Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Sebelum guru
memulai penelitian perlu diadakan pratindakan sebagai nilai awal yang akan di
pergunakan sebagai nilai dasar. Hasil penelitian tiap-tiap siklus dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pra Tindakan
Pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata sebelum
proses penelitian dilakukan, yaitu dengan cara memberikan soal pre test
kepada siswa dalam pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 11 April
2011 pukul 07.00-07.15 WIB. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui nilai
awal dalam mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS sebelum dilakukan tindakan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
guru pada saat pratindakan adalah:
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dilanjutkan berdoa
bersama.
b. Guru bertanya kepada siswa tentang materi apa yang akan dipelajari pada
47
c. Guru membagikan soal pre test kepada siswa dan memberikan arahan cara
mengerjakannya. Guru memberikan batasan waktu untuk mengerjakan soal
tersebut yaitu 15 menit, soal dikerjakan secara individu.
d. Setelah selesai mengerjakan, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka
kemudian diteliti oleh guru.
e. Dari hasil nilai pre test tersebut digunakan sebagai nilai awal atau nilai
dasar dalam pelaksanaan penelitian.
Tabel 1.Hasil Tes Pra Tindakan
Keterangan Tes Awal
Nilai terendah 3
Nilai tertinggi 8
Rata-rata Nilai 5,93
Ketuntasan 25,8 %
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diketahui nilai terendah 3
dan nilai tertinggi 8, sedangkan nilai rata-rata diperoleh 5,93. Jika
dinyatakan dalam persentase yaitu 25,8%, dimana hasil tersebut masih jauh
dari persentase yang diinginkan oleh peneliti dan guru yaitu 100% atau
48
Gambar 3. Jumlah siswa tuntas belajar pre test
Berdasarkan data nilai pre test dapat diketahui bahwa sebelum
dilaksanakan tindakan ada 8 siswa yang memperoleh nilai diatas batas nilai
ketuntasan minimal atau tuntas dan sebanyak 23 siswa dibawah batas nilai
ketuntasan minimal atau belum tuntas.
Dari hasil tes awal tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa nilai
siswa kelas V pada mata pelajaran IPS rendah dan belum mencapai KKM
yang ditentukan. Maka peneliti menerapkan metode Cooperative learning
model Student Team Achievement Division(STAD) yang bertujuan
meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk menumbuhkan minat pada
mata pelajaran tersebut.
tuntas
49
2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan,
yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan
metode pembelajaran Cooperative learning model Student Teams
Achievement Division (STAD).
2) Membuat Silabus, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dan
Bahan ajar sesuai dengan materi dan model pembelajaran yang
digunakan. Peneliti merancang pembelajaran dengan cara
berkolaborasi dengan guru kelas. Silabus, RPP dan Bahan ajar ini
dibuat serta dipersiapkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran dikelas.
3) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi untuk memonitor
kegiatan siswa.
4) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan
dalam setiap pembelajaran, yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
perlengkapan lain yang menunjang pembelajaran.
5) Membuat lembar soal evaluasi yang bertujuan mengetahui tingkat
50
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap tindakan, guru melaksanakan pembelajaran yang telah
direncanakan.Tindakan pada siklus pertama ini dilakukan dalam dua
pertemuan.
1) Pertemuan pertama (Senin, 11 April 2011)
Pembelajaran berlangsung selama 105 menit atau 3 jam
pelajaran. Pada pertemuan pertama, dengan materi menghargai
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempertahankan
kemerdekaan indonesia. Sebelum memulai pembelajaran guru dan
siswa menyanyikan lagu “Maju tak gentar”, kemudian guru bertanya tentang makna dari lagu tersebut. Dari pertanyaan tersebut, jawaban
siswa diarahkan pada perjuangan mempertahankan kemerdekaan
sekaligus menjembatani siswa untuk masuk pada kegiatan inti.
