• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan distribusi sebaran skor variabel yang dianalisis antara sampel dan populasi, dengan kata lain sebaran skor suatu variabel sama dengan populasi, yaitu mengikuti kurva normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan teknik

Kolmogorov-Smirnov Test. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran adalah jika nilai p > 0,05 maka sebarannya normal, dan jika nilai p < 0,05 maka sebarannya tidak normal.

Tabel. 5 Uji Normalitas

(One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

TOTAL

N 116

Normal Parameters(a,b) Mean 134.3103 Std. Deviation 10.44190 Most Extreme Differences Absolute .101 Positive .101 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z 1.092 Asymp. Sig. (2-tailed) .184

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Adapun penjelasan hasil uji normalitas sebaran data yang telah dilakukan pada skala efikasi diri diperoleh skor K-S Z = 1,092 dan nilai p = 0,184. Karena nilai p = 0,184 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data efikasi diri berdistribusi normal.

2. Deskripsi Data Penelitian

Setelah diketahui bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan data yang diperoleh. Deskripsi data diperoleh dari skor empirik dan skor hipotetik. Deskriptif data secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 6 Deskripsi Data Penelitian

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks M SD Min Maks M SD

Efikasi Diri

114 174 134.3103 10.44190 45 180 112,5 22,5

Selanjutnya untuk mendeskripsikan secara lebih detail mengenai efikasi diri, maka dilakukan kategorisasi lebih lanjut. Variansi respon pada masing-masing bagian dalam skala variabel penelitian ini berjumlah 4 dengan rincian skor 1, 2, 3, 4 dengan demikian skor terkecil yang nantinya akan diperoleh subjek pada skala tersebut adalah 1 dan skor terbesarnya bergantung pada banyaknya jumlah aitem pada masing-masing bagian dalam aspek. Rentangan skor skala terbesar selanjutnya dibagi menjadi enam satuan deviasi standar populasi ( ) sebagai estimasi untuk membuat kategori normatif subjek.

Berdasarkan deskripsi data di atas, selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan kategorisasi pada efikasi diri. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam populasi terdistribusi secara normal sehingga dapat dibuat skor teoritis yang terdistribusi secara normal (Azwar, 2002).

Dalam penelitian ini, peneliti menggolongkan subjek penelitian berdasarkan skor kumulatif pada masing-masing aspek kedalam 3 kategori berdasarkan distribusi normal Azwar (2002), dengan rumusan norma sebagai berikut:

Tabel. 7 Norma Kategorisasi

Norma Kategori Kategori

X < (N- 1,0O) Rendah (N- 1,0O)PX < (N+ 1,0 O) Sedang (N+ 1,0O)PX Tinggi Keterangan: X : Skor N : Mean Teoritik

O : Deviasi Standar Teoritis

Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategorisasi nilai berdasarkan distribusi skor hipotetik pada masing-masing variabel yang secara terperinci dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel. 8

Kategorisasi efikasi diri mahasiswa Psikologi Universitas sanata Dharma yang Sedang Menyusun Skripsi

Variabel Interval Frekuensi % Kategori

Efikasi Diri

X < 90 0 0 Rendah

90PX < 135 68 58.6 Sedang

135 PX 48 41.4 Tinggi

Berdasarkan kategorisasi skor skala efikasi diri dari jumlah subjek 116 orang. Terdapat 68 orang (58,6%) dalam kategori efikasi diri sedang dan 48 orang (41,4%) dalam kategori efikasi diri tinggi.

3. Data tambahan

Sampel Penelitian Angkatan

Frequensi Percent Valid Percent Comulatif Percent 2006 2005 2004 2003 2002 Total 39 49 18 7 3 116 33.6 42.2 15.5 6.0 2.6 100 33.6 42.2 15.5 6.0 2.6 100 33.6 75.9 91.4 97.4 100.0

Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 116 orang dari jumlah populasi 186 mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang mengerjakan skripsi.

C. Pembahasan

Titik puncak dari seluruh kegiatan akademik dibangku kuliah fakultas Psikologi adalah skripsi, dengan demikian tentunya setiap mahasiswa mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran yang dimiliki guna menyusun skripsi. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya yakni kontrol diri. Kontrol diri yang paling kuat adalah yang bersumber dari penilaian kognitif individu (Sarafino, 1995). Salah satu bentuk penilaian kognitif yang mempunyai fungsi kontrol terhadap sumber-sumber masalah individu adalah penilaian efikasi diri (Bandura,1995),

Efikasi diri (Self Efficacy) adalah keyakinan khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu tugas dan melibatkan kepercayaan individu bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan tertentu pada situasi tertentu. Kepercayaan individu terhadap kemampuan dirinya dalam menghadapi suatu tugas akan ditindaklanjuti dengan pemilihan tindakan-tindakan yang efektif agar bisa mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.

Keberhasilan penyusunan skripsi tentunya juga dipengaruhi oleh Efikasi diri individu tersebut. Hasil penelitian berdasarkan perbandinagn mean empiris dengan mean hipotetis menunjukkan bahwa mean empiris (134.31) dan mean teoritis (112.5).

Berdasarkan kategorisasi subjek menurut skor skala efikasi diri terlihat bahwa 0 subjek (0%) termasuk kategori rendah, 68 subjek (58,6%) termasuk kategori sedang, dan 48 subjek (41,4%) termasuk pada kategori yang tinggi. Hasil kategori menggambarkan bahwa kategori sedang memiliki presentase total lebih besar dari pada kategori rendah dan tinggi. Dengan demikian penelitian ini menghasilkan efikasi diri mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang menyusun skripsi ternyata sebagian besar berada pada kategori sedang.

Mahasiswa yang berada dalam kategori sedang ini telah menunjukkan gejala-gejala efikasi diri, namun masih dalam tingkatan yang sedang. Setiap mahasiswa tentu saja mempunyai keyakinan diri dalam menyelesaikan skripsi (0% mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang rendah), namun menyususn skripsi membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Data sekretariat Psikologi

Universitas Sanata Dharma menunjukakan hanya ada kurang lebih 44 mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsi kurang dari 1 tahun. Waktu yang lama dalam mengerjakan skripsi ini tentu saja akan memmpengaruhi tingkat keyakinan diri mahasiswa.

Mahasiswa dengan kategori efikasi diri yang sedang, tentu akan berbeda dengan mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam menghadapi tekanan dan tuntutan menyelesaiakn skripsi serta lamanya waktu pengerjakan skripsi. Mahasiswa dengan efikasi diri yang sedang mereka mampu menunjukan gejala-gejala efikasi diri seperti pada mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi. Akan tetapi dalam proses mengerjakan skripsi adanya tekanan dan tuntutan yang diterima dalam jangka waktu yang cukup lama akan menimbulkan kelelahan yang luar biasa dan dikenal dengan istilah burnout. Stamm (2005) dalam ProQUOL Manual menjelaskan Burnout dalam perspektif penelitian, yaitu diasosiasikan dengan perasaan tanpa harapan dan kesulitan untuk melakukan pekerjaan secara efektif.

Self efficacy atau efikasi diri seseorang (dalam Komandyahrini dan Hawadi, 2005) dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : sifat tugas yang dihadapi, insentif eksternal, status dalam lingkungan dan informasi tentang kemampuan diri.

Faktor pertama adalah sifat tugas yang dihadapi, semakin kompleks dan sulit skripsi yang dihadapi maka semakin besar keraguan akan kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi, sebaliknya jika skripsi yang dihadapi sederhana dan mudah semakin yakin pada kemampuannya untuk berhasil.

Kompleksitas dan tingkat kesulitan tugas yang dihadapi dalam penyusunan skripsi mahasiswa Psikolosi Sanata Dharma seperti kesulitan mencari literatur, keterbatasan dana, tidak terbiasa menulis karya ilmiah, kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal dengan pengaturan waktu sedemikian ketat dan masalah dengan dosen pembimbing skripsi (Januarti, 2009). Hal ini menyebabkan keraguan terhadap kemampuan dirinya sehingga akan melemahkan efikasi dirinya.

Subjek memandang tingkat kesulitan skripsi yang dihadapi berbeda-beda, hal ini dipengaruhi sejauh mana langkah-langkah atau tahapan dalam mengerjakan skripsi sudah dilaluinya. Subjek yang sedang menempuh tahap awal akan cenderung menggeneralisasikan efikasi dirinya hanya berdasarkan pengalaman mengerjakan tugas yang sudah ditempuhnya. Bila subjek mengangap sifat tugas yang sudah ditempuhnya mudah maka sifat tugas yang berikutnya akan diestimasi mudah pula, apalagi bila subjek kurang mendapatkan informasi tentang sejauh mana tingkat kesulitan untuk tugas-tugas skripsi yang selanjutnya. Subjek dalam hal ini tetap merasa mampu menyelesaikan skripsi betapapun sulitnya, dilihat dari data efikasi diri dimana dalam kategori efikasi diri kategori rendah sebesar 0%.

Subjek yang sudah menyelesaikan sebagian besar tahapan tugas-tugas skripsi akan cenderung mengestimasi efikasi dirinya tinggi untuk beberapa tahapan tugas-tugas skripsi yang belum dilaluinya karena subjek merasa telah berhasil melalui tahap-tahap dalam mengerjakan tugas skripsi. Pengalaman

keberhasilan tersebut dapat mempengaruhi efikasi diri subjek untuk menyelesaikan skripsinya.

Perbedaan pandangan mengenai sifat tugas yang dihadapi. Hal ini membuat tingkat efikasi diri mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma menjadi dominan pada kategori sedang.

Faktor lain yang mempengaruhi efikasi diri subjek sehingga masuk dalam kategori sedang adalah perbedaan insentif eksternal yang diterima subjek. Adanya insentif berupa hadiah untuk merefleksikan keberhasilan dalam menguasai tugas. Hadiah disini bisa berupa motivasi ataupun dukungan yang diberikan kepada subjek ketika menjalankan tahapan tugas-tugas dalam menyusun skripsi dari luar dirinya. Motivasi ini bisa berasal dari dukungan dosen, orang tua, teman dekat dan orang lain sehingga subjek tersebut menjadi yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan skripsi.

Insentif yang tepat dan menarik akan meningkatkan motif subjek. Motif menurut Kamus Psikologi (Chaplin,1999) adalah suatu keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan, melihat dan mengerahkan tingkah laku menuju pada suatu tujuan atau sasaran. Motif juga disebut sebagai alasan yang disadari, yang diberikan individu bagi tingkah lakunya.

Perbedaan insentif eksternal yang diterima oleh subjek akan mempengaruhi efikasi dirinya. Insentif eksternal yang tepat dan menarik akan meningkatkan motif subjek untuk mengerjakan skripsi. Subjek akan memandang masalah dalam mengerjakan skripsi sebagai tantangan yang membangkitkan jiwa dan mengerakkan tingkah laku untuk menyelesaikan

skripsi. Sedangkan subjek yang mendapatkan insentif eksternal kurang menarik dan tidak tepat misalnya ejekan, sindiran dari teman-temanya ataupun orang tua dalam menyusun skripsi akan mengecilkan jiwanya dan memamdang skripsi sebagai tugas yang menghambat sehingga tidak ada upaya untuk segera menyelesaikannya.

Faktor ketiga yang mempengaruhi efikasi diri mahasiswa dalam mengerjakan skripsi adalah status mahasiswa dalam lingkungan. Adanya penghargaan dari orang lain yang menghormatinya akan berpengaruh pada efikasi diri mahasiswa tersebut. Dari 116 subjek kemungkinan ada perbedaan status mahasiswa dalam lingkungannya. Status terbentuk karena adanya perbedaan peran dalam kelompok, karena dirinya mempunyai keistimewaan yang membedakan dirinya dengan orang lain (Baron,2008).

Adanya perbedaan status menimbulkan perbedaan penghargaan dalam masyarakat. Baik itu sosial,ekonomi maupun umur. Adanya penghargaan dari orang lain dalam kehidupan keseharian dengan menaruh hormat akan mempengaruhi efikasi dirinya. Dari 116 subjek terdiri dari mereka yang berumur 21 tahun sampai 29 tahun. Hal ini jelas dalam status subjek dalam lingkungan sangat bervariatif

Faktor keempat yang mempengaruhi efikasi para subjek masuk dalam kategori sedamg adalah informasi tentang kemampuan dirinya. Informasi kemampuan diri ini akurat atau keliru menurut Bandura (dalam Komandyahrini dan Hawadi, 2005) berdasarkan empat sumber yaitu : pencapaian hasil yang nyata

(Enactive Attainment), pengalaman orang lain (Vicarious Experience), persuasi verbal (Verbal Persuasion) dan Keadaan fisiologis (Physiological State).

Seorang individu yang banyak mengalami pengalaman keberhasilan sehingga memiliki pencapaian hasil belajar sesuai dengan harapan, serta melihat keberhasilan mahasiswa psikologi lain dapat menyelesaikan skripsi. Hal ini diperkuat dengan adanya bujukan atau dukungan dari orang lain mengenai kemampuan untuk menyelesaikan skripsi dan didukung dengan kondisi gejolak emosi dan fisik yang baik menyebabkan efikasi dirinya menjadi tinggi.

Sebaliknya jika seseorang banyak mengalami pengalaman ketidak berhasilan sehingga menganggap bahwa apa yang sudah dipelajari selama ini sia-sia, serta melihat banyak ketidakberhasilan mahasiswa psikologi lain dalam penyelesaian skripsi. Hal ini ditambah dengan tidak adanya bujukan atau dukungan dari orang lain dan individu merasa stres karena skripsi dipandang sebagai situasi yang menekan sehingga hal ini akan menyebabkan efikasi dirinya menjadi rendah.

Uraian diatas menggambarkan bahwa ada kemungkinan beberapa subjek penelitian yang kurang mampu mendapatkan informasi tentang dirinya yang positif, namun ada pula sebagian yang sudah mampu mendapatkan informasi yang positif dari dirinya. Sehingga data yang diperoleh mengenai efikasi subjek secara keseluruhan dominan dalam kategori sedang.

Pada fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma mahasiswa yang mengerjakan skripsi terdiri dari lima angkatan. Adanya perbedaan angkatan serta lamanya mengerjakan skripsi masih bisa diteliti lagi untuk melihat tingkat efikasi dirinya. Hal ini memang tidak dapat digeneralisasikan secara

umum, karena memang belum ada teori yang membuktikan, mendukung dan mengkaji bahwa perbedaan angkatan mempengaruhi perbedaan efikasi diri dalam menyusun skripsi.

Peneliti menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada penggunakan referensi sumber yang sudah terlalu lama serta variabel kontrol subjek status individu dan status tempat tinggal.

42 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian memiliki tingkat efikasi diri yang tergolong sedang. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kategorisasi sedang yang dominan sebesar 58,6% .

B. Saran

Berdasarkan hasil yang telah didapat, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa terutama yang sedang mengerjakan skripsi, hendaknya lebih memperhatikan kemampuan yang sesungguhnya dalam mengerjakan skripsi. Mahasiswa diharapkan tetap menjaga semangat dan motivasi diri dengan cara menjadikan pengalaman keberhasilan orang lain dalam mengerjakan skripsi. Hal ini bisa sebagai model untuk memacu keyakinan bahwa dirinya juga mampu mengerjakan skripsi dengan berhasil.

2. Bagi Dosen Pembimbing Akademik

Bagi dosen pembimbing diharapkan untuk senantiasa terus memberikan dukungan kepada mahasiswa dengan memberikan

motivasi dan keyakinan supaya tetap bertahan ketika mengalami kesulitan dalam proses mengerjakan skripsi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami efikasi diri mahasiswa ketika menghadapi masalah skripsi, yang sering dijadikan alasan menghambat mahasiswa untuk menyelesaikan studi S1 nya dengan tepat. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian serupa perlu kiranya meninjau faktor-faktor lain yang mungkin cukup mempengaruhi dan memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap efikasi diri, misalnya motivasi, kontrol diri atau tipe-tipe kepribadian. Lingkup penelitian hendaknya lebih diperluas tidak hanya satu fakultas saja, mengingat skripsi kewajiban yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar S1 sehingga hasil penelitian lebih bervariatif dan dapat digeneralisasikan untuk kepentingan yang lebih luas.

44

Selesai. Dipungut 8 Januari,2009, dari http://news.okezone.com.

Azwar, S. 2002. Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka pelajar. Bandura, A. 1977. Self-Efficacy : Toward A Unifying Theory Of Behavioral

Change. Psychological Review. 84. 191. 215.

_________. 1982. Self-Efficacy Mechanism In Human Agency. American Psychologis 37. 2. 122-147.

_________.1986. Social Foundation Of Thougth And Action: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliff, New Jersey : Presentice – hall.

_________. (Ed.). (1995). Self-efficacy in changing societies. New York: Cambridge University Press.

Bandura, A., and Schunk, D. H. 1981. Cultivating Competence, Self-Efficacy, and Intrinsic Interest Through Proximal Self Motivation. Journal Of Personality and Social Psychology.41. 586-598.

Baron, R.A. 2008. Social Psychology. Edisi 12. Boston: Pearson.

Chaplin, J. P. I. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Dr. Kartini Kartono. Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada.

Ganda, Y. 1995. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar Di Perguruan Tinggi. Jakarta : CV. Rizky Grafis.

Hadi, S. 2004. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Januarti, R. 2009. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dosen Pembimbing

Dengan Tingkat Stress Dalam Menulis Skripsi,. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Komandyahrini, E. & Hawadi, R. 2005. Hubungan Self Eficacy dan Kematangan dalam Memilih Karir Siswa Program Percepatan Belajar. Jurnal Penelitian dan Evaluasi pendidikan / no.2.

Lazarus, R., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal And Coping. New York: Springer.

Mitchell, T. R, Hopper, H., Daniles, D. , George. J dan james, L. R. 1994. Predicting Self Efficacy And Performance During Skill Acquisition.

Journal Of Applied Psychology. 79. 506-517.

Myers, D. G.1983. Social Psychology. Tokyo : Mc. Graw hill.

Sarafino, e.P., 1990, Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York: john wiley & sons.

Saraswati, I. (1998) Locus of Control, Situasi Kompleks dan Kooperatif dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Penyelesaian Tugas. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Stamm, B. H. 2005. Measuring Compassion Satisfaction As wee as Fatigue: Developmental History of the Compassion Satisfaction and Fatigue. New York: Brunner-Routledge.

USD. 2007. Buku Pedoman Program Studi Psikologi fakultas Psikologi. Yogyakarta.

Utama, Y. (2000). Faktor-faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Penulisan Skripsi. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Waskita, D. (2008, Januari 16). Stres urus Skripsi, Mahasiswa Bunuh Diri. Dipungut 8 Januari, 2009. dari http://www.tempointeraktif.com

Wulandari, C. (2002) Hubungan Efikasi Diri Dengan Problem Focused Coping Dalam Menghadapi Masalah Skripsi. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi USD.

Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

47

Mahasiswa yang Sedang Menyusun

Dokumen terkait