• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Proporsi Tinggi Wajah Berdasarkan Fotometri Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia Fkg Usu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Proporsi Tinggi Wajah Berdasarkan Fotometri Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia Fkg Usu"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA INDIA TAMIL

MALAYSIA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperolehgelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

MUHAMMAD SALAHUDDIN BIN AZHAR NIM: 110600205

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Tahun 2015

Salahuddin Azhar

Gambaran Proporsi Tinggi Wajah Berdasarkan Fotometri Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia.

ix + 32 halaman

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rerata proporsi tinggi wajah dan melihat perbedaan proporsi tinggi wajah pada pria dan wanita India Tamil Malaysia berdasarkan fotometri. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

cross- sectional. Pemilihan sampel adalah menggunakan metode purposive sampling

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 46 orang sampel.

Rerata proporsi tinggi wajah yang didapatkan terhadap pengukuran yang dilakukan pada foto frontal pada seluruh sampel pria dan wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 57,47 mm (Tri – G); 63,71 mm (G – Sn); dan 64,40 mm (Sn – Me); serta 185,58 mm (TFH/ total facial height). Rerata hasil pengukuran proporsi tinggi wajah yang didapatkan pada sampel pria mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 59,05 mm (Tri – G); 63,50 mm (G – Sn); dan 67,16 mm (Sn – Me); serta 189,72 mm (TFH/ total facial height) sedangkan rerata hasil pengukuran proporsi tinggi wajah yang didapatkan pada sampel wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 56,91 mm (Tri – G); 63,79 mm (G – Sn); dan 63,42 mm (Sn – Me); serta 184,12 mm (TFH/ total facial height).

Hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada proporsi sepertiga wajah atas (Tri – G), sepertiga wajah bawah (Sn – Me) dan (THF/Total Facial Height), sedangkan proporsi sepertiga wajah tengah (G – Sn) tidak terdapat perbedaanantara pria dan wanita.

(3)

ii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 17 Februari 2015

Pembimbing: Tanda tangan

(4)

iii

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Proporsi Tinggi Wajah berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda Azhar Bin Hussain dan Ibunda Faizah Kamaruddin atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta bantuan baik berupa moral ataupun materi kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan

penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)., sebagai Ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort., sebagai pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K). dan Ervina Sofyanti, drg., Sp.Ort., sebagai penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penulis.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia FKG Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan motivasinya.

(5)

iv penulis.

8. Teman – teman penulis, Intan, Khalilah, Syuhada, David, serta seluruh teman angkatan 2011, senior, dan junior yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas yang bantuannya dalam segala hal.

9. Teman – teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia, Yudith Hasibuan, Octavina Sitorus, Indah Gayatri, Vassanty, Andira, dan Aida Violiny yang telah memberi semangat dan masukan – masukan kepada penulis serta kepada mahasiswa India Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia dan meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ortodonsia.

Medan, 5 Januari 2015 Penulis,

(6)

v

2.1.1 Proporsi Horizontal Wajah ... 5

2.1.2 Proporsi Vertikal Wajah ... 6

3.7 Variabel dan Definisi Operasional ... 16

3.7.1 Variabel Terikat ... 16

3.7.2 Variabel Bebas ... 16

(7)

vi

BAB 5 PEMBAHASAN ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 29 6.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(8)

vii

Tabel Halaman

1 Hasil Uji Operator dan uji t pada lima sampel ... 21

2 Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah (Total) ... 22

3 Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Pria ... 23

3 Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Wanita ... 23

(9)

viii

Gambar Halaman

1 Proporsi horizontal wajah ... 5

2 Proporsi vertikal wajah ... 6

3 Proporsi wajah tidak seimbang ... 7

4 Fotometri Ekstraoral ... 9

5 Natural Head Position (NHP) ... 10

6 Fotometri Intraoral ... 11

7 Alat dan Bahan Penelitian ... 16

8 Proporsi wajah seimbang ... 17

(10)

ix Lampiran

1 Kerangka Teori

2 Kerangka Konsep

3 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

4 Lembar Kuesioner Penelitian

5 Surat Pernyataan Persetujuan

6 Jadwal Kegiatan

7 Anggaran Biaya Penelitian

8 Hasil Uji Operator dan Uji T

9 Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah

10 Uji Normalitas Data

11 Uji Statistik Uji T

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ortodonsia adalah salah satu cabang dalam ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan tindakan preventif, interseptif, dan korektif.Menurut The British Society of Orthodontics, ortodonsia adalah ilmu yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan rahang, wajah, dan tubuh yang dapat mempengaruhi keadaan gigi geligi. Ortodonsia juga mempelajari adanya aksi dan reaksi dari pengaruh luar maupundalam terhadap proses tumbuh kembang, serta pencegahan dan perawatan terhadap proses tumbuh kembang yang mengalami gangguan.1

Jackson menyatakan bahwa tujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk mendapatkan efisiensi fungsi, keseimbangan struktur, dan estetika wajah yang ideal.1,2 Namun pada zaman modern seperti sekarang ini, keinginan untuk meningkatkan estetis wajah merupakan alasan utama pasien mencari perawatan ortodonti. 3

Menurut Giddon, mendefinisikan cantik dan menarik merupakan topik yang cukup kompleks. Persepsi cantik dan menarik oleh seorang ortodontis berdasarkan pengalaman klinisnya dapat berbeda dengan persepsiorangawam.4Persepsi mengenai tampilan wajah yang menyenangkandapat dipengaruhi beberapa faktor seperti latar belakang etnis, kebudayaan, kepribadian, jenis kelamin, dan usia.5

Secara keseluruhan, wajah manusia adalah bagian yang dianggap paling penting dari tubuh dan berperan terhadap penampilan seorang individu.6 Proporsi wajah yang ideal dapat dibagi menjadi tiga bagian yang hampir sama secara vertikal. Sepertiga yang paling atas adalah dari titik trichion (Tr) ke titik glabella (G), sepertiga tengah yaitu dari jaringan lunak glabella (G) ke titik subnasal (Sn) dan sepertiga vertikal bawah dimulai dari subnasal sampai ke menton (Me). 7

(12)

