• Tidak ada hasil yang ditemukan

J. Etika Penelitian

1. Hasil Penelitian

Dalam demokrasi pada dasarnya pemilihan yang dilaksanakan di masyarakat umum khusunya para pemilih di kecematan Ujungloe ini hanya sebagian kecil mengetahui tentang demokrasi terpimpin. Pada umumnya Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah. Dan di Kecematan ini dapat ditemukan beberapa dampak dari segi dan dari banyak aspek personality yang menyengkup pemilihan umum.

Dan dapat kita temukan pemilihan umum ini serentak ini dilaksanakan yang dimana pemilihan Presiden, DPD, DPR RI, DPRD Provensi dan Kabupaten kota, menunjukan banwa dalam pemilihan haruslah terlaksana dengan jurdil ( jujur dan adil ) ini selogam yang dikemukakan oleh para pelaksana Kpu yang ada di daerah Kabupaten Bulukumba.

Dalam tahap pemilihan umum ini dapat kita lihat bahwa keadaan yang berada di Kecematan Ujungloe ini Kabupaten Bulukumba yang telah berlaku dan sesuai dengan ketentuan proses pelaksanaan dilakukan dengan model partisipatif dalam pesta demokrasi yang telah dilaksanakan baik sebelum dan sesudah pemilihan.

Kondisi dan dampak yang terjadi dalam perencanaan pemilihan umum haruslah seusai sifat yang harusnya berpartifasi dalam beberapa elemen masyarakan di kecematan Ujungloe harusnya masyarakat memengemukakan sosialisasi yang terbaik dalam melakukan pemilihan dan tidak buta dalam memilih, dikecematan Ujungloe sendiri dapat kita lihat ada beberapa wilayah dan tidak hanya memeberi sekat antara masyarakat dan pemerintahan.

Perencanaan dengan model dengan partisipatif dilakukan melalui pemilihan dan singkatan Pemilu adalah pemilihan umum dimana seluruh masyarakat di Indonesia bebas memilih pemilihannya secara demokrasi dan tidak ada interfensi dari manapun. Masyarakat pada umumnya memiliki sebjektif dalam memilih. Dalam lingkungan di Kecematan Ujungloe juga melakukan hal yang sama pemilihan umum semua warga.

Saya juga dapat melihat di Kecamatan Ujungloe sebagai berikut ; Kelebihan dan Kekurangan Budaya Demokrasi

 Kelebihan

+ Demokrasi memberi kesempatan untuk perubahan di tubuh pemerintahan tanpa menggunakan kekerasan.

umum

+ Sistem demokrasi mencegah adanya monopoli kekuasaan

+ Dalam budaya demokrasi, pemerintah yang terpilih melalui pemilu akan memiliki rasa berutang karena rakyat yang memilihnya, oleh karena itu hal ini akan menimbulkan pemicu untuk bekerja sebaik-baiknya untuk rakyat

+ Masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi yang menimbulkan rasa memiliki terhadap negara.

 Kekurangan

- Masyarakat bisa salah dalam memilih dikarenakan isu-isu politik

- Fokus pemerintah akan berkurang ketika menjelang pemilu masa berikutnya

- Massa dapat memengaruhi orang

Hal ini yang bisa menghabat pemilu dan mengacaukan pemilu dari dampat tersebut. Dan dapat kita lihat bahwa masyarakat di Ujungloe juga mementikan pemilihan umum dan sebagai ruang demokrasi yang besar. Dalam pemilihan sekarang ini dapat kita lihat bahwasanya adanya dampak dari perencnaan pemilihan yang membuat pemilih takut dalam hal pilihannya.

Ada bayak faktor yang mempengaruhi dampak yang bisa saja terjadi diwilayah tersebut ini kita bisa lihat dikawasan lingkungan yang berada dikecematan Ujungloe dimana dapat kita lihat masyarakatnya hal

dipengaruhi beberapa golongan kepentingan poenguasa adanya interfensi dari masyarakat lainnya ataupun birokrasi yang ada. Selain itu adanya indikasi bahwa keadaan ini juga bisa menimbulkan keakraban warga yang dapat kita lihat selagi bisa melakukan antisipasinya.

