• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan rumus besar sampel, jumlah sampel minimum adalah 40 orang. Dalam penelitian, sebanyak 46 sampel penelitian yang diambil dari mahasiswa India Tamil Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi ciri-ciri inklusi dan eksklusi. Foto frontal diedit dengan bantuan program komputerisasi dengan pembesaran titik referensi 1 : 2 yaitu 1cm pada foto dan 2cm pada kondisi sebenarnya. Pengukuran proporsi wajah kemudiannya dilakukan pada foto frontal sampel yang telah dicetak pada kertas foto berukuran 3R.

Tabel 1. Hasil Uji Intraoperator dan Uji t pada Lima Sampel

No. Proporsi Tinggi Wajah Rerata Pengukuran (I) / mm Rerata Pengukuran (II) / mm Sd (akhir) Sig. (2-tailed) = p 1. Tri – G 55,35 55,26 0,003* 0,998* 2. G – Sn 63,79 64,01 0,202* 0,901* 3. Sn – Me 65,32 65,35 0,087* 0,984* 4. TFH (Total Facial Height) 184,38 184,63 0,076* 0,963*

*Standar deviasi (Sd) akhir berada di antara nilai 0 – 1

*Signifikansi (p) > 0,05 : tidak terdapat perbedaan yang signifikansi / bermakna

Tabel 1 menunjukkan hasil uji intraoperator dan uji t yang dilakukan pada lima sampel yang diambil secara acak dari pengukuran I dan pengukuran II. Hasil yang didapatkan ketelitian pada pengukuran proporsi tinggi wajah (Tri – G, G – Sn, dan Sn – Me) serta TFH (Total Facial Height) dapat diterima dan operator layak untuk melanjutkan penelitian karena standar deviasi (Sd) akhir yang didapatkan

terhadap kedua pengukuran berada di antara nilai 0 – 1, serta signifikansi (p) > 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata proporsi tinggi wajah pada pengukuran I dan II.

Rerata proporsi tinggi wajah yang didapatkan dari pengukuran yang dilakukan pada foto frontal pada seluruh sampel (pria dan wanita) mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU (Tabel 2) adalah 57,47 mm (Tri – G); 63,71 mm (G – Sn); dan 64,40 mm (Sn – Me); serta 185,58 mm (TFH/total facial height).

Tabel 2. Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Seluruh Sampel (Pria dan Wanita)

No. Pengukuran Jumlah (orang) Rerata (mm) Standar deviasi

1. Tri – G 46 57,47 3,05 2. G – Sn 46 63,71 2,74 3. Sn – Me 46 64,40 3,80 4. TFH (total facial height) 46 185,58 7,13

Rerata hasil pengukuran proporsi tinggi wajah yang didapatkan pada foto frontal pada sampel pria mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU (Tabel 3) adalah 59,05 mm (Tri – G); 63,50 mm (G – Sn); dan 67,16 mm (Sn – Me); serta 189,72 mm (TFH/total facial height). Sedangkan rerata hasil pengukuran proporsi tinggi wajah yang didapatkan pada foto frontal pada sampel wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU (Tabel 4) adalah 56,91 mm (Tri – G); 63,79 mm (G – Sn); dan 63,42 mm (Sn – Me); serta 184,12 mm (TFH/total facial height).

Tabel 3. Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Pria

No. Pengukuran Jumlah (orang) Rerata (mm) Standar deviasi

1. Tri – G 12 59,05 3,09 2. G – Sn 12 63,50 2,05 3. Sn – Me 12 67,16 2,44 4. TFH (total facial height) 12 189,72 6,53

Tabel 4. Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Wanita

No. Pengukuran Jumlah (orang) Rerata (mm) Standar deviasi

1. Tri – G 34 56,91 2,87 2. G – Sn 34 63,79 2,97 3. Sn – Me 34 63,42 3,73 4. TFH (total facial height) 34 184,12 6,84

Hasil uji normalitas data (uji Shapiro – Wilk) pada lampiran 10 menunjukkan bahwa data pengukuran proporsi tinggi wajah pada 12 orang pria dan 34 orang wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU memiliki distribusi yang normal (p > 0,05), sehingga uji dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t tidak berpasangan.