Proses kegiatan pembelajaran sepenuhnya dilakukan dengan
Cooperative learning model Student Teams Achievement Division
(STAD). Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran
yang akan diterapkan, kemudian menyampaikan tata cara dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dengan pembagian secara
51
diberikan kartu-kartu yang berisikan tanggal-tanggal peristiwa penting
dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengurutkan sesuai
perintah.Setiap kelompok membahas tanggal-tanggal penting peristiwa
dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjelaskan peristiwa yang
terjadi pada tanggal tersebut. Siswa mengumpulkan hasil kerja
kelompok untuk dibahas pada pertemuan berikutnya
2) Pertemuan kedua (Selasa, 12 April 2011)
Pada pertemuan kedua ini Guru membagikan kembali hasil
kerja kelompok pada pertemuan sebelumnya. Salah satu siswa dari
perwakilan kelompok diminta maju kedepan untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok sesuai urutan pembagian materi yang telah
disepakati. Perhatian siswa mengenai materi mulai menunjukkan
keingintahuan tetapi belum sepenuhnya mengikuti jalannya
pembelajaran dengan baik. Setelah materi dipresentasikan, guru
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya. Pada
tahap ini terjadi proses diskusi antara kelompok satu dengan yang
lainnya. Siswa sangat antusias dalam berdiskusi, hal ini terlihat saat
banyak siswa yang bertanya dan menyampaikan pendapat. Guru
membahas dan menjelaskan pertanyaan siswa yang belum terjawab.
Setelah presentasi berakhir guru memberikan soal evaluasi I
52
dimana soal evaluasi dikerjakan secara individu.Siswa dan guru
membahas dan memeriksa hasil tes yang telah dikerjakan.Pada
pertemuan ini juga guru menghitung skor kemajuan dari
masing-masing kelompok berdasarkan tes individu yang dilakukan. Guru
memberikan penghargaan kepada tiap-tiap kelompok yang berpredikat
super, hebat, dan baik. Pada siklus I terdapat 1 kelompok berpredikat
baik, 4 kelompok berpredikat hebat dan 1 kelompok berpredikat
super.Siswa merasa antusias dalam menerima penghargaan yang
diberikan.
Tabel 2.Hasil tes siklus I
Keterangan Siklus I
Nilai terendah 5
Nilai tertinggi 8,5
Rata-rata Nilai 6,75
Ketuntasan 51,6 %
Berdasarkan hasil tes evaluasi siklus I diperoleh nilai rata-rata
6,75 dengan nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 8,5. Adapun jumlah
siswa yang tuntas pada siklus I dan mencapai nilai KKM sebanyak 16
orang, dan 15 siswa belum tuntas dalam belajar atau belum mencapai
53
nilai siswa yang tuntas belajar pada siklus 1. Untuk mengetahui
jumlah ketuntasan siswa dalam belajar dapat dilihat pada diagram
dibawah.
Gambar 4. Jumlah siswa tuntas belajar siklus I
Pada kegiatan akhir, guru memaparkan seluruh hasil kegiatan
pembelajaran.Dengan bimbingan guru, siswa memberikan kesimpulan
atas materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini. Sebelum menutup
pelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
materi selanjutnya serta memberikan motivasi berupa anjuran untuk
belajar secara giat. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan, yaitu berupa catatan lapangan dengan
cara mengamati jalannya pembelajaran dan aktivitas siswa dikelas tanpa
16 15
tuntas
54
mengganggu kegiatan pembelajaran. Observasi juga dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi, adapun lembar observasi tersebut terdiri
dari:
1) Lembar observasi guru
2) Lembar observasi siswa
3) Lembar pedoman observasi kerjasama siswa dalam kelompok
Hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi siswa
dan lembar kerjasama siswa dalam kelompok menunjukkan bahwa siswa
sudah cukup aktif melakukan kegiatan pembelajaran.Dalam kerjasama
kelompok masih ada kelompok yang didominasi oleh anak yang
mempunyai tingkat akademik tinggi, rasa individualis siswa masih terlihat
dan sebagian siswa belum nyaman dengan kelompoknya serta malu
menyampaikan pendapatnya dalam kelompok, walaupun demikian siswa
sudah dapat bekerjasama dengan cukup baik meskipun belum optimal. Hal
ini terlihat pada pembagian kerja yang belum rata dan sebagian siswa
mengerjakan LKS sendiri tanpa mendengarkan pendapat anggota
kelompok yang lain.
