• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Frontal Lateral ¾ Lateral

(2)

LAMPIRAN 2

KERANGKA KONSEP

Gambaran Profil Wajah Fotometri Lateral/ Profil

Analisa Fotometri Sampel usia ≥ 18tahun

(Pria dan wanita)

Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

Convex (cembung) Concave (cekung) Straight (lurus)

Analisa Data

(3)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI NORMAL BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU

A. IDENTITAS RESPONDEN

Tindakan bedah pada wajah : Pernah/ Tidak pernah

C. PEMERIKSAAN INTRAORAL DAN EKSTRAORAL (diisi oleh operator)

(4)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Saudara/i sekalian, perkenalkan saya Yudith Mahfuza Hasibuan, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI NORMAL BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil (kecembungan) wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dan membedakannya berdasarkan jenis kelamin. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana perawatan dalam bidang ortodonti, masukan ilmiah bagi ilmu ortodonti serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner dan dilakukan pemeriksaan langsung untuk melihat apakah kondisi rongga mulut serta ekstraoral telah memenuhi kriteria yang diinginkan. Setelah itu akan dilakukan foto pandangan wajah sebelah kanan dalam posisi bibir relaks. Penelitian ini tidak akan menimbulkan efek samping apapun.

Jika Saudara/i bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat ketersediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Semoga keterangan yang telah saya berikan cukup jelas dan dapat dimengerti dengan baik. Atas ketersediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya mengucapkan terima kasih.

Medan,

Yudith Mahfuza Hasibuan

(5)

LAMPIRAN 5

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Umur :

Jenis Kelamin :

No. Hp :

Menyatakan bersedia untuk ikut turut serta dalam penelitian yang berjudul GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI NORMAL BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU dan tidak akan menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian hari.

Dengan demikian pernyataan ini Saya buat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Medan,

Pembuat pernyataan

(6)

LAMPIRAN 6

JADWAL KEGIATAN

NO Kegiatan

Bulan

(7)

Daftar Hasil Pengukuran Foto Profil pada Mahasiswa India Tamil Malaysia dengan Oklusi Normal FKG USU

No Nama Jenis kelamin Profil Wajah

1 Dharshini Segaran Perempuan Convex (cembung)

2 Uma Sundari Perempuan Convex (cembung)

3 Patrick A/L Savari Laki- laki Convex (cembung)

4 Tineshraj A/L Selvaraj Laki- laki Convex (cembung)

5 Navinkumar A/L Laki- laki Convex (cembung)

6 Gowri A/P Khrisna Rao Perempuan Convex (cembung)

7 Dharshini A/P Neelamegan Perempuan Convex (cembung)

8 Jeewena A/P Perempuan Convex (cembung)

9 Puvandran A/L Laki- laki Convex (cembung)

10 Theraraj V. Laki- laki Convex (cembung)

11 Stanley Nathan A/L Laki- laki Convex (cembung)

12 Emily Joyce Lopez A/P Clive Perempuan Convex (cembung)

13 Angeline James Perempuan Convex (cembung)

14 Lavanya A/P Ravi Perempuan Convex (cembung)

15 Divyadurga Sharma A/P Perempuan Convex (cembung)

16 Nirosa A/P Sangkar Perempuan Convex (cembung)

17 Yogambigai A/P Rajagopal Perempuan Convex (cembung)

18 Rogini A/P Parameswaran Perempuan Convex (cembung)

19 Puspa A/P Goppala Khrisnan Perempuan Convex (cembung)

20 Arun Dorasamy Laki- laki Convex (cembung)

21 Venosha Rajen Perempuan Convex (cembung)

22 Thivashini Perempuan Convex (cembung)

23 Savithira A/P Elamurugu Perempuan Convex (cembung)

24 Vanitha A/P Muthusamy Perempuan Convex (cembung)

25 Hariharen Laki- laki Convex (cembung)

26 Sasidaran Laki- laki Convex (cembung)

27 Prasna A/P Jaganadan Perempuan Convex (cembung)

28 Sabesha A/P Saravena Perempuan Convex (cembung)

29 Govin Raj P. Laki- laki Convex (cembung)

30 Santhini A/P Shanmugam Perempuan Convex (cembung)

31 Anu Rekha A/P Moganadass Perempuan Convex (cembung)

32 Athi Piriya Perempuan Convex (cembung)

33 Saranya A/P Subramaniam Perempuan Convex (cembung)

34 Tirumagal A/P Balakhrisnan Perempuan Convex (cembung)

35 Kuhantini A/P Perempuan Convex (cembung)

36 Navashangkari A/P Perempuan Convex (cembung)

37 Azwan bin Mohammed Laki- laki Convex (cembung)

38 Keishini A/P S. Perempuan Convex (cembung)

39 Prasanna A/P Perempuan Convex (cembung)

40 Lavanya Prakabaran Perempuan Convex (cembung)

41 Manogarie A/P L. Perempuan Convex (cembung)

42 Ashawathany S. Perempuan Convex (cembung)

43 Priashini A/P Raghawan Perempuan Convex (cembung)

44 Lavaneya D/O Padmanathan Perempuan Convex (cembung)

(8)

Uji Statistik Tes Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jenis Kelamin

N 45

Normal Parametersa,b Mean 1.76

Std. Deviation .435

Most Extreme Differences Absolute .469

Positive .287

Negative -.469

Kolmogorov-Smirnov Z 3.144

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

(9)

Uji Statistik Deskriptif dan Frekuensi Pengukuran Foto Profil pada Mahasiswa India Tamil Malaysia dengan Oklusi Normal FKG USU

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Gambaran Profil Wajah 45 2 2 2.00 .000

Valid N (listwise) 45

Statistics

Jenis Kelamin Gambaran Profil Wajah

N Valid 45 45

Missing 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 11 24.4 24.4 24.4

Wanita 34 75.6 75.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Gambaran Profil Wajah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(10)