Tabel 5. Hasil Uji t tidak berpasangan Proporsi Tinggi Wajah berdasarkan Jenis Kelamin.

No. Pengukuran Jenis Kelamin Rerata (mm) Sig. (2-tailed) = p 1. Tri – G Pria 59.0517 0,035* Wanita 56.9118 2. G – Sn Pria 63.5033 0,760 Wanita 63.7882 3. Sn – Me Pria 67.1608 0,000* Wanita 63.4221 4. TFH (Total Facial Height) Pria 189.7158 0,018* Wanita 184.1224

*Signifikansi (p) < 0,05 : terdapat perbedaan yang signifikansi / bermakna

Hasil uji t tidak berpasangan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) pada nilai Tri – G, Sn – Me dan THF antara pria dengan wanita dimana proporsi sepertiga wajah atas (Tri – G) dengan nilai p = 0,0035 , sepertiga wajah bawah (Sn – Me) dengan nilai p = 0,000 dan THF (Total Facial Height) dengan nilai p = 0,018 , sedangkan proporsi sepertiga wajah tengah (G – Sn) tidak terdapat perbedaan(p > 0,05) antara pria dan wanita dengan nilai p = 0,760.

BAB 5 PEMBAHASAN

Kecantikan wajah sangat penting dalam komunikasi antara manusia. Cantik merupakan kekuatan sosial yang mempunyai pengaruh positif pada semua aspek budaya masyarakat. 27 Tujuan perawatan ortodonti sebenarnya tidak hanya memenuhi keinginan pasien untuk meningkatkan estetika wajah, tetapi juga untuk mendapatkan fungsi mastikasi yang optimal dan fisiologis yang baik.1 Masyarakat purba Mesir pada zaman sebelum masehi merupakan masyarakat yang paling dahulu mengetahui tentang kemenarikan proporsi wajah dan tubuh yang harmonis. 27

Leonardo da Vinci membagi wajah kepada tiga bagian secara vertikal (tinggi), yaitu dari batas rambut frontal (Trichion) ke akar hidung (Glabella), akar hidung ke dasar hidung (Subnasal), dan dari dasar hidung ke bawah dagu (Menton) manakala pembagian secara horizontal adalah jarak dari lebar kedua mata kanan dan kiri, jarak

inner intercanthus dan jarak dari lateral canthus kanan dan kiri ke helicalrim. Saat ini, fotometri adalah metode yang dapat digunakan untuk membantu dignosa ortodonti karena metodenya akurat, mudah, dan keberhasilan dalam merekam kondisi bentuk asli wajah. 11

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan foto frontal wajah pada posisi

Natural Head Position (NHP). Focal lens pada fotometri ini, yang digunakan adalah 100 mm untuk mencegah terjadinya distorsi pada wajah. Hal ini karena portrait focal lens yang adekuat berkisar antara 90 hingga 135 mm. Sedangkan ketinggian kamera diatur selaras ketinggian tubuh subjek penelitian dengan menaikkan dan menurunkan ketinggian tripod. 5,8

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata proporsi tinggi wajah etnik India Tamil Malaysia dan melihat perbedaan rata- rata proporsi tinggi wajah antara pria dan wanita. Metode yang digunakan adalah metode fotometri dengan menggunakan subjek penelitian mahasiswa India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU) yang berusia ≥ 18 tahun. Hal ini berdasarkan

penelitian Pelton Elsasser yang mengatakan bahwa terjadinya perubahan vertikal pada wajah sebelum usia mencapai 18 tahun karena terjadinya tumbuh kembang dentokraniofasial. 28

Pada umumnya, proporsi wajah secara vertikal mempunyai pembagian yang tidak sama besar. Hasil yang didapat pada masyarakat Asia Timur, ukuran sepertiga wajah tengah biasanya lebih besar daripada ukuran sepertiga wajah atas dan sama dengan ukuran sepertiga wajah bawah. Sementara ukuran sepertiga wajah atas lebih kecil daripada sepertiga wajah bawah. Sepertiga wajah bawah sendiri dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu bibir atas, bibir bawah, dan dagu. 29

Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata proporsi tinggi wajah pada seluruh sampel (pria dan wanita) mahasiwa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 57,47 mm (Tri – G); 63,71 mm (G – Sn); dan 64,40 mm (Sn – Me); serta 185,58 mm (TFH/total facial height). Hal ini menunjukkan bahwa ras India Tamil Malaysia memiliki ukuran sepertiga wajah atas lebih kecil daripada ukuran sepertiga wajah tengah dan ukuran sepertiga wajah bawah, sedangkan ukuran sepertiga wajah tengah lebih kecil daripada ukuran sepertiga wajah bawah tetapi dengan nilai perbedaan yang kecil. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh SK Jain. dkk., yang menunjukkan bahwa ukuran sepertiga wajah bawah pada penduduk Himachali lebih besar daripada ukuran sepertiga wajah tengah. Hasil yang didapatkan juga sama dengan penelitian Powel dan Humphries terhadap populasi penduduk Amerika Utara yang memiliki ukuran sepertiga wajah bawah yang lebih besar daripada ukuran sepertiga wajah tengah. 11

Tabel 3 menunjukkan rerata hasil pengukuran proporsi tinggi wajah yang didapatkan pada foto frontal pada sampel pria mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 59,05 mm (Tri – G); 63,50 mm (G – Sn); dan 67,16 mm (Sn – Me); serta 189,72 mm (TFH/total facial height). Sedangkan Tabel 4 menunjukkan rerata hasil pengukuran proporsi tinggi wajah yang didapatkan pada foto frontal pada sampel wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 56,91 mm (Tri – G); 63,79 mm (G – Sn); dan 63,42 mm (Sn – Me); serta 184,12 mm (TFH/total facial height). Hasil menunjukkan bahwa ukuran sepertiga wajah bawah pria dan wanita lebih besar daripada ukuran sepertiga wajah tengah dan sepertiga wajah atas. Hal ini sesuai

dengan penelitian Anic – Milosevic dkk., yang membandingkan segmen proporsi wajah bawah terhadap pria dan wanita dan didapatkan hasil bahwa dagu merepresentasikan segmen terbesar sementara tinggi bibir bawah merupakan segmen terkecil. 29

Sebelum dilanjutkan dengan uji analitik, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas pada seluruh data pengukuran dengan menggunakan uji Shapiro – Wilk. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan uji analitik yang tepat dalam pengolahan data. Jika hasil uji normalitas data menunjukkan nilai data terdistrubusi normal (p > 0,05), maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. Jika nilai data yang didapatkan tidak terdistribusi normal, maka uji analitik dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji Mann – Whitney. Pada lampiran 9 menunjukkan hasil uji normalitas data yang didapat adalah data terdistribusi normal (p > 0,05) sehingga dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan.

Hasil uji t tidak berpasangan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) pada nilai Tri – G, Sn – Me dan THF antara pria dengan wanita dimana proporsi sepertiga wajah atas (Tri – G) dengan nilai p = 0,0035, sepertiga wajah bawah (Sn – Me) dengan nilai p = 0,000 dan THF (Total Facial Height) dengan nilai p = 0,018, sedangkan proporsi sepertiga wajah tengah (G – Sn) tidak terdapat perbedaan(p > 0,05) antara pria dan wanita dengan nilai p = 0,760. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh David terhadap proporsi tinggi wajah pada ras Deutromelayu. Hasil yang didapat menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p < 0,05) pada proporsi sepertiga wajah atas (Tri – G) dengan nilai p = 0,038, sepertiga wajah tengah (G – Sn) : p = 0,004, proporsi sepertiga wajah bawah (Sn – Me) dengan nilai p = 0,0001, dan TFH (Total Facial Height) dengan nilai p = 0,0001 antara pria dan wanita.

Pelton dan Elsasser telah melakukan penelitian untuk mengetahui morfologi dentofasial, perubahan profil wajah terhadap 6829 sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin. Sampel yang digunakan sebanyak 3676 pria dan 3153 wanita berusia 5 – 24 tahun. Hasil penelitian ini adalah panjang wajah pada pria berhenti mengalami pertumbuhan pada usia 18 tahun, sedangkan panjang wajah pada wanita berhenti

mengalami pertumbuhan pada usia 15 tahun. Hal ini merupakan faktor yang menyebabkan proporsi tinggi wajah pada pria lebih besar berbanding wanita. 28

BAB 6

Dokumen terkait