1981), computer-imaging (Guess dan Solzer, 1989), sefalometri (Garner, 1974) dan fotometri (Gavan dkk., 1952;Stoner, 1955; Neger, 1959). 8 Langkah pertama dalam mengevaluasi proporsi wajah adalah dengan mengamati wajah pasien itu dari pandangan frontal.9 Tiga jenis fotometri yang sering digunakan adalah foto profil, foto frontal dengan bibir relaks, dan foto frontal dengan senyuman. Fotometri wajah sangat efektif untuk menganalisis wajah yang ideal.10

SK Jain. dkk., melakukan penelitian mengenai pengukuran vertikal dan angular wajah terhadap 100 orang subjek pria dewasa Himachali dibandingkan dengan populasi Amerika Utara dan hasil diperoleh bahwa rata-rata pria Himachali memiliki ukuran sepertiga wajah tengah lebih kecil, glabella kurang menonjol, ukuran sepertiga wajah bawah lebih besar, dahi yang rata, rahang lebih menonjol, dan memiliki dagu yang lebih besar daripada masyarakat Amerika Utara.11

Arqoub SHA. dkk., melakukan penelitian mengenai pengaruh perubahan anteroposterior (AP) dan proporsi vertikal sepertiga wajah bawah berdasarkan tingkat kemenarikan wajah dengan menggunakan 452 orang penduduk Jordan (219 pria dan 235 wanita) dengan variasi usia dan status profesi. Hasil yang didapat bahwa wajah yang paling menarik adalah pada pria dengan profil Klas I yang memiliki ukuran sepertiga wajah bawah yang normal dan wanita dengan profil Klas I yang memiliki ukuran sepertiga wajah bawah yang lebih kecil. Pria dan wanita dengan profil wajah Klas II yang memiliki ukuran sepertiga wajah bawah lebih besar masuk dalam kategori kurang menarik.12

(13)

David juga telah melakukan penelitian mengenai proporsi tinggi wajah pada ras Deutromelayu dengan populasi penelitian adalah mahasiswa pria dan wanita FKG USU. Sampel minimum adalah masing-masing 23 orang. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa rerata proporsi tinggi wajah pada wanita ras Deutromelayu adalah 54,02 mm (Tri – G); 59,45 mm (G – Sn); 57,41 mm (Sn – Me); dan 170,88 mm (TFH/Total facial height), sedangkan rerata proporsi tinggi wajah pada pria ras Deutromelayu adalah 58,54 mm (Tri – G); 64,84 mm (G – Sn); 68,93 mm (Sn – Me); dan 192,31 mm (TFH/Total facial height). 14

Saat ini penelitian tentang proporsi tinggi wajah pada etnik India Tamil Malaysia belum pernah dilakukan oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut dengan menggunakan metode fotometri.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas maka permasalahan yang hendak diteliti yaitu:

1. Berapakah rata-rata proporsi tinggi wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU?

2. Apakah terdapat perbedaan proporsi tinggi wajah pada pria dan wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui rata-rata proporsi tinggi wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.

(14)

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah :

1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis dan rencana perawatan ortodonti khususnya pada orang India Tamil Malaysia.

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proporsi Wajah

Sejak zaman kuno, proporsi wajah telah dijelaskan oleh seniman Romawi dan Yunani. Yunani kuno mengajarkan bahwa perawakan manusia yang ideal harus sama dengan delapan kali tinggi kepala dan panjang leher pula adalah kira-kira satu setengah dari panjang kepala. Langkah pertama untuk menganalisis proporsi wajah adalah dengan melakukan pemeriksaan wajah dari pandangan frontal. Proporsi wajah dibagi menjadi dua yaitu proporsi horizontal wajah dan proporsi vertikal wajah.1,9

2.1.1 Proporsi Horizontal Wajah

Bidang horizontal akan terlihat bilateral simetris dengan melakukan pembagian lebar wajah secara vertikal menjadi lima bagian mengikuti “Rules of fifths” yaitu jarak dari medial canthus ke lateral canthus kanan dan kiri (lebar kedua mata), jarak inner intercanthus dan jarak dari lateral canthus kanan dan kiri ke

helical rim. Lebar inter-pupillary mata harus sama dengan lebar mulut.1,2,9,17,18 Gambar 1 menunjukkan gambaran proporsi wajah secara horizontal.

(16)

2.1.2 Proporsi Vertikal Wajah

Seniman dari zaman Renaisance,da Vinci dan Durer mengemukakan bahwa proporsi wajah harus digunakan untuk melukis anatomi wajah manusia dengan tepat. Mereka menyimpulkan bahwa jarak dari garis rambut (trichion) ke pangkal hidung (glabella), pangkal hidung ke dasar hidung (subnasal), dan dari dasar hidung ke dagu (menton) harus sama dengan ratio proporsi tiggi wajah yang ideal 1/3:1/3:1/3. Penelitian Farkas menunjukkan bahwa ras Kaukasoid modern memiliki sepertiga wajah bawah yang lebih panjang. 9 Sepertiga wajah bawah juga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu sepertiga atas dari subnasal ke stomion, sepertiga tengah stomion ke lipatan labiomental, dan sepertiga bawah dari lipatan labiomental ke menton.1,2,9,21

Gambar 2 menunjukkan gambaran proporsi wajah secara vertikal.

Gambar 2. Proporsi Vertikal Wajah17

(17)

atas, tinggi wajah bawah dan total tinggi wajah lebih banyak terjadi pada wajah hiperdivergen daripada wajah mesiodivergen yang hanya pada tinggi wajah atas dan total tinggi wajah. 26

Hubungan vertikal skeletal dapat membantu dalam menganalisis sudut yang terbentuk antara batas bawah mandibula dan garis horizontal Frankfurt (garis antara titik teratas external auditory meatus dan batas bawah orbital). Umumnya kedua bidang tersebut berpotongan pada regio occipital. Jika kedua bidang tersebut melewati region occipital menunjukkan pertumbuhan wajah secara horizontal, dan jika kedua garis ini bertemu di anterior regio occipital menunjukkan pertumbuhan wajah secara vertikal. 1 Gambar 3 menunjukkan gambaran proporsi wajah tidak seimbang.

Gambar 3. Proporsi wajah tidak seimbang. Asimetris karena pergerakan vertikal15

2.2 Fotometri

(18)

memberikan informasi untuk mengevaluasi jaringan lunak. 15 Pada saat ini, fotometri diambil dengan menggunakan kamera digital. Kelebihan kamera digital adalah penggunaannya yang mudah dan efisien. Selain itu, jika hasil gambar yang didapatkan kurang baik, dapat segera diperbaiki dengan image-editing-software. Terdapat dua jenis fotometri yaitu fotometri ekstra oral dan fotometri intra oral.