Uji Crosstab Pengukuran Foto Profil pada Mahasiswa India Tamil Malaysia dengan Oklusi Normal FKG USU

Crosstab

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Gambaran Profil Wajah *

Jenis Kelamin

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Gambaran Profil Wajah * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Pria Wanita

Gambaran Profil Wajah Convex (cembung) Count 11 34

% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%

Total Count 11 34

% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%

Gambaran Profil Wajah * Jenis Kelamin Crosstabulation

Total

Gambaran Profil Wajah Convex (cembung) Count 45

% within Jenis Kelamin 100.0%

Total Count 45

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

1. Singh G. Textbook of orthodontics. 2nd Ed. New Delhi: Jaypee, 2007: 3-4, 67-9, 128-30.

2. Riedel RA. Esthetics and it’s relation to orthodontics therapy. Angle Orthod

1979; 10(3): 168-78.

3. Moghbel B, Sodagar A, Etezadi T. Determination of Holdway soft tissue norms in Iranian adolescents. Iran J Orthod 2010; 5: 32-8.

4. Albarakati SF. Soft tissue facial profile of adult Saudis: lateral cephalometric analysis. Saudi Med J 2011; 32(8): 836-42.

5. English JD, Peltomaki T, Pham-Litschel K. Mosby’s orthodontics review. St. Louis: Mosby Elsevier, 2009: 53, 58, 113-4.

6. Taki AA, Oguz F, Abuhijleh E. Facial soft tissue values in Persian adults with normal occlusion and well-balanced faces. Angle Orthod 2009; 79(3): 491-4. 7. Fernandez-Riverio P, Smyth-Chamosa E, Quintanilla D,

Suarez-Cunqueiro M. Angular photogrammetric analysis of the soft tissue facial profile. Eur J Orthod 2003; 25(4): 393-9.

8. Ioi H, Nakata S, Nakasima A, Counts A. Effect of facial convexity on antero-posterior lip positions of the most favored Japanese facial profiles. Angle Orthod 2005; 75(3): 326-32.

9. Scavone H, Zahn-Silva W, do Valle-Carotti KM, Nahas AC. Soft tissue profile in white Brazillian adults with normal occlusions and well-balanced faces. Angle Orthod 2008; 78(1): 58-63.

10. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics. 4th Ed. St. Louis: Mosby Elsevier, 2007: 179-81, 191-5.

11. Graber TM, Vanarsdall RL. Orthodontics current principles and technique. 3rd Ed. St. Louis: Mosby, 2000: 13-6, 80, 378.

(13)

13. Glasser P. Ethnic identity and the perception of facial profile aesthetics: a preliminary study. Thesis. London: The School of Graduate and Postdoctoral Studies University of Western Ontario, 2012: 4.

14. Reddy M, Ahuja NK, Raghav P, Kundu V, Mishra V. A computer-assisted angular photogrammetric analysis of the soft tissue facial profile of north Indian adults. J Ind Orthod Soc 2011; 45(3): 119-23.

15. Martins LF, Vigorito JW. Photometric analysis applied in determining facial type. Dent Press J Orthod 2012; 17(5): 71-5.

16. Anibor E, Okumagba MT. Photometric facial analysis of the Urhobo ethnic group in Nigeria. Arch Apll Sci Res 2010; 2(3): 28-32.

17. Calhoun KH, Stambaugh KI. Facial analysis and preoperative evaluation. 2006.

19. Evans S, England P, Jones M, Bowen Ruth. Orthodontics photography. 2008. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca d=rja&uact=8&ved=0CBkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.imi.org.uk% 2Ffile%2Fdownload%2F2152%2FIMINatGuidelinesOrt&ei=IGjgU6mUFcu UuASLhoGADQ&usg=AFQjCNEUFusgP1BKL4dxdeNSbUvMKvsl5g&bv m=bv.72197243,d.c2E. (4 Agustus 2014)

20. Stutts WF. Clinical photography in orthodontic practice. Am J Orthod 1978; 74(1): 1-31.

21. American Board of Orthodontic. Case preparation: facial photograph requirements.

(14)

22. Meneghini F. Clinical facial analysis: elements principles technique. Padova: Springer, 2005: 24, 47, 55-6.

23. Bishara SE. Textbook of orthodontics. Philadelphia: W. B. Saunders Company, 2001: 104-5.

24. Grybauskas S. Influence of facial profile on facial attractiveness. 2007. http://www.orthognathicsurgery.info/en/attractivenes_of_face/influence_of_fa cial_profile. (4 Juli 2014)

25. Ardhana W. Ortodonsia I: prosedur pemeriksaan ortodontik. 2009. http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/materi_orto1_pem.pdf. (5 Agustus 2014) 26. Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Color atlas of dental: Orthodontic diagnosis.

New York: Thieme Medical Publisher Inc., 1993: 173-175.

27. Jacobson A. Radiographic cephalometry: from basic to videoimaging. Hong Kong: Quintessence Publishing Co, 1995: 175, 180.

28. Dvortsin DP, Ye Q, Pruim GJ, Dijkstra PU, Ren Y. Reliability of the integrated radiograph-photograph method to obtain natural head position in cephalometric diagnosis. Angle Orthod 2011; 81(5): 889-94.

29. Sunarti L. Sejarah kependudukan Malaysia: terbentuknya masyarakat

majemuk Malaysia.

http://luckymulyadisejarah.wordpress.com/2008/06/11/sejarah-kependudukan-malaysia/. (6 Agustus 2014)

30. Ramakrishnan JN. Masyarakat India Malaysia dan dasar ekonomi baru: satu kes kajian terhadap penyertaan ekuiti. Tesis. Kuala Lumpur: University of Malaya, 1996: 21-2.

