. Variabel Dan Desain Penelitian ... 22

1. Variabel Penelitian ... 22

2. Desain Penelitian ... 22

C. Definisi Operasional Variabel ... 23

D. Populasi Dan Sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel Penelitian ... 23

E. Prosedur Pelaksanaan penelitian ... 24

F. Instrumen Penelitian... 24

G. Teknik Analisis Data ... 31 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 58 RIWAYAT HIDUP PENULIS

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Hasil Analisis Validasi dengan Uji Gregory ... 26

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Realibitas Item ... 29

Tabel 3.3 Kategori Hasil Belajar ... 32

Tabel 3.4 Interprestasi Grain Ternomalisasi ... 33

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar pada saat Pretest dan Postest ... 34

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar pada Pretest ... 35

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar pada saat Posttest ... 36

Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Perolehan N-Gain Ternormalisasi Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar ... 38

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Judul halaman Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 17 Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest

Peserta Didik kelas XI MIA 5 SMA 9 Makassar Tahun

Ajaran 2019/2020 ... 37

(15)

xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran A ... 60

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) ... 61

A.2 Bahan Ajar ... 68

A.3 Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) ... 84

Lampiran B... 87

B. 1 Soal Pretest ... 88

B.2 Soal Posttest ... 96

B.3 Kisi-Kisi Soal ... 104

Lampiran C... 108

C. 1 Analisis Uji Gregory ... 111

C. 2 Analisis Uji Validasi ... 116

C. 3 Analisis Uji Deskripsi ... 133

D. 4 Analisis Uji N-Gain ... 137

Lampiran D ... 139 D. 1 Nama Kelompok ... 140 E. 2 Daftar Hadir ... 141 Lampiran E Dokumentasi ... 143 Lampiran F Persuratan ... 147

(16)

BAB I

PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Maka salah satu usaha seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik sehingga hasil belajar juga akan meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan, salah satunya adalah dengan cara menerapkan metode pembelajaran. Pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan melainkan lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut. Penguasaan konsep fisika diperlukan untuk dapat menyelesaikan seluruh permasalahan fisika baik permasalahan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk soal (Fajrina, 2016).

Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang harus dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik didalam kelas baik secara individu maupun secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap,dipahami, dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik. Metode merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan metode secara akurat guru akan mampu mencapai pembelajaran. Tujuan di rumuskan agak anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan

(17)

2

harus sesuai dengan tujuan. Artinya metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran, sehingga hasil belajar peserta didik akan meningkat.

Berdasarkan hasil observasi bahwa peserta didik SMA Negeri 9 Makassar pada mata pelajaran IPA Fisika tahun ajaran 2019/2020 dari 34 peserta didik kelas MIA5 penilain akhir tahun hanya mencapai skor rata-rata 58. Nilai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) adalah 75 yang tuntas hanya 8 orang. Presentase ketuntasan kelas 22,2 % yaitu 8 peserta didik dari 34 termasuk dalam kategori tuntas dan 77,8 % yaitu 26 peserta didik dari 34 termasuk dalam kategori tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa presentase perolehan sangat jauh dari standar ketuntasan telah ditetapkan disekolah. Nilai tersebut murni hasil ulangan semester, tetapi nilai ini masih bisa dapat berubah ketika diakumulasikan dengan nilai tugas dan kehadiran serta partisipasi peserta didik. Namun peningkatannya tidak akan mengalami peningkatan terpaut jauh. Hal ini disebabkan karena peserta didik tidak dibiasakan untuk mencari dan menemukan sendiri konsep, teori, prinsip dan hukum dalam fisika.

Melihat berbagai permasalahan yang terdapat di SMA Negeri 9 Makassar, maka perlu diadakan penelitian dengan memfokuskan pada metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan cara menerapkan metode pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik, membuat peserta didik aktif dan memiliki tanggung jawab akan tugasnya serta menghargai orang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti mengemukakan mengenai salah satu metode pembelajaran yang efektif digunakan yaitu metode pembelajaran mind map.

(18)

Metode mind map adalah suatu teknik visual yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Mind map juga dapat menambah kreativitas peserta didik melalui proses penggambaran mind map. Sebab, dengan menggunakan metode mind map yang menggunakan bahasa gambar dan membantu siswa dalam menyusun, mengembangkan, dan mengingat informasi yang telah dipelajari sehingga proses pembelajaran di kelas akan lebih menyenangkan.

Berdasarkan uraian tentang permasalahan di atas, peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map terhadap Peningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 9 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah antara lain:

1. Seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar sebelum diterapkan metode pembelajaran mind map? 2. Seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA SMA

Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran min map? 3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMA

Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind map?

(19)

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:

1. Untuk menganalisis seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar sebelum diterapkan metode pembelajaran mind map.

2. Untuk menganalisis seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind map.

3. Untuk mendeskripsikan seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind map.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa

Melalui penerepan metode mind map, peserta didik dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar serta pemahaman konsep mengenai fisika sehingga mampu meningkatkan hasil belajar Fisika peserta didik. Di harapkan mengurangi rasa bosan dalam kegiatan belajar peserta didik terutama pada mata pelajaran fisika.

(20)

2. Guru

Metode mind map dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan bertindak kreatif. Diharapkan dapat memberikan masukan dan pengalaman langsung bagi guru agar dapat menerapkan metode mind map dalam pembelajaran sehingga dapat menciptkan kegiatan belajar yang menarik.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi untuk perbaikan proses pembelajaran fisika di sekolah, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik serta kualitas pendidikan. 4. Peneliti

Memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, dapat meningkatkan motivasi peneliti untuk terus belajar dan menambah wawasan serta pengalaman dalam pendidik.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian belajar

Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sejak manusia lahir hingga akhir hayatnya proses belajar telah berlangsung secara berkesinambungan. Melalui belajar manusia dapat mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Aktualisasi dari potensi tersebut sangat bermanfaat bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan pemenuhan kebutuhannya. Keunggulan seseorang terletak pada semangat, kemauan dan keuletannya dalam belajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan, serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada individu.

Belajar menurut Susanto (2013: 4) merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar dan disengaja untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang akibatnya terjadi perubahan perilaku seseorang yang wajar dan baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak. Dengan demikian,

(22)

belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, tetapi memahami. Hilgard dalam Susanto (2013: 3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan in diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Selanjutnya, Hamalik (2013: 37) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, peneiliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam keadaan sadar untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan membangun perubahan tingksh lsku individu melalui interaksi dengan lingkungan sebagai hasil dari pengalaman seseorang. Perubahan tersebut ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan serta dapat menerapkan dan mengaitkannya dengan realitas sebagai hasil dari pengalaman yang bersifat permanen.

1. Tujuan Belajar

Tujuan belajar yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Dr. Nana Sudjana (2016: 57-58) menyatakan bahwa tujuan proses belajarmengajar lebih ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama efesiensi keefektifan produktivitasnya. Beberapa diantaranya adalah (a) efesiensi dan keefektifan pencapaian tujuan intruksional, (b) keefektifan dan relevansi

(23)

8

bahan pengajaran, (c) produktivitas kegiatan belajar-mengajar, (d) keefektifan sumber dan sarana belajar, dan (e) keefektifan penilaian hasil dan hasil prosel belajar.

Sejalan dengan tujuan tersebut, dimensi penilain proses belajar berkenaan dengan komponen-komponen yang membentuk proses belajar dan keterkaitan atau hubungan diantara komponen-komponen tersebut. Komponen pengajaran sebagai dimensi penilaian proses belajar mengajar setidak-tidaknya mencakup.

a) Tujuan pengajaran atau tujuan intruksional, b) Bahan pengajaran,

c) Kondisi siswa dan kegiatan belajarnya, d) Kondisi guru dan kegiatan mengajarnya, e) Alat dan sumber belajar yang digunakan,

Aspek-aspek yang dinilai dari komponen-komponen di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Komponen tujuan instruksional yang meliputi aspek-aspek ruang lingkup tujuan, abilitas yang terkandung didalamnya, rumusan tujuan, tingkat kesulitan pencapaian tujuan, kesesuaian dengan kemampuan siswa,jumlah dan waktuyang tersedia untuk mencapaianya,kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku, keterlaksanaannya dalam pengajaran.

Komponen bahan penagajaran yang meliputi ruang lingkupnya, kesesuaian dengan tujuan, tingkat kesulitan bahan, kemudahan

(24)

memperoleh dan mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksaan sesuai dengan waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk

mempelajarinya, cara mempelajarinya, kesinambungan bahan, relevansi bahan dengan kebutuhan siswa, prasyarat mempelajarinya.

Komponen siswa yang meliputi kemampuan prasyarat, minat dan perhatian, motivasi, sikap, cara belajar, kebiasaan belajar, kesulitan belajar, fasilitas belajar yang dimiliki, hubungan sosial dengan teman sekelas, masalah belajar yang dihadapi, karakteristik dan kepribadian, kebutuhan belajar, identitas siswa dan keluarganya yang erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah.

Komponen guru, yang meliputi penguasaan mata pelajaran, keterampilan mengajar,sikap keguruan, pengalaman mengajar, cara mengajar, cara menilai, kemauan mengembangkan profesinya, keterampilan berkomunikasi, kepribadian, kemauan dan kemampuan memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa, hubungan dengan siswa dan rekan sejawatnya, penampilan dirinya, keterampilan lain yang diperlukan.

Komponen alat dan sumber belajar yang meliputi alat dan jumlahnya, daya guna, kemudahan pengadaannnya, kelengkapannya, manfaatnya bagi siswa dan guru, cara menggunakannya. Dalam alat dan sumber belajar ini termasuk alat peraga, buku sumber, laboratorium, dan perlengkapan belajar lainnya.

(25)

10

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari bukan karena kebetulan tetapi melalui beberapa tahapan perencanaan sebelumnya. Tingkat pencapaian hasil belajar oleh peserta didik disebut hasil belajar (Sudjana, 2004)

Hasil belajar fisika peserta didik merupakan proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Terjadinya perubahan dapat dilihat dengan bertambah baik atau meningkatnya pencapaian kemampuan peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar dan itu dapat diketahui dengan beberapa cara pengukuran.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,efektif dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan intruksional yang berisi kemampuan dan tingkah laku yang di inginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Menurut susanto (2013: 5 ) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kogniti sebagai hasil dari kegiatan belajar. Belajar sendiri merupakan suatu proses dari diri seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

(26)

Sementara itu menurut Kasmadi dan Sunariah (2014: 44) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan, belajar. Terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan siswa sebagai hasil belajar dan proses interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan belajar yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajarn sehingga mengakibatkan perilaku siswa secara keseluruhan setelah proses belajar yang dapat diukur dan diamati berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar yang diamati pada penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif dengan kata kerja operasional yaitu tingkatan pengetahuan C1, pemahaman C2, dan penerapan C3.

3. Pengertian Pembelajaran

Kata “Pembelajaran” merupakan terjemahan dari “instruction”, yang banyak di pakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak di pengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga di pengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar. Hal ini seperi yang di ungkapkan Sanjaya (2006: 102).

(27)

12

Yang menyatakan bahwa, “instruction is a set of efent that effect learning in such a way that learning is facilitated.” Oleh karena itu menurut Sanjaya, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih di tekankan kepada bagaimana merancang atau mengarasemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk di gunakan atau di manfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.

Dalam istilah “pembelajaran” yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat di manfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa di posisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa di tuntut untuk beraktivitas secara penuh, bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, kalau dalam istilah “mengajar (pengajaran)” atau “teaching “ menempatkan guru sebagai “pemeran utama” memberikan informasi, maka dalam

“instruction” guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.

Menurut Susanto (2013: 19) pembelajaran diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga peserta didik (siswa) mau belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa pada lingkungan belajar sebagai proses pencapaian tujuan belajar

(28)

sehingga siswa dapat belajar dengan baik yaitu menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar secara kondusif, memotivasi siswa untuk belajar dan melakukan penilaian terhadap hasil dari kegiatan belajaryang telah dilakukan. Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan siswa, interaksi tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

A. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan bertujuan untuk membuat siswa menjadi lebih pandai dan memiliki kreativitas yang nantinya dapat digunakan untuk bekal setelah selesai menempuh pendidikan. Seorang pengajar pasti memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses pembelajarannya. Tidak mungkin seorang guru melakukan proses

pembelajaran tanpa dasar yang jelas dan sistematis. Tentu ada patokan yang harus dipenuhi atau dipatuhi dalam melakukan sebuah pembelajaran supaya tujuan yang diharapkan tercapai secara optimal.

Cara seorang guru yang digunakan dalam mengajar agar proses transfer ilmu berjalan dengan mudah sehingga siswa menjadi lebih paham disebut sebuah metode mengajar. Penggunaan metode merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Aqib, dkk., (2010: 102) menyatakan bahwa secara khusus metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan sebagai prinsip dasar

(29)

14

pembelajaran. Selain itu, metode juga merupakan perpanduan berbagai teknik terkait dan sumber daya lainnya agar terjadi proses pembelajaran.

Metode mind map dapat diartikan sebagai metode belajar dengan membuat catatan yang menarik dan menyenangkan dengan melibatkan kedua belah otak untuk menghasilkan catatan yang terdiri atas kata-kata, warna, garis, serta gambar, pada selembar kertas kertas kosong putih.

2. Langkah-langkah Metode Mind Map

Setiap metode pembelajaran memiliki langkah-langkah yang mencari ciri khasnya sendiri. Begitu pula dengan metode mind mapmemiliki langkahlangkah yang berbeda dengan motode lain. Mind map adalah salah satu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran, sedangkan hasil dari mind map disebut mind map. Mind map adalah suatu digram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, tugas-tugas, ataupun sesuatu lain yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama. Kemahiran dalam membuat mind map dapat diupayakan dengan melatih siswa untuk gemar menulis dan menggambar. Untuk melaksanakan metode pembelajaran mind map yang baik dan benar agar berjalan lancar dan optimal, diperlukan aturan menyusun suatu mind map.

Menurut Miftahul Huda, (2013:307-308) untuk menggunakan mind map ada beberapa langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan, antara

lain :

1. Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci-kata kunci dari ceramah tersebut.

(30)

2. Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai poin/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran.

3. Membranstormingsemua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik tersebut.

4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.

5. Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada satu lembar saja.

6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan- permasalahan yang terkait dengan topik bahasan.

7. Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.

Sementara itu, ada tahap-tahap penting yang harus dilalui untuk melalui mind map, antara lain sebagai berikut.

 Letakkan gagasan/tema/poin utama di tengah-tengah halaman kertas. Akan lebih mudah jika posisi kertas tidak dalam keadaan tegak lurus (portrait), melainkan dalam posisi terbentang (landscape).

 Gunakan garis, tanda panah, cabang-cabang, dan warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan hubungan antara tema utama dan gagasan-gagasan pendukung lain. Hubungan-hubungan ini sangat penting, karena ia bisa membentuk keseluruhan pemikiran dan pembahasan tentang gagasan

(31)

16

 Hindari untuk bersikap latah; lebih menampilkan karya bagus daripada konten di dalamnya. Mind map harus dibuat dengan cepat tanpa ada jeda dan editing yang menyita waktu. Untuk itulah, sangat penting mempertimbangkan setiap kemungkinan yang harus dan tidak harus dimasukkan ke dalam peta tersebut.