1,2,7,9,16

2.2.1 Fotometri Ekstra oral

Fotometri klinis ekstra oral merupakan metode yang sangat mudah. Operator hanya perlu menyesuaikan posisi pasien ditempat yang seharusnya dan pengambilan foto dilakukan. Terdapat empat jenis fotometri ekstra oral yaitu fotometri wajah – frontal (bibir relaks), fotometri wajah-frontal (dalam keadaan tersenyum), profil (direkomendasikan dari sudut kanan pasien-bibir relaks), dan profil (45o) juga dikenalidengan profil ¾ dalam keadaan tersenyum. Keempat foto tersebut dapat memberikan informasi keadaan pasien kepada dokter gigi. Selain itu, kegunaanfotometri ekstra oral adalah untuk mengevaluasi hubungan kraniofasial dan proporsi sebelum dan sesudah perawatan, penilaian profil jaringan lunak, studi longitudinal dalam pengobatan dan pasca retensi, memantau kemajuan perawatan, mendeteksi, dan merekam ketidaksimbangan otot-otot serta mendeteksi dan merekam asimetri wajah. Gambar 4 menunjukkan gambaran fotometri ekstra oral. Pengambilan fotometri ekstra oral harus mengikuti guideline yang telah ditetapkan American Board of Orthodontics seperti berikut : 1,2,7,9,16

a. Memperhatikan kualitas cetakan foto, baik foto hitam putih maupun foto berwarna.

b. Kepala pasien harus diarahkan tepat pada pada bidang Natural Head Position (NHP).

(19)

d. Pandangan frontal dengan ekspresi wajah serius atau dengan bibir tersenyum.

e. Latar belakang harus bebas dari gangguan.

f. Kualitas pencahayaan harus dapat menunjukkan kontur wajah tanpa adanya bayangan pada latar belakang.

g. Telinga diperlihatkan untuk tujuan orientasi.

h. Mata pasien harus terbuka dan menatap lurus ke depan serta kacamata harus dilepaskan.

Gambar 4. Fotometri Ekstra oral. (A) Foto frontal dengan bibir relaks, (B) Foto frontal dengan bibir dalam keadaan tersenyum, (C) Foto lateral dengan bibir relaks, (D) Foto profil 45o dengan bibir dalam keadaan tersenyum16

Posisi kepala pasien merupakan hal yang pentingsaat melakukan evaluasi klinis. Posisi kepala yang tidak benar akan mengakibatkan kesalahan pada diagnosa dan rencana perawatan. Untuk menilai proporsi wajah dengan akurat, pasien seharusnya diperiksa dalam keadaan Natural Head Position (NHP). NHP didefinisikan sebagai suatu standar orientasi kepala yang dapat dicapai apabila seseorang diminta untuk melihat jauh ke pada satu titik di depan matanya yang berada pada satu garis lurus yang sejajar. Hal ini memungkinkan garis vertikal ekstrakranial dan garis horizontal yang tegak lurus terhadap vertikal dapat digunakan sebagai garis referensi untuk menganalisis estetika wajah. NHP mula diperkenalkan dalam bidang ortodontik sekitar tahun 1950 oleh Dawn (1956), Bjerin (1957), dan Moorrees dan

(20)

Kean (1958). Prosedur menggunakan teknik NHP dalam pengambilan foto klinis wajah foto frontal atau lateral dan radiografi sefalometri menjadi lebih mudah membuat analisis profil wajah menjadi lebih mudahdan baik. Hal ini dikarenakan NHP merupakan posisi alamiah dan hanya menggunakan kerangka eksternal sedangkan garis Frankfort Horizontal (FH) yang menggunakan kerangka internal atau “Landmarks” yang tidak alami dan sulit untuk diperoleh karena secara biologis kerangka internal ini bervariasi pada setiap individu dan ras. 20,21 Gambar 6 menunjukkan gambaran natural head position (NHP).

Gambar 5. Natural Head Position (NHP)

21

2.2.2 Fotometri Intra oral

(21)

beberapa tahun sesudah perawatan.1,2,7,9,16 Gambar 5 menunjukkan gambaran fotometri intra oral.

Gambar 6. Fotometri Intra oral. (A) Foto frontal dalam keadaan oklusi, (B) Foto bukal kanan dalam keadaan oklusi, (C) Foto bukal kiri dalam keadaan oklusi, (D) Foto oklusal rahang atas, (E) Foto oklusal rahang bawah1,16

2.3 Etnik India Tamil Malaysia

Penduduk India Tamil Malaysia merupakan suatu kaum yang berasal dari India Selatan. Orang-orang India Selatan ini termasuk ke dalam ras Kaukasoid. Mereka telah datang ke Malaysia sejak dua ribu tahun yang lalu. Kelompok-kelompok seperti komunitas Chitty Melaka dan komunitas Mamak merupakan keturunan pendatang pada masa Kesultanan Melaka dan pada masa penjajahan Portugal dan Belanda. Perebutan Negeri-negeri Selat – Pulau Pinang, Melaka, dan Singapura oleh pihak Inggris antara tahun 1786 hingga tahun 1824 memunculkan suatu aliran masuk yang terdiri daripada buruh, pedagang, dan narapidanayang bekerja dalam bidang pertanian, militer, dan perdagangan. Hal tersebut diikuti oleh datangnya orang India secara beramai-ramai dari subbenua India ke Tanah Melayu.

22-25

A B C

(22)
(23)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan

cross-sectional, yaitu untuk menganalisis rata-rata proporsi tinggi wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan proporsi tinggi wajah pada pria dan wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Agustus 2014 hingga bulan Februari 2015 bertempat di Departemen Ortodonsia FKG USU di Jalan Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswa pria dan wanita India Tamil Malaysia yang yang masih aktif mengikuti pendidikan di FKG USU.

3.4 Sampel Penelitian

Sampel diambil dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.

Kriteria inklusi :

a. Mahasiswa Malaysia FKG USU

b. Warga negara Malaysia India Tamil (dua keturunan) c. Berusia ≥18tahun

d. Belum menerima perawatan ortodonti

(24)

f. Crowded ringan dan diastema ≤ 2mm g. Tidak memakai gigi tiruan

h. Gigi permanen lengkap (kecuali molar tiga) i. Bibir kompeten

j. Tidak memiliki asimetri wajah Kriteria ekslusi :

a. Riwayat fraktur / trauma

b. Riwayat bedah plastik / maxillofacial

c. Sampel menolak untuk berpartisipasi

3.5 Besar Sampel

P : Proporsi penelitian sebelumnya, yaitu 81,69% sehingga P = 0,8169 d : Presisi mutlak, dipilih sebesar 10% sehingga d = 0,1

� = (1,64)

2. 0,8169. (0,1831) (0,1)2

� = 0,40

0,01�= 40

(25)

3.6 Alat dan Bahan Alat :

a. Tiga serangkai (sonde, kaca mulut, pinset)

b. Kain putih berukuran 0,95m x 1,10m sebagai latar belakang c. Meteran

d. Kursi e. Tripod

f.Kamera digital Canon A2300 IS

g. Kaliper digital merek Krisbow dengan ketelitian 0,02 mm h. Penggaris logam Faber Castle

i.Pensil 2B merek Faber Castle j.Penghapus merek Faber Castle k. Kalkulator merek Casio fx-570MS l.Plastik transparan

Bahan :

a. Kertas foto 3R b. Kuesioner penelitian

(26)

Gambar 7. Alat dan bahan penelitian. (A) Tiga serangkai (B) Kain putih, (C) Meteran (D) Kursi, (E) Tripod, (F)Kamera, (G)Kaliper digital, (H) Pembaris, (I) Kalkulator, (J)Alat tulis, (K) Kertas foto

3.7 Variabel dan Definisi Operasional 3.7.1 Variabel Terikat

1. Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU 2. Usia

3. Jenis Kelamin

3.7.2 Variabel Bebas

1. Proporsi tinggi wajah (Gambar 8) a) Trichion-Glabella (Tri-G) b) Glabella-Subnasal (G-Sn) c) Subnasal-Menton (Sn-Me)

A B C D

E F G

(27)

Gambar 8. Proporsi tinggi wajah seimbang (A)

pandangan frontal, (B) pandanganlateral.1

Definisi Operasional

1. Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah mahasiswa yang aktif kuliah di FKG USU bersuku India Tamil berkewarganegaraan Malaysia.

2. Usia adalah satuan waktu umur seseorang yang dihitung dari tahun lahir sampai waktu dilakukan pengambilan foto dan yang tercatat di dalam kuesioner.

3. Jenis kelamin adalah perbedaan ciri-ciri fisik yang dapat membedakan laki-laki dan perempuan.

4. Trichion (Tri) adalah batas atas dahi yang ditandai dengan garis rambut frontal.

5. Glabella (G) adalah bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis mata.

6. Subnasal (Sn) adalah pertemuan antara columella dengan bibir atas pada dasar hidung.

7. Menton (Me) adalah titik paling inferior dari jaringan lunak dagu.

8. Tinggi 1/3 wajah atas adalah garis yang menghubungkan trichion ke

glabella.

9. Tinggi 1/3 wajah tengah adalah garis yang menghubungkan glabella ke

subnasal.

(28)

10. Tinggi 1/3 wajah bawah adalah garis yang menghubungkan subnasal ke

menton.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Prosedur penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap pengumpulan data dengan alat bantu kuesioner dan dilakukan pemeriksaan klinis intra oral. Kemudian dilakukan pengambilan foto, pengambilan data klinis dan tahap analisis foto.

1. Penyebaran Kuesioner dan Pemeriksaan klinis intra oral

Lembar pengisian data sampel (kuesioner) dibagikan kepada mahasiswa India Malaysia FKG USU. Kuesioner tersebut bertujuan menyeleksi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan klinis intra oraldilakukan untuk melihar relasi molar Klas I Angle dengan overbite dan overjet normal (2-4 mm). Mahasiswa yang telah memenuhi kriteria dan bersedia menjadi subjek penelitian diminta mengisi lembar persetujuan (informed consent). Kemudian subjek penelitian diminta mengatur jadwal untuk melakukan h

2. Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan foto frontal wajah pada sampel :

a) Tata letak studio mini diatur dalam pengambilan foto frontal wajah pada sampel. Kain putih ditempelkan sebagai latar belakang dengan ukuran 0,95 m x 1,10 m. Kursi diletakkan sejauh 0,75 m dari latar kemudian tripod dan kamera diletakkan 1,5 m dari kursi.

b) Sampel diminta untuk duduk di kursi. Kemudian sebagai titik referensi untukpembanding pada cetakan foto, operator menempel kertas berukuran 2 cm x 2 cm di dahi sampel. Perbandingan hasil print adalah 1 : 2 (1 cm pada foto dan 2 cm pada kondisi sebenarnya.

(29)

d) Kamera diatur dalam posisi portrait dan tripod disesuaikan dengan tinggi kepala sampel.

e) Bibir sampel harus tertutup dan dalam keadaan relaks. Untuk mendapatkan posisi Natural Head Position (NHP) sampel diminta untuk menatap lurus ke lensa kamera serta pastikan garis interpupil sampel berada dalam garis yang sejajar.

f) Kemudian dilakukan pengambilan foto frontal pada sampel. Setelah semua sampel terfoto, dilakukan pencetakan foto pada kertas foto E-Print berukuran 3R.

g) Setelah pencetakan, dilakukan pengukuran proporsi tinggi wajah secara fontal (Tri – G, G – Sn, Sn – Me) pada foto dengan menggunakan caliper digital. Pada foto frontal ditentukan dan dibuat titik-titik dan garis-garis pengukuran tinggi wajah. Titik-titik tersebut adalah Tri, G, Sn, dan Me.

Gambar 9. Pengukuran Tinggi Wajah

(30)

i) Uji operator harus dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui ketelitian dalam pengukuran. Hal ini karena setiap pengukuran belum tentu mendapatkan hasil yang sama dengan pengukuran sebelumnya. Pengujian uji interoperator dilaksanakan dengan mengambil 5 sampel secara acak dari pengukuran pertama dan pengukuran kedua. Kemudian dicari standar deviasi dari kedua pengukuran tersebut. Standar deviasi pengukuran pertama dan kedua kemudian dicari lagi standar deviasinya. Sekiranya standar deviasi yang ditunjukkan sekitar angka antara 0 – 1 berarti pengukuran tersebut masih akurat dan operator layak untuk dijadikan peneliti.