31. Department of Statistics Malaysia. Population distribution and basic

demographic characteristic report 2010.

www.statistics.gov.my/portal/index.php?option=com_content&id=1215. (8 Agustus 2014)

(15)

33. Ross KL. Genetic distance and language affinities between Autochthonous human populations. http://www.friesian.com/trees.htm. (21 Agustus 2014) 34. Asghari A, Rajaeih S, Hassannia F, Tavakolifard N, Neisyani HM, Kamrava

SK et al. Photographic facial soft tissue analysis of healthy Iranian young adults: anthropometric and angular measurements. Med J Islam Repub Iran 2014; 28(49): 1-8.

35. Hwang HS, Kim WS, Mc. Namara JA. Ethnic differences in the soft tissue profile of Korean and European-American adults with normal occlusions and well-balanced faces. Angle Orthod 2002; 72(1): 72-80.

36. Chhajed S, Kodemaru S, Singh G, Cholleti SK, Kothari S. Facial soft tissue cephalometric norms in a central India ethnic population. J of Indian Orthod Soc 2014; 48(1): 7-13.

37. Arnett GW, Bergman RT. Facial keys to orthodontic diagnosis and treatment planning part I. Am J Orthod Dentofac Orthop 1993; 103: 299-312.

38. Sharma P, Arora A, Valiathan A. 20 November 2014. Age changes of jaws and soft tissue profile. http://dx.doi.org/10.1155/2014/301501. (18 Desember 2014)

39. Nanda RS, Meng H, Kapila S, Goorhuis J. Growth changes in the soft tissue facial profile. Angle Orthod 1990; 60(3): 177-90. (Abstract)

40. Formby WA, Nanda RS, Currier GF. Longitudinal changes in the adult facial profile. Am J Orthod Dentofac Orthop 1994; 105(5): 464-76. (Abstract)

41. Mehta P, Tikku T, Khanna R, Maurya RP. Holdaway’s soft tissue

cephalometric norms for the population of Lucknow, India. J of Oral Health Res 2010; 1(4): 153-9.

42. Kalha AS, Latif A, Govardhan SN. Soft-tissue cephalometric norms in a South Indian ethnic population. Am J Orthod Dentofac Orthop 2008; 133(6): 876-81. (Abstract)

(16)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

cross sectional yaitu untuk mendeskripsikan gambaran profil wajah pada oklusi

normal berdasarkan fotometri pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Ortodonsia FKG USU Jl. Alumni No. 2 Universitas Sumatera Utara, Medan dan dilaksananakan dari bulan Agustus 2014 – Februari 2015.

3.3. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa India Tamil Malaysia

FKG USU usia ≥ 18 tahun.

3.4. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian yaitu pasien yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik purposive sampling.

(17)

Jumlah sampel minimal yang diambil peneliti adalah 41 orang.

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa Malaysia FKG USU

2. Warga negara Malaysia beretnik India Tamil (dua keturunan) 3. Berusia ≥ 18 tahun

4. Belum dan tidak mendapatkan perawatan ortodonti

5. Relasi Molar Klas I Angle dengan overjet dan overbite normal (2-4 mm) 6. Crowded ringan dan diastema ≤ 2 mm

7. Tidak memakai gigi tiruan

8. Gigi permanen lengkap (kecuali molar 3) 9. Bibir kompeten

10. Tidak memiliki asimetri wajah

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Riwayat fraktur/ trauma

2. Riwayat bedah plastik/ maxillofacial

3. Sampel menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

3.5. Variabel Penelitian

(18)

a. Straight (lurus)

b. Convex (cembung)

c. Concave (cekung)

2. Etnik India Tamil Malaysia 3. Usia

4. Jenis kelamin

3.6. Definisi Operasional

1. Mahasiswa Malaysia FKG USU adalah mahasiswa berkewarganegaraan Malaysia yang masih aktif kuliah di FKG USU.

2. Etnik India Tamil Malaysia adalah mahasiswa Malaysia FKG USU beretnik India Tamil dari dua keturunan (ayah dan ibu).

3. Usia adalah satuan waktu umur seseorang yang diukur sejak tahun lahir sampai sekarang.

4. Jenis kelamin adalah perbedaan ciri-ciri fisik yang membedakan pria dan wanita.

5. Profil wajah adalah gambaran wajah dari pandangan lateral yang didapatkan dari hasil pengukuran menurut Graber (1972).

6. Straight (lurus) menurut Graber (1972) adalah jika titik pertemuan Lca-

Lcb berada tepat pada garis Gl- Pog. (Gambar 3)

7. Convex (cembung) menurut Graber (1972) adalah jika titik pertemuan

Lca- Lcb berada di depan garis Gl- Pog. (Gambar 3)

8. Concave (cekung) menurut Graber (1972) adalah jika titik pertemuan

Lca- Lcb berada di belakang garis Gl-Pog. (Gambar 3)

9. Glabella (Gl) adalah bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis

mata kanan dan kiri.

10. Lip contour atas (Lca) adalah titik terdepan bibir atas.

11. Lip contour bawah (Lcb) adalah titik terdepan bibir bawah.

(19)

13. Natural Head Position (NHP) adalah suatu standar orientasi kepala yang

dicapai dengan melihat pada satu titik yang jauh sejajar dengan mata. (Gambar 6)

3.7. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan adalah: (Gambar 7) a. Sonde, pinset, dan kaca mulut (tiga serangkai) b. Kamera Digital Canon IXUS 115 H5

c. Tripod

d. Kain putih ukuran 1,2 m x 1,5 m sebagai latar belakang e. Kursi

f. Meteran

g. Alat tulis (pensil mekanik, pulpen, penghapus, dan penggaris besi) h. Kertas foto ukuran 3R (3,5 inchi X 5 inchi atau 8,9 cm X 12,7 cm) i. Plastik transparan

Gambar 7. a. Tiga serangkai b. Kamera c. Tripod d. Kain putih e. Kursi f. Meteran g. Alat-alat tulis h. Kertas cetak foto i. Plastik transparan

a b c d

(20)

3.8. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu pemilihan sampel dan pencetakan pada kertas foto ukuran 3R serta pengukuran masing- masing foto.