Demokrasi memang tidak diwarisi , tetapi ditangkap dan dicerna melalui proses belajar oleh karena itu untuk memahaminya diperlukan suatu proses pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi dalam nerbagai konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal ( disekolah dan perguruan tinggi), non formal ( pendidikan diluar sekolah dan informal ( pergaulan dirumah dan masyarakat kulturaluntuk membangun cita – cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan demokrasi dalam berbagai konteks (Winaputra,2006:19)

Ini juga menjukan demokrasi sebagai pemiihan demokrasi di kecematan Ujungloe dapat kita melihat dalam konteks dampak dan tatacara masyrakat dalam nenetukan demokrasi secara baik dan benar sekitarn 80% menjukan pemilih di kecematan Ujungloe adalah pemilih yang masih kurang memahami pesta demokrasi sesungguhnya tidak melihat kandidat sebagai orang yang profisional dalam melakukan pemilahan kandidat calon.

Demokrasi rakyat (proletar) adalah sistem demokrasi yang tidak mengenal kelas sosial dalam kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik pribadi tanpa ada paksaan atau penindasan tetapi untuk mencapai

atau paksa atau dengan kata lain negara adalah alat untuk mencapai cita-cita kepentingan kolektif. Demokrasi rakyat merupakan demokrasi yang berdasarkan paham marxisme atau komunisme. Menujukan masyarakat Indonesia umumnya hanya bebas memilih dalam asfek yang melingkupi dampaknya sebelum pemilihan berlangsung adanya ketegangan yang ada dimasyarakat. Dalam hal ini dapat kita melihatnya sebagai phenomena yang umum terjadi. Pesta demokrasi si Ujungloe relatif aman dan bisa saja tidak aman.

Berikut hasil wawancara penelitian kepada ibu camat Ujungloe mengatakan yaitu:

“Saya lihat partisipasi pemilih meningkat, keakraban warga kecamatan Ujungloe tidak ada konflik dan warga Negara tidak ada reaksi, habis pemilihan, meskipun ada rasa sakit hati sudah jelas seperti caleg kecewa akan hasil yang didapatkan, jelang beberapa hari kekeluargaan makin membaik, meskipun tidak semua calong yang didukung menang dalam pertarungan, dinamika sosial politiknya pemilihan umum ini kita lihat dimedia banyak korban, akan tetapi kita lihat dari warga sini saya tidak melihat ada korban dan keakrabanpun semakin membaik sebelum dan sesudah pemilihan berlangsung, dalam pemilihan medatang saya menilai agar pemilihan terpisah, agar supaya tindakan dalam pemilihan kita antisipasi konflik batin dan fisik akan tetapi

tertip.

Melihat volume kerja tidak sebanding dalam pendapatan honor dan kenirja atau tugas yang dilakukan penyelenggara akan tetapi karena tugas Negara tetap menjalangkan amanah sebagai penyelenggara pemilu, kedepannya perluh ditingkatkan lagi, selaku pemerintah Ujungloe sesuai dengan pertanggung jawaban akan tetap memperhatikan kondisi pemiliha.” ( Wawancara pada tanggal 24 Oktober 2019 )

Sedangkan 10 orang lainya mengatakan bahwa pemilu di kecamatan Ujungloe ini mereka turut meramaikan kampanye yang diselengrakan oleh para kandidat, merka nyatakan pemilu damai dan jurdil untuk mengadakan sosialisasi mengatas namakan masyrakat banyak. Dalam hal ini demokrasi yang terjadi sangatlah bebas di Kecamatan Ujungloe.

Adapun hasil wawancara kepada masyrakat yang berinisial RT Yang berasal dari Desa Garanta, kecematan ujungloe tersebut menyatakan bahwa pemilihan yang mereka ketehui atau pendapat mereka tentang pemilu yaitu

„‟pendapat saya antara sesama warga masyarakat Desa Garanta ini haruslah kita gunakan waktu dengan baik-baik apa lagi mengenai tentang pemilihan umum ini kita baik antar sesama meskipun tidak ada konflik yang begitu menonjolkan pasangan

juga dilingkungan masyarakat yang saya tempati ini hubunganya baik baik sebelum dan sesuda pemilihan bahkan saya kembali keaktfitas saya kesawah saya setelah pemilihan hehehe ( wawancara tanggal 4 oktober 2019 )

Penyusungan implikasi pemilihan umum ini kita dapat menelitu dengan saksama hubungan atau dampak dari pemilu khususnya di Desa Garanta ini hubungan tidak semua berdampak ke aspek sosial maupun politiknya adapun dinamika yang terjadi biasanya dari bebrapa komponen masyarakat yang ada di Desa Garanta ini.

Akn tetapi tetaplah kita lihat dari perencanaannya kita melihat bagwasanya pemilu ini memerlukan perhatian khusus dari penyelengara ( KPU ) sebagai tempat dimana para pemilih 5 orang yang dapat kita telitih di Desa Garanta bahea tidak ada informasi dan mensosialisasikan tentang cara memilih sehingga biasanya dapat bersitegang antar masyarakat dalam melakukan pemilihan secara demokratis.

Berikut hasil wawancara dengan masyrakat di Desa Garanta Kecamatan Ujungloe yaitu bapak yang berinisial AB yang mengatakan bahwa ;

“yang saya raskan dalam pemilihan umum saat ini yaitu dapat saya lihat dari beberapa aspek apa lagi menegenai tentang keakraban saya ke tetangga, keluarga, dan lingkungan masyarakat, saya bisa saja mengatakan baik, dan bisa saja

mengatakan ambur adur tentang pemilihan ini, tapi kan adik mengatakan bagaimana tentang keakraban saya, ok saya akan jelaskan Alhamdulillah bagus saya kepada keluarga, tidak ada konflik, dalam kondisi sebelum dan sesudah, dan sya katakana bagus-bagus dan tidak ada masalah dalam kondisi keakraban saya kesesama manusia, dan saya merasa beda pilihan itu biasa saja. ( wawancara tanggal 4 oktober 2019 )

Dari beberapa hasil wawancara dan observasi penelitian dengan beberapa informasi pada tahap perencanaan pemilihan umum di kecamatan Ujungloe Kab Bulukumba ini akan dijelaskan oleh camat ujungloe bapak yang berinisial RT selaku masyarakat, dan bapak yang berinisial AB juga selaku masyarakat Desa Geranta. Penelitian ini dapat kita lihat bahwasanya keakraban yang terjadi di Kecamatan Ujungloe ini masih ada kepedulian terhadap masyarakat tentang demokrasi yang diaman acuabnya masalah ketidak enakan dalam perbedaan sehigga rasa canggung antara warga masyarakat itu sendiri terjadi, masyarakat menginginkan adanya peranan penting pemeritah daerah agar tetap member pandanga masalah pemilu ini, kususnya di aspek sosial politik birokrasi, tentng keakraban purluh dilakukan oleh pemerintah sesudahnya pemilu, masyarakat banyak mengeluah tidak adanya pemerintah yang mengetahui warganya ada yang tidak baik hubungan kekeluargaannya, hal positif masih ada yang berbeda pilihan namun hubunganya tetap berjalan dengan semestinya.

akhirnya pemilihan lancar dan bebas berpendapat tidak mengganggu jalanya pesta demokrasi pemilihan umum serentak ini berdasarkan keakraban warga masyarakat di kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba. Maka dapat dikatakan pemilihan umum ini kita tinjau dari keakraban warga Negara agar segera pulih dan ditingkatkan dari bawah tetap bersatu masyrakat seperti dilakukan para birokrat yang ada dipusat setelah pelantikan agar suasana keakraban masyarakat membaik.

b. Dinamika sosial politik masyarakat

Bagian ini adalah tahap kedua dalam membahas tentang bagaimana pemilu dimasyarakat di kecamatan Ujungloe ini, sesui aturan pelaksnaan yang dijalangkan aturan KPU dan pemilihan maka hal yang akan kita lihat dimasyrakat saat ini sesuai dengan apa yang tertera pada peraturan pemilu, seperti warga masyarakat. akan memberikan suara di tahun ini, sudah kah kalian tahu tentang tahapan dan jadwal Pemilu 2019 beserta larangan-larangan selama Pemilu 2019 ini?

Untuk tahapan dan jadwal sendiri, setidaknya kalian harus mengetahui jika masa kampanye calon anggota DPR, DPD dan DPRD serta pasangan calon presiden dan wakil presiden dimulai sejak 23 September 2018 lalu hingga 13 April 2019 mendatang. Setelah itu, dilanjut dengan masa tenang pada 14 hingga 16 April 2019.

Dilanjut pemungutan suara pada 17 April 2019. 18 April 2019 hingga 22 Mei 2019 rekapitulasi penghitungan suara. Lalu dilanjutkan

pada 23 Mei 2019-15 Juni 2019. Dua tahapan akhir yaitu peresmian keanggotaan pada Juli-September 2019 dan pengucapan sumpah atau janji pada Agustus-Oktober 2019. Sementara itu, untuk mengetahui aturan-aturan yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta dan penyelenggara Pemilu 2019 bisa langsung dilihat di Undang-Undang Pemilu nomor 7 tahun 2017, khususnya pada pasal 280 ayat 1. Apa saja sih memangnya aturan tersebut?

Dalam pemilu di kecamatan Ujungloe ini dapat kita lihat dari sistem dinamika sosial politiknya ada salah satu desa di kecamatan Ujungloe begitu keras sitem politiknya dimana dapat saya katakan begitu dikeranakan hasil sosial politiknya begitu kencan didesa Garanta ini akan tetapi agar tetap menjaga keakraban sesuai aturan perunda-undangan yang diatur dalam sistem pemilihan yakni menjaga kebebasan berdemokrasi ad beberapa poin yang penting yaitu ;

Berikut 5 poin pentingnya.

1. Pada pasal 280 ayat 1, menekankan larangan yang harus diperhatikan oleh pelaksana, peserta, dan tim kampanye. Pelaksana, peserta, dan tim kampanye dilarang mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pelaksana, peserta, dan tim kampanye dilarang melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik

atau Peserta Pemilu yang lain.

3. Pelaksana, peserta, dan tim kampanye dilarang menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat; mengganggu ketertiban umum; mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan atau Peserta Pemilu yang lain.

4. Pelaksana, peserta, dan tim kampanye dilarang merusak dan atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu; menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan; membawa atau menggunakan tanda gambar dan atau atribut selain dari tanda gambar dan atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu.

5. Pelaksana, peserta dan tim kampanye dilarang memberikan uang kepada peserta Kampanye Pemilu masuk dalam pelanggaran money politic. Ini merupakan pelanggaran yang fatal dan mengancam pelaksanaan Pemilu yang jujur dan bersih.

Dalam hal ini dapat kita melihat apa yang dikatakan responden terkait tahapan pelaksanaan ada 3 repondent mengenai tentang pemilihan ini, pemilu yang ada di kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba ini, meminta dari keterangan pemilih yakni memminta partisipasi penyelengara dan pihak pemerintahagar kegiatan pemilu ini lancar dan aman sebelum dan sesudah pemilihan di Kecamatan Ujungloe Kabupaten

masyarakat, yaitu bapak berinisial JY yang menyatakan bahwa:

“Pada pemiliha sekarang ini saya ikut memilih sesuai atran UUD 1945 saya menyatakan pemilihan kali ini aman-aman saja, saya memilih disekitaran desa saya desa Manjalling, yang memberikan informasi aparat-aparat desa, saya melihat pemilihan umum ini berjalan lancar, aman-aman saja dan berjalan dengan semestinya, tidak ada konflik yang saya rasakan antara keluarga saya, tetangga saya, dan masyarakat masih terjaga dan kondusif “ ( Wawancara pada tanggal 08 Oktober 2019 )

Dari hasil wawancara diatas peneliti menemukan satu fakta baru selain karna kurangnya golput dan juga pemilih dilandasi oleh atura perundang-undanga dan masyarakat takut untu melanggarnya, akan tetapi masyarakat meminta agar pemerintah turut serta mengawasi warga masyarakatnya untuk tidak golput dan memilih secara baik dan benar.

Pendapat lain yang ditemukan oleh tokoh masyarakat kecamatan Ujungloe yang berinisial NJ selaku tokoh masyarakat desa Balong yang menyatakan bahwa:

“Salah satu alasan saya tetap memilih dan menjaga keakraban saya dengan keluaraga, tetangga, dan masyarakat sekitar saya meskipun berbeda pilihan agar saya berhak atas pilihan saya meskipun saya tidak di desa Balong memilih tapi diluar Negri akan tetapi tetap say pantau masyarakat yang ada di

desa Balong, saya melihat pemilu lancar dan keamanan terkendali, saya bisa menghargai dan saling menopang, istilanya aman dan semua lancar seperti diluar Negri, hubungan saya dengan keluarga baik biasnya kita bagi suara dalam keluarga hehehe agar tidak beradu argument, beda pilihan tapi dibawa bercanda dan tidak terbawa konflik begitupun sesama tetangga dan masyarakat.”( Wawancara pada tanggal 09 Oktober 2019 )

Pernyataan salah satu tokoh di desa Balong yang diatas telah menjawab hasil wawancara yang sebelumnya bahewa keadaan pemilu sekarang tidaklah menimbulkan konflik fisik dan menyatan denagn aman dan terkendali dalam pelaksanaan pemilihan umum didasrkan dinamika sosial politiknya tidak terganggu dan berjalan dengan benar.

Kajian politik lokal di tingkat desa tidak dapat dipisahkan dengan sistem demokrasi. Dalam perkembangannya, proses demokrasi di desa menjadi kompleks. Hal ini sejalan dengan proses sejarah yang telah menyertainya. Proses demokrasi dalam sejarah tidak dapat dipisahkan dengan sistem kekuasaan yang sedang berlaku. Konsep saling mempengaruhi antara sosial dan politik termasuk unsur-unsur yang ada di dalamnya merupakan suatu keniscayaan, pun dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Desa yang ada dikecematan Ujungloe Kabupaten Bulukumba dengan berbagai responden yang ada merupakan salah satu simbol dari konsep saling mempengaruhi antara sosial, politik dan unsur-unsur

sosial politik berbagai dinamika biasanya berubah-ubah, sehingga tujuna implikasi pemilihan umum 2019 terhadap keakraban warga Negara di kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba berjalan dengan kualitas penyelengaraan dengan tidak mempermasalhkan tentan konsep berdemokrasi bebas jujur dan adil. Berikut pernyataan masyrakat terkait kualitas keakraban dalam pemilihan, salah satunya, bapak berinisial AM Yang menyatakan bahwa :

“ Saya ini penyelenggara saya lihat dilingkungan saya ada beberapa calon legeslatif saya melihanya Aman Alhamdulillah meskipun beda pilihan tetap jalan masing-masing dilingkungan masyarakat saya meskipun saya penyelengaranya saya berbeda pilihan dengan keluarga tapi tidak pernah beradu argumen dan konflik karena argument baik konflik fisik dan batin, saya menilai dari sosial masyarakat pula begitu aman-aman saja daam menetukan sikap memilih Caleg dan Presidan atau (pilpres).” ( Wawancara tanggal 09 Oktober 2019 )

Pendapat lainterkait efektifnya pemilihan umum ini dalam penelitian tentang keakraban warga Negara dalam memilih pemimpin atau wakil rakyat, dapat disampaikan juga oleh bapak yang berinisial MA yang menyatakan bahwa :

“Pendapat saya dalam pemilihan kekaran beransur aman dan juga saya memilih dengan hak saya sebagai pemilih saya

Padangloang ini misalkan beda pilihan tapi tidak ada konflik juga kelihatanya aman-aman saja rukun dalam keakraban meskipun ada sipat cangung bertemu dalam artian berjalang sendiri-sendiri tetap baku ngomong atar masyarakat tidak ada tekanan dalam perbedaan, ini pendapat saya tidak tau ditempat lain iye.” ( Wawancara pada tanggal 10 Oktober 2019 )

Melihat berbagai permaslahan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa walaupun semua rencana yang telah disusun dapat terselesaikan dengan cukup baik. Namun sebagai Negara yang demokrasi sepatutnya menjaga marwa bahwa keakraban bangsa Indonesia tetap terjaga meskipun berbagai fenomena konflik yang terjadi bai materil maupun non materil, implikasi pemilihan umum ini adalah phenomena yang sering terjadi 5 tahun sekali secara konstitusi dan untuk menghargai suara rakyat dalam sistem demokrasi.

c. Tahap membahas tentang keakraban warga Negara dalam ( Pemilu )

Dalam pemilihan umum ini tentang keakraban saya akan membahas pengantarnya dulu sebelum saya membahas tentang temuan wawancara dalam observasi di masyarakat kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba yang saya akan kemukakan ini tentang keakraban dlam warga Negara Nusantara adalah Wilayah dengan kultur Masyarata yg berbeda satu dengan lain-nya. Perbendan inilah yg disadari oleh Para

Konsep ” pancasila bhineka tunggal ika”.

