• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIOLOGI DAKWAH MASYARAKAT TERPENCIL (STUDI NARATIF DAI MUHAMMADIYAH DI DESA PATUKKU KABUPATEN BONE) SKRIPSI. Oleh Musfira

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIOLOGI DAKWAH MASYARAKAT TERPENCIL (STUDI NARATIF DAI MUHAMMADIYAH DI DESA PATUKKU KABUPATEN BONE) SKRIPSI. Oleh Musfira"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i

SOSIOLOGI DAKWAH MASYARAKAT TERPENCIL (STUDI NARATIF DAI MUHAMMADIYAH DI DESA PATUKKU

KABUPATEN BONE)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Musfira 105381109416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI OKTOBER, 2020

(2)
(3)
(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar  Fax (0411) 860 132 Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info SURAT PERYATAAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Musfira

Stambuk : 105381109416 Jurusan : Pendidikan Sosiologi

DenganJudul : Sosiologi Dakwah Masyarakat Terpenci (Studi Naratf Dai Muhammadiyah Di Desa Pattuku Kabupaten Bone)

Dengan menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun. Demikian peryataan ini saya buat da saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Oktober 2020 Yang Menbuat Peryataan

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar  Fax (0411) 860 132 Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info SURAT PERJANJIAN

Mahasiswa yang bersangkutan: Nama : Musfira

Stambuk : 105381109416 Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruandan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1.2 dan 3 saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Oktober 2020 Yang Membuat Perjanjian

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tidak ada tantangan tidak ada perubahan Musfira

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku, keluargaku, dan sahabat yang telah memberiku semangat, motivasi serta doa dan keikhlasannya dalam mendukung penulisan mewujudkan

(7)

vii ABSTRAK

Musfira, 2020. Sosiologi Dakwah Masyarakat Terpencil (Studi Naratif Dai Muhammadiyah Di Desa Patukku Kabupaten Bone). Skripsi. Dibimbimg oleh Kaharuddin dan Hadi Saputra.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang sosial Ustaz Bangga sehingga terlibat dalam menyosialisasikan ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah di Desa Patukku, untuk mengetahui bentuk tindakan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga dalam menyosialisasikan ajaran-ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah dan untuk mengetahui bentuk perubahan sosial akibat sosialisasi ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah yang disampaikan oleh Ustaz Bangga.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan studi naratif, dengan melalui dua metode pengumpulan data ialah pertama secara primer yaitu melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Kedua secara sekunder ialah kajian pustaka melalui buku, jurnal, skripsi, laporan tahunan dan situs internet yang terkait dengan judul penelitian. Yang menggunakan teori pardigma definisi sosial, tindakan sosial, dan perubahan sosial sebagai pisau analisis mendapatkat data yang akurat.

Hasil dari penelitian ini bahwa dakwah yang dibawakan oleh Ustaz Bangga dengan paham Muhammadiyah berdampak positif bagi masyarakat Pattuku yang masyarakatnya masih banyak melakukan perbuatan menyimpan yang tidak sesuai ajaran Islam bahkan melakukan musyrik. Selain itu dengan kehadiran Ustaz Bangga sangat berdampak juga terhadap pendidikan warga desa Pattuku.

(8)

viii ABSTRACT

Musfira, 2020. Sociology of Remote Community Da'wah (Narrative Study of Dai Muhammadiyah in Patukku Village, Bone Regency). Essay. Guided by Kaharuddin and Hadi Saputra.

The purpose of this study was to determine the social background of Ustaz Bangga so that he was involved in socializing Islamic teachings according to Muhammadiyah understanding in Patukku Village, to find out the forms of social action taken by Ustaz Bangga in socializing Islamic teachings according to Muhammadiyah understanding and to determine the form of social change due to socialization. Islamic teachings according to the Muhammadiyah understanding conveyed by Ustaz Bangga.

This research uses qualitative research and a narrative study approach, through two data collection methods, the first is primary, namely through observation, interviews, documentation. The second secondary is literature review through books, journals, theses, annual reports and internet sites related to the research title. Those who use the paradigm theory of social definitions, social action, and social change as analysis tools get accurate data.

The result of this research shows that the preaching delivered by Ustaz Bangga with Muhammadiyah understanding has a positive impact on the Pattuku people, whose people still do many acts of storing that are not in accordance with Islamic teachings and even do musyrik. In addition, the presence of Ustaz Bangga had a very significant impact on the education of the Pattuku villagers.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT atas berkat rahmat dan taufiq-Nya sehingga proposal ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan kepada hamba dan kekasihnya Rasulullah Muhammad SAW, keluarga beliau, para sahabat dan seluruh umatnya yang tetap istiqomah di atas ajaran Islam.

Sebagai peneliti pemula, penulis sangat menyadari keterbatasannya, bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan disana sini dalam proposal ini. Untuk saran dan kritikan dari pembaca senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan proposal ini selanjutnya.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada : 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse,

M.Ag

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Drs. H. Nurdin, M.Pd. dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph.D, beserta seluruh stafnya.

(10)

x

4. Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd,. Ph.D. Sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Hadisaputra, S.Pd,.M.Pd. Selaku pembimbing II (dua) yang telah meluangkan waktunyauntuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP UNISMUH Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis.

6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Mustawaf dan Ibunda A. Hasfiah serta kakek dan nenek penulis yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

7. Keluarga besar DR. Muhammad Syukur, M.Si yang memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar Hj. Fatmawati yang memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar A. Siji Ibrahim yang memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga besar A. Erniati yang memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Keluarga besar Drs. Bangga yang memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

12. Para sahabatku Hasni, Aidah, Wde, dan Salma yang memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan kawan-kawanku Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi khususnya kawan-kawan seperjuangan Kelas C yang selalu memberikan support kepada penulis.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tetap tak mengurangi rasa terima kasih penulis kepada mereka.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya

Makassar, Oktober 2020

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vi

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5

(13)

xiii

C. Tujuan ... 5

D. Manfaat ... 6

E. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Konsep ... 9

1. Sosiologi Dakwah ... 9

2. Dakwah di Daerah Terpencil ... 10

3. Muhammadiyah... 12

4. Dakwah Kultur ... 13

B. Tinjaun Teori ... 15

C. Kerangka Pikir ... 20

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian ... 27

D. Informan Peneltian ... 27

E. Jenis dan Sumber Data ... 28

F. Instrumen Penelitian... 28

(14)

xiv

H. Teknik Analisis Data ... 29

I. Teknik Keabsahan Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN ... 34

A. Sejarah Desa Pattuku... 34

B. Kondisi Umum Desa Pattuku ... 35

C. Sejarah Muhammdiyah di Sulawesi Selatan ... 37

D. Perkembangan Muhammadiyah di Bone ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Latar belakang Ustaz Bangga... 40

2. Bentuk tindakan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga dalam menyosialisasikan ajaran-ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah…49 3. Bentuk perubahan sosial akibat sosialisasi ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah yang disampaikan oleh Ustaz Bangga ... 51

B. Pembahasan ... 53

1. Latar belakang Ustaz Bangga... 53

2. Bentuk tindakan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga dalam menyosialisasikan ajaran-ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah…56 3. Bentuk perubahan sosial akibat sosialisasi ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah yang disampaikan oleh Ustaz Bangga ... 58

(15)

xv

BAB VI KESIAMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN DOKUMENTASI RIWAYAT HIDUP

(16)

xvi

DAFTAR TABEL halaman

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian………26

Tabel 3.2 waktu penelitian ... 26

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR halaman

Gambar 2.1 Kerangka pikir ... 21

(18)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses Islamisasi terhitung lama karena dimulai pada abad 7 hingga 13 masehi. Salah buktinya yaitu adanya Kerajaan Islam yang berdiri pada masa itu, salah satunya berada pulau Sulawesi pada abad 17 masehi. Islam masuk Kerajaan Gowa pada abad 17 masehi dan dijadikan sebagai agama resmi kerajaan. Maka dakwah Islam mulai berkembang sampai Kerajaan Bone, yang dibawa oleh Sultan Alauddin. Meskipun pada awalnya pihak kerajaan menolak ajakan tersebut namun pada akhirnya Islam masuk pada masa pemerintahan La Tenriruwa (1611 M) yang pada saat itu menjadi Raja Bone XI dan hanya menjabat kurang lebih tiga bulan lamanya (Kadril, 2018:142-143).

Penyebaran Islam pada masyarakat terbagi dalam stratifikasi sosial, yakni ada kelas bawah, menengah dan kelas atas. Selain stratifikasi sosial, interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam melakukan dakwah pada masyarakat (sosiologi dakwah). Interaksi sosial dalam aktivitas dakwah Islam dibutuhkan karena kelas sosial ini menjadi hal yang sangat penting, semuanya hendaklah menjadi orientasi dakwah, sasaran dakwah Islam tidak mengenal kasta sosial. Islam adalah agama yang ditetapkan bagi semesta alam.

Objek dakwah adalah siapa saja yang menjadi tujuan dakwah Islam, baik yang sudah beragama Islam atau pun kalangan masyarakat yang belum tersentuh dengan ajaran Islam, tanpa memandang latar belakang sosial, etnis maupun ras tertentu.

(19)

2

Sejalan dengan dinamika kehidupan modern, dalam tinjauan sosiologi, stratifikasi sosial suatu keniscayaan. Sehingga muncul kelas-kelas sosial atau komunitas tertentu yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.

Dakwah yang dilakukan pada komunitas tersebut diperlukan strategi dan pendekatan khusus, sehingga dakwah Islam dapat masuk dan diterima dengan baik. Muhammadiyah memiliki perhatian yang besar untuk memberdayakan umat Islam dalam kehidupan dengan menggunakan spiritualitas Islam yaitu melalui gerakan Islamis yang organis, institusional, dan sistematis (Maria, 2012:56-57).

Dalam Muhammadiyah memiliki komitmen untuk melakukan gerakan pencerahan sebagai dari gerakan pembaruan yang dilakukan pada abad pertama. Gerakan pencerahan merupakan suatu gerakan yang aktual yang bersifat transformatif, yaitu strategi perubahan dinamis yang menekankan pada proses gerakan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat. Gerakan pencerahan harus diwujudkan dalam seluruh bidang usaha Muhammadiyah, sehingga tidak terhenti dalam tataran pemikiran dan teori semata, tetapi membumi menjadi gerakan praksis bagi kehidupan umat, bangsa dan kemanusiaan secara universal (Abror, 2012:54).

Upaya pengembangan dan penguatan dakwah ini perlu dijaga dan ditingkatkan, terutama dakwah pencerahan bagi masyarakat kelas bawah yang berdomisili pada daerah terpencil, terluar dan terdalam. Apalagi saat ini, tantangan dan persoalan dakwah yang dihadapi semakin kompleks, Muhammadiyah tentu

(20)

memerlukan strategi dan model dakwah yang lebih menarik dan khusus, sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menjadi objek dakwah.

Muhammadiyah didirikan atas dasar gagasan pemikiran dari Kiai Haji Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah adalah organisasi Islam dengan berdasarkan purifikasi dan langsung merujuk Al Quran dan As Sunnah serta merefleksikan dakwah AMAR Makruf Nahi Munkar. Organisasi ini lambat laun mampu menyebarkan pengaruhnya kepada umat muslim selain Yogyakarta, salah satunya Sulawesi.

Sulawesi merupakan salah satu daerah yang mendapat pengaruh dari Muhammadiyah terbukti dengan berdirinya Muhammadiyah Cabang Makassar pada tahun 1926 sebagai cabang Muhammadiyah pertama selain pulau jawa dan Sumatra (Darmawijaya, 2014:467). Kehadiran Muhammadiyah di Makassar dimulai dari kedatangan Mansyur Al-Yamani pada tahun 1924, yang dikenal sebagai seorang pedagang batik dari Surabaya, yang membuka toko di Pasar Straat (sekarang jalan Nusantara) Makassar.

Penelitian ini melengkapi kajian Rafiq (2016), dan studi Amar dan Setiawan (2018), seputar dakwah Muhammadiyah pada daerah terpencil. Perbedaan studi ini dengan kedua kajian tersebut adalah bahwa penelitian mereka lebih condong ke metode, pola, model, sikap, dan perkembangan gerakan dakwah dalam masyarakat. Sedangkan penelitian saya tentang tentang sosialisasi, tindakan sosial, dan perubahan sosial dalam penyebaran paham Muhammadiyah.

(21)

4

Berdasarkan observasi awal saya, Desa Pattuku Kabupaten Bone termasuk desa yang akses belum terlalu lancar dari kota ke desa, jaringan belum memadai bahkan lampu PLN baru masuk pada akhir tahun 2019. Desa ini merupakan desa pegunungan, masyarakatnya masih banyak melakukan perbuatan yang tidak sesuai ajaran agama Islam, seperti melakukan ritual yakni membawa sesajen ke sungai jika melakukan acara besar dalam rumah. Dari kata lain, jika kita berada pada jalan yang salah pasti ada pencerahan yang datang seperti masyarakat yang kebanyakan masih percaya kebiasaan yang dilakukan nenek moyangnya pasti muncul pencerahan, yaitu muhammadiyah datang melakukan dakwah agar masyarakat berada pada jalan yang benar. Masuknya Muhammadiyah daerah Pattuku, sebagian masyarakat sudah meninggalkan ritual-ritual yang tidak sesuai ajaran agama islam.

Muhammadiyah pertama kali disebarkan melalui bapak Ustaz Arsyad yang dilanjutkan Ustaz Bangga secara lahan perlahan dalam masyarakat Desa Pattuku. Sebelumnya beliau menjadi ketua pimpinan cabang Pao Tombolo Kabupaten Gowa, serta menjadi guru MTs Muhammadiyah Datarang Desa Tamaona kurang lebih 10 tahun. Setelah pindah pada Kabupaten Bone beliau menjadi ketua pimpinan cabang Kecamatan Bonto Cani. Sekarang beliau adalah bapak kepala desa sampai sekarang, walaupun banyak rintangan yang dihadapi dalam melakukan gerakan dakwah pada masyarakat beliau tetap sabar menghadapi berbagai karakter masyarakat. Beliau juga mengajar sekolah swasta yaitu MTs Pattuku dan SMA Al-Jameah. Dia mengajar tentang keagamaan sukarela walaupun beliau merupakan kepala desa yang mempunyai banyak kesibukan sebagai pemimpin Desa Pattuku, beliau banyak

(22)

memberi motivasi kepada siswa pentingnya pendidikan. Beliau merupakan salah satu motivasi bagi siswa yang pernah dia ajar.

Berdasarkan pada penelitian ini maka penulis memilih permasalahan yang berkaitan gerakan dakwah dengan melakukan penelitian yang berjudul ―Sosiologi Dakwah Masyarakat Terpencil (Studi Naratif Dai Muhammadiyah di Desa Pattuku Kabupaten Bone)‖

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah latar belakang sosial Ustaz Bangga sehingga terlibat dalam mensosialisasikan ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah di Desa Pattuku? 2. Apakah bentuk tindakan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga dalam

mensosialisasikan ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah?

3. Bagaimanakah bentuk perubahan sosial akibat sosialisasi ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah yang disampaikan oleh Ustaz Bangga?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang sosial Ustaz Bangga sehingga terlibat dalam mensosialisasikan ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah di Desa Pattukku 2. Untuk mengetahui bentuk tindakan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga dalam

mensosialisasikan ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah

3. Untuk mengetahui bentuk perubahan sosial akibat sosialisasi ajaran Islam sesuai paham Muhammadiyah yang disampaikan oleh Ustaz Bangga

(23)

6

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian peneliti yaitu: 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menambah literatur ilmiah yang membahas dakwah sosiologi

b. Penelitian diharapkan menjadi sumber referensi tambahan mengenai gerakan dakwah Muhammadiyah, yang merupakan pelengkap sekaligus bahan bahan perbandingan dengan studi tentang Muhammadiyah sebelumnya

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat, dapat memberi pemahaman mengenai gerakan dakwah Muhammadiyah

b. Bagi penulis, menambah wawasan mengenai ilmu kependidikan dan memberi pengalaman dengan terjun secara langsung pada lapangan.

E. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

1. Sosiologi dakwah adalah salah satu cabang kajian Sosiologi yang bersifat terapan, agar pelaku dakwah (dai) dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang terkait dengan dakwah dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Aspek sosiologi dakwah adalah masyarakat karena terdapat hubungan dengan pergaulan sosial, yakni hubungan antara pelaku dakwah dan jamaah dakwah.

(24)

2. Masyarakat terpencil ialah masyarakat yang sebagian kecil mengenal internet, akses belum terlalu lancar dari kota ke desa, jaringan belum memadai bahkan lampu PLN baru masuk pada akhir tahun 2019

3. Muhammadiyah adalah organisasi Islam dengan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga menjadi masyarakat Islam yang sebenarnya.

4. Dai adalah orang yang menjadi pelaku dakwah, misalnya membawakan pengajian, khotbah jumat, khotbah nikah, dan lain-lain.

5. Desa Pattuku adalah salah satu desa yang berada pada Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone yang mempunyai luas wilayah seluas ± 30,24 km2 dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Gowa dan desa Watangcani b. Sebelah timur berbatasan dengan desa Langi dan Bulusirua

c. Sebelah utara berbatasan dengan desa Erecinnong d. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Bontojai

(25)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep

1. Sosiologi Dakwah

Secara epistemologi, sosiologi dakwah terdiri dari dua kata yakni sosiologi dan dakwah. Istilah Sosiologi terdiri dari dua kata socius yang berarti kawan sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Ungkapan ini pertama kali diungkapkan dalam buku yang berjudul ―Course De Philosophie Positive‖ karangan Auguste Comte. Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat (Soekanto, 2014).

Secara etimologis, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a-yad’u-da’watan yang artinya adalah memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong dan memohon. Dakwah merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar dengan maksud mengajak orang lain untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar (Syamsuddin, 2016:19). .

Sosiologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang solusi suatu masalah dakwah dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Aspek sosiologi dakwah adalah masyarakat karena kegiatan dakwah terdapat hubungan sosial dan pergaulan sosial, yaitu pendakwah dengan sasaran yang dituju yakni masyarakat. Dalam hubungan dalam lembaga-lembaga, kelompok sosial, dan proses sosial terdapat hubungan sosial

(26)

atau disebut juga dengan interaksi sosial. Hasil interaksi sosial ini masyarakat harus mampu mengembangkan dan membentuk tingkah laku sehingga menumbuhkan dan mengembangkan sistem dakwah (Syamsuddin, 2016:19).

Sosiologi dakwah merupakan salah satu mata kuliah yang spesifik hasil pengembangan ilmu dakwah yang mengkaji ragam persoalan yang terjadi dalam kehidupan bersama manusia dalam masyarakat untuk membangun kesadaran baru dalam memahami persoalan masyarakat secara kritis sehingga dapat dijadikan dalam memecahkan persoalan sosial masyarakat dalam proses dakwah (Sarbini, 2020:12)

Jadi dapat disimpulkan bahwa sosiologi dakwah adalah salah satu cabang kajian sosiologi yang memberikan solusi terhadap masalah-masalah sosial dengan pendekatan sosiologi.

2. Dakwah Daerah Terpencil

Dakwah diartikan dapat memberikan pedoman serta jalan hidup untuk memperbaiki keadaan seseorang atau masyarakat dari satu situasi ke situasi lain yang lebih baik dan memberikan pengharapan akan sesuatu nilai agama Islam yang telah disebar, sehingga bisa dirasakan oleh orang lain tentang kebutuhan yang sangat wajib dalam kehidupannya.

Berdasarkan Kepmenkes 949 tahun 2007, daerah terpencil adalah daerah yang sangat sulit dijangkau karena disebabkan oleh keadaan geografis (kepulauan, pegunungan, daratan, hutan dan rawa (Radinal, 2013:20). Menurut Murni Himawati, 2014:40, daerah terpencil adalah kawasan yang tertinggal dari pertumbuhan/daerah

(27)

10

lain akibat kekurangan sarana (infrastruktur) perhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/perkembangan kawasan.

Dakwah pada daerah terpencil membutuhkan strategi tersendiri. Dalam dakwah pedalaman harus memiliki prinsip terpenting yaitu memperkenalkan agama yang membuat hidup masyarakat lebih mudah dan nyaman. Dakwah pada daerah terpencil menekankan nilai-nilai kemanusiaan. Islam mengajarkan untuk menjadi pribadi yang selalu berbuat baik, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Oleh karena itu, Islam diwajibkan bagi setiap pemeluk agama agar dapat turut andil dalam kegiatan dakwah demi tersebarnya ajaran dan nilai-nilai Islam khususnya daerah terpencil.

Kesimpulannya bahwa dakwah daerah terpencil selalu mendorong pada umat-Nya untuk selalu aktif melakukan kegiatan dakwah. Setiap umat muslim dituntut untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh umat manusia. Dengan kegiatan dakwah ini, Islam dapat menyebar dan diterima pada seluruh belahan dunia terutama daerah terpencil.

3. Muhammadiyah

Hadirnya Muhammadiyah dalam kehidupan manusia merupakan salah satu pencerahan menghadapi tantangan kehidupan umat Islam terkhusus dalam Desa Pattuku Kabupaten Bone. K.H. Ahmad Dahlan merupakan orang yang mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah telah melakukan berbagai upaya pengembangan Islam termasuk melakukan gerakan reformasi pemahaman Islam

(28)

dalam kehidupan masyarakat mulai dari kota sampai daerah terpencil yang masih dipengaruhi kebiasaan yang tidak sesuai ajaran agama islam seperti melakukan ritual-ritual sesajen dipohon dan batu besar. Wajar bila Peacock memandang Muhammadiyah sebagai gerakan reformasi Islam yang terkuat di Asia Tenggara, malah tidak menutup kemungkinan seluruh dunia Islam (Hasmida, 2017:1-2).

Muhammadiyah adalah suatu gerakan Islam dari jauh tampak doktrin, dari dekat merupakan sistematisasi teologis yang menekankan aspek moral dari al-Quran dan Sunnah. MC. Ricklefs menganggap bahwa Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang pernah tumbuh dan berkembang di Indonesia, hingga 100 tahun usianya telah menghasilkan gerakan filantropi yang sedikit banyak telah ikut menyumbang dalam perubahan sosial dalam kurun satu abad terakhir ini (Jinan, 2015).

Muhammadiyah juga merupakan suatu gerakan dakwah AMAR Makruf Nahi Munkar yang mengajak untuk beragama Islam, meluruskan keislaman kaum muslim, serta meningkatkan kualitas taraf hidup. Muhammadiyah juga sebagai gerakan pembaruan yang telah menjalankan misi dalam berbagai bidang. Terbukti bahwa Muhammadiyah telah membangun sekolah mulai tingkat TK sampai Perguruan Tinggi termasuk bidang pendidikan dan bidang lainnya seperti sosial, ekonomi, dan politik. Dengan semangat Al-Qur'an, khususnya al-ma'un (Alwi, 2013:1-11).

Maka dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah adalah salah satu organisasi islam yang besar di Indonesia dengan gerakan dakwah AMAR Makruf Nahi Munkar yang meningkatkan taraf hidup umat manusia baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial. Selain itu, Muhammadiyah memberikan pencerahan kepada manusia supaya berada pada jalan yang benar

(29)

12

4. Dakwah Kultural

Sebagai gerakan dakwah yang mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan umat manusia, Muhammadiyah senantiasa melakukan revitalisasi sebagai upaya terjadi penguatan untuk menuju terwujudnya cita-cita dan tujuan Muhammadiyah, yaitu masyarakat Islam yang sebenarnya. Muhammadiyah selalu menjadi agenda penting dari waktu ke waktu dalam peningkatan intensitas dan ekstensitas dakwah.

Muhammadiyah memandang bahwa dakwah memiliki pengertian yang luas, yakni upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata. Dengan demikian, dakwah dapat bermakna pembangunan kualitas sumber daya insani, pengentasan kemiskinan, mencerdaskan masyarakat. Juga, dapat berarti perluasan penyebaran rahmat Allah.

Dalam halnya, desa termasuk masyarakatnya yang masih percaya tradisi nenek moyang yang menyimpang bahkan keluar dari ajaran islam perlu konsep yang strategis seperti konsep dakwah kultural yang sebagaimana diputuskan oleh Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 2002 di Bali, didorong oleh keinginan Muhammadiyah untuk mengembangkan sayap dakwah yang menyentuh ke seluruh lapisan umat Islam yang beragam kondisi sosiokultural. Bahwa dakwah kultural adalah kegiatan dakwah dengan memperhatikan, memperhitungkan, dan memanfaatkan adat-istiadat, seni, dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dalam proses menuju kehidupan Islami sesuai dengan Manhaj Muhammadiyah yang bertumpu pada prinsip tajdid, dengan purifikasi dan dinamis (pembaruan) (Husein, 2017:117).

(30)

Dakwah kultural sebagai strategi perubahan sosial bertahap sesuai dengan kondisi yang diarahkan kepada pengembangan kehidupan Islami sesuai dengan paham Muhammadiyah yang bertumpu para pemurnian pemahaman dan pengamalan ajaran Islam. Dengan memfokuskan pada penyadaran iman melalui potensi kemanusiaan, diharapkan umat dapat menerima dan memenuhi seluruh ajaran Islam secara bertahap sesuai dengan keragaman sosial, ekonomi, budaya, politik, dan potensi yang dimiliki oleh setiap kelompok umat.

Maka disimpulkan gerakan dakwah kultural merupakan dakwah yang berkaitan budaya lokal yang tidak bertentangan ajaran Islam. Ini menuntut para aktivis Muhammadiyah yang sekaligus sebagai dai untuk trampil memahami adat-istiadat masyarakat

B. Tinjauan Teori

Dalam konteks penelitian kali ini, peneliti menggunakan paradigma definisi sosial menurut Max Weber yaitu paradigma ini berbicara mengenai perilaku seorang individu aktif yang mampu membuat sebuah realitas sosial tersendiri. Halnya aktor dapat menciptakan suatu realitas sosial dan mengalami perubahan sosial pada masyarakat. Seperti dalam penelitian yang dilakukan peneliti mengenai dakwah sosiologi masyarakat terpencil mengenai ajaran Islam dengan paham Muhammadiyah. Aktor berdakwah dalam masyarakat secara perlahan dan mengalami perubahan sosial dan menerima apa yang disampaikan aktor tersebut.

Selanjutnya peneliti menggunakan teori tindakan sosial karena tindakan sosial merupakan sebuah perilaku atau tindakan yang dilakukan individu berasal dalam

(31)

14

dirinya dan dapat mempengaruhi sekitarnya seperti penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang dakwah sosiologi masyakat terpencil mengenai ajaran islam dengan paham Muhammadiyah. Kita lihat, aktor melakukan dakwah karena dia memutuskan untuk melakukannya guna mencapai apa yang dikehendakinya. Barulah kemudian aktor memilih tindakan. Menurut Max Weber tindakan sosial terbagi 4 yaitu:

a) Tindakan rasionalitas instrumental merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang berdasarkan atas pertimbangan dan pilihan secara sadar untuk mencapai tindakan tersebut. Seperti halnya dakwah yang dilakukan Ustaz Bangga kepada masyarakat yang tidak pernah mengenal siapa saja asalkan apa yang disampaikan ustaz Bangga merupakan suatu arahan supaya tetap berada pada jalan yang benar dan tidak melakukan penyimpanan agama islam seperti kemusyrikan.

b) Tindakan rasional nilai ini merupakan pertimbangan dan perhitungan secara sadar, sementara tujuannya sudah ada hubungannya dengan nilai-nilai hidup manusia. Dalam penelitian ini Ustaz Bangga melakukan dakwah pada masyarakat sehingga tetap beriman kepada Allah, selalu berada pada jalur yang benar dan tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan hadis seperti musyrik dan tindakan ini merupakan ibadah kepada Allah.

c) Tindakan afektif merupakan tindakan sosial yang didominasi perasaan atau emosi tanpa perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan merupakan ekspresi emosional dari individu. Seperti pada kerumunan masyarakat atau tempat keramaian lainnya, ustaz Bangga berdakwah secara tiba-tiba agar

(32)

d) masyarakat tersebut tidak melakukan gibah dan merugikan dirinya sendiri dan orang terdekatnya.

e) Tindakan tradisional yaitu suatu tindakan yang dilakukan karena kebiasaan. Halnya dalam Ustaz Bangga berdakwah dalam masyarakat, tidak pernah lupa mengajak masyarakat salat berjamaah di masjid supaya masjid itu ramai seperti salat berjamaah pada waktu magrib (wirawan, 2012:101).

Terakhir peneliti menggunakan teori perubahan sosial dengan adanya tindakan sosial, dakwah yang dibawakan Ustaz Bangga mengenai dakwah sosiologi masyarakat terpencil ajaran islam dengan paham Muhammadiyah otomatis masyarakat akan mengalami perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam hidup masyarakat secara terus-menerus sepanjang manusia masih hidup.

Di dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai berbagai bentuk perubahan sosial adalah sebagai berikut:

a. Perubahan Sosial secara Lambat

Perubahan sosial secara lambat atau evolusi merupakan perubahan waktu lama, dan perubahan kecil yang saling mengikuti. Perubahan secara lambat terjadi karena masyarakat berusaha menyesuaikan diri yang sejalan dengan pertumbuhan masyarakat berdasarkan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang timbul. Oleh sebab itu perubahan yang terjadi melalui evolusi terjadi dengan sendirinya secara alami, tanpa rencana atau kehendak tertentu.

(33)

16

b. Perubahan Sosial secara Cepat

Perubahan sosial secara cepat atau revolusi adalah perubahan yang terjadi pada masyarakat secara cepat dan menyangkut aspek kehidupan masyarakat serta menimbulkan konflik dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik.

c. Perubahan Sosial Kecil

Perubahan sosial kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat karena tidak terpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan dan lembaga kemasyarakatan. d. Perubahan Sosial Besar

Perubahan sosial besar yaitu suatu perubahan yang membawa pengaruh sangat besar dalam aspek kehidupan manusia serta menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan seperti pada masyarakat yang mengalami proses modernisasi - industrialisasi.

e. Perubahan Sosial yang Direncanakan

Perubahan Sosial yang direncanakan adalah perubahan yang diperhitungkan oleh orang yang akan mengadakan suatu perubahan terhadap masyarakat . Adanya perubahan yang mempengaruhi masyarakat dapat melakukan rekayasa sosial yang biasa disebut sebagai perencanaan sosial.

f. Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan

Perubahan sosial yang tidak direncanakan merupakan perubahan tanpa dikehendaki oleh masyarakat dari luar jangkauan pengawasan masyarakat.

(34)

Perubahan ini tidak dikehendaki dan ternyata masyarakat mengharapkan dan menerima seperti reformasi terjadi pada Indonesia (Soekanto, 2014).

Seperti halnya perubahan yang terjadi pada desa Pattuku dulu masih banyak orang yang mengikuti kebiasaan nenek moyangnya seperti mattampung dan mabbarasanji yang dilakukan masyarakat. Dan dengan adanya dakwah dengan paham Muhammadiyah masyarakat sudah ada perubahan yaitu masyarakat sudah banyak meninggalkan kebiasaan tersebut.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan dugaan sementara terhadap objek permasalahan pada topik penelitian. Yang menjadi kriteria utama dalam membuat suatu kerangka pikir yaitu dapat meyakinkan ilmuwan dengan alur pemikiran logika dalam membuat kerangka pikir yang dapat menghasilkan kesimpulan berupa hipotesis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sosialisasi, tindakan sosial, dan perubahan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga mengenai dakwah ajaran islam paham Muhammadiyah Desa Pattuku. Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah AMAR Makruf Nahi Munkar, yang diperlukan tindakan sosial adalah sebuah tindakan individu yang berasal dalam dirinya yang mempengaruhi sekitarnya, dan terjadi perubahan sosial adalah perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti selama manusia hidup dalam dunia ini. Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka pikir sebagai berikut:

(35)

18

Gambar Bagang Kerangka Pikir 2.1

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan atau penelitian terdahulu yang mendeskripsikan penelitian ini pada dasarnya dapat dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan masalah yang akan kita teliti perlu ada penelitian yang sudah ada yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

Penelitian terdahulu tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Amar dan Setiawan (2018) mengkaji tenteng Model Dakwah Muhammadiyah Di Daerah Terpencil, Terluar Dan Terdalam: Studi Kasus Di Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dakwah pencerahan Muhammadiyah berbasis komunitas atau jamaah sebagai bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam melakukan gerakan dakwah dan tajdid pada abad kedua.

Sosiologi Dakwah Tindakan Sosial Dampak Perubahan Latar Belakang

(36)

Metode yaitu penelitian kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitis. Sumber data penelitian ini adalah komunitas atau jamaah Muhammadiyah Kalimantan Tengah, terutama Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau dan Kabupaten Katingan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan pengembangan dakwah pencerahan Muhammadiyah yang berbasis komunitas bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam melakukan gerakan dakwah pada abad kedua.

2. Rafiq (2016) penelitiannya tentang Metode Dakwah Muhammadiyah Di Kabupaten Tapanuli Selatan. Tujuannya yaitu dapat menjelaskan metode dakwah yang dilakukan Muhammadiyah pada masyarakat Muslim Kabupaten Tapanuli Selatan dan dapat mendeskripsikan efektivitas dalam pelaksanaan metode dakwah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian menggunakan penelitian deskriptif analitis, yaitu penelitian menggambarkan keadaan objek pada saat penelitian dilakukan, berdasarkan data dan fakta. Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan dokumentasi dan studi pustaka. Temuan observasi mengenai pelaksanaan dan efektif metode dakwah pada suatu tempat, diuji melalui komentar subjek lain pada tempat yang sama atau tempat lain, begitu juga mengenai pendapat da’i diuji dengan pendapat dai Muhammadiyah lainnya, sehingga lebih objektif dan akurat. Jadi hasilnya adalah dakwah ditandai dengan pengamalan ajaran Islam pada aspek mental dan spiritual, dapat tercapai apabila metodologi yang digunakan diterima masyarakat.

(37)

20

Penelitian ini melengkapi kajian Rafiq (2016), dan studi Amar dan Setiawan (2018), seputar dakwah Muhammadiyah masyarakat terpencil. Perbedaan studi ini dengan kedua kajian tersebut adalah bahwa penelitian mereka lebih condong ke metode, pola, model, sikap, persepsi, dan perkembangan gerakan dakwah dalam masyarakat. Sedangkan penelitian saya tentang sosialisasi, tindakan sosial, dan perubahan sosial dalam penyebaran paham Muhammadiyah.

(38)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan studi naratif. Penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan yang secara benar. Bogdan mendefinisikan ―metode penelitian kualitatif sebagai penelitian yang dapat menghasilkan berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang yang diamati‖ (Afrizal, 2015:13).

Pendekatan studi naratif adalah studi yang menceritakan tentang pengalaman hidup seseorang ataupun kronologi suatu kejadian yang unik. Jenis naratif yang digunakan peneliti yaitu studi biografi yaitu suatu jenis studi naratif yang berisikan tentang pengalaman hidup seseorang. Penelitian naratif fokus terhadap satu orang atau individu tunggal yang memberikan makna terhadap pengalaman melalui cerita yang disampaikan (Cresswel, 2016:18).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian yaitu Peneliti memberikan penjelasan alasan pemilihan lokasi, baik alasan Obyektif maupun subyektif

(39)

22

Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian Penelitian ini terkait dengan sosiologi dakwah masyarakat terpencil dilakukan di desa Patukku kabupaten Bone

Peristiwa / Persoalan (issu) Di desa pattuku masih banyak masyarakat yang mengikuti kebiasaan nenek moyang yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam.

Adanya paham Muhammadiyah pada desa ini, masyarakat ada yang mulai meninggalkan kebiasaan yang mengikuti tradisi nenek moyang dengan itulah peneliti tertarik meneliti.

Gambar Tabel 3.1

2. Waktu Penelitian: Peneliti terlebih dahulu menjelaskan waktu pelaksanaan penelitian, selanjutnya peneliti membuat tabel jadwal penelitian, dengan format sebagai berikut:

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Pengusulan Judul

2 Penyusunan proposal

3 Konsultasi Pembimbing

4 Seminar Proposal

5 Pengurusan Izin Penelitian

6 Menyusun Pedoman Wawancara

7 Observasi

8 Wawancara

9 Pengumpulan Dokumen

10 Pengumpulan Data

11 Penyusunan Hasil Penelitian

No Jenis kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

(40)

C. Fokus Dan Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun fokus dan deskripsi fokus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Fokus penelitian, yaitu sosiologi dakwah masyarakat terpencil

2. Deskripsi fokus penelitian adalah Ustaz Bangga mensosialisasikan ajaran islam sesuai paham Muhammadiyah karena masih banyak masyarakat yang mengikuti tradisi nenek moyang yang tidak sesuai ajaran agama islam seperti melakukan ritual seperti membawa sesajen pada pohon dan batu besar. Muhammadiyah datang sebagai pencerahan, sebagian sudah meninggalkan kebiasaan yang tidak sesuai ajaran islam.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian yang dimaksud disini yaitu di mana peneliti diberi informasi oleh informan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti itu sendiri dengan menggunakan purposive sampling. Peneliti memilih informan yang terbagi tiga yaitu:

1. Informan kunci yaitu yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini yaitu imam desa (Yusrianto 45 tahun) dan pemuka agama lain (Ustaz Saddike 68 tahun),

2. Informan utama adalah pelaku yang mengetahui secara langsung dan terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Ustaz Bangga 60 tahun

(41)

24

3. Informan tambahan yaitu orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan adalah keluarga (Rafida 52 tahun) dan jamaah Ustaz Bangga (Sumardi 35)

E. Jenis Dan Sumber Data

Adapun sumber data yang dikumpulkan peneliti adalah, sebagai berikut: 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan yang memenuhi kriteria penelitian melalui teknik wawancara dan wawancara secara langsung dan mendalam.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang memberikan informasi secara tidak langsung. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan yang berkaitan dengan penelitian ini, yang berupa buku, teori-teori, jurnal, arsip dan data lain yang relevan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan segala unsur yang digunakan dalam proses penelitian yang diharapkan akan menunjang keberhasilan peneliti dalam penelitian. Pada umumnya, penelitian tertentu membutuhkan beberapa instrumen dan semakin banyak instrumen yang digunakan makan akan besar peluang keberhasilan suatu penelitian.

(42)

Adapun instrumen penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Instrumen utama adalah peneliti itu sendiri, peneliti berkiprah meneliti dakwah Ustaz Bangga dengan paham Muhammadiyah

2. Pedoman wawancara sebagai salah satu cara atau metode yang digunakan dalam pengumpulan data

3. Pedoman observasi yaitu Desa Pattuku Kabupaten Bone

4. Pedoman studi dokumen seperti arsip, buku panduan dakwah, dan buku-buku Muhammadiyah

5. Kamera ponsel sebagai alat dokumentasi setiap kegiatan peneliti 6. Alat tulis dan laptop sebagai penunjang

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati secara teliti terhadap suatu objek yang menggunakan seluruh indera (pengamatan langsung). Zainal Arifin mendefinisikan observasi adalah suatu proses yang melalui pengamatan kemudian melakukan pencatatan yang bersifat sistematis terhadap berbagai macam fenomena dalam situasi yang sebenarnya, maupun buatan (Kristanto, 2018). Kegiatan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti adalah melakukan kunjungan langsung desa pattuku, yaitu tempat sosialisasi ajaran islam paham Muhammadiyah yang disebarkan oleh Ustaz Bangga.

(43)

26

2. Wawancara

Wawancara ialah interaksi berupa percakapan secara langsung maupun tidak langsung antara peneliti dan informan secara langsung. Teknik pewawancara dalam penelitian ini dilakukan secara terencana atau terstruktur, di mana pewawancara menyusun secara terperinci dan sistematis pedoman pertanyaan menurut pola kaidah tertentu dengan menggunakan format yang baku. Peneliti telah menanyakan tentang seputar Muhammadiyah yakni tentang mensosialisasikan ajaran islam paham Muhammadiyah, tindakan sosial yang dilakukan Ustaz Bangga dan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dari informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku panduan dakwah dan buku-buku Muhammadiyah.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa dengan cara mengacu pada aturan atau metode penelitian yang digunakan. Untuk penelitian kualitatif, analisis data dapat dilakukan pada gambar berikut yang merupakan model analisis data kualitatif:

(44)

Gambar 3.3 Langkah-langkah Analisis Data Penjelasan bagan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data yaitu kegiatan mencari data pada lapangan untuk memecahkan permasalahan peneliti

2. Transkripsi data adalah peneliti membuat catatan tentang data yang didapat 3. Membaca berulang-ulang, peneliti membaca berulang-ulang apa yang dicatat 4. Organisasi data merupakan mengelompokkan data seperti data tentang sejarah

Muhammadiyah

5. Kategori data seperti data yang kelompokkan yaitu data dari informan kunci, utama, dan tambahan

6. Tema data yakni mengaitkan judul peneliti apa yang didapat dalam lapangan Pengumpulan Data Transkripsi Data Membaca

Berulang-Ulang Organisasi Data Kategori Data Tema Data Tahap Kejenuhan Data

Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data

Hasil Reduksi Data Laporan

(45)

28

7. Demonstrasi tingkat kepercayaan dan keabsahan data adalah membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh

8. Hasil reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan atau mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sampai kesimpulan final 9. Laporan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan

mematuhi peraturan-peraturan keilmuan I. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data adalah triangulasi data yang terdiri dari data observasi, wawancara, dan dokumen. Adapun alat yang digunakan untuk menguji keabsahan data yaitu:

1. Triangulasi sumber adalah peneliti yang menggali kebenaran informasi melalui berbagai sumber dari perolehan data. Seperti peneliti telah melakukan wawancara tentang sosiologi dakwah Muhammadiyah secara mendalam dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat.

2. Triangulasi waktu, Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Seperti data yang dikumpulkan dengan wawancara pada pagi hari saat narasumber masih segar, sehingga memberikan data yang lebih valid.

3. Triangulasi teori yaitu teori yang akan dipakai pada lapangan seperti pendekatan paradigma definisi sosial, teori tindakan sosial, dan perubahan sosial.

4. Triangulasi teknik merupakan teknik untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

(46)

29 BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Desa Pattuku

Pada zaman pemerintah Hindia Belanda dan Jepang dahulu, Pattuku diperintah oleh pemangku Adat yang disebut “Gallareng‖ dengan nama Gellareng pattuku yang mencakup wilayah yang kini sebagian sudah masuk wilayah desa Watangcani, Bontojai, dan Erecinnong. Kata Pattuku menurut berbagai sumber berasal dari kata ―Tukku” yang berarti Tampung, dan ditambah awalan “Pa” menjadi “Pattuku” yang berarti Penampung. Kata ini berasal dari bahasa Bugis lokal yang kemudian memiliki arti sebagai ― Pattuku Ulu Adanna Gowa Na Bone” yang berarti Penampung Aspirasi antara kerajaan Gowa dan Bone.

Dalam sejarah kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan diketahui bahwa kedua kerajaan besar ini, pernah berseteru cukup lama pada puncaknya pelarangan lintas batas, sehingga warga Bone menyeberang ke Gowa dianggap mati atau sebaliknya, tetapi apabila melewati desa Pattuku dianggap melewati zona aman atau garis lintas perdamaian antara Bone dan Gowa. Dasar inilah sehingga masyarakat Pattuku sampai saat ini ditempati oleh dua suku/bahasa yaitu Bugis dan Konjo, bahkan pemerintah Belanda dan Jepang merintis jalan darat Trans Bone Gowa melewati Pattuku.

Dari segi pemerintahan Pattuku sebelum kemerdekaan diperintah berturut-turut oleh Gellareng atau pemangku adat. Setelah kemerdekaan sampai dengan sebutan pemerintahan desa telah diperintah oleh:

(47)

30

1. A. Ukkas/P. Ukka mememrintah dari tahun 1960-1964

2. A. Lanti Petta Nyonri memerintah dari tahun 1964 sampai 1965

3. A. Siji Ibrahim memerintah selama 36 tahun dari tahun 1966 sampai 2002 4. A. Supiati Ibrahim selaku Pjs dari tahun 2002 sampai 2003

5. Drs. Bangga selaku kepala desa Pattuku dari tahun 2003 sampai sekarang (wawancara desa Pattuku tanggal 15 Agustus 2015)

B. Kondisi Umum Desa Pattuku

Desa Pattuku merupakan salah satu dari 11 desa pada wilayah kecamatan Bontocani yang terletak kurang lebih 10 km ke arah utara dari kecamatan Bontocani, desa ini mempunyai luas wilayah seluas ± 30,24 km2 dengan batas-batas sebagai berikut:

1) Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Gowa dan desa Watangcani 2) Sebelah timur berbatasan dengan desa Langi dan Bulusirua

3) Sebelah utara berbatasan dengan desa Erecinnong 4) Sebelah selatan berbatasan dengan desa Bontojai a. Jumlah penduduk

Desa Pattuku mempunyai jumlah 1.426 jiwa, yang tersebar dalam 3 dusun yaitu dusun Pattuku 681 orang, dusun Lemo 189, dan dusun Samaenre 470 (laporan data kependudukan bulan September tahun 2020).

b. Tingkat pendidikan

Di desa Pattuku tingkat pendidikan masih rendah, masih banyak anak-anak yang tidak peduli terhadap pendidikan dan lebih memilih langsung pergi ke kota

(48)

mencari uang atau merantau keluar negeri. Desa Pattuku tercatat yang tidak sekolah 40 orang, SD 250 orang, SMP/MTs 143 0rang, SMA 120 0rang dan Sarjana 49 orang (data tahunan desa Pattuku pada tahun 2019)

c. Mata pencaharian

Desa Pattuku merupakan desa pegunungan, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

d. Keadaan keagamaan

Corak kehidupan desa Pattuku masih tergolong sangat tradisional. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang terpencil dan jauh dari ibukota kabupaten. Masyarakatnya sangat cenderung memiliki ciri berdasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Dan menganggap bahwa masyarakat merupakan suatu ―gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong royong yang sangat kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa ini sebagian besar adalah penduduk desa yang merupakan ―face to face group” mereka saling mengenal betul, seolah-olah mereka mengenal dirinya sendiri. Dari segi kepercayaan, seluruh penduduk masyarakat desa Pattuku menganut agama Islam.

C. Sejarah Muhammadiyah Sulawesi Selatan

Sulawesi merupakan salah satu daerah yang mendapat pengaruh dari Muhammadiyah terbukti dengan berdirinya Muhammadiyah Cabang Makassar pada tahun 1926 sebagai cabang Muhammadiyah pertama selain pulau jawa dan Sumatra. Kehadiran Muhammadiyah Makassar ditandai awal datang Mansyur Al-Yamani pada

(49)

33

tahun 1924. Dia dikenal sebagai seorang pedagang batik dari Surabaya, yang membuka toko di Pasar Straat (sekarang jalan Nusantara) Makassar (Alwi, 2013:77)

Beberapa tahun terbentuknya cabang Muhammadiyah dan tersebar Dalam beberapa kampung yang ada pada Makassar, bahkan juga ada yang berdomisili pedalaman. Dalam buku Daeng Muntu bahwa setelah keluarnya anggota Shiratal Mustaqiem dari Muhammadiyah, sehingga menyebabkan tersisa 17 orang anggota Muhammadiyah cabang Makassar. Masing-masing anggota tersebut menjadi kader dalam mengembangkan paham Muhammadiyah daerah masing-masing, terutama kalangan keluarga dan sahabat karibnya (Darmawijaya, Abbas 2014:469).

Penyebaran Muhammadiyah telah menyebar daerah yang ada pada Sulawesi Selatan, seperti Rappang (1928), Pinrang (1930), Pare-Pare (1929), Majene (1929), Soppeng (1928), Sengkang (1928) Pangkajene (1928), Maros (1929), Barru (1930), Gowa (1928), Takalar (1930), Bantaeng (1927), Bulukumba (1928), Sinjai (1928), Selayar (1930), Jeneponto (1933), Luwu (1928), dan Enrekang (1933). Hanya kabupaten Bone saja yang kaum bangsawan menolak secara tegas atas kehadiran gerakan Muhammadiyah (Darmawijaya, Abbas 2014:475).

D. Perkembangan Muhammadiyah Bone

Muhammadiyah Bone diperkenankan oleh Haji Abdullah, beliau adalah ulama Sulawesi Selatan yang pertama kali menyatakan bahwa kalau solat Jumat tidak ada solat Zuhur, pernyataannya gempar dalam kota Makassar, sehingga Kadhi dan Daeng Marangka mengadu ke Pengadilan. Dalam pengadilan, hakim memutuskan Haji

(50)

Abdullah bebas dari segala tuduhan. Maka nama beliau diperbincangkan seluruh pelosok Sulawesi selatan termasuk Bone (Rahmawati, Reni, 2017:182).

Haji Abdullah menjadi ketua, dan beberapa orang ulama lainnya menjadi anggota pengurus, diantaranya Haji Abdul Razak, Muhammad Said Daeng Massikki. Dalam syarikat Muhammadiyah, Haji Abdullah dan kawannya bekerja keras memberantas kemusyrikan, bidah, dan khurafat. Mereka mendirikan tempat-tempat ibadah, sekolah-sekolah agama dan rumah-rumah pemeliharaan anak yatim, serta berbagai kegiatan dakwah pada tempat umum, walaupun diawasi dengan keras oleh PID (Politik Inlictingen Dienst) dari Kepolisian Hindia Belanda.

Sejak gerakan Islam Muhammadiyah ditangani haji Abdullah, beliau selalu ada hambatan dari kaum adat dan kaum raja. Pemerintah Bone, yang dikenal amat keras menentang Muhammadiyah. Berbagai aturan yang menghambat masuknya Muhammadiyah daerah Bone. Akan tetapi ajaran Muhammadiyah itu lambat laun diterima juga oleh orang-orang terkemuka pada daerah Bone (Rahmawati, Reni, 2017:183).

(51)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Latar belakang Ustaz Bangga

Di desa Pattuku sudah ada bibit-bibit Muhammadiyah sebelum Ustaz Bangga terutama tokoh-tokoh agama yang tertanam melalui Ustaz Arsyad yang pertama memperkenalkan Muhammadiyah. Ustaz Bangga adalah anak dari Abdul Latif yang merupakan salah satu anggota Tentara Islam Indonesia yang berlari dalam hutan dan ibunya Rennu, Ustaz Bangga memiliki satu adik perempuan yang bernama Roslawati.

Ustaz Bangga lahir di Pattuku 1 juli 1960 dan hidup daerah pegunungan. Pada waktu kecil beliau sudah diajarkan tentang puasa dan salat. Pada bulan ramadan beliau rajin ke masjid walaupun jauh dari tempat tinggalnya yakni dari gunung turun ke kampung yang berjarak kurang lebih 2 kilo meter dengan menggunakan obor sebagai penerang, beliau tidak pernah bolong dalam melaksanakan salat tarawih di masjid walaupun jauh dari rumahnya. Beliau itu dari kecil sudah tertanam nilai-nilai keagamaan dari bapaknya.

Beliau masuk perkampungan setelah masuk SD pada tahun 1967, pada waktu SD beliau rajin membantu ibu dan bapaknya, beliau juga termasuk orang pintar dan cerdas dalam keluarganya. Pada waktu itu beliau sering mengikuti kegiatan adat yang dilakukan keluarganya atau masyarakat. Seperti halnya beliau mengikuti orang tuanya setiap mau tanam padi atau panen, biasanya ada acara adat budaya yaitu adat mabbaca-baca di rumah tertentu yang dianggap bisa melimpahkan rezeki.

(52)

Pada tahun 1973 beliau masuk PGA 4 tahun setelah tamat SD, pas waktu peralihan tahun ajaran dari januari sampai juli. Tahun 1975 semua PGA dialihkan menjadi MTs kecuali dari beberapa tempat yaitu PGA Negeri 6 tahun Makassar, PGA Negeri 6 tahun Bone, PGA Negeri 6 tahun Palopo, dan PGA Negeri 6 tahun Bulukumba, selain itu semua dilebur menjadi MTs semua.

Pada saat MTs beliau melihat bahwa agama sudah mulai berkembang karena ada guru beliau bernama Petta Toba yang berdakwah pada masyarakat tentang musyrik, selain Petta Toba ada juga guru sekolah beliau yang paham Muhammadiyah dari Tombolo yang sering mengajarkan beliau tentang musyrik. Petta Toba adalah guru sekolah beliau yang mengajar mengaji di pondok setelah pulang dari sekolah, dari tempat itu beliau diperkenankan sedikit demi sedikit pemahaman tentang musyrik. Ustaz Bangga mulai paham apa itu musyrik dan tidak ikut kebiasaan orang tua yang musyrik. Seperti halnya kebiasaan masyarakat setelah panen harus pergi ke Kobban dengan maksud syukuran dan memohon doa restu atas panen yang melimpah. Selain itu, Ustaz Bangga melihat pada waktu itu, masyarakat masih banyak melakukan perbuatan musyrik.

Pada tahun 1977 Ustaz Bangga mengikuti ujian MTs, sehingga hasilnya Ustaz Bangga tidak lulus dari sejumlah siswa. Walaupun Ustaz Bangga adalah orang yang selalu mendapatkan peringkat satu sampai ujian. Ustaz Bangga merasa curiga kenapa Dia sendiri tidak lulus bahkan Ustaz Bangga adalah orang yang pintar di sekolah. Kecurigaan beliau terbukti pada waktu itu ada orang mau menikah dengan salah satu warga desa Pattuku. Orang tersebut adalah pegawai Kemenag dari Bone yang

(53)

36

memiliki kekuasaan luas yang memiliki istri, kebetulan bapak Ustaz Bangga adalah imam desa pada waktu itu, bapak Ustaz Bangga tidak mau menikahkan orang tersebut karena dilarang keras menikahkan kalau tidak ada restu dari istri pertama, sehingga tidak jadi dinikahkan oleh bapak Ustaz Bangga, sehingga dampaknya terjadi pada Ustaz Bangga yang tidak lulus ujian.

Akibat kejadian tersebut, awal Ustaz Bangga merasa kecewa dengan Bone. Ustaz Bangga sudah bertekat bahwa insya Allah beliau akan pindah ke Gowa, dan tidak akan mendapatkan ijazah selain SD, beliau tidak mau lagi mendapatkan ijazah pada kabupaten Bone. Pada tahun 1978 Ustaz Bangga hijrah ke Gowa dengan guru yang mengajarnya waktu PGA dan kebetulan guru tersebut adalah kepala sekolah Aliyah Muhammadiyah Dataran Tombolo Kabupaten Gowa. Ustaz Bangga tinggal di rumah guru tersebut karena sudah lima tahun sekolah PGA dan seharusnya beliau sudah kelas 2 sekolah menengah atas, daripada mengulang dari kelas satu Aliyah guru tersebut menawarkan Ustaz Bangga bahwa Dia langsung Masuk kelas 2 Aliyah dengan catatan mengikuti ujian MTs Muhammadiyah Limbung kabupaten Gowa dan beliau lulus.

Selama pindah ke Gowa Ustaz Bangga sudah mulai mengikuti kajian Muhammadiyah, ikut pengaderan Ikatan Pengajar Muhammadiyah, dan aktif berorganisasi dan belajar dengan giat untuk mencapai cita-citanya. Pada tahun 1980 beliau ujian untuk memiliki ijazah Aliyah Muhammadiyah dan masuk kampus IAIN atau dikenal UIN Makassar, 1982 beliau ujian lagi untuk mengambil ijazah negeri Aliyah dan saat itu beliau sudah masuk semester dua Perguruan Tinggi.

(54)

Selama Ustaz Bangga kuliah, Ustaz Bangga aktif diorganisasi ekstra kampus yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, beliau pernah menjadi instruktur pengaderan Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan beliau mulai aktif sekali dalam Muhammadiyah. Ada dosen sekaligus rektor IAIN berpengaruh dalam motivasi beliau yakni Drs. H. A. Moerad Oesman sekaligus orang Muhammadiyah dan mulai memperkenalkan tentang Muhammadiyah.

Pada tahun 1990 beliau masuk menjadi Satuan Tugas wilayah bina IAIN selama 5 tahun dan Satuan Tugas Tinggimoncong Di kabupaten Gowa selama menjadi satuan tugas beliau diberi dana dari kampus. Dalam menjadi Satuan Tugas beliau mengalami suka duka dalam menjalankan tugas tersebut. Terutama masyarakat yang sangat mengalami keterbelakangan tentang pengetahuan agama dan masih campur baur antara agama dan adat budaya, beliau mulai mengajarkan sedikit demi sedikit agama, menanamkan nilai-nilai Muhammadiyah, dan kebiasaan tradisi dalam Muhammadiyah. Selama menjadi SATGAS 1991, beliau dipilih kembali menjadi TKPMP (Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional) selama tiga tahun walaupun beliau masih sebagai Satuan Tugas IAIN.

Dalam perekrutan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional beliau bergerak bagian koperasi dan penyuluhan. Beliau fokus dalam peningkatan ekonomi masyarakat, bahkan menumbuhkan usaha mikro seperti koperasi yang sifatnya simpan pinjam dalam masyarakat yang menumbuhkan moral masyakat dan ekonomi masyarakat. Dalam penyuluhan Ustaz Bangga melakukan pencerahan seperti pada tempat melakukan tugasnya sebagai contoh dalam masyarakat yang beliau bina yakni

(55)

38

masyarakat mandi pada tempat terbuka, beliau menyarankan agar dibuatkan pembatas agar tidak kelihatan dari luar jika mandi.

Setelah selesai, beliau mengajar sekolah MTs dan Aliyah Muhammadiyah Dataran kabupaten Gowa karena disana kekurangan guru. Beliau mengajar kurang lebih 10 tahun lamanya dan beliau aktif pada Muhammadiyah dan mendapatkan keanggotaan Muhammadiyah hingga menjadi pengurus cabang, sekretaris umum Pemuda Muhammadiyah, dan menjadi sekretaris umum cabang Pao Tombolo kabupaten Gowa.

Pada bidang pendidikan beliau menjadi ketua Pendidikan Dasar dan Menegah Muhammadiyah MTs dan Aliyah Dataran Pao Tombolo. Ustaz Bangga mengajar pada cabangn MTs dan Aliyah Muhammadiyah Balaisuka cabang Pao Tombolo. Pada tahun 1998, beliau sudah meninggalkan kabupaten Gowa dan masuk kabupaten Bone dan menjadi pimpinan cabang Muhammadiyah Bonto Cani. Pada saat itu, beliau berat sekali meninggalkan Gowa karena beliau sudah terbiasa dengan masyarakat dan aktif sekali dalam Muhammadiyah.

Beliau pindah ke Bone karena bapaknya meninggal, pada saat itu bapak beliau adalah imam desa. Mau tidak mau beliau juga harus menjadi imam desa dikarenakan tidak ada yang menggantikan bapaknya. Satu tahun menjadi imam desa, jika beliau ke Gowa tetap mengajar Aliyah sampai dua tahun bolak balik Bone Gowa. Khususnya Bone desa Pattuku beliau langsung berdakwah, selain itu, beliau mengajar pada MTs, waktu itu Cuma lima siswa, siswa kelas tiga tiga orang, kelas dua hanya dua orang, dan kelas satu tidak ada. Setelah beliau menetap, awalnya beliau

(56)

menerima siswa sebelas orang sampai dari tahun sampai tahun berikutnya sudah mengalami peningkatan, beliau juga berpengaruh dalam pendidikan pada desa Pattuku.

Beliau menjadi Imam desa kurang lebih 6 tahun lamanya, selain itu beliau juga mengajar sekolah Mts Pattuku, yang bukan naungan Muhammadiyah. Tahun 2003 beliau terpilih menjadi kepala desa sampai sekarang, beliau pernah menjadi kepala sekolah pertama SMA AL-Jameah selama 2 tahun dan sekarang beliau menjadi guru sekolah tersebut.

Selama beliau tinggal desa Pattuku dia tetap berdakwah dengan paham Muhammadiyah, dia beranggapan bahwa dengan berdakwah paham Muhammadiyah dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis karena itu lebih simpel, mudah dipahami, dan mudah dipraktikkan pada masyarakat, dan menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat yang tidak sesuai ajaran agama islam. Selama beliau berdakwah dengan paham Muhammadiyah, hampir semua paham Muhammdiyah beliau gunakan. Baik itu perayaan hari besar Islam seperti hari raya Idul Fitri dan Adha, pembinaan remaja mesjid, siswa yang diajar beliau dan ikut kepada tuntunan Muhammadiyah, dalam hal pelaksanaan beliau menggunakan tuntunan Tarjih Muhammadiyah.

Istri Ustaz Bangga (Rafida) berpendapat tentang latar belakang ustaz Bangga yaitu:

―Saya mengenal beliau pada tahun 1988, saya mengenal beliau sejak mengajar Aliyah, beliau memang aktif Muhammadiyah dari dulu, jadi kepala desa sajana dia senangtiasa mengikuti Muhammadiyah walaupun tidak seperti waktu di Gowai. Beliau itu tinggal Pattuku karena paksaan menjadi imam desa kah tidak ada jadi imam desa

(57)

40

waktu dulu setelah bapaknya meninggal, akhirnya beliau tinggal dan menjadi imam desa selam 6 tahun dan menjadi kepala desa tahun 2003 sampai sekarang, (wawancara 25 agustus 2020)‖.

Dari informasi yang diberikan istri Ustaz Bangga, dapat disimpulkan bahwa dia mengenal Ustaz Bangga pada tahun 1988 pada sekolah Aliyah pada waktu itu mengejar dalam sekolah yang sama, Dia mengatakan Ustaz Bangga sangat aktif dalam Muhammadiyah dari dahulu. Beliau tinggal tinggal pada Pattuku karena tidak ada yang menggantikan bapaknya menjadi imam desa, sehingga beliau menjadi imam desa 6 tahun dan menjadi kepala desa sampai sekarang.

Diperjelas juga oleh ustaz Saddike mengenai latar belakang ustaz Bangga yaitu:

―saya kenal Muhammadiyah dari beliau, beliau itu dulu imam desa setelah bapanya meninggal, setelah meninggal bapak dipanggil ke kampung gantikan bapaknya menjadi imam desa selama 6 tahun. Baru dipilih menjadi kepala desa sampai sekarang, beliau itu pindahan dari Tombolo dan mengenal Muhaddiyah dari sana dan sekolah disana dan menjadi guru dan mengajar di MTs dan Alyah naungan Muhammadiyah. Pindah di kampong beliau menjadi pendai, guru dan kepala desa sampai sekarang, selama maccerama beliau tidak mengalami kendala karena warga desa Pattuku menerima dengan baik ustaz, walau engka upa masyarakat menjalankan kebiasaan nenek moyangnya tapi ustaz tetap melakukan ceramah lahan perlahan pada masyarakat sehingga tidak ada mattampung dan mabbarsanji dalam masyarakat.

Dari pernyataan Ustaz Saddike dapat ditafsirkan bahwa Dia mengenal Muhammadiyah dari Ustaz Bangga. Ustaz Bangga dahulu tinggal kawasan Tombolo disana Dia mengenal Muhammadiyah dan mengajar di sekolah Muhammadiyah. Dia pindah ke kampung karena bapaknya meninggal dan tidak ada yang menggantikan bapaknya menjadi imam desa pada waktu itu. Ustaz Bangga juga menjadi

Gambar

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian……………………………………………26
Gambar 2.1 Kerangka pikir ........................................................................................
Gambar Tabel 3.1
Gambar 3.3 Langkah-langkah Analisis Data   Penjelasan bagan tersebut yaitu sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Uji operasional PLTD-Sekam dilakukan pencatatan konsumsi BBM, konsumsi sekam padi, tegangan listrik, arus listrik, kemudian dilakukan pencatatan dan analisis/perhitungan beban

Tujuan penulisan skripsi ini adalah mengidentifikasi masalah – masalah dan kelemahan - kelemahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, merancang suatu sistem informasi

Perancangan ini telah memnuhi tujuan utama yaitu merancang mebel multifungsi untuk fasilitas display dan penataannya yang disesuaikan dengan keluasan area Toko

Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama 85% dan pertemuan kedua 95% dengan kategori baik sekali.Berdasarkan keterangan di atas hasil penelitian menunjukkan seluruh

Dari grafik yang ditunjukkan Gambar 4.4(b) terlihat kamera akan mendeteksi objek yang berada lebih dekat dengan kursi roda cerdas karena objek tesebut mempunyai

Jateng Sejahtera untuk mengadakan pelatihan peningkatan penggunaan sistem informasi manajemen pengajuan kredit pinjaman anggota, maka tim Pengabdian kepada Masyarakat

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain dan menyediakan kepuasan