3.8.1. Pemilihan Sampel dan Pengambilan Foto

Pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan kuesioner dan melakukan pemeriksaan intraoral dan ekstraoral pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah dijabarkan. Kemudian dilakukan proses pengambilan foto di Departemen Ortodonsia FKG USU sesuai jadwal yang ditentukan.

Berikut adalah tahap- tahap pengambilan foto:

1. Kursi diletakkan 0,75 meter didepan dinding yang telah ditutupi dengan alas/ kain putih berukuran 1,2 X 1,5 meter, kemudian tripod diposisikan 1,5 meter di depan kursi responden.

2. Responden diminta untuk melepaskan kacamata atau pun benda- benda lain yang dapat menghalangi wajah dan sekitarnya.

3. Responden diminta untuk duduk menghadap ke samping kiri sehingga bagian wajah sebelah kanan menghadap kamera lalu responden diminta menatap pada satu titik jauh sejajar mata (posisi Natural Head Position).

4. Kemudian tinggi tripod diatur agar sama dengan tinggi kepala responden. 5. Dalam sehari dilakukan 3-5 pengambilan foto sampel.

3.8.2. Pencetakan dan Pengukuran Hasil Foto

Setelah foto dicetak dengan ukuran 3R di Mari Foto, dilakukan pengukuran foto sesuai dengan ketentuan profil wajah menurut Graber dengan langkah- langkah sebagai berikut: (Gambar 8)

a. Titik acuan pada foto lateral adalah titik glabella, lip contour atas, lip

contour bawah, dan pogonion

(21)

c. Pengukuran dilakukan tiga kali pada setiap sampel untuk mendapatkan hasil yang valid

Sebelum melakukan analisa data pada seluruh foto profil sampel, terlebih dahulu dilakukan uji intraoperator dengan melakukan pengukuran pada 10 foto profil kemudian dilakukan pengukuran ulang pada hari berikutnya. Jika hasil kedua pengukuran menunjukkan hasil yang sama maka ketelitian pengukuran tersebut dapat diterima dan peneliti dapat menganalisis seluruh foto sampel.

Gambar 8. Titik – titik acuan pada foto profil wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU: a. Sampel pria b. Sampel wanita

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data penelitian ini akan dilakukan secara komputerisasi.

Analisa data diawali dengan melakukan pengukuran cetakan hasil foto responden menggunakan acuan gambaran profil wajah menurut Graber menggunakan titik anatomis glabella, lip contour atas, lip contour bawah, dan pogonion dengan pensil. Pengukuran foto responden dilakukan di atas plastik transparan. Dari hasil

a b

Glabella

Glabella

Lca

Pogonion

Lca

Pogonion Lcb

(22)

(23)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di klinik Ortodonti FKG USU Medan dengan menggunakan data primer melalui pengambilan foto profil pada 45 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian adalah mahasiswa India Malaysia etnik Tamil FKG USU usia ≥ 18 tahun yang masih aktif mengikuti pendidikan dengan perincian 11 pria dan 34 wanita. Hasil pengambilan foto profil dicetak pada kertas foto ukuran 3R lalu dilakukan pengukuran gambaran profil wajah secara langsung pada cetakan foto tersebut.

Gambar 9. Hasil pengukuran foto profil wajah mahasiswa India Tamil

Malaysia dengan oklusi normal FKG USU: a. Sampel pria b.Sampel wanita

Uji intraoperator terlebih dahulu dilakukan pada 10 foto profil sampel dan kemudian dilakukan pengukuran ulang di hari berikutnya pada foto-foto profil yang sama. Uji intraoperator tersebut menghasilkan hasil pengukuran gambaran profil

(24)

wajah yang sama sehingga peneliti dinyatakan lulus uji intraoperator dan dapat melanjutkan untuk menganalisa seluruh foto profil sampel penelitian. (Lampiran 7)

Tabel 1. Distribusi Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

No Gambaran Profil Wajah Jumlah Persentase (%)

1 Straight/ lurus 0 0

2 Convex/ cembung 45 100

3 Concave/ cekung 0 0

Total 45 100

Tabel 1 menunjukkan distribusi gambaran profil wajah pada mahasiswa India Malaysia FKG USU berdasarkan fotometri yang menunjukkan hasil konveks/ cembung secara keseluruhan. Berdasarkan hasil pengukuran juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yaitu baik gambaran profil wajah sampel pria dan wanita mahasiswa India Malaysia FKG USU adalah konveks/ cembung (Tabel 2). Uji Chi

Square tidak dapat dilakukan karena hasil pengukuran gambaran profil wajah yang

dihasilkan adalah homogen/ tidak bervariasi sehingga dilakukan uji Crosstab (Lampiran 10).

