• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Latar belakang Ustaz Bangga

Di desa Pattuku sudah ada bibit-bibit Muhammadiyah sebelum Ustaz Bangga terutama tokoh-tokoh agama yang tertanam melalui Ustaz Arsyad yang pertama memperkenalkan Muhammadiyah. Ustaz Bangga adalah anak dari Abdul Latif yang merupakan salah satu anggota Tentara Islam Indonesia yang berlari dalam hutan dan ibunya Rennu, Ustaz Bangga memiliki satu adik perempuan yang bernama Roslawati.

Ustaz Bangga lahir di Pattuku 1 juli 1960 dan hidup daerah pegunungan. Pada waktu kecil beliau sudah diajarkan tentang puasa dan salat. Pada bulan ramadan beliau rajin ke masjid walaupun jauh dari tempat tinggalnya yakni dari gunung turun ke kampung yang berjarak kurang lebih 2 kilo meter dengan menggunakan obor sebagai penerang, beliau tidak pernah bolong dalam melaksanakan salat tarawih di masjid walaupun jauh dari rumahnya. Beliau itu dari kecil sudah tertanam nilai-nilai keagamaan dari bapaknya.

Beliau masuk perkampungan setelah masuk SD pada tahun 1967, pada waktu SD beliau rajin membantu ibu dan bapaknya, beliau juga termasuk orang pintar dan cerdas dalam keluarganya. Pada waktu itu beliau sering mengikuti kegiatan adat yang dilakukan keluarganya atau masyarakat. Seperti halnya beliau mengikuti orang tuanya setiap mau tanam padi atau panen, biasanya ada acara adat budaya yaitu adat mabbaca-baca di rumah tertentu yang dianggap bisa melimpahkan rezeki.

Pada tahun 1973 beliau masuk PGA 4 tahun setelah tamat SD, pas waktu peralihan tahun ajaran dari januari sampai juli. Tahun 1975 semua PGA dialihkan menjadi MTs kecuali dari beberapa tempat yaitu PGA Negeri 6 tahun Makassar, PGA Negeri 6 tahun Bone, PGA Negeri 6 tahun Palopo, dan PGA Negeri 6 tahun Bulukumba, selain itu semua dilebur menjadi MTs semua.

Pada saat MTs beliau melihat bahwa agama sudah mulai berkembang karena ada guru beliau bernama Petta Toba yang berdakwah pada masyarakat tentang musyrik, selain Petta Toba ada juga guru sekolah beliau yang paham Muhammadiyah dari Tombolo yang sering mengajarkan beliau tentang musyrik. Petta Toba adalah guru sekolah beliau yang mengajar mengaji di pondok setelah pulang dari sekolah, dari tempat itu beliau diperkenankan sedikit demi sedikit pemahaman tentang musyrik. Ustaz Bangga mulai paham apa itu musyrik dan tidak ikut kebiasaan orang tua yang musyrik. Seperti halnya kebiasaan masyarakat setelah panen harus pergi ke Kobban dengan maksud syukuran dan memohon doa restu atas panen yang melimpah. Selain itu, Ustaz Bangga melihat pada waktu itu, masyarakat masih banyak melakukan perbuatan musyrik.

Pada tahun 1977 Ustaz Bangga mengikuti ujian MTs, sehingga hasilnya Ustaz Bangga tidak lulus dari sejumlah siswa. Walaupun Ustaz Bangga adalah orang yang selalu mendapatkan peringkat satu sampai ujian. Ustaz Bangga merasa curiga kenapa Dia sendiri tidak lulus bahkan Ustaz Bangga adalah orang yang pintar di sekolah. Kecurigaan beliau terbukti pada waktu itu ada orang mau menikah dengan salah satu warga desa Pattuku. Orang tersebut adalah pegawai Kemenag dari Bone yang

36

memiliki kekuasaan luas yang memiliki istri, kebetulan bapak Ustaz Bangga adalah imam desa pada waktu itu, bapak Ustaz Bangga tidak mau menikahkan orang tersebut karena dilarang keras menikahkan kalau tidak ada restu dari istri pertama, sehingga tidak jadi dinikahkan oleh bapak Ustaz Bangga, sehingga dampaknya terjadi pada Ustaz Bangga yang tidak lulus ujian.

Akibat kejadian tersebut, awal Ustaz Bangga merasa kecewa dengan Bone. Ustaz Bangga sudah bertekat bahwa insya Allah beliau akan pindah ke Gowa, dan tidak akan mendapatkan ijazah selain SD, beliau tidak mau lagi mendapatkan ijazah pada kabupaten Bone. Pada tahun 1978 Ustaz Bangga hijrah ke Gowa dengan guru yang mengajarnya waktu PGA dan kebetulan guru tersebut adalah kepala sekolah Aliyah Muhammadiyah Dataran Tombolo Kabupaten Gowa. Ustaz Bangga tinggal di rumah guru tersebut karena sudah lima tahun sekolah PGA dan seharusnya beliau sudah kelas 2 sekolah menengah atas, daripada mengulang dari kelas satu Aliyah guru tersebut menawarkan Ustaz Bangga bahwa Dia langsung Masuk kelas 2 Aliyah dengan catatan mengikuti ujian MTs Muhammadiyah Limbung kabupaten Gowa dan beliau lulus.

Selama pindah ke Gowa Ustaz Bangga sudah mulai mengikuti kajian Muhammadiyah, ikut pengaderan Ikatan Pengajar Muhammadiyah, dan aktif berorganisasi dan belajar dengan giat untuk mencapai cita-citanya. Pada tahun 1980 beliau ujian untuk memiliki ijazah Aliyah Muhammadiyah dan masuk kampus IAIN atau dikenal UIN Makassar, 1982 beliau ujian lagi untuk mengambil ijazah negeri Aliyah dan saat itu beliau sudah masuk semester dua Perguruan Tinggi.

Selama Ustaz Bangga kuliah, Ustaz Bangga aktif diorganisasi ekstra kampus yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, beliau pernah menjadi instruktur pengaderan Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan beliau mulai aktif sekali dalam Muhammadiyah. Ada dosen sekaligus rektor IAIN berpengaruh dalam motivasi beliau yakni Drs. H. A. Moerad Oesman sekaligus orang Muhammadiyah dan mulai memperkenalkan tentang Muhammadiyah.

Pada tahun 1990 beliau masuk menjadi Satuan Tugas wilayah bina IAIN selama 5 tahun dan Satuan Tugas Tinggimoncong Di kabupaten Gowa selama menjadi satuan tugas beliau diberi dana dari kampus. Dalam menjadi Satuan Tugas beliau mengalami suka duka dalam menjalankan tugas tersebut. Terutama masyarakat yang sangat mengalami keterbelakangan tentang pengetahuan agama dan masih campur baur antara agama dan adat budaya, beliau mulai mengajarkan sedikit demi sedikit agama, menanamkan nilai-nilai Muhammadiyah, dan kebiasaan tradisi dalam Muhammadiyah. Selama menjadi SATGAS 1991, beliau dipilih kembali menjadi TKPMP (Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional) selama tiga tahun walaupun beliau masih sebagai Satuan Tugas IAIN.

Dalam perekrutan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional beliau bergerak bagian koperasi dan penyuluhan. Beliau fokus dalam peningkatan ekonomi masyarakat, bahkan menumbuhkan usaha mikro seperti koperasi yang sifatnya simpan pinjam dalam masyarakat yang menumbuhkan moral masyakat dan ekonomi masyarakat. Dalam penyuluhan Ustaz Bangga melakukan pencerahan seperti pada tempat melakukan tugasnya sebagai contoh dalam masyarakat yang beliau bina yakni

38

masyarakat mandi pada tempat terbuka, beliau menyarankan agar dibuatkan pembatas agar tidak kelihatan dari luar jika mandi.

Setelah selesai, beliau mengajar sekolah MTs dan Aliyah Muhammadiyah Dataran kabupaten Gowa karena disana kekurangan guru. Beliau mengajar kurang lebih 10 tahun lamanya dan beliau aktif pada Muhammadiyah dan mendapatkan keanggotaan Muhammadiyah hingga menjadi pengurus cabang, sekretaris umum Pemuda Muhammadiyah, dan menjadi sekretaris umum cabang Pao Tombolo kabupaten Gowa.

Pada bidang pendidikan beliau menjadi ketua Pendidikan Dasar dan Menegah Muhammadiyah MTs dan Aliyah Dataran Pao Tombolo. Ustaz Bangga mengajar pada cabangn MTs dan Aliyah Muhammadiyah Balaisuka cabang Pao Tombolo. Pada tahun 1998, beliau sudah meninggalkan kabupaten Gowa dan masuk kabupaten Bone dan menjadi pimpinan cabang Muhammadiyah Bonto Cani. Pada saat itu, beliau berat sekali meninggalkan Gowa karena beliau sudah terbiasa dengan masyarakat dan aktif sekali dalam Muhammadiyah.

Beliau pindah ke Bone karena bapaknya meninggal, pada saat itu bapak beliau adalah imam desa. Mau tidak mau beliau juga harus menjadi imam desa dikarenakan tidak ada yang menggantikan bapaknya. Satu tahun menjadi imam desa, jika beliau ke Gowa tetap mengajar Aliyah sampai dua tahun bolak balik Bone Gowa. Khususnya Bone desa Pattuku beliau langsung berdakwah, selain itu, beliau mengajar pada MTs, waktu itu Cuma lima siswa, siswa kelas tiga tiga orang, kelas dua hanya dua orang, dan kelas satu tidak ada. Setelah beliau menetap, awalnya beliau

menerima siswa sebelas orang sampai dari tahun sampai tahun berikutnya sudah mengalami peningkatan, beliau juga berpengaruh dalam pendidikan pada desa Pattuku.

Beliau menjadi Imam desa kurang lebih 6 tahun lamanya, selain itu beliau juga mengajar sekolah Mts Pattuku, yang bukan naungan Muhammadiyah. Tahun 2003 beliau terpilih menjadi kepala desa sampai sekarang, beliau pernah menjadi kepala sekolah pertama SMA AL-Jameah selama 2 tahun dan sekarang beliau menjadi guru sekolah tersebut.

Selama beliau tinggal desa Pattuku dia tetap berdakwah dengan paham Muhammadiyah, dia beranggapan bahwa dengan berdakwah paham Muhammadiyah dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis karena itu lebih simpel, mudah dipahami, dan mudah dipraktikkan pada masyarakat, dan menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat yang tidak sesuai ajaran agama islam. Selama beliau berdakwah dengan paham Muhammadiyah, hampir semua paham Muhammdiyah beliau gunakan. Baik itu perayaan hari besar Islam seperti hari raya Idul Fitri dan Adha, pembinaan remaja mesjid, siswa yang diajar beliau dan ikut kepada tuntunan Muhammadiyah, dalam hal pelaksanaan beliau menggunakan tuntunan Tarjih Muhammadiyah.

Istri Ustaz Bangga (Rafida) berpendapat tentang latar belakang ustaz Bangga yaitu:

―Saya mengenal beliau pada tahun 1988, saya mengenal beliau sejak mengajar Aliyah, beliau memang aktif Muhammadiyah dari dulu, jadi kepala desa sajana dia senangtiasa mengikuti Muhammadiyah walaupun tidak seperti waktu di Gowai. Beliau itu tinggal Pattuku karena paksaan menjadi imam desa kah tidak ada jadi imam desa

40

waktu dulu setelah bapaknya meninggal, akhirnya beliau tinggal dan menjadi imam desa selam 6 tahun dan menjadi kepala desa tahun 2003 sampai sekarang, (wawancara 25 agustus 2020)‖.

Dari informasi yang diberikan istri Ustaz Bangga, dapat disimpulkan bahwa dia mengenal Ustaz Bangga pada tahun 1988 pada sekolah Aliyah pada waktu itu mengejar dalam sekolah yang sama, Dia mengatakan Ustaz Bangga sangat aktif dalam Muhammadiyah dari dahulu. Beliau tinggal tinggal pada Pattuku karena tidak ada yang menggantikan bapaknya menjadi imam desa, sehingga beliau menjadi imam desa 6 tahun dan menjadi kepala desa sampai sekarang.

Diperjelas juga oleh ustaz Saddike mengenai latar belakang ustaz Bangga yaitu:

―saya kenal Muhammadiyah dari beliau, beliau itu dulu imam desa setelah bapanya meninggal, setelah meninggal bapak dipanggil ke kampung gantikan bapaknya menjadi imam desa selama 6 tahun. Baru dipilih menjadi kepala desa sampai sekarang, beliau itu pindahan dari Tombolo dan mengenal Muhaddiyah dari sana dan sekolah disana dan menjadi guru dan mengajar di MTs dan Alyah naungan Muhammadiyah. Pindah di kampong beliau menjadi pendai, guru dan kepala desa sampai sekarang, selama maccerama beliau tidak mengalami kendala karena warga desa Pattuku menerima dengan baik ustaz, walau engka upa masyarakat menjalankan kebiasaan nenek moyangnya tapi ustaz tetap melakukan ceramah lahan perlahan pada masyarakat sehingga tidak ada mattampung dan mabbarsanji dalam masyarakat.

Dari pernyataan Ustaz Saddike dapat ditafsirkan bahwa Dia mengenal Muhammadiyah dari Ustaz Bangga. Ustaz Bangga dahulu tinggal kawasan Tombolo disana Dia mengenal Muhammadiyah dan mengajar di sekolah Muhammadiyah. Dia pindah ke kampung karena bapaknya meninggal dan tidak ada yang menggantikan bapaknya menjadi imam desa pada waktu itu. Ustaz Bangga juga menjadi

pendakwah, guru, dan kepala desa sampai sekarang. Melakukan kegiatan berdakwah Ustaz Bangga tidak mengalami kendala walaupun masih ada masyarakat mengikuti tradisi nenek moyang. Ustaz Bangga tetap melakukan dakwah lahan perlahan sehingga tidak ada lagi matampung dan mabbarasanji.

Keluarga ustaz Bangga menerima dengan tulus jika beliau berdakwah dengan paham Muhammadiyah karena keluarga sudah mengenal Muhammadiyah, sebelum beliau berdakwah paham Muhammadiyah. Selama beliau berdakwah dengan paham Muhammadiyah beliau sudah menghilangkan acara mattampung digantikan takziah selama tiga malam rumah pada orang yang meninggal tersebut dan acara mabarasanji diganti dengan acara nasehat perkawinan.

Dalam berdakwah ustaz Bangga menggunakan buku tentang dakwah sebagai acuan dalam dakwah beliau seperti buku Tarjih yang isinya tentang ibadah. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. Ibadah terbagi tiga yaitu ibadah lisan, hati, dan anggota badan. Rasa takut, mengharap, cinta, ketergantungan, senang, dan takut adalah yang berkaitan dengan hati. Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur ibadah lisan dan hati. Sedangkan salat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah fisik dan hati, Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah. Dalam ibadah itu ada yang umum seperti segala amal yang diterapkan Allah dan khusus yaitu apa yang ditetapkan oleh Allah.

2. Bentuk tindakan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga dalam mensosialisasikan ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah

42

Dalam berdakwah Ustaz Bangga melakukan pendekatan dan memberi pemahaman sedikit demi sedikit secara pelan-pelan pada warga, baik dakwah secara langsung maupun dakwah dengan perbuatan sebagai tindakan yang diambil, supaya warga tetap menerima dengan baik ceramah beliau yang disampaikannya dan selalau melakukan perbuatan baik, sehingga masyarakat meninggalkan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Misalnya, mattampung, mabarasanji, maccera baca, mabbaca-baca yang tujuannya tertentu dan lain-lain yang sifat menyimpang dalam masyarakat.

Dalam melakukan dakwah biasanya Ustaz Bangga jalan kaki ke Mesjid, seperti halnya ke dusun Lemo yang jalanannya masih belum terlalu bagus dan disana masyarakat masih banyak yang percaya perbuatan yang menyimpang dalam akidah. Seperti kendaraan motor belum terlalu lancar walaupun beliau tetap melakukan dakwah dengan jalan kaki.

Ustaz Bangga berceramah dengan paham Muhammadiyah, dalam ceramah yang Dia bawa selalu menekankan untuk meninggalkan perbuatan musyrik yang masih banyak warga melakukannya. Ustaz Bangga mengajak masyarakat supaya rajin melaksanakan salat berjamaah pada masjid, dia juga memberi pesan pentingnya pendidikan dalam kehidupan, dan melakukan perbuatan yang dianjurkan Allah dalam al-Quran dan Hadis.

Diperjelas juga oleh istri beliau mengenai bentuk tindakan sosial Ustaz Bangga dalam mensosialisasikan ajaran islam dengan paham Muhammadiyah yaitu:

―Ustaz itu biasa melakukan tindakan dengan mendekati dan memberi pemahaman kepada warganya tentang perbuatan yang baik dan sesuai ajaran islam yang benar.‖ (wawancara 25 agustus 2020).

Adapun pendapat Imam desa Pattuku mengenai bentuk tindakan sosial Ustaz Bangga dalam mensosialisasikan ajaran Islam dengan Paham Muhammadiyah yaitu

―Ustaz Bangga itu melakukan tindakan pendekatan pada masyarakat dan memberi pemahaman supaya masyarakat yakin tentang perbuatan yang baik dan buruk dan sesuai ajaran Islam yang benar(Wawancara tanggal 21 Agustus 2020‖.