3. Pengambilan Data Klinis dan Analisis Data

Kemudian hasil pengukuran yang diperoleh dicatat dalam bentuk linear (mm) pada lembar pencatatan proporsi tinggi wajah. Seterusnya pengolahan data dan analisis data dilakukan.

3.9 Pengolahan Data

Data diolah dengan menggunakan komputer dan ditabulasi dengan bantuan program komputerisasi. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis data yaitu:

1. Uji Deskriptif

Uji deskriptif digunakan untuk menganalisis rata-rata proporsi setiap komponen yang menyusun tinggi wajah pada pria dan wanita mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.

2. Uji t tidak berpasangan

(31)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan rumus besar sampel, jumlah sampel minimum adalah 40 orang. Dalam penelitian, sebanyak 46 sampel penelitian yang diambil dari mahasiswa India Tamil Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi ciri-ciri inklusi dan eksklusi. Foto frontal diedit dengan bantuan program komputerisasi dengan pembesaran titik referensi 1 : 2 yaitu 1cm pada foto dan 2cm pada kondisi sebenarnya. Pengukuran proporsi wajah kemudiannya dilakukan pada foto frontal sampel yang telah dicetak pada kertas foto berukuran 3R.

Tabel 1. Hasil Uji Intraoperator dan Uji t pada Lima Sampel

No. Proporsi

*Standar deviasi (Sd) akhir berada di antara nilai 0 – 1

*Signifikansi (p) > 0,05 : tidak terdapat perbedaan yang signifikansi / bermakna

(32)

terhadap kedua pengukuran berada di antara nilai 0 – 1, serta signifikansi (p) > 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata proporsi tinggi wajah pada pengukuran I dan II.

Rerata proporsi tinggi wajah yang didapatkan dari pengukuran yang dilakukan pada foto frontal pada seluruh sampel (pria dan wanita) mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU (Tabel 2) adalah 57,47 mm (Tri – G); 63,71 mm (G – Sn); dan 64,40 mm (Sn – Me); serta 185,58 mm (TFH/total facial height).

Tabel 2. Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Seluruh Sampel (Pria dan Wanita)

No. Pengukuran Jumlah (orang) Rerata (mm) Standar deviasi

1. Tri – G 46 57,47 3,05

2. G – Sn 46 63,71 2,74

3. Sn – Me 46 64,40 3,80

4. TFH (total facial height)

46 185,58 7,13

(33)

Tabel 3. Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Pria

No. Pengukuran Jumlah (orang) Rerata (mm) Standar deviasi

1. Tri – G 12 59,05 3,09

2. G – Sn 12 63,50 2,05

3. Sn – Me 12 67,16 2,44

4. TFH (total facial height)

12 189,72 6,53

Tabel 4. Hasil Pengukuran Proporsi Tinggi Wajah pada Wanita

No. Pengukuran Jumlah (orang) Rerata (mm) Standar deviasi

1. Tri – G 34 56,91 2,87

2. G – Sn 34 63,79 2,97

3. Sn – Me 34 63,42 3,73

4. TFH (total facial height)

34 184,12 6,84

(34)

Tabel 5. Hasil Uji t tidak berpasangan Proporsi Tinggi Wajah berdasarkan Jenis Kelamin.

No. Pengukuran Jenis Kelamin Rerata (mm) Sig. (2-tailed) = p

1. Tri – G Pria 59.0517 0,035*

Wanita 56.9118

2. G – Sn Pria 63.5033 0,760

Wanita 63.7882

3. Sn – Me Pria 67.1608 0,000*

Wanita 63.4221

4. TFH (Total

Facial Height)

Pria 189.7158 0,018*

Wanita 184.1224

*Signifikansi (p) < 0,05 : terdapat perbedaan yang signifikansi / bermakna

(35)

BAB 5 PEMBAHASAN

Kecantikan wajah sangat penting dalam komunikasi antara manusia. Cantik merupakan kekuatan sosial yang mempunyai pengaruh positif pada semua aspek budaya masyarakat. 27 Tujuan perawatan ortodonti sebenarnya tidak hanya memenuhi keinginan pasien untuk meningkatkan estetika wajah, tetapi juga untuk mendapatkan fungsi mastikasi yang optimal dan fisiologis yang baik.1 Masyarakat purba Mesir pada zaman sebelum masehi merupakan masyarakat yang paling dahulu mengetahui tentang kemenarikan proporsi wajah dan tubuh yang harmonis. 27

Leonardo da Vinci membagi wajah kepada tiga bagian secara vertikal (tinggi), yaitu dari batas rambut frontal (Trichion) ke akar hidung (Glabella), akar hidung ke dasar hidung (Subnasal), dan dari dasar hidung ke bawah dagu (Menton) manakala pembagian secara horizontal adalah jarak dari lebar kedua mata kanan dan kiri, jarak

inner intercanthus dan jarak dari lateral canthus kanan dan kiri ke helicalrim. Saat ini, fotometri adalah metode yang dapat digunakan untuk membantu dignosa ortodonti karena metodenya akurat, mudah, dan keberhasilan dalam merekam kondisi bentuk asli wajah. 11

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan foto frontal wajah pada posisi

Natural Head Position (NHP). Focal lens pada fotometri ini, yang digunakan adalah 100 mm untuk mencegah terjadinya distorsi pada wajah. Hal ini karena portrait focal lens yang adekuat berkisar antara 90 hingga 135 mm. Sedangkan ketinggian kamera diatur selaras ketinggian tubuh subjek penelitian dengan menaikkan dan menurunkan ketinggian tripod. 5,8

(36)

penelitian Pelton Elsasser yang mengatakan bahwa terjadinya perubahan vertikal pada wajah sebelum usia mencapai 18 tahun karena terjadinya tumbuh kembang dentokraniofasial. 28

Pada umumnya, proporsi wajah secara vertikal mempunyai pembagian yang tidak sama besar. Hasil yang didapat pada masyarakat Asia Timur, ukuran sepertiga wajah tengah biasanya lebih besar daripada ukuran sepertiga wajah atas dan sama dengan ukuran sepertiga wajah bawah. Sementara ukuran sepertiga wajah atas lebih kecil daripada sepertiga wajah bawah. Sepertiga wajah bawah sendiri dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu bibir atas, bibir bawah, dan dagu. 29

Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata proporsi tinggi wajah pada seluruh sampel (pria dan wanita) mahasiwa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 57,47 mm (Tri – G); 63,71 mm (G – Sn); dan 64,40 mm (Sn – Me); serta 185,58 mm (TFH/total facial height). Hal ini menunjukkan bahwa ras India Tamil Malaysia memiliki ukuran sepertiga wajah atas lebih kecil daripada ukuran sepertiga wajah tengah dan ukuran sepertiga wajah bawah, sedangkan ukuran sepertiga wajah tengah lebih kecil daripada ukuran sepertiga wajah bawah tetapi dengan nilai perbedaan yang kecil. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh SK Jain. dkk., yang menunjukkan bahwa ukuran sepertiga wajah bawah pada penduduk Himachali lebih besar daripada ukuran sepertiga wajah tengah. Hasil yang didapatkan juga sama dengan penelitian Powel dan Humphries terhadap populasi penduduk Amerika Utara yang memiliki ukuran sepertiga wajah bawah yang lebih besar daripada ukuran sepertiga wajah tengah. 11

(37)

dengan penelitian Anic – Milosevic dkk., yang membandingkan segmen proporsi wajah bawah terhadap pria dan wanita dan didapatkan hasil bahwa dagu merepresentasikan segmen terbesar sementara tinggi bibir bawah merupakan segmen terkecil. 29

Sebelum dilanjutkan dengan uji analitik, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas pada seluruh data pengukuran dengan menggunakan uji Shapiro – Wilk. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan uji analitik yang tepat dalam pengolahan data. Jika hasil uji normalitas data menunjukkan nilai data terdistrubusi normal (p > 0,05), maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. Jika nilai data yang didapatkan tidak terdistribusi normal, maka uji analitik dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji Mann – Whitney. Pada lampiran 9 menunjukkan hasil uji normalitas data yang didapat adalah data terdistribusi normal (p > 0,05) sehingga dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan.

Hasil uji t tidak berpasangan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) pada nilai Tri – G, Sn – Me dan THF antara pria dengan wanita dimana proporsi sepertiga wajah atas (Tri – G) dengan nilai p = 0,0035, sepertiga wajah bawah (Sn – Me) dengan nilai p = 0,000 dan THF (Total Facial Height) dengan nilai p = 0,018, sedangkan proporsi sepertiga wajah tengah (G – Sn) tidak terdapat perbedaan(p > 0,05) antara pria dan wanita dengan nilai p = 0,760. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh David terhadap proporsi tinggi wajah pada ras Deutromelayu. Hasil yang didapat menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p < 0,05) pada proporsi sepertiga wajah atas (Tri – G) dengan nilai p = 0,038, sepertiga wajah tengah (G – Sn) : p = 0,004, proporsi sepertiga wajah bawah (Sn – Me) dengan nilai p = 0,0001, dan TFH (Total Facial Height) dengan nilai p = 0,0001 antara pria dan wanita.

(38)
(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian proporsi tinggi wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dapat disimpulkan bahwa:

1. Rerata proporsi tinggi wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 57,47 mm (Tri – G); 63,71 mm (G – Sn); dan 64,40 mm (Sn – Me); serta 185,58 mm (TFH/total facial height).

2. Rerata proporsi tinggi wajah mahasiswa pria India Tamil Malaysia FKG USU adalah 59,05 mm (Tri – G); 63,50 mm (G – Sn); dan 67,16 mm (Sn – Me); serta 189,72 mm (TFH/total facial height). Sedangkan rerata proporsi tinggi wajah pada mahasiswa wanita India Tamil Malaysia FKG USU adalah 56,91 mm (Tri – G); 63,79 mm (G – Sn); dan 63,42 mm (Sn – Me); serta 184,12 mm (TFH/total facial height).

3. Hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) pada nilai Tri – G, Sn – Me dan THF antara pria dengan wanita dimana proporsi sepertiga wajah atas (Tri – G) dengan nilai p = 0,0035 , sepertiga wajah bawah (Sn – Me) dengan nilai p = 0,000 dan THF (Total Facial Height) dengan nilai p = 0,018 sedangkan proporsi sepertiga wajah tengah (G – Sn) tidak terdapat perbedaan(p > 0,05) antara pria dan wanita dengan nilai p = 0,760.

4. Hasil perbandingan proporsi tinggi wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah 1 : 1,11 : 1,12

6.2 Saran

(40)

DAFTAR PUSTAKA

1. Iyyer BS.Orthodontics: the art and science 4th ed. New Delhi: Arya Publishing House, 1998: 1 – 2, 123 – 5, 132 – 7.

2. Singh G. Textbook of Orthodontic 2nd ed. New Delhi: Jaypee, 2007 : 3 – 4 , 94 – 6, 128 – 30.

3. Virlik SK, Demirbas E, Orhan M. Influence of lower facial height changes on frontal facial attractiveness and perception of treatment need by lay people. Angle Orthod 2010; 80: 1159.

4. Johnston DJ, Hunt O, Johnston CD, Burden DJ, Stevenson M, Hepper P.The influence of lower face vertical proportion on facial attractiveness. European Orthod Soc 2005; 27: 349 – 54.

5. Reddy M, Ahuja NK, Raghav P, Kundu V, Mishra V. A Computer-assisted angular photogrammetric analysis of the soft tissue facial profile of North Indian adults. J Ind Orthod Soc 2011; 45(3): 119 – 23.

6. Rossetti A, Menezes MD, Rosati R, Ferrario VF, Sforza C. The role of the golden proportions in the evaluation of facial esthetics. Angle Orthod 2013; 83: 801.

7. English JD, Peltomaki T, Litschel KP. Mosby’s Orthodontic Review. St. Louis: Elsevier, 2009: 36 – 42, 52 – 9.

8. Milosevic SA, Varga ML, Slaj M. Analysis of the tissue facial profile by means of angular measurement. European of Orthod 2008 ; 30: 135-40.

9. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics 4th ed. St. Louis: Mosby’s Elsevier, 2007 :176 – 82, 207 – 8.

10. Havens DC, McNamara JA, Sigler LM, Baccetti T. The role of the posed smile in overall facial esthetics. Angle Orthod 2010; 322 – 8.

(41)

12. Arqoub SHA, Al-Khateeb SN. Perception of profile attractiveness of different antero-posterior and vertical proportions. European Orthod Soc 2011; 33: 103 – 11.

13. Costa MCC, Barbosa MC, Bittencourt MAV. Evaluation of facial proportions in the vertical plane to investigate the relationship between skeletal and soft tissue dimensions. Dental Press J Orthod; 2011; 16: 99 – 106.

14. David V. Proporsi tinggi wajah berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa USU ras Deutromelayu dengan fotometri. Skripsi Medan: Program Studi Kedokteran Gigi FKG USU, 2013.

15. Aksu M, Kaya D, Kocadreli I. Realiability of reference distances used in photogrammetry. Angle Orthod 2010; 80: 670 – 7.

16. Samawi S. A short guide to clinical digital photography orthodontics. Jordan: Sdoc 2008: 5, 12 – 20.

17. Medica Travel Smiles Team. A Beautiful Smile.

( 4 September

2014).

18. Dentalpedia. Facial Proportions

2014)

19. Graber TM. Orthodontics current principles and techniques 3rd ed. Missouri: Mosby’s, 2000 :14 – 8, 44 – 51.

20. Bansal N, Singla J, Gera G, Gupta M, Kaur G. Reliability of natural head position in orthodontic diagnosis : a cephalometric study. Contem Clinical Dent 2012; 3 : 180 – 3.

21. Naini FB. The frankfort plane and head positioning in facial aesthetic analysis – the perpetuation of a myth. 2014)

(42)

23. Department of Statistics Malaysia. Population distribution and basic

demographic characteristic report 2010.

24. Masyarakat India Di Malaysia

25. Rentetan Sejarah Kedatangan Kaum India

(Agustus 16.2014)

26. Prasetio I. Perubahan dimensi vertikal pada perawatan ortodonti dengan pencabutan empat gigi premolar pertama pada maloklusi klas i tahun 2010. Tesis. Medan : Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG USU, 2010: 7.

27. Matoula S, Pancherz H. Skeletofacial morphology of attractive and nonattractive faces. Angle Orthod 2006; 76: 204.

28. Pelton WJ. Elsasser WA. Studies of dentofacial morphology IV : profile changes among 6829 white individual according to age and sex. Am J Orthod Dentofac Orthop 1995; 25; 199 – 207.

29. Prendergast PM. Advanced surgical facial rejuvenation : facial proportions. Ireland : Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2012: 15 – 6.

(43)

Tujuan Perawatan Ortodonti

(44)

Gambaran Proporsi Tinggi Wajah Fotometri Frontal

Analisis Fotometri Berusia ≥18tahun

(Pria dan wanita)

Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

Trichion - Glabella Glabella - Subnasal Subnasal - Menton

Analisa Data

(45)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Saudara/I sekalian, perkenalkan saya Muhammad Salahuddin Bin Azhar, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “GAMBARAN PROPORSI TINGGI WAJAH BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proporsi tinggi wajah pada mahasiswa India Malaysia FKG USU dan membedakannya berdasarkan jenis kelamin. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk membantu penegakan diagnosis dan rencana perawatan dalam bidang ortodonti, masukan ilmiah bagi ilmu ortodonti serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner dan dilakukan pemeriksaan langsung untuk melihat apakah kondisi rongga mulut serta ekstraoral telah memenuhi kriteria yang diinginkan. Setelah itu akan dilakukan foto pandangan frontal wajah dalam posisi bibir relaks. Penelitian tidak akan menimbulkan efek samping apapun. Biaya foto seluruhnya ditanggung oleh saya sebagai peneliti.

Jika Saudara/i bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat ketersediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Semoga keterangan yang telah saya berikan cukup jelas dan dapat dimengerti dengan baik. Atas ketersediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya mengucapkan terima kasih.

Medan,

Muhammad Salahuddin Bin Azhar

(46)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN DEPARTEMEN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GAMBARAN PROPORSI TINGGI WAJAH BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU

A. IDENTITAS RESPONDEN

B. RIWAYAT DENTAL DAN WAJAH

Perawatan ortodonti : Sudah/ Sedang/ Belum pernah

Trauma pada wajah : Pernah/ Tidak pernah

Tindakan bedah pada wajah : Pernah/ Tidak pernah

C. PEMERIKSAAN INTRAORAL DAN EKSTRAORAL (diisi oleh operator) Gigi geligi lengkap sampai M2 : Rahang atas Ya/ Tidak

Crowded/ malposisi gigi yang berat : Ya/ Tidak

(47)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Umur :

Jenis Kelamin :

No. Hp :

Menyatakan bersedia untuk ikut turut serta dalam penelitian yang berjudul GAMBARAN PROPORSI TINGGI WAJAH BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU dan tidak akan menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian hari.

Dengan demikian pernyataan ini Saya buat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Medan,

Pembuat pernyataan

(48)

JADWAL KEGIATAN

NO Kegiatan

Bulan

Agustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 Penelusuran

Kepustakaan x x x x 2 Pembuatan

Proposal x x x x 3 Seminar

Proposal x

4 Pengumpulan

Data x x x x

5 Pengolahan

Data x x x x

6 Analisis Data x x x x

7 Penulisan Laporan Penelitian

x x x x

8 Diskusi Tim x

9 Perbaikan dan Penyerahan Laporan

(49)

ANGGARAN PENELITIAN

1. Alat dan Bahan

a. Kertas kwarto 1 rim @ Rp 28.000 : Rp 28.000

b. Alat tulis (pensil, pulpen, penghapus,penggaris besi) : Rp 30.000

c. Meteran besi : Rp 12.000

d. Kain putih 1,2 m x 1,5 m @ Rp 15.000/meter : Rp 18.000 2. Biaya pembuatan kuesioner

Fotokopi kuesioner 60 lembar @ Rp 150 : Rp 9.000 3. Biaya Pencetakan foto ukuran 3R

60 lembar @ Rp 1.400 : Rp 85.000

4. Biaya penggandaan proposal dan hasil penelitian : Rp 200.000

5. Biaya seminar 3 @ Rp 180.000 : Rp 540.000

6. Biaya souvenir untuk responden : Rp 100.000

7. Biaya tidak terduga : Rp 150.000 +

Total biaya: : Rp 1.172.000

(50)

LAMPIRAN 8

Standart deviasi akhir dari standar deviasi (1) dan (2)

Tri – G

No G – Sn Sn – Me Total Facial Height (TFH)