(25)

BAB 5

PEMBAHASAN

Selain untuk mencapai fungsi mastikasi dan keseimbangan struktur (skeletal, jaringan lunak, dan gigi geligi) yang seimbang, tampilan wajah yang ideal menjadi perhatian khusus terutama bagi pasien yang telah selesai dilakukan perawatan ortodonti. Persepsi tampilan wajah ideal bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, etnik, jenis kelamin, sosial budaya, dan usia.34 Oleh karena perbedaan persepsi tersebut, klinisi harus mempertimbangkan nilai normal wajah ideal yang sesuai dengan ras maupun etnik pasien saat menyusun rencana perawatan.35,36 Wajah yang ideal dipengaruhi oleh jaringan lunak yang menutupi jaringan skeletal. Oleh karena itu, menurut beberapa ahli seperti Subtelny, Burstone, Bowker, dan Meredith mengatakan bahwa pemeriksaan jaringan lunak harus dilakukan agar klinisi dapat mengevaluasi diskrepansi jaringan skeletal yang disebabkan perbedaan ketebalan jaringan lunak pada setiap individu.7

Profil wajah merupakan salah satu komponen jaringan lunak yang harus diperiksa untuk menegakkan diagnosis ortodontik.34 Namun penggunaan analisis sefalometri tidak selalu memberikan hasil estetis yang baik bahkan setelah perawatan ortodonti selesai dilakukan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi jaringan lunak yang sangat bervariasi sehingga pola dentoskeletal tidak lagi akurat dalam mengevaluasi ketidakharmonisan/ ketidakseimbangan pada wajah. Selain itu, ketidakseimbangan wajah (seperti bibir inadekuat, lip redundancy) dapat terjadi tanpa adanya gangguan pada dentoskeletal.36,37

Michiels melakukan penelitian pada 27 orang dengan hubungan molar Klas I Angle yang belum pernah menerima perawatan ortodonti untuk dilakukan beberapa analisa sefalometri dalam memprediksi profil wajah mereka. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian tersebut antara lain: penentuan profil wajah menggunakan

landmark basis kranial tidak memberikan hasil yang akurat; pengukuran

(26)

wajah yang sebenarnya; tidak ada pengukuran yang 100% akurat dan; ketebalan jaringan lunak dan inklinasi aksial insisivus adalah penyebab utama yang menyebabkan ketidakakuratan penentuan profil wajah menggunakan analisis sefalometri.37 Banyak penelitian yang telah menggunakan foto ekstraoral dalam menganalisa jaringan lunak secara langsung.7,34 Pengukuran profil wajah menggunakan fotografi ekstraoral bersifat tidak invasif pada pasien dan lebih efektif.34

Profil wajah sangat dipengaruhi oleh ras. Sampai saat sekarang ini, nilai normal yang umumnya dijadikan acuan untuk mendapatkan hasil tampilan wajah yang ideal adalah nilai normal ras Kaukasoid. Nilai normal ras Kaukasoid tersebut tidak dapat diterapkan pada individu dengan ras yang berbeda.36 Namun, penduduk dunia yang memiliki ras yang sama pun bisa mempunyai nilai normal yang berbeda. Sebagai contoh, penduduk Persia/ Irak adalah termasuk ras Kaukasoid, tetapi berdasarkan penelitian Taki dkk., yang telah dilakukan pada penduduk Persia/ Irak menemukan bahwa nilai konveksitas skeletal, H Angle, tebal bibir atas, dan tebal jaringan lunak dagu yang lebih besar daripada nilai normal Holdaway Kaukasoid kulit putih.6 Begitu juga dengan penelitian Reddy dkk., yang menghitung sudut

nasofacial populasi India utara memberikan hasil profil wajah total yang lebih

konveks (cembung) daripada populasi Eropa.14 Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan sampel India Malaysia yang merupakan ras Kaukasoid untuk membandingkan gambaran profil wajah keduanya.

(27)

selesai pada usia 18 tahun sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini adalah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU usia ≥ 18 tahun.41

Pengambilan foto profil dilakukan dari sisi lateral kanan wajah, keadaan bibir relaks, dan kepala sampel berada pada posisi Natural Head Position (NHP) karena banyak penelitian yang telah melaporkan kestabilan dan hasil yang baik dari penggunaan NHP, sedangkan Frankfort Horizontal menggunakan acuan skeletal internal yang berubah secara kontinu selama proses petumbuhan dan bervariasi pada setiap individu dapat mengarahkan kepada diagnosa dan rencana perawatan yang tidak tepat.28 Analisa hasil foto profil dilakukan secara langsung menggunakan metode Graber (1972) yang mengacu pada 4 titik anatomis yaitu glabella, lip contour atas, lip contour bawah, dan pogonion.29

Berdasarkan hasil pengukuran (Tabel 1) didapatkan bahwa gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan fotometri adalah konveks/ cembung secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jain dan Karla yang mengatakan bahwa etnik India mempunyai konveksitas wajah yang besar berdasarkan analisis Burstone.3 Hal ini sejalan dengan penelitian pada populasi Persia yang mempunyai konveksitas skeletal dan H Angle yang lebih besar daripada nilai normal Holdaway. Selain itu, ketebalan bibir atas dan dagu juga lebih besar pada etnik Persia dibandingkan dengan nilai normal Holdaway.6 Pada mahasiswa India Tamil Malaysia juga ditemukan keadaan bibir yang tebal yang menyebabkan gambaran profil wajah yang cembung dibandingkan dengan Kaukasoid kulit putih. Berdasarkan penelitian Kalha menambahkan bahwa gigi geligi penduduk India Selatan lebih protrusif daripada Kaukasoid kulit putih sehingga mendukung gambaran profil wajah yang lebih cembung pada populasi India Selatan.42 Seperti diketahui, nenek moyang India Malaysia etnik Tamil adalah berasal dari India Selatan.30,32

(28)

pria dan wanita.41 Sedangkan pada penelitian Lalitha dkk., dengan metode Arnett menunjukkan bahwa pria mempunyai bibir yang lebih tebal daripada wanita. Perbedaan ini kemungkinan terjadi karena metode Arnett menggunakan analisis jaringan lunak dengan referensi NHP, sedangkan analisis-analisis sebelumnya (Steiner’s plane, Rickett’s E- Line, Holdaway’s H Angle, dll) menggunakan referensi Frankfort Horizontal ataupun basis kranial yang cenderung tidak stabil. Penelitian

(29)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gambaran profil wajah pada mahasiswa India Malaysia dengan oklusi normal FKG USU, dapat disimpulkan bahwa:

1. Rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU adalah konveks (cembung) secara keseluruhan.

2. Gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU berdasarkan jenis kelamin tidak memiliki perbedaan.

3. Persentase gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal FKG USU adalah straight (lurus) 0%, convex (cembung) 100%, dan concave (cekung) 0%.