Dapat disimpulkan bahwa Ustaz Bangga berdakwah dengan melakukan tindakan sosial ke masyarakat dengan mendekatinya dan memberi pemahaman secara langsung dan dengan perbuatan, supaya masyarakat tidak melakukan perbuatan menyimpang yang dapat menyesatkan dan sesuai dalam ajaran Islam.

Begitu pun dari observasi saya pada tanggal 15 agustus 2020, pada keseharian ustaz Bangga di kantor desa, pada saat itu telah melaksanakan gotong royong membersihkan kantor desa, sambil bercerita dengan warganya beliau melakukan dakwah tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Beliau sering bercanda tetapi dalam canda beliau biasanya beliau tidak lepas dengan dakwah. Pada tanggal 19 agustus 2020, acara pesta perkawinan salah satu warganya, beliau berdakwah pada pesta berlangsung, dalam dakwah, beliau membahas tentang keluarga yang harmonis dunia akhirat. Adapun pada tanggal 21 agustus tahun 2020, Ustaz Bangga berdakwah di rumah tetangga yang masyarakat berkumpul, salah satu warga membahas tentang Covid 19 yang meresahkan. Ustaz Bangga memberi pemahaman kalau semua ini adalah cobaan dari Allah dan kita harus menerimanya, jangan berkecil hati tetap

44

berdoa kepada Allah supaya wabah ini cepat hilang, dan tetap mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

3. Bentuk perubahan sosial akibat sosialisasi ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah yang disampaikan oleh Ustaz Bangga

Selama proses dakwah, dakwah beliau berjalan lancar dengan masyarakat menerima secara sadar, dan mengalami perubahan masyarakat mulai meninggalkan perbuatan musyrik, walaupun masih ada sebagian yang acuh terhadap dakwah yang disampaikan ustaz Bangga tentang kemusyrikan terhadap Allah. Seperti melakukan perbuatan yang salah dan dilarang keras oleh Allah yakni, memotong hewan terus melakukan ritual mabbaca-baca pada rumah salah satu warga yang memiliki benda sakral dengan maksud tertentu seperti mendapatkan rejeki banyak dan keluarganya diberi umur panjang dan tetap mengikuti kebiasaan nenek moyangnya.

Muhammadiyah desa Pattuku tidak berkembang secara organisasi, tetapi beliau tetap berdakwah paham Muhammadiyah dengan tuntunan tarjih. Selama beliau berdakwah dengan paham Muhammadiyah masyarakat mengalami perubahan sosial secara lahan perlahan dan meninggalkan kebiasaan dahulu yang tidak sesuai agama islam.

Muhammadiyah tidak menonjol dikarenakan dari Bone saja tidak terlalu aktif dilihat dari masyarakat lebih dominan Nu yang pengaruhnya dan impasnya dimana-mana, selain itu Ustaz Bangga terlalu sibuk mengurusi banyak hal seperti masalah desa, dan siswa yang diajar Ustaz Bangga karena kurang guru di Mts dan SMA sehingga Muhammadiyah tidak berkembang walaupun Ustaz Bangga orang

Muhammadiyah, beda di Gowa wakktu Ustaz Bangga tinggal disana Ustaz mengajar di yayasan Muhammadiyah dan lebih aktif musyawarah berjenjangnya sampai disana ikut Milad dan Muktamar Muhammdiyah.

Adapun pendapat pak Sumardi mengenai ustaz Bangga tentang perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat dengan adanya paham Muhammadiyah yaitu:

―selama ustaz bangga berdakwah perubahan sangat kelihatan sekali kah sebelumnya ustaz Bangga itu masuk dalam desa ini sebagai memberikan pencerahan masyarakat kan kebiasaan-kebiasaan masyakat kemaren-kemarinnya sering munking mabbaca-baca atau mungking biasanya kalau mau masuk ramadan biasanya kalau mau masuk puasa dan keluar bulan ramadan itu dan setelah kedatangan ustaz Bangga memberikan pencerahan kepada masyarakat, Alhamdulillah masyarakat sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan tersebut dan menuju kepada sesuai dengan yang ditujukan oleh agama‖ (wawancara tanggal 26 agustus 2020).

Dari hasil wawancara tersebut ditafsirkan bahwa selama Ustaz Bangga berdakwah perubahan sangat kelihatan sekali karena sebelum Ustaz Bangga masuk dalam desa ini sebagai pemberi pencerahan pada masyarakat, masyarakat masih banyak yang melakukan mabbaca-baca seperti mau masuk dan keluar bulan ramadan. Sehingga masyarakat sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan tersebut dan menuju kepada sesuai dengan yang ditujukan oleh agama.

Selanjutnya imam desa yang bernama Yusrianto mengenai perubahan yang terjadi dalam masyarakat yaitu:

―kalau menurut pribadi saya, saya sangat setuju dakwah yang dibawakan ustaz Bangga karena dapat kita menuju jalan yang benar, oh kalau alasan saya sehingga setuju karena dia selalu menyuruh kita ke jalan yang benar, dia itu tidak pernah mencela orang misalnya saya selalu termotivasi dengan dia kah selalu memberi arah yang benar, respon masyarakat menerima dengan baik dakwah ustaz Bangga, dia

46

itu orangnya selalu menghimbau masyarakat ke masjid untuk salat berjamaah, dan memberikan banyak motivasi ke anak mudae pendidikan itu penting. Selama dia menjadi kepala desa. Penceramah, guruto, warga desa Pattukue banyak perubahan semenjak dia tinggal disini, perubahan sosialnya mengalami kemajuan baik segi pendidikan, keagamaan, dan pola pikir masyarakat banyak hal positi’e, terutama keagamaanya‖ (wawancara tanggal 1september 2020).

Penafsiran dari wawancara yaitu bahwa sangat setuju dakwah yang dibawakan Ustaz Bangga karena dapat menuju jalan yang benar dan tidak pernah mencelah. Termotivasi dengan Ustaz Bangga karena selalu memberitahu jalan yang benar. Selalu mengajak kepada masyarakat agar melaksanakan salat berjamaah di masjid. Masyarakat dapat menerima dakwah Ustaz Bangga dengan baik dan memberi banyak motivasi anak muda pentingnya pendidikan. Semenjak Ustaz Bangga tinggal pada desa Pattuku beliau menjadi imam desa, pendakwah, guru dan kepala desa. Desa mengalami perubahan sosial dan mengalami kemajuan baik dari segi pendidikan, agamanya, dan pola pikir masyarakat banyak hal positif terutama agamanya.

Kesimpulannya yaitu selama beliau berdakwah dengan paham Muhammadiyah dimasyarakat terjadi perubahan sosial, masyarakat yang dulunya masih kental mengikuti kebiasaan nenek moyangnya sekarang masyarakat sudah mulai meninggalkan kebiasaan tersebut bahkan sudah ada yang tidak melakukan perbuatan menyimpang dalam akidah warga desa Pattuku. Selain itu perubahan sangat menonjol di desa Pattuku adalah dari segi keagammanya, pendidikannya, bahkan ekonomi masyarakat mulai meningkat selama beliau berdakwah dengan paham Muhammadiyah . Masyarakat duhulu sebelum ada ustaz Bangga masih kental dengan ritual-ritual yang dilakukan warga desa Pattuku bahkan dalam setiap rumah

memiliki sebuah benda berupa guci yang dianggap sumber kesejahtraaan dalam keluarga.

B. Pembahasan

1. Latar belakang Ustaz Bangga

Muhammadiyah pertama kali diperkenalkan oleh Ustaz Arsyad pada masyarakat secara luas daerah Pattuku. Penyebaran ajaran Islam dengan paham Muhammadiyah dilakukan oleh Ustaz Arsyad yang awalnya banyak masyarakat yang menentang dakwah yang dibawa dalam masyarakat karena menganggap bahwa ajaran tersebut dapat mengubah kebiasaan yang sudah ada sejak dahulu, seperti mattampung atau dikenal dengan istilah memotong hewan berupa sapi atau ayam jika ada keluarga meninggal dengan hari meninggalnya yaitu 3,7, atau 40 hari dan dilakukan ritual mabbaca-baca dengan niat supaya orang yang meninggal tersebut dapat berada dalam surga dan banyak makanannya, selain mattampung ada juga kebiasaan yang dilakukan masyarakat dalam acara pernikahan seperti mabarasanji, maccera baca dan lain-lain.

Penyebaran agama islam dengan paham Muhammadiyah sudah mendapatkan tantangan dakwah dalam kalangan umat Islam sendiri yaitu menghadapi sinkretisme

Dokumen terkait