Sd (1) 4.48349 2.57137 2.53862 8.22488

Sd (2) 4.48804 2.85771 2.41519 8.33306

(51)

operator

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tri_G 1 .302 5 .152 .783 5 .058

2 .310 5 .130 .756 5 .054

G_Sn 1 .194 5 .200* .975 5 .904

2 .191 5 .200* .961 5 .814

Sn_Me 1 .240 5 .200* .884 5 .327

2 .241 5 .200* .882 5 .317

TFH 1 .199 5 .200* .918 5 .515

2 .200 5 .200* .908 5 .457

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

T-Test

Group Statistics

operator N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Tri_G 1 5 55.2480 4.48349 2.00508

2 5 55.2560 4.48804 2.00711

G_Sn 1 5 63.7880 2.57137 1.14995

2 5 64.0080 2.85771 1.27801

Sn_Me 1 5 65.3200 2.53862 1.13531

2 5 65.3520 2.41519 1.08010

TFH 1 5 1.8438E2 8.22488 3.67828

(52)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Tri_G Equal variances assumed

.000 .991 .003 - 8 .998 -.00800 2.83705 -6.55024 6.53424

Equal variances not assumed

-.003 8.000 .998 -.00800 2.83705 -6.55025 6.53425

G_Sn Equal variances assumed

.053 .824

(53)
(54)

41. 57.04 66.42 62.00 185.46

Gambaran Proporsi Tinggi Wajah Berdasarkan Fotometri pada MahasiswaPria India Tamil Malaysia FKG USU. (latest)

(55)

15. 58.08 66.56 55.76 180.40

Sampel Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

(56)

22. Emily Joyce Wanita

38. Narashangkari Wanita

(57)

Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Jenis Kelamin

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tri_G Laki-laki .172 12 .200* .950 12 .639

Perempuan .085 34 .200* .972 34 .537

G_Sn Laki-laki .155 12 .200* .970 12 .906

Perempuan .143 34 .086 .967 34 .408

Sn_Me Laki-laki .283 12 .009 .801 12 .054

Perempuan .065 34 .200* .973 34 .566

TFH Laki-laki .163 12 .200* .937 12 .462

Perempuan .083 34 .200* .980 34 .783

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Data terdistribusi normal, dimana p>0.05 (menggunakan uji shapiro-wilk) karena n<50

(58)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tri - G 46 52.02 63.98 57.4700 3.05007

G - Sn 46 57.70 69.54 63.7139 2.73743

Sn - Me 46 55.68 69.96 64.3978 3.79547

Total Facial Height 46 165.50 198.76 185.5815 7.13457

Valid N (listwise) 46

Descriptives (Pria)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tri - G (Pria) 12 52.02 63.98 59.0517 3.09359

G - Sn (Pria) 12 59.26 66.58 63.5033 2.05300

Sn - Me (Pria) 12 61.94 69.96 67.1608 2.43970

Total Facial Height (Pria) 12 176.16 198.70 189.7158 6.52730

Valid N (listwise) 12

Descriptives (Wanita)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tri - G (Wanita) 34 52.12 62.96 56.9118 2.87489

G - Sn (Wanita) 34 57.70 69.54 63.7882 2.96508

Sn - Me (Wanita) 34 55.68 69.52 63.4221 3.72810

Total Facial Height (Wanita) 34 165.50 198.76 184.1224 6.84111

(59)

LAMPIRAN 11

T-Test

Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Tri_G Laki-laki 12 59.0517 3.09359 .89304

Perempuan 34 56.9118 2.87489 .49304

G_Sn Laki-laki 12 63.5033 2.05300 .59265

Perempuan 34 63.7882 2.96508 .50851

Sn_Me Laki-laki 12 67.1608 2.43970 .70428

Perempuan 34 63.4221 3.72810 .63936

TFH Laki-laki 12 1.8972E2 6.52730 1.88427

(60)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Tri_G Equal variances assumed .100 .753 2.174 44 .035 2.13990 .98419 .15640 4.12340

Equal variances not assumed 2.098 18.165 .050 2.13990 1.02010 -.00186 4.28167

G_Sn Equal variances assumed 2.839 .099 -.307 44 .760 -.28490 .92856 -2.15628 1.58648

Equal variances not assumed -.365 28.084 .718 -.28490 .78091 -1.88430 1.31450

Sn_Me Equal variances assumed 4.256 .045 3.226 44 .002 3.73877 1.15889 1.40318 6.07436

Equal variances not assumed 3.931 29.845 .000 3.73877 .95121 1.79572 5.68182

TFH Equal variances assumed .090 .765 2.463 44 .018 5.59348 2.27119 1.01619 10.17077

Equal variances not assumed 2.520 20.172 .020 5.59348 2.21968 .96584 10.22112

Gambar

Gambar 1 menunjukkan gambaran proporsi wajah secara horizontal.
Gambar 2 menunjukkan gambaran proporsi wajah secara vertikal.
Gambar 3. Proporsi wajah tidak seimbang. Asimetris karena pergerakan vertikal15
Gambar 4. Fotometri Ekstra oral. (A) Foto frontal dengan bibir relaks, (B) Foto frontal dengan bibir dalam keadaan tersenyum, (C) Foto lateral dengan bibir relaks, (D) Foto profil 45o dengan bibir dalam keadaan tersenyum16
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tipe wajah dengan ukuran lebar lengku ng gigi pada mahasiswa suku Tamil India-Malaysia FKG..

Pengambilan foto profil dilakukan dari sisi lateral kanan wajah, keadaan bibir relaks, dan kepala sampel berada pada posisi Natural Head Position (NHP) karena banyak

Hubungan Tipe Wajah dan Ukuran Lebar Lengkung Gigi mahasiswa suku Tamil India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi USU ....

16 Namun, penelitian mengenai tipe wajah dan juga lebar lengkung gigi pada masyarakat suku Tamil India-Malaysia masih sangat sedikit dilakukan, padahal suatu standar estetik

Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “ GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI NORMAL BERDASARKAN

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Menurut Subtelny Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU”

Gambaran profil wajah dapat diketahui dengan melihat hubungan antara titik pertemuan Lca dan Lcb dengan posisi garis Gl-Pog sehingga didapatkan sebagai berikut: 25

Kesimpulan, tipe senyum terbanyak yang dimiliki mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah consonant smile berdasarkan analisis smile arc, average smile berdasarkan