4. Persentase gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal FKG USU masing-masing pada pria dan wanita adalah straight (lurus) 0%, convex (cembung) 100%, dan concave (cekung) 0%.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan jumlah sampel yang lebih besar untuk mendapatkan validitas yang lebih baik

(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fotometri

Fotometri merupakan alat yang digunakan dalam ilmu antropologi untuk mengukur wujud karakteristik setiap individu melalui foto.15 Terdapat penelitian tentang penggunaan fotometri untuk menentukan sudut estetis wajah (sudut

nasofacial, nasofrontal, nasomental dan sudut mentocervical). Hal ini mampu

meminimalisir paparan radiasi sefalometri terhadap pasien. Fotometri juga menyediakan informasi tentang morfologi profil wajah dan hubungan dengan jaringan dentoskeletal di bawahnya.7 Selain digunakan oleh ortodontis, fotometri juga digunakan oleh spesialis bedah plastik, ahli rhinoplasty, ahli forensik, dan antropologi.16,17 Pengambilan fototometri harus mengikuti aturan standar yang berlaku agar hasilnya dapat dibandingkan dengan foto lain selama atau setelah dilakukan perawatan ortodontik.12

Seperti sefalometri, fotometri juga berfungsi untuk:11

1. Evaluasi hubungan dan proporsi kraniofasial (dan dental) sebelum perawatan

2. Penilaian profil jaringan lunak 3. Analisa proporsi wajah

2.1.1. Fotometri Intraoral

(31)

ortodonti. Contoh kondisi tersebut antara lain white spot pada enamel, jaringan

hyperplastic, dan gingival cleft.11

Terdapat lima macam fotometri intraoral yaitu:18 (Gambar 1) 1. Keadaan oklusi dari pandangan frontal

2. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kanan 3. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kiri 4. Oklusal rahang atas

5. Oklusal rahang bawah

Dua foto terakhir membutuhkan kaca mulut sehingga disebut “Mirror Shots”.

Khususnya pada pengambilan foto oklusal rahang bawah harus dilakukan pengontrolan saliva dengan cara menyuruh pasien menelan, memastikan lidah tidak mendorong gigi, dan jika masih terdapat kelebihan saliva, maka keringkan area yang akan difoto dengan cotton roll.19

The American Board of Orthodontist's Guidelines for Intraoral Photographs:1 1. Kualitas foto standar dengan hasil cetakan foto berwarna

2. Pengambilan foto harus diarahkan pada ketiga bidang secara akurat 3. Satu foto pandangan frontal pada posisi interkuspasi maksimum 4. Dua foto pandangan lateral- kanan dan kiri

5. Optional: dua foto oklusal rahang atas dan rahang bawah

6. Hasil foto bebas dari gangguan, seperti cheek retractor, label, dll

7. Kualitas pencahayaan harus dapat menunjukkan kontur anatomi jaringan dan bebas bayangan

(32)

Gambar 1. Fotometri intraoral a. Keadaan oklusi (pandangan frontal) b. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kanan c. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kiri d. Oklusal rahang atas e. Oklusal rahang bawah18

2.1.2. Fotometri Ekstraoral

Fotometri ekstraoral terdiri atas empat macam, yaitu:18 (Gambar 2) 1. Pandangan frontal (bibir relaks)

2. Pandangan frontal (tersenyum)

3. Pandangan lateral/ profil (sisi sebelah kanan – bibir relaks) 4. Pandangan ¾ lateral / profil 45° (tersenyum)

a b

c

e

(33)

The American Board of Orthodontist's Guidelines for Extraoral Photographs:1,5

1. Kualitas foto standar dengan hasil cetakan hitam putih maupun berwarna 2. Kepala pasien diorientasikan pada Natural Head Position (NHP)

3. Satu foto pandangan lateral dari sebelah kanan, ekspresi serius/ tanpa ekspresi, bibir ditutup ringan dengan menampilkan ketidakseimbangan dan ketidakserasian otot-otot

4. Satu foto pandangan frontal, tanpa ekspresi, dan (optional) satu pandangan frontal dengan tersenyum

5. Optional – satu foto pandangan lateral dan/ atau pandangan frontal dengan bibir terpisah

6. Latar foto bebas dari gangguan

7. Kualitas pencahayaan menunjukkan kontur wajah tanpa bayangan pada latar foto

8. Telinga diperlihatkan untuk tujuan orientasi

9. Mata dibuka dan menatap lurus ke depan serta kacamata dilepaskan

Gambar 2. Fotometri Ekstraoral. a. Pandangan frontal (bibir relaks) b. Pandangan frontal (tersenyum) c. Pandangan lateral/ profil (sebaiknya dari sisi sebelah kanan – bibir relaks) d. Pandangan ¾ lateral / profil 45° (tersenyum) 19

(34)

Untuk hasil foto yang ideal, kamera diorientasikan dalam posisi portrait untuk

memaksimalkan lapangan pandang foto. Jika diorientasikan dalam posisi landscape maka akan lebih banyak memuat latar foto dan mengurangi ukuran wajah pada hasil foto.11

Menurut Stutts, ukuran cetakan foto ekstraoral yang ideal untuk keperluan diagnosis dan konsultasi dalam bidang ortodontik adalah 8 - 10 inchi. Ukuran cetakan foto tersebut khususnya diperlukan untuk kebutuhan prosedur operasi ortognatik.20 Sedangkan berdasarkan American Board of Orthodontic, ukuran cetakan foto ekstraoral adalah seperempat dari life-size. Life-size adalah jarak vertikal dari garis rambut sampai ke tepi inferior dagu.21