Namun dalam berbangsa dan bernegara dewasa ini nila-nilai sebagaimana tersebut di atas dapat dirasakan sebagai tema2 dalam berbagai kegiatan Dialog, Diskusi dan Simposium semata, Sementara itu, Akibat dari munculnya Pertentangan ber-aroma agama, budaya dan kapital Segragasi dapat mengikis rasa “sumpah pemuda ” yg luar biasa dalam teks Abadi. Seharus-nya perbedaan beragama, berbudaya dan pendapatan dalam idiologi kapital, tidak membuat setiap insan menjadikan orang lain sebagai musuh bersama yg pada akibatnya ” hilangnya keakraban warga Negara ” Tanah Pusaka Tumpah dara kita. Penyesatan dalam pemberitaan di medsos dan mungkin di media laingnya, tidak kita sadari dapat berkonstribusi terhadap ” Hilangnya Keakraban” sesama anak negeri di Nusantara ini. Fenomena sebagaimana tersebuat di atas, menyita ruang dan waktu dalam diskusi tanpa solusi, karena yang hadir turut berkonstribusi terhadap hilangnya keaktaban sesama Anak Negeri.

Dalam presefsi diatas menunjukan bahwa tahap tertanggung jawaban antara keakraban warga Negara bisa kita lihat bagaimana hasil dilapangan penelitian yang dilakukan bersifat pramodial sebagai tim evaluasi didalam sistem pemilihan umum yang terjadi dimasyrakat. Hasil menujukan bahwa laporan pemerinta kecamatan Ujungloe sekiranya bertanggung jawab dan masyarakat bekerja sama agar keakraban warga Negara tetap terjaga. Ini hasil

wawancanyan sebagai berikut :

“Pertanggung jawaban saya untuk menjaga warga saya yang ada di desa Bijawan bagaimana tidak saya juga berperang aktif sebagai masyarakat dan tokoh didesa saya tetap berkoordinasi sesame warga desa Bijawang meskipun berbeda pilihan, saya juga selaku BPD melihat pemilihan kali ini aman dan tidak ada konflik batin semua warga meskipun terkadan beradu argumen tapi tetap aman sebelum dan sesudah pemilihan terlaksana itu tanggapan saya.” ( Wawancara tanggal 13 Oktober 2019 )

Dari hasil wawancara diatas peneliti menemukan bahwa meskipun keakraban masyarakat terjaga ada suatu kondisi dimana sebagai aparatur Negara juga netral dan tidak menginterfengsi pemilih dan juga anggota penyelengara atau panitia ( KKPS ) juga turut sosialisasi menjaga kenetralan untuk menjga kelancaran pemilihan umum serentak.

Dalam hasil penelitian menunjukan bahwa laporan pertanggung jawaban pemerintah yang saya tujukan di desa Bijawang kecematan Ujungloe agar tetap kondusif baik sebelum dan sesudah pemilihan, ini sesuai dengan hasil wawancara aparatur desa Bijwang. Bukan hanya itu hal ini juga terjadi pada Tokoh masyarakat lainya seperti di desa Garanta yaitu bapak yang berinisial AM, yang mengemukakan bahwa :

“ Ada perbedaan pendapat antara pendukung partai politik yang satu dengan yang lainya, akan tetapi bisa diantisipasi ( mulanya berbeda

kembali sehingga akrab kembali sesama pendukung partai Politik ), sehingga pemilu tetap aman, tertip dan lancar sampai sekarang sesudah pemilihan umum.” ( Wawancara pada tanggal 04 Oktober )

Selain itu pemilu serentak ini pada dasrnya mempunyai prinsip bagaimana dikemukakan hasil wawancara diatas berbagai dinamika tentang pembelaan dan dukungan dari para pemilih saling bersaing dan seluruh tokoh juga berperang aktif menyukseskan pemilu, akan diketahui

Dokumen terkait