Hasil pengamatan dengan lembar observasi guru menunjukkan
bahwa dalam penyampaian materi, guru menjelaskan secara ringkas.Setiap
awal dan akhir pembelajaran guru selalu menumbuhkan minat dan motivasi
55
dengan materi IPS yang diajarkan, serta memberikan contoh yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari. Guru mengajak siswa untuk menghargai jasa
para pahlawan dan meneruskan perjuangannya. Dengan adanya penelitian
ini guru mendapatkan variasi metode pembelajaran yang sebelumnya
belum dimengerti oleh guru.
d. Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa
pelaksanaan tindakan siklus I dalam pembelajaran IPS menggunakan
cooperative learning model STAD ternyata belum menunjukkan hasil
yang optimal meskipun sudah mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa
masih perlu ditingkatkan dengan menggunakan alternatif lain.
Beberapa refleksi yang muncul dari pembelajaran siklus I antara
lain:
1) Guru kurang membimbing siswa dalam melakukan belajar kelompok
sehingga masih terdapat kelompok yang tidak melakukan dengan baik
2) Pembagian kelompok masih kurang merata, masih terdapat kelompok
yang terdiri dari anak-anak yang pasif sehingga kerja kelompok
dilakukan secara perorangan walaupun dengan kemampuan akademik
yang berbeda (yang merasa pintar mengerjakan tugas kelompok
56
3) Saat presentasi berlangsung, masih terdapat siswa yang asyik sendiri
dengan teman kelompoknya dan tidak memperhatikan kelompok yang
maju kedepan.
Rencana perbaikan/revisi untuk pembelajaran pada pertemuan
berikutnya adalah sebagai berikut :
1) Guru secara tegas menentukan kelompok (mengubah anggota dalam
kelompok) berdasarkan hasil prestasi siswa dan karakteristik siswa
sehingga kegiatan dalam kelompok dapat berlangsung secara aktif dan
lebih efektif.
2) Guru harus membimbing siswa memahami langkah-langkah kegiatan
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dengan cooperative learning
model STAD dimulai. Guru selalu mengawasi, mengarahkan dan
membantu siswa dalam proses diskusi.
3) Guru harus memberikan motivasi yaitu dengan memberi tambahan
nilai bagi kelompok yang memperhatikan dan ikut serta menanggapi.
4) Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus I adalah 51,6%, dimana
persentase tersebut belum mencapai indikator yang ditetapkan. Maka
dari itu peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk merencanakan
57
3. Siklus II
a. Perencanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-2 (RPP-2) disusun oleh
peneliti dengan arahan dari guru kelas setelah diadakan refleksi dari
siklus I. Pada tahap ini peneliti bersama guru menambah perlakuan
(treatment) yaitu siswa lebih diarahkan dalam proses diskusi. Guru
membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari apa yang telah
didiskusikan serta mencari solusi berdasarkan kesepakatan kelompok.
Selain RPP, perencanaan siklus II juga menyiapkan hal yang sama
dengan siklus I yaitu Silabus, lembar observasi, sarana media
pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS) serta lembar soal evaluasi
siklus II. Namun berdasarkan hasil refleksi I bukan hanya treatment yang
perlu ditambah tetapi pembagian kelompok yang harus diubah sesuai
dengan pembagian secara heterogen berdasarkan hasil evaluasi siklus I
b. Pelaksanaan tindakan
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II merupakan pelaksanaan
dari hasil refleksi siklus I yang mengacu pada model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD.Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri
dari dua kali pertemuan.Dalam setiap pertemuan, kegiatan pembelajaran
lebih diorientasikan pada peran aktif siswa dalam belajar.
58
Guru mengawalipembelajaran dengan mengulang materi
pelajaran pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan pertanyaan
singkat, hal ini bertujuan mempersiapkan kondisi kesiapan siswa untuk
menerima pelajaran. Perhatian siswa pada mata pelajaran IPS sudah
terlihat lebih antusias dari kedua pertemuan sebelumnya. Guru
mengemukakan konsep dan materi yang akan ditanggapi oleh siswa.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang akan
dipelajari pada hari ini dilanjutkan pembagian kelompok. Siswa dibagi
menjadi 6 kelompok (terdiri 5-6 siswa) dengan pembagian secara
heterogen berdasarkan hasil evaluasi siklus I. Setiap kelompok
membuat ringkasan tentang nama perundingan, tokoh, kejadian dan isi
perjanjian dalam perjuangan diplomasi untuk mempertahankan
kemerdekaan melalui jalur perundingan. Guru mengarahkan jalannnya
proses diskusi dan membantu siswa dalam mengerjakan LKS. Pada
siklus kedua pertemuan pertama ini siswa sudah terlihat aktif dan
mengerti tugas apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru sesuai materi
yang dibahas.Secara kooperatif siswa bekerjasama dengan baik dalam
kelompoknya masing-masing.Untuk menambah semangat siswa, guru
mengumumkan kembali nilai yang diperoleh dalam evaluasi siklus I
59
Setelah siswa mengetahui nilai tersebut, siswa terlihat lebih
giat dalam bekerjasama dan bersaing dengan kelompok lain agar
memperoleh nilai paling tinggi. Dengan cara ini siswa termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran.Siswa mengumpulkan hasil kerja
kelompok yang telah dikerjakan.
2) Pertemuan kedua ( Senin, 18 April 2011)
Pembelajaran dimulai dengan pemberian motivasi kepada
siswa agar siswa mendapatkan hasil atau nilai yang lebih baik. Guru
memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa seputar materi yang
telah dipelajari. Peneliti membagikan kembali hasil kerja kelompok
yang telah dikerjakan pada pertemuan sebelumnya. Guru membagikan
potongan kertas lipatan berisi nama perjanjian kemudian perwakilan
kelompok maju untuk mengambil dan langsung mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas. Siswa kelompok lain menanggapi dan
bertanya, namun ada juga siswa yang hanya diam mendengarkan.
Setelah semua masing-masing kelompok selesai mempresentasikan
guru membahas dan mengulas kembali hasil diskusi siswa sesuai
tujuan yang ingin di capai. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila masih ada siswa yang belum jelas atau
60
Akhir pertemuan guru memberikan evaluasi siklus II untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah diberikan perlakuan
yang berbeda dengan metode Cooperative learning model Student
Teams Achievement Division (STAD).Soal evaluasi dikerjakan siswa
secara individu kemudian dilanjutkan pemeriksaan dan pembahasan
hasil tes oleh guru bersama dengan siswa. Guru menghitung nilai
peningkatan individu dan menghitung skor kelompok. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan penghargaan kelompok dan
membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran.Pada siklus
II terdapat 1 kelompok yang berpredikat hebat sedangkan 5 kelompok
lainnya berpredikat super.
Tabel 3.Hasil tes siklus II
Keterangan Siklus II
Nilai terendah 7
Nilai tertinggi 9,5
Rata-rata Nilai 8,03
Ketuntasan 100 %
Analisi hasil tes evaluasi siklus I diperoleh nilai rata-rata 8,03
dengan nilai terendah 7 dan nilai tertinggi 9,5. Berdasarkan data nilai
61
31 siswa mampu mendapatkan nilai diatas batas KKM yang
ditentukan.Jika dinyatakan dalam persentase yaitu 100% nilai siswa
telah tuntas dalam belajar.Adapun diagram ketuntasan dapat dilihat
dibawah ini.
Gambar 5. Jumlah siswa tuntas belajar siklus II
c. Observasi
Kegiatan kerjasama siswa dalam siklus II ini siswa sudah dapat
bekerjasama dengan baik, rasa kebersamaan pun sudah terjalin. Secara
keseluruhan siswa sudah cukup aktif dalam melakukan kerjasama di
dalam kelompoknya. Selain itu siswa sudah aktif melakukan kegiatan
pembelajaran, siswa tidak malu dalam menyampaikan hasil belajar
kelompoknya. Siswa mampu untuk menyimpulkan materi pelajaran
dengan tepat, dan pada saat mengerjakan soal tes siswa mengerjakannya
dengan sungguh-sungguh dan percaya pada kemampuan diri sendiri.
31