2.2. Foto Profil/ Pandangan Lateral

Analisa foto profil sebaiknya menggunakan panduan Natural Head Position

(NHP) untuk evaluasi yang akurat. Hal ini dikarenakan landmarks kraniofasial tidak selalu dapat diandalkan.21 Pada pengaturan posisi kepala, pasien diminta untuk melihat lurus ke depan sementara garis- garis profil diperiksa.11 Foto profil berguna untuk menilai beberapa pengukuran dasar wajah, antara lain:22

1. Total tinggi wajah; tinggi ⅓ atas wajah, ⅓ tengah wajah, dan ⅓ bawah

wajah secara terpisah; dan tinggi area- area dasar wajah seperti dahi, orbit, hidung, bibir atas, bibir bawah, dan pipi

2. Proyeksi sagital (posteroanterior) dari orbital ridge, zygoma, ujung dan

-radix hidung, bibir, dan pipi

3. Lereng (slope) dahi, infraorbital, columellar, bibir atas dan bawah, tepi mandibula, dan outlines leher

4. Bentuk umum profil wajah yang disebut juga konveksitas wajah

(35)

2.3. Profil Wajah

Profil wajah adalah hubungan anteroposterior dari seluruh wajah.22,23 Profil

wajah bervariasi dari konkaf/ cekung yang disebabkan posisi ⅓ tengah wajah yang relatif lebih ke posterior, konveks/ cembung yang disebabkan posisi ⅓ tengah wajah yang terlalu ke anterior. Klasifikasi ini tidak menentukan bagian ⅓ yang mana yang

menyebabkan deformitas tersebut.22

Profil wajah dipertimbangkan mampu mempengaruhi kemenarikan suatu wajah. Studi yang telah dilakukan mengemukakan bahwa bagi orang Eropa, wajah yang menarik adalah wajah dengan profil wajah lurus (straight) untuk pria, dan sedikit konveks/ cembung untuk wanita.24

2.3.1. Penentuan Profil Wajah Menurut Graber (1972)

Graber menggunakan empat titik anatomis dan garis referensi Gl-Pog sebagai acuan untuk menentukan profil wajah. Keempat titik tersebut antara lain:25

1. Glabella (Gl): bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis mata kanan dan kiri

2. Lip contour atas (Lca): titik terdepan bibir atas

3. Lip contour bawah (Lcb): titik terdepan bibir bawah

4. Pogonion: titik terdepan dagu di daerah simfisis mandibula

Gambaran profil wajah dapat diketahui dengan melihat hubungan antara titik pertemuan Lca dan Lcb dengan posisi garis Gl-Pog sehingga didapatkan sebagai berikut:25 (Gambar 3)

1. Concave (cekung): titik pertemuan Lca-Lcb berada di belakang garis

Gl-Pog

2. Straight (lurus): titik pertemuan Lca-Lcb berada tepat pada garis Gl-Pog

(36)

Gambar 3. Profil wajah menurut Graber (1972): Concave (cekung), straight (lurus), dan convex (cembung)25

2.3.2. Penentuan Profil Wajah Menurut Singh (2007)

Menurut Singh, secara klinis ataupun melalui foto ekstraoral, profil wajah dapat diketahui dengan menggabungkan dua garis referensi.:1

a) Garis yang menghubungkan dahi dan point A jaringan lunak b) Garis yang menghubungkan point A dan pogonion jaringan lunak

Dengan menghubungkan kedua garis referensi tersebut akan terlihat profil wajah, yaitu:1 (Gambar 4)

1. Straight (lurus)/ orthognathic profile: kedua garis tersebut membentuk

suatu garis yang hampir lurus

2. Convex profile (cembung): Kedua garus membentuk sudut lancip dengan

kecekungan menghadap wajah. Tipe seperti ini terlihat pada pasien Klas II divisi 1 yang mengalami protrusif maksilla atau retrusif mandibula

3. Concave profile (cekung): kedua garus membentuk sudut tumpul dengan

(37)

Gambar 4. Profil wajah menurut Singh (2007): a. Straight (lurus) b. Convex (cembung) c. Concave (cekung)1

2.3.3. Penentuan Profil Wajah Menurut Schwarz (1987)

Schwarz (1987) menggunakan titik anatomis nasion (Na) dan subnasale (Sn) untuk menentukan profil wajah. Nasion (Na) adalah titik terdepan dari sutura frontonasal, sedangkan subnasale (Sn) adalah titik titik dimana septum nasal berbatasan dengan bibir atas.25,26

Penilaian gambaran profil wajah menurut Schwarz menggunakan tiga bidang referensi yaitu Frankfort Horizontal (FH), skin nasion perpendicular (Dreyfuss), dan bidang orbital perpendicular (Simon).26

Gambar 5. Profil wajah menurut Schwarz (1987): a. Average face (lurus) b.

Anteface (cembung) c. Retroface (cekung)26

c b

a

(38)

Profil wajah didapatkan dengan menghubungkan posisi kedua titik tersebut. Profil wajah menurut Schwarz (1987) adalah:25,26 (Gambar 5)

1. Average face (lurus): titik subnasale (Sn) berada tepat di titik nasion (Na)

2. Anteface (cembung): titik subnasale (Sn) berada di depan titik nasion (Na)

3. Retroface (cekung): titik subnasale (Sn) berada di belakang titik nasion

(Na)

2.4. Natural Head Position (NHP)

Natural Head Position (NHP) telah digunakan oleh seniman, ahli anatomi,

dan antropolog untuk mempelajari wajah manusia melalui umur.27 NHP adalah suatu standar orientasi kepala yang dicapai dengan melihat pada satu titik yang jauh sejajar dengan mata (Gambar 6). NHP telah diusulkan sebagai acuan skeletal eksterna di ilmu ortodonti sejak sekitar tahun 1950.28 Sebagian besar fotografi ortodonti seperti foto frontal dan pandangan lateral/ profil maupun sefalometri serta pemeriksaan klinis langsung membutuhkan kepala pasien untuk berada dalam NHP. Cara yang paling mudah untuk mendapatkan NHP adalah dengan menginstruksikan pasien untuk melihat lurus sejajar dengan mata pada tembok di depannya.11,22

NHP lebih mudah digunakan daripada Frankfort Horizontal karena tidak menggunakan landmarks skeletal internal, selain itu Frankfort Horizontal tidak alami dan juga susah didapatkan secara klinis.11,22 Tidak seperti NHP yang menggunakan acuan skeletal eskternal, Frankfort Horizontal menggunakan acuan skeletal internal yang berubah secara kontinu selama proses pertumbuhan dan bervariasi pada setiap individu. Oleh karena itu, Frankfort Horizontal tidak selalu dapat diandalkan karena dapat mengarahkan kepada diagnosa dan rencana perawatan yang tidak tepat. Banyak penelitian yang telah melaporkan kestabilan dan hasil yang baik dari penggunaan NHP. 28

(39)

Gambar 6. Natural Head Position (NHP)27

2.5. India Malaysia

Sebelum abad ke-19, mayoritas penduduk Malaysia adalah orang Melayu ditambah orang asli dan sejumlah kecil kelompok etnis lain. Oleh sebab itu, wilayah ini lebih dikenal sebagai Semenanjung Melayu.29 Kaum India mulai datang ke Malaysia sejak dari pembukaan Selat Melaka pada tahun 1900- 1941.30 Orang India yang datang ke Malaysia kebanyakan berasal dari India Selatan yang sebahagian besar terdiri dari orang Tamil dan ada juga yang datang dari Sri Lanka.30 Penduduk India merupakan kelompok kedua pendatang terbesar di Malaysia setelah Cina.29 Jumlah etnik India di Malaysia adalah 7,3% dari jumlah total 28,3 juta penduduk (sensus 2010).31

(40)

(41)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Salzmann, ortodontik merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari tentang perkembangan dan anomali dari gigi geligi dan rahang yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut serta kesehatan fisik, estetis, dan mental seseorang. Pengertian tersebut menekankan pada kesehatan rongga mulut, kesehatan fisik dan mental, serta tampilan estetis pasien.1 Tujuan perawatan ortodonti menurut

Riedel adalah “Utility”, “Beauty”, dan “Stability”.2 Begitu pula sesuai Jackson’s

Triad, tujuan perawatan ortodonti yaitu memaksimalkan fungsi sistem stomatognasi,

keseimbangan struktur gigi geligi, skeletal, dan jaringan lunak serta keseimbangan estetis.1

Keberhasilan perawatan ortodontik ditandai dengan tampilan wajah yang baik.3 Jaringan lunak merupakan faktor penting yang menentukan tampilan akhir wajah pasien.4 Tampilan wajah dipengaruhi oleh posisi gigi, pola skeletal, dan jaringan lunak yang menutupinya. Wajah yang tidak ideal bisa disebabkan oleh distribusi jaringan lunak yang tidak baik.5 Belakangan ini masyarakat semakin menyadari pentingnya penampilan wajah. Oleh karena itu, bidang ortodontik harus lebih fokus pada penilaian jaringan lunak wajah.3,6 Evaluasi penampilan wajah bersifat subjektif karena keharmonisan tampilan wajah dipengaruhi oleh banyak faktor seperti budaya, kepribadian, ras, etnik, usia, dan jenis kelamin.6,7

Karakteristik dentofacial spesifik pada setiap etnik berpengaruh pada diagnosa dan rencana perawatan ortodontik.Oleh sebab itu, rencana perawatan ortodontik dan bedah ortognasi harus mengikuti nilai-nilai normal setiap kelompok etnik.8 Perbedaan karakteristik skeletal dan jaringan lunak yang telah diidentifikasi antara lain pada populasi Amerika/ Eropa dan Afrika- Amerika, Korea, Jepang, serta Cina.9,10

(42)

untuk menentukan gambaran kecembungan wajah pasien.10 Selain itu, profil wajah juga berguna untuk mengevaluasi hubungan antara jaringan lunak dan struktur skeletal yang mendukungnya.5 Untuk keperluan diagnostik, khususnya pada pasien dengan disporposi profil wajah yang parah, diperlukan suatu analisa profil wajah

yang disebut “poor man’s cephalometric analysis”.9 Terdapat tiga macam profil

wajah dilihat secara lateral yaitu straight (lurus), concave (cekung), dan convex (cembung). 1,5,9-12

Terdapat beberapa penelitian tentang hubungan jaringan lunak dan skeletal. Hasil penelitian Erbay dkk., menyatakan bahwa etnik Turki Anatolian mempunyai rahang atas dan bibir bawah yang lebih retrusif daripada Amerika kulit putih.9 Hall dkk., menyatakan bahwa populasi Afrika-Amerika mempunyai profil wajah yang lebih konveks (cembung) daripada ras Kaukasian dengan gambaran prominensia bibir yang lebih besar daripada ras Kaukasian.13 Reddy dkk., melakukan penghitungan sudut total profil wajah (G-Prn-Pg) dan menunjukkan bahwa populasi India utara mempunyai hidung yang lebih mancung dengan profil wajah yang lebih lurus

(straight) daripada populasi Eropa, dan menurut penghitungan sudut G-Sn-Pg,

populasi wanita India utara mempunyai profil wajah yang lebih konveks (cembung) daripada pria. Namun berdasarkan perhitungan sudut nasofacial (N-Pg/N-Prn) memberikan hasil bahwa populasi India utara mempