• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : HASMIATI ALI NIM (Halaman 54-76)

Pada bab ini dibahas mengenai hasil-hasil penelitian yang memperlihatkan peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji. Adapun yang dianalisis adalah hasil tes siklus I dan II serta perubahan sikap-sikap yang diperoleh melalui lembar observasi selama penelitian berlangsung.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang peneliti lakukan yaitu : 1) Peneliti dan guru menentukan kapan penelitian akan dilakukan.

2) Peneliti dan guru membahas materi yang akan disampaikan kepada siswa.

3) Peneliti dan guru menyusun perangkat penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

4) Peneliti menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan di kelas yang digunakan untuk mengetahui terlaksananya model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournaments) dalam proses pembelajaran matematika.

5) Peneliti menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes akan diberikan pada setiap akhir pertemuan. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen pembimbing dan guru kelas V SDN No. 35 Maccinibaji.

6) Peneliti mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam penelitian ini menggunakan kamera untuk mendokumentasikan dalam bentuk gambar.

b. Tahap Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 22 April 2021 dengan materi unsur-unsur Kubus, pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 24 April 2021 dengan unsur-unsur Balok, pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 27 April 2021 dengan materi unsur-unsur kubus dan balok, dan pertemuan IV dilaksanakan pada tanggal 29 April 2021 yaitu Tes Siklus I.

a). Analisis Kuantitatif

1) Deskripsi Nilai Statistik Siklus I

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data tentang skor hasil belajar matematika siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji.

Adapun hasil analisis deskripsi skor perolehan siswa setelah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.1 Statistik Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN No. 35 Maccinibaji pada Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Sumber data : Diolah dari Lampiran C

Tabel 4.1 diatas terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa pada siklus I adalah 71,72 dari skor ideal 100, skor terendah 60, skor tertinggi 85 dengan standar deviasi 9,19.

2) Kategori Hasil Belajar

Adapun data hasil belajar siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

No Interval Kategori Frekuensi Persentase

1. 0 ≤ x < 55 Sangat Rendah 0 0

Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran C)

Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa dari 29 siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji, 0 siswa yang nilainya berada pada kategori sangat rendah, 8 siswa atau 28% nilainya berada pada kategori rendah, 10 siswa atau 34% nilainya berada pada kategori sedang, 11 siswa atau 38% nilainya berada pada kategori tinggi dan 0 siswa yang berada pada kategori sangat tinggi.

Dengan melihat tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71,72 berada pada kategori “sedang”.

3) Penentuan Tingkat Kentuntasan Hasil Belajar

Apabila hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN No. 35 Maccinibaji

No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 0 ≤ x < 65 Tidak tuntas 8 28

2. 65 ≤ x ≤ 100 Tuntas 21 72

Jumlah 29 100

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada siklus I persentase ketuntasan siswa sebesar 72% yaitu 21 siswa dari 29 termasuk kategori tuntas dan 8% yaitu 8 siswa dari 29 termasuk kategori tidak tuntas, artinya kurang lebih 28% dari jumlah siswa memerlukan perbaikan dalam hal ini akan diusahakan pada pembelajaran siklus II.

c. Tahap Observasi a). Analisis Deskriptif

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Data tentang hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 4.4 Kategorisasi Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT pada Siklus I

No. Aspek yang diamati

Pertemuan dan pengarahan dari guru.

21 22 24 22,3 76,90 Sedang 4. Siswa yang mengerjakan

soal di papan tulis. 4 8 10 7,3 25,17 Sangat rendah 5. Siswa yang berpartisipasi

dalam kelompok. 20 23 24 22,3 76,90 Sedang

Rata-rata 53,75 Rendah

Sumber : Lampiran D

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji, siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung rata-rata mencapai 93,10%, siswa yang memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru rata-rata mencapai 76,90%, siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru rata-rata mencapai 28,62%, siswa yang mengerjakan soal di papan tulis rata-rata mencapai 25,17%, siswa yang berpartisipasi dalam kelompok rata-rata mencapai 76,90%, siswa yang membimbing teman kelompoknya dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS rata-rata mencapai 25,17%, siswa yang melakukan kegiatan lain (main-main, mengganggu teman, dll) rata-rata mencapai 23,10%, siswa yang berpartisipasi dalam tahap game dan turnamen rata-rata mencapai 81,62%.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I berada pada kategori rendah yaitu hanya 53, 75%.

d. Tahap Refleksi

Pada siklus I, pembelajaran matematika menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berlangsung selama tiga kali pertemuan.

Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran berlangsung cukup baik, karena pelajaran dimulai dengan mengadakan apersepsi serta perkenalan

secara garis besar tentang model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), namun antusias siswa dalam mengerjakan soal-soal di papan tulis masih tergolong rendah karena kurangnya rasa percaya diri pada siswa.

Pada pertemuan kedua, ada kendala yang dihadapi oleh guru yaitu ada beberapa siswa yang berkemampuan tinggi mengajukan protes karena teman sekelompoknya adalah siswa yang berkemampuan rendah. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang berkemampuan rendah yang masih berharap pada siswa yang berkemampuan tinggi untuk menyelesaikan LKS.

Pada pertemuan ketiga, semua siswa ikut berpartisipasi dalam turnamen namun masih ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengikuti turnamen bahkan cenderung malas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada lembar soal, hal tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran siswa untuk memperoleh poin untuk kelompoknya masing-masing. Selain itu, ada beberapa siswa yang berusaha memberikan bantuan jawaban pada teman kelompoknya yang berada di meja turnamen lain karena adanya rasa takut akan kalah dalam turnamen.

Pada ujian siklus I masih ada beberapa dari mereka yang tidak bisa bekerja karena tidak belajar di rumah serta kurang memperhatikan penjelasan dan pengarahan guru saat penjelasan materi pada pertemuan sebelumnya.

Kekurangan-kekurangan pada siklus I ditindaklanjuti pada siklus II dengan melakukan hal sebagai berikut:

a) Dengan memperbanyak memberikan motivasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan soal-soal di papan tulis.

b) Memberikan soal lebih banyak untuk diselesaikannya di papan tulis sehingga para siswa bisa lebih sering dan terbiasa tampil sehingga para siswa makin percaya diri.

c) Guru memberikan nasehat dan pemahaman kepada siswa yang melakukan protes tentang pentingnya kerjasama dalam suatu kelompok.

d) Guru memberikan nasehat kepada siswa berkemampuan rendah agar tidak menggantungkan harapan pada teman kelompoknya yang lain, sebab pada turnamen mereka akan berjuang masing-masing melawan kelompok lain.

e) Guru memberikan nasehat tentang pentingnya sportivitas dalam turnamen dan memberikan sanksi kepada siswa yang berusaha memberikan jawaban saat sesion turnamen dengan mengurangi skor kelompok yang mereka peroleh.

f) Memberikan pujian serta penghargaan kepada tim yang menjuarai turnamen (yang tertinggi skornya).

2) Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang peneliti lakukan yaitu : 1) Peneliti dan guru berdiskusi tentang pelaksanaan siklus II berdasarkan

perbaikan-perbaikan yang akan diterapkan terkait kekurangan pada siklus

I. Perbaikan tersebut antara lain :

a) Guru harus membimbing siswa secara menyeluruh dalam kegiatan kelompok.

b) Guru harus memancing siswa agar aktif sehingga terjadi interaksi antar guru dan siswa. Dalam hal ini siswa diminta menyiapkan sebuah pertanyaan terkait dengan materi volume kubus. Pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa lain sesuai dengan intruksi dari guru. Siswa yang mendapatkan lemparan pertanyaan dari siswa lain harus menjawab pertanyaan tersebut sementara guru meluruskan jika jawabannya kurang tepat dan menguatkan jika jawaban sudah benar.

2) Peneliti dan guru membahas materi yang akan disampaikan kepada siswa.

3) Peneliti dan guru menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

4) Peneliti menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes akan diberikan pada setiap akhir pertemuan. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen pembimbing dan guru kelas V SDN No. 35 Maccinibaji.

5) Peneliti mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan aktivitas

guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam penelitian ini menggunakan kamera untuk mendokumentasikan dalam bentuk gambar.

b. Tahap Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 04 Mei 2021 dengan materi volume kubus, pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 06 Mei 2021 dengan materi volume balok, pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2021 dengan materi volume kubus dan balok dan pertemuan IV pada tanggal 11 Mei 2021 yaitu tes siklus II.

a) Analisis Kuantitatif

1) Deskripsi Nilai Statistik Siklus II

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data tentang skor hasil belajar matematika siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji.

Adapun hasil analisis deskripsi skor perolehan siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.5 Statistik Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN No. 35 Maccinibaji pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Standar Deviasi 10,17

Rentang Skor 40

Sumber data : Diolah dari Lampiran C

Tabel 4.5 diatas terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa pada siklus II adalah 79,65, skor terendah 60, skor tertinggi 100 dengan standar deviasi 10,17.

2) Kategori Hasil Belajar

Adapun data hasil belajar siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji Siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT).

No Interval Kategori Frekuensi Persentase 1. 0 ≤ x < 55 Sangat Rendah 0 0

Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran C)

Tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa dari 29 siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji, 0 siswa yang nilainya berada pada kategori sangat rendah, 2 siswa atau 6,90% nilainya berada pada kategori rendah, 9 siswa atau 31,03% nilainya berada pada kategori sedang, 13 siswa atau 44,83% nilainya berada pada kategori tinggi dan 5 siswa atau 17,24%

yang nilainya berada pada kategori sangat tinggi.

Dengan melihat tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 79,65 berada pada kategori “sedang”.

3) Penentuan Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar

Apabila hasil belajar siswa pada siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN No. 35 Maccinibaji

No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 0 ≤ x < 65 Tidak tuntas 2 6,90

2. 65 ≤ x ≤ 100 Tuntas 27 93,10

Jumlah 29 100

Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada siklus II persentase ketuntasan siswa sebesar 93,10% yaitu 27 siswa dari 29 termasuk kategori tuntas dan 6,90% yaitu 2 siswa dari 29 termasuk kategori tidak tuntas.

c. Tahap Observasi a). Analisis Deskriptif

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Data tentang hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 4.8 Kategorisasi Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siklus II

No. Aspek yang diamati

Pertemuan

Rata-rata % Kategori I II III IV

1. 1

Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran dan pengarahan dari guru.

24 25 27 25,3 87,24 Tinggi 4. Siswa yang mengerjakan

soal di papan tulis. 10 14 16 13,3 45,86 Sangat rendah 5. Siswa yang berpartisipasi

dalam kelompok. 24 26 27 25,7 88,62 Tinggi

Rata-rata 61,63 Rendah

Sumber : Lampiran D

Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji, siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung rata-rata mencapai 96,55%, siswa yang memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru rata-rata mencapai 87,24%, siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru rata-rata mencapai 41,37%, siswa yang mengerjakan soal di papan tulis rata-rata mencapai 45,86%, siswa yang berpartisipasi dalam kelompok rata-rata mencapai 88,62%, siswa yang membimbing teman kelompoknya dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS rata-rata mencapai 32,06%, siswa yang melakukan kegiatan lain (main-main, mengganggu teman, dll) rata-rata mencapai 12,75%, siswa yang berpartisipasi dalam tahap game dan turnamen rata-rata mencapai 88,62%.

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siklus II mengalami peningkatan.

d. Tahap Refleksi

Pelaksanaan tindakan siklus II juga berlangsung selama tiga kali pertemuan, pada pertemuan disiklus ini kesadaran dan perhatian siswa semakin memperlihatkan kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam

mengerjakan tugas, kerjasama dan diskusi kelompok, serta antusias siswa dalam mengikuti turnamen.

Bahkan ada beberapa siswa yang berebutan tampil di depan kelas untuk mengerjakan soal di papan tulis. Ini merupakan suatu peningkatan yang sangat bagus, karena siswa senantiasa mendapat dorongan dan semangat untuk tampil dan mengajukan pertanyaan atau pendapat tentang materi yang baru diajarkan.

Di samping itu mereka merasa dihargai karena diberikan kesempatan untuk ikut menanggapi atau memberi saran tentang model mengajar yang lebih baik untuk kepentingan mereka, agar hasil belajar mereka dapat ditingkatkan. Selain itu, bila ada soal yang dianggap sulit, mereka mendiskusikan dengan temannya atau langsung bertanya pada guru.

Secara umum hasil yang dicapai setelah tindakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ini mengalami peningkatan. Baik dari segi perubahan sikap siswa, keaktifan dan kesungguhan siswa maupun motivasi siswa belajar matematika. Tentunya hal ini telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi di atas dan mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan, hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas pada tes formatif siklus II menunjukkan peningkatan atau dengan kata lain indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah mencapai karena seluruh siswa yang menjadi aspek penelitian telah memperoleh nilai rata-rata

79,65. Dan secara klasikal jumlah siswa yang tuntas belajar telah mencapai 93,10%.

B. Pembahasan 1. Hasil Belajar

Hasil belajar matematika pada siklus I menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji yang mengikuti tes siklus I, terdapat 21 orang siswa yang tuntas secara individual dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71,72 dan secara klasikal belum terpenuhi karena hanya 80% dari jumlah siswa yang tuntas belajar.

Selanjutnya tes hasil belajar matematika pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, dimana dari 29 siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji yang mengikuti tes siklus II, 27 orang atau 93% memenuhi standar ketuntasan belajar minimal dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 79,65 dan secara klasikal sudah terpenuhi karena telah mencapai 93,10% dari jumlah siswa yang tuntas belajar.

Perbandingan nilai statistik Hasil Belajar ke 2 siklus

Perbandingan hasil belajar siklus I dan II dapat digambarkan dengan tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Statistik Siklus I dan Siklus II No Statistik Nilai Statistik

Siklus I

Sumber : Hasil olahan lampiran C

Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka dapat dinyatakan bahwa terjadi beberapa peningkatan hasil statistik, pada siklus I nilai maksimum 80 menjadi 100 pada siklus II, nilai rata-rata pada siklus I hanya 71,72 meningkat menjadi 79,65 pada siklus II, nilai modus pada siklus I adalah 60 dan 80 dan 85 pada siklus II, nilai median 75 pada siklus I dan meningkat menjadi 80 pada siklus II. Standar deviasi pada siklus I hanya 9,19 meningkat menjadi 10,17 pada siklus II, dan rentang skor pada siklus I hanya 25 meningkat menjadi 40 pada siklus II.

a) Perbandingan Kategori Hasil Belajar Ke 2 Siklus

Adapun hasil belajar siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Kategorisasi Siklus I dan Siklus II

No Skor Kategori Siklus I Siklus II

F % F %

1. 0 ≤ x < 55 Sangat Rendah 0 0 0 0

2. 55 ≤ x < 65 Rendah 8 28 2 6,90

3. 65 ≤ x < 80 Sedang 10 34 9 31,03

4. 80 ≤ x < 90 Tinggi 11 38 13 44,83

5. 90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi 0 0 5 17,24

Jumlah 29 100 29 100

Hasil olahan Lampiran C

Sesuai dengan tabel kategori hasil belajar 4.10, 0 siswa berada pada kategori nilai sangat rendah pada siklus I dan pada siklus II. Pada siklus I kategori rendah terdapat 8 siswa yaitu sebesar 28% sedangkan pada siklus II sudah mengalami penurunan karena hanya 2 siswa atau 6,90% siswa yang mendapatkan nilai pada kategori tersebut. Pada kategori sedang pada siklus I terdapat 10 siswa yaitu sebesar 34% dan siklus II terdapat 9 siswa yaitu sebesar 31,03% artinya terjadi peningkatan pada kategori tersebut. Pada kategori tinggi pada siklus I terdapat 11 siswa atau 38% siswa dan pada siklus II terdapat 13 siswa yaitu 44,83%. Pada kategori sangat tinggi pada siklus I tidak ada dan pada siklus II sebesar 5 siswa yaitu 17,24% siswa.

b) Perbandingan Tingkat Ketuntasan Kedua Siklus

Tabel 4. 11 Perbandingan Tingkat Ketuntasan Siklus I dan Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

0 ≤ x < 65 Tidak Tuntas 8 2 27,59 6,90

65 ≤ x ≤ 100 Tuntas 21 27 72,41 93,10

Berdasarkan tabel 4.11 perbandingan tingkat ketuntasan siklus I dan siklus II, diatas. Bahwa dari 29 siswa pada siklus I sebanyak 8 siswa tidak tuntas yaitu sebesar 27,59% sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa yaitu sebesar 72,41% setelah diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar pada siklus II hanya 2 orang siswa yang tidak tuntas yaitu sebesar 6,90% dan 27 siswa yang mendapat nilai tuntas atau sebesar 93,10%. Artinya terjadi peningkatan tingkat ketuntasan sebesar 20,69%

dari siklus pertama ke siklus ke dua.

2. Aktivitas Siswa

a. Tabel Perbandingan Aktivitas Ke 2 Siklus

Adapun tabel perbandingan aktivitas ke 2 siklus siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12 Perbandingan Aktivitas belajar kedua Siklus

No Sikap Siswa Siklus I Siklus II

1. Siswa yang hadir pada saat proses

pembelajaran berlangsung. 93,10 96,55

2. Siswa yang memperhatikan penjelasan dan

pengarahan dari guru. 76,90 87,24

3. Siswa yang menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru . 28,62 41,37

4. Siswa yang mengerjakan soal di papan tulis. 25,17 45,86 5. Siswa yang berpartisipasi dalam kelompok. 76,90 88,62 6. Siswa yang membimbing teman kelompoknya

dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS. 25,17 32,06 7. Siswa yang berpartisipasi dalam tahap game

dan turnamen. 81,62 88,62

Rata-rata 58,21 68,62

8. Siswa yang melakukan kegiatan lain

(main-main, menggangu teman, dll). 23,10 12,75 Berdasarkan tabel diatas, perubahan sikap belajar siswa dijelaskan sebagai berikut:

1) Persentase siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I rata-rata kehadiran siswa sebesar 93,10% dan pada siklus II meningkat menjadi 96,55%.

2) Persentase siswa yang memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru dari siklus I sampai siklus II semakin meningkat dimana pada siklus I sebesar 76,90% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,24%.

3) Persentase siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dari siklus I sampai ke siklus II mengalami peningkatan, dimana pada siklus I

siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 28,62%, pada siklus II siswa yang mengajukan pertanyaan meningkat menjadi 41,37%.

4) Persentase siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis dari siklus I sampai siklus II semakin meningkat, dimana pada siklus I siswa yang mengerjakan soal di papan tulis sebanyak 25,17% dan pada siklus II sebanyak 45,86%.

5) Persentase siswa yang berpartisipasi dalam kelompok pada siklus I sebanyak 76,90% dan meningkat pada siklus II menjadi 88,62%.

6) Persentase siswa yang membimbing teman kelompoknya dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan, dimana pada siklus I sebanyak 25,17% dan pada siklus II meningkat menjadi 32,06%.

7) Persentase siswa yang berpartisipasi dalam tahap game dan turnamen meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I sebesar 81,62% dan pada siklus II meningkat menjadi 88,62%.

8) Persentase siswa yang melakukan kegiatan lain (main-main, mengganggu teman, dll) mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I sebesar 23,10% dan pada siklus II menurun menjadi 12,75%.

C. Penerimaan Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai nilai statistik, kategori hasil belajar dan tingkat ketuntasan hasil belajar telah menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar dengan demikian hipotesis yang berbunyi

“Jika model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

diterapkan dalam pembelajaran matematika, maka hasil belajar siswa kelas V SDN No. 35 Maccinibaji dapat meningkat dapat dinyatakan diterima”.

D. Indikator

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah bila terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa, dan terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Siswa dianggap tuntas belajar jika mendapat skor minimal 65 dari skor ideal 100 dan tuntas belajar secara klasikal jika 85% dari jumlah siswa yang tuntas belajar. Indikator tambahan bila terjadi perubahan aktivitas siswa selama siklus I dan siklus II setelah dilaksanakan proses belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) .

Hasil belajar matematika siklus I secara individual sebanyak 21 orang siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai mencapai 71,72% sedangkan secara klasikal hanya 72,41% dari jumlah siswa yang tuntas belajar. Dibanding siklus I, hasil belajar matematika siklus II secara individual sebanyak 27 orang siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai 79,65 yakni mengalami peningkatan rata-rata nilai sebesar 7,93 dan secara klasikal sebanyak 93,10% dari jumlah siswa tuntas belajar, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak 20,69%. Hal tersebut dikarenakan seluruh langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sudah terlaksana dengan baik dan berhasil, tingkat

Hasil belajar matematika siklus I secara individual sebanyak 21 orang siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai mencapai 71,72% sedangkan secara klasikal hanya 72,41% dari jumlah siswa yang tuntas belajar. Dibanding siklus I, hasil belajar matematika siklus II secara individual sebanyak 27 orang siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai 79,65 yakni mengalami peningkatan rata-rata nilai sebesar 7,93 dan secara klasikal sebanyak 93,10% dari jumlah siswa tuntas belajar, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak 20,69%. Hal tersebut dikarenakan seluruh langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sudah terlaksana dengan baik dan berhasil, tingkat

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : HASMIATI ALI NIM (Halaman 54-76)

Dokumen terkait