 Pilihlah warna-warna yang berbeda untuk mensimbolisasi sesuatu yang berbeda pula. Misalnya, warna biru untuk sesuatu yang wajib muncul dalam peta tersebut, hitam untuk gagasan lain yang bagus, dan merah untuk sesuatu yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Tidak ada teknik pewarnaan yang pasti, namun pastikan warna-warna yang ditentukan konsisten sejak awal.

 Biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas, ini dimaksudkan agar memudahkan penggambaran lebih jauh ketika ada gagasan baru yang harus ditambahkan.

(32)

17

3. Teori Mind Map dalam Pembelajaran Fisika

Peserta didik selalu mengalami kesulitan dalam belajar Fisika maka guru hendaklah selalu meningkatkan kemampuan prefesional. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan metode,strategi, ataupun pendekatan yang tepat. Pendekatan adalah cara yang ditempuh guru dalam siasat yang sengaja direncanakan agar pelaksanaan pembelajaran. Strategi adalah siasat yang sengaja direncanakan agar pelaksanaan pembelajaran lancer. Metode adalah cara menyajikan materi dalam pembelajaran. Guru adalah ujung tombak pelaksanaan kegiatan pembelajaran sekolah. Guru harus mampu memiliki pendekatan, strategi, metode, dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pokok bahasan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik untuk belajar lebih banyak dan menyenangkan adalah dengan

Komponen-Komponen Mind

Topik sentral topik utama Sub topik

MIND MAP

Tujua n Mind Map Mind map sangat baik Lebih mudah dipahami

Mempercepat proses pencatatan

Kegunaan Mind Map

Di gunakan untuk membentuk

Di gunakan untuk mendesain

(33)

18

membuat Mind Map. Mind Map atau peta pikiran adalah metode mempelajari konsep didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi.

Jadi Mind Map adalah model grafis yang berupa diagram, bagan, alur atau simbol yang berisi konsep-konsep dalam pembelajaran fisika yang dibuat menyerupai cabang sel syaraf dan sekilas Nampak seperti cabang-cabang pohon. Melalui model ini peserta didik saling berinteraksi dalam mengemukakan pendapatnya dan menuliskan kembali pengetahuan yang dimilikinya sehingga peserta didik lebih mudah memahami konsep IPA Fisika.

Dengan membuat Mind Map peserta didik akan lebih mudah mempelajari Fisika. Karena peserta didik akan lebih banyak membaca materi fisika dan berimajinasi untuk dituangkan ke dalam diagram atau cabangcabang sebagaimana simpul syaraf. Sekarang Fisika bukan lagi mata pelajaran yang sulit dan membosankan, tapi Fisika menjadi lebih menyenangkan dan selalu ditunggu kehadiran mata pelajaran tersebut dikelas oleh peserta didik.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Map

Metode pembelajaran mind map di gunakan dalam kegiatan mencatat, meringkas dan menghafal suatu materi. Mind map sebagai metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. DePorter

(2013: 171-172) menyatakan bahwa kelebihan mind map adalah fleksibel. Dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan

(34)

menyenangka. Sedangkan kekurangan mind map adalah tidak semua detail informasi dapat dimuat, hanya siswa aktif yang dapat terlibat, dan memerlukan waktu yang cukup banyak untuk membuat mind map.

Menurut Kurniasih dan Berlin (2015: 54) kelebihan dan kekurangan mind map adalah sebagai berikut.

a) Kelebihan mind map

1. Cepat dimengerti dan cepat juga dalam menyelesaikan persoalan. 2. Mind map terbukti dapat digunakan untuk mengorganisasikan

ideide yang muncul di kepala.

3. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. b) Kekurangan mind mip

1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat. 2. Tidak sepenuhnya siswa yang belajar.

3. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa mind map memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan mind map antara lain dapat memacu kreativitas siswa, meningkatkan pemahaman, lebih mudah diingat, serta menyenangkan bagi siswa . adapun kelemahan mind map yaitu cenderung hanya siswa yang aktif saja yang terlibat dan detail informasi tidak dapat dimuat semua dan memerlukan waktu yang lama.

(35)

20

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas dapat disusun kerangka berpikir, pembelajaran yang dibahas di sini yaitu metode pembelajaran mind map. Kerangka pikir ini bertujuan untuk mengetahui arah yang akan dilakukan oleh peneliti. Dimana penelitian dilakukan dengan pra eksperimen one-group pretest-pottest yaitu penelitian ini terfokus hanya pada satu kelompok dan diterapkan metode pembelajaran mind map bentuk perlakuan. Dalam model desain penelitian ini, terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya.

(36)

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Penerapan metode pembelajaran pada peserta didik Studi pendahuluan (observasi)

Di SMA Negeri 9 Makassar

1. Peserta didik merasa jenuh dalam pembelajaran 2. Kurang melibatkan diri dalam pembelajaran

Peserta didik dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian Pre-Eksperimental Design (Pra Eksperimen).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMANegeri 9 Makassar. B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas :Metode Pembelajaran Mind Map

Variabel terikat: Hasil Belajar Fisika Peserta Didik 2. Desain Penelitian

Menentukan langkah-langkah dalam Pre–experimental design dengan desain penelitian One-group pretest-postest design sebagai

berikut:

O1 X O2

dengan:

O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

X = Perlakuan yang diberikan

Sugiyono (2016:111)

C. Definisi Operasional Variabel

(38)

1. Metode mind map adalah metode belajar dengan membuat catatan yang menarik dan menyenangkan dengan melibatkan kedua belah otak untuk menghasilkan catatan yang terdiri atas kata-kata, wrna, garis, serta gambar, pada selembar kertas-kertas putih.

2. Hasil belajar fisika peserta didik adalah skor total kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang dilihat dari skor perolehan. Kemampuan tersebut meliputi ranah kognitif yang mencakup mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan mengnalisis (C4) yang diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA Negeri 9 Makassar Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 307 orang

terdiri dari 9 kelas

2. Sampel penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara simple random sampling,maka terpilihlah kelas XI MIA 5 yang berjumlah 34 orang, karena kelas populasi adalah homogen.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan inti pelaksanaan penelitian pada kelas yang diteliti (sampel penelitian). Pada penelitian ini akan dilakukan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik, setelah melakukan pre-test peneliti akan memberikan perlakuan dengan

(39)

24

menerapkan metode pembelajaran mind map. Setelah kegiatan pengajaran dilaksanakan, peneliti akan melakukan post-test untuk mengetahui pemahaman konsep peserta didik setelah diterapkan metode pembelajaran mind map . Data tentang aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan).

2. Penyelenggaraan Tes

Tes hasil belajar fisika diberikan sebelum dan setelah penerapan metode Mind map.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrumen yaitu tes hasil belajar fisika. Tes yang digunakan sebagai pengumpul data variabel hasil belajar fisika dengan ranah kognitif yang mencakup mengingat (C1), memahami (C2),

menerapkan (C3), dan menganalisis (C4).Bentuk instrumen dalam penelitian ini

adalah multiple choice test (pilihan ganda).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Analisis Instrumen Penelitian

Hal yang dilakukan setelah pembuatan perangkat pembelajaran sebagai pendukung dari pengembangan pembelajaran fisika dan instrumen adalah melakukan pengujian instrumen oleh pakar/ahli atau disebut dengan uji Gregory. Koefisien validitas isi dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif oleh beberapa orang pakar/ahli (Gregory, 2000). Untuk menentukan koefisien

(40)

validitas isi, hasil penilaian dari kedua pakar dimasukkan kedalam tabulasi silang 2 x 2 yang terdiri dari kolom A, B, C dan D. Kolom A adalah sel yang menunjukkan ketidaksetujuan kedua penilai. Kolom B dan C adalah sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama dan kedua (penilai pertama setuju dan penilai kedua tidak setuju atau sebaliknya). Kolom D adalah sel yang menunjukkan persetujuan antara kedua penilai. Untuk lebih mudahnya, penentuan validitas konstruk/isi dengan teknik Gregory seperti pada Gambar 3.1

Penilai Pakar #1

Relevansi Lemah Relevansi Kuat (butir bernilai 1 (butir bernilai 3

atau 2) atau 4) Relevansi Lemah (butir bernilai 1 atau 2)

Penilai Pakar #2

Relevansi Kuat (butir bernilai 3 atau 4)

Gambar 3.1 Model Kesepakatan antar Penilai untuk Validitas Isi Keterangan:

A = banyaknya butir dalam sel A (relevansi lemah-lemah) B = banyaknya butir dalam sel B (relevansi kuat-lemah) C = banyaknya butir dalam sel C (relevansi lemah-kuat) D = banyaknya butir dalam sel D (relevansi kuat-kuat)

Adapun rumus untuk memperoleh reliabilitas yang digunakan adalah seperti berikut

Koefisien konsistensi internal:

A B

(41)

26

Data yang diperoleh dalam penelitian ini semuanya diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yaitu statistik deskriktif dan statistik inferensial.

Syarat uji Gregory, jika Vc 0,75 atau 75% maka dapat dinyatakan konsisten internal (kesepahaman pakar)

Setelah divalidasi oleh dua orang pakar.Hasil analisis validasi dengan menggunakan uji Gregory ditunjukan pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.1 Hasil Analisis Validasi dengan Uji Gregory

No Perangkat Pembelajaran R Ket

1 RPP 1,00 Layak digunakan

2 LKPD 1,00 Layak digunakan

3 Bahan Ajar 1,00 Layak digunakan

4 Tes Hasil Belajar 1,00 Layak digunakan

Sumber: Data hasil pengolahan (2020)

Berdasarkan Tabel 3.1 diatas dengan hasil uji Gregory r ≥ 0,75 dapat disimpulkan bahwa semua perangkat yang digunakan dalam penelitian layak digunakan. Hasil uji Gregory dapat dilihat pada Lampiran C.

2. Tahap kedua

Semua item tes yang telah disusun dikonsultasikan ke dosen pembimbing untuk selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reabilitas sebelum digunakan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah tes kemampuan ini layak atau tidak untuk digunakan, dalam artian apakah tes kemampuan ini valid dan dapat dipercaya.

(42)

Kemudian instrumen penelitian sebelum digunakan sebagai tes hasil belajar, terlebih dahulu diuji cobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas tes.

a) Untuk pengujian validitas setiap item tes dengan menggunakan rumus yakni sebagai berikut :

M p M t p pb1 SDt q Sudijono(2014: 258) dengan : pb1

= Koefesien korelasi biserial

Mp= Rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki

jawaban benar Mt = Rerata skor total

SDt = Standar deviasi dari skor total

p = Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran) q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah(1 –p)

Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai

𝑝𝑏𝑖 (i) dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai pbi (i) ≥ rtabel, item dinyatakan valid

(43)

28

Item yang memenuhi kriteria dan mempunyai reabilitas tes yang tinggi selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen.

b) Reliabilitas

Untuk mengetahui konsistensi instrumen yang digunakan, maka harus ditentukan reliabilitasnya. Kriteria tingkat reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item

Hasil Perhitungan Kategori

ri≤ 0,20 Sangat Rendah 0,20 <ri ≤ 0,40 Rendah 0,40 <ri ≤ 0,60 Sedang 0,60 <ri ≤ 0,80 Tinggi 0,80 <ri ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, maka harus ditentukan reliabilitasnya. Untuk perhitungan reliabilitasnya tes, maka digunakan rumus Kuder dan Richardos (KR-20) yang dirumuskan:

(44)

dengan:

ri = Reliabilitas instrumen

k = Jumlah butir pertanyaan

pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 𝑞𝑖 = 1 – st2 =

Variansi total

Sugiyono(2016: 186)

Item yang memenuhi kriteria valid mempunyai koefisien reliabilitas tes yang tinggi, yang dapat digunakan sebagai hasil belajar fisika.

Penelitian ini akan dilaksanakan melalui tiga tahap yakni: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan adalah:

a) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika SMAN 9 Makassar untuk meminta izin melaksanakan penelitian b) Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

d) Menyusun instrumen penelitian dalam bentuk pilihan ganda untuk tes sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran Mind map

e) Melakukan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kondisi peserta didik sebelum diterapkan metode pembelajaran Mind map.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini mulai dilaksanakan proses pembelajaran pada kelas sampel yang sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan.

(45)

30

Proses mengajar dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menerapkan metode pembelajaran Mind map.

3. Tahap akhir

Setelah seluruh kegiatan pengajaran dilaksanakan maka dilakukan tes hasil belajar fisika sebagai tes akhir (post-test). Tes inidiberikan pada kelas yang ditetapkan sebagai sampel penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran mind map.

G. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor dikonversi dalam bentuk nilai menggunakan rumus sebagai berikut:

N x 100

Sugiyono(2014: 59) dengan:

N = Nilai peserta didik

SS = Skor hasil belajar peserta didik SI = Skor ideal

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian,yakni untuk mengetahui skor rata-rata peserta didik, skor terendah, skor tertinggi, standar deviasi, distribusi dan frekuensi.

a. Rumus untuk rata-rata (x) adalah:

(46)

dengan:

𝑋̅ = Skor rata-rata sampel fi = Frekuensi

yang sesuai dengan tanda kelas xi = Tanda kelas

Purwanto(2016: 201)

b. Rumus standar deviasi:

s

dengan:

s = Standar deviasi xi = Titik tengah kelas 𝑓𝑖 = frekuensi

n = Jumlah sampel penelitian

Sugiyono(2014: 58)

Untuk mengkategorikan tingkat hasil belajar peserta didik digunakan interval skor atau nilai dan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Skor Hasil Belajar

Interval Presentase Kategori

81 - 100 Sangat Tinggi 61 - 80 Tinggi 41 - 60 Sedang 21 - 40 Rendah 0 - 20 Sangat Rendah Riduwan (2012: 20)

(47)

32

2. Uji N-Gain

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik maka digunakan nilai rata-rata gain yang dinormalisasikan. Gain dinormalisasikan merupakan perbandingan antara skor gain pretestposttest kelas terhadap gain maksimum yang mungkin diperoleh, yang menggunakan faktor Hake berikut:

dengan:

〈𝑺𝒑𝒐𝒔𝒕〉 = skor rata-rata posttest 〈𝑺𝒑𝒓𝒆〉 = skor rata-rata pretest

Adapun interpretasi 〈𝒈〉 yang diperoleh ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3.4 Interpretasi Gain Ternormalisasi 〈𝒈〉

Nilai gain ternormalisasi 〈𝒈〉 Kriteria Rendah Sedang Tinggi Meltzer (2003:153)

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan hasil analisis statistik deskriptif dan hasil analisis N-Gain Ternormalisasi. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai responden dan analisis statistik N-Gain Ternormalisasi digunakan untuk mengetahui peningkatan setelah diajar menggunakan metode Mind Map.

1. Analisis Deskriptif

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan posttest. Pretest dan posttest dilaksanakan dengan menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 25 soal, yang merupakan hasil dari validasi dan uji coba. Pretest diberikan sebelum memberikan perlakuan, kemudian setelah beberapa kali pertemuan dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map selanjutnya diberikan posttest untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar

Skor Statistik Statistik Pretest Posttest Ukuran Sampel 34 34 Skor Tertinggi 14 22 Skor Terendah 3 11 Skor Ideal 25 25

(49)

34

Rentang Skor 11 11

Skor Rata-rata 7,15 17,68 Standar Deviasi 2,93 2,71

Sumber: Data Hasil Pengolahan (2020)

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan gambaran hasil belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Map. Berdasarkan sampel yang diteliti, diperoleh bahwa hasil belajar fisika kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar sebelum diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Map menunjukkan bahwa skor

tertinggi yang dicapai adalah 14 dan skor terendah adalah 3 dari skor ideal 25 yang mungkin diperoleh, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 7,15 dengan standar deviasi 2,93 dan setelah diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Map menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 22 dan skor terendah adalah 11 dari skor ideal 25 yang mungkin diperoleh, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 17,68 dengan standar deviasi 2,71. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C)

Tabel 4.2 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik pada Pretest

Interval Presentase Kategori

21 - 25 Sangat Tinggi 16 - 20 Tinggi 11- 15 Cukup 6 - 10 Rendah 0 - 5 Sangat Rendah

(50)

Dari Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa persentase hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map. Persentase kategori sangat rendah skor hasil belajar peserta didik yaitu sebesar 32,4% dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang, 52,9% berada pada kategori rendah dengan jumlah peserta didik adalah 18 orang, 14,7% berada pada kategori cukup dengan jumlah peserta didik adalah 5 orang dan tidak terdapat peserta didik yang memenuhi kategori tinggi dan sangat tinggi.

Tabel 4.3 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Pada Posttest Interval Kategori 21 - 25 Sangat Tinggi 16 - 20 Tinggi 11- 15 Cukup 6 - 10 Rendah 0 - 5 Sangat Rendah

Dari Tabel 4.3 dapat terlihat bahwa hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map tidak terdapat peserta didik dalam kategori sangat rendah dan rendah, 26,5% berada pada kategori cukup dengan jumlah peserta didik adalah 9 orang, 70,6% berada pada kategori tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 24 orang, 2,9% berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 1 orang. Jadi frekuensi yang lebih banyak pada pretest berada pada interval 6 – 10 dengan kategori rendah sedangkan pada posttest frekuensi yang lebih banyak berada pada interval 16 - 20 dengan kategori tinggi.

(51)

36

Data perbandingan tabel distribusi frekuensi pada saat pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuansi Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar Tahun Ajar 2019/2020

Grafik 4.1 menunjukkan perbandingan Frekuensi Pretest dan Posttest peserta didik. Pada gambar terlihat grafik tertinggi yaitu pada grafik kategori sangat tinggi pada frekuensi posttest. Dapat dilihat pula bahwa presentase untuk kategori tinggi frekuensi posttest memiliki presentase yang lebih besar disbanding frekuensi pretest. Sedangkan untuk kategori rendah frekuensi posttest memiliki presentase yang lebih besar di bandingkan frekuensi pretest.

2. Hasil Analisis N-Gain

Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar peserta didik (pretest dan posttest) 0 5 10 15 20 25 Sangat Rendah

Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi Pretest Frekuensi Posttest

(52)

menggunakan rumus N-Gain. Pada tabel 4.4 berikut ini disajikan distribusi dan persentase N-Gain berdasarkan kriteria indeks gain.

Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar

Rentang Kategori Frekuensi Presentase N-Gain

0,3 <〈𝒈〉≤ 0,7 Sedang 28 82,35 0,58 〈𝒈) > 0,7 Rendah 0 0,00 Jumlah 34 100

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik yang berada pada kategori rendah dan 82,35% (28 peserta didik) memenuhi kategori sedang serta 17,65% (6 peserta didik) memenuhi kategori tinggi. Terlihat juga bahwa peserta didik kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9

Makassar tahun ajar 2019/2020 memiliki nilai rata-rata N-gain sebesar 0,58 dengan kategori sedang. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran C)

B. Pembahasan

Bentuk penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian yang one-group pretest posttest design. Dengan judul

(53)

38

“Penerapan metode pembelajaran mind map untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 9 Makassar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran mind map kelas XI MIA 5 di SMA Negeri 9 Makassar pada materi Hukum Termodinamika. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode mind map lebih tertarik mengikuti pelajaran dan dengan mudah memahami materi pelajaran, sehingga Hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.

Adapun hasil analisis deskriptif pada penelitian ini yang didapat pada posttest lebih besar dari pada pretest, hal ini dapat terlihat pada skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada pretest 7,15 dengan standar deviasi 2,93 sedangkan posttest rata-rata skor yang diperoleh peserta didik 17,68 dengan standar deviasi 2,71. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang berarti sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran mind map. Sedangkan pada hasil analisis N-gain, diperoleh peningkatan hasil belajar fisika peserta didik, dari 34 peserta didik terdapat 6 peserta didik atau (17,65%) yang memperoleh kategori tinggi, 28 peserta didik atau (82,35%) yang memperoleh kategori sedang dan tidak ada peserta didik yang memperoleh kategori rendah. Adapun skor hasil analisis N-gain adalah 0,58 yang memperoleh kategori sedang. Hasil analisis ini menggambarkan bahwa setelah menerapkan metode pembelajaran mind map terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik.

(54)

Selain dari hasil belajar fisika, pada penggunaan metode pembelajaran mind map juga dapat meningkatkan motivasi dan kerja sama peserta didik dalam proses pembelajaran, terlihat pada saat peserta didik mengerjakan LKPD.

Berdasarkan temuan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran mind map dapat membantu peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Jadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan metode pembelajaran mind map karena dalam kegiatan inti proses pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi fisika yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa skor hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran Mind map lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan metode diskusi. Beberapa faktor penyebabnya adalah peserta didik lebih tertarik belajar dengan metode pembelajaran Mind map karena membantu peserta didik mengarah kebenaran yang pasti. Selain itu, metode pembelajaran Mind map peserta didik lebih mudah dalam memahami materi yang disajikan. Pembelajaran dengan metode pembelajaran Mind map juga membuat peserta didik merasa proses belajar lebih nyata serta lebih bermakna karena peserta didik menemukan suatu konsep dan melibatkan peserta secara aktif dan mandiri.

(55)

40

Motivasi peserta didik juga meningkat, hal ini terlihat antusias peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Sebelum diajar dengan metode pembelajran Mind map, pembelajaran berlangsung yaitu peserta didik cenderung menunggu penyampaian informasi dari pendidik, sehingga menyebabkan hasil belajar peserta didik tidak sesuai dengan KBM yang ada tetapi dengan diajarkan metode pembelajaran Mind map peserta didik aktif dan menemukan sendiri,menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, serta posisi pendidik dikelas sebagai pembimbing dan mengarahkan pembelajaran sesuai tujuan. Kondisi seperti ini tujuannya merubah kegiatan belajar mengajar yang aktif selama pembelajaran.

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Skor rata-rata hasil belajar fisika sebelum diterapkan metode Mind Map pada

peserta didik Kelas XI MIA 5 SMAN 9 Makassar sebesar 7,15.

2. Skor rata-rata hasil belajar fisika setelah diterapkan metode Mind Map pada peserta didik Kelas XI MIA 5 SMAN 9 Makassar sebesar 17,68.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik Kelas XI MIA 5 SMAN 9 Makassar sesudah diterapkan metode Mind Map dalam kategori

sedang (0,58).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah:

1. Bagi pendidik, diharapkan metode Mind Map dapat menjadi salah satu alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika dalam meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik.

2. Dalam proses pembelajaran, pendidik perlu mengatur alokasi waktu yang tepat sehingga semua kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik, terutama

(57)

42

pada tahap diskusi dan presentasi, dan soal pada lembar kerja disesuaikan dengan kemampuan peseta didik kelas XI.

3. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama agar penelitian yang dilakukan dapat disempurnakan lagi.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, TK. Yrama widya. Bandung.

Fajrina. 2016. Analisis Penguasaan Konsep Menggunakan Taksonomi Anderson Materi Listrik Statis Di SMA Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Fisika. Volume 3.

Gregory, R. J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn And Bacon.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Belajar

Kasmadi & Nia Siti Sunariah. 2014. Panduan Modern penelitian Kuantitatif. Alfabeta. Bandung

Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena. Jakarta.

Meltzer, E. 2003. The relationship beetween Mathematics Preparation AndConseptual Learning Gains: A Possible “Hidden Variable” In DiagnosticPretest Scores. Jurnal Department of Physics And Astronomy, Lowa State University, Ames, Lowa 50011.

Payadnya, I Putu Ade Andre & I Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika. 2018. Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Deepublish.

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riskawati, R. (2017). Pengaruh Pemberian Kuis Pada Proses Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X1 SMKN 4 Bulukumba. Jurnal Pendidikan Fisika, 5(1), 90-98.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Premada Media Group.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algesindo Offset.

(59)

44

(60)

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, Dab R&D.Bandung: CV Alfabets.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualititatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenada Media Group. Jakarta.

(61)

60

LAMPIRAN A

A.1 R ENCANA PELA KSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

A.2 BAHAN

A.3 AJAR LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LK PD)

(62)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Makassar Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/IPA

Pokok Materi : Termodinamika Tahun Ajaran : 2019/2020

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan )

A. Kompetensi Inti

 KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.  KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

 KI-3 : Menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

4.3 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan Hukum Termodinamika.

C. Indikator

1. Menelaah pengertian termodinamika. 2. Menyimpulkan pengertian termodinamika.

3. Merumuskan termodinamika dalam penerapan kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan pemberian informasi peserta didik mampu memahami pengertian termodinamika dengan benar.

2. Melalui diskusi kelompok peserta didik mampu menyebutkan dengan baik pengertian termodinamika.

3. Melalui kegiatan percobaan peserta didik mampu menguasai dengan baik mengenai termodinamika.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Model Kesepakatan antar Penilai untuk Validitas Isi   Keterangan:
Tabel 3.1 Hasil Analisis Validasi dengan Uji Gregory
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada teks di atas menunjukkan adanya nilai kasih sayang yang ingin disampaikan abah Ihsan dalam buku.. Sudahkah Aku jadi Orang tua Shaleh, yaitu kasih sayang

• Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang bukan mata

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model

Berdasarkan hasil respon yang telah didapatkan dari siswa dan guru terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif

Handbooks (buku pegangan) merupakan jenis buku yang termasuk sebagai buku rujukan yang berisi ikhtisar pokok bahasan atau subjek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan yang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Aplikasi Reverse Engineering dalam Pengembangan Alat Penekuk (Bending) Manual guna Meningkatkan Aspek

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas mahasiswa profesi sudah tepat dalam menjawab pertanyaan terkait dengan definisi dan tujuan dari patient safety,

Religiositas yang tinggi akan menurunkan intensi turnover pada karyawan yang memiliki kepribadian tahan banting (hardiness), namun religiositas hanya sedikit atau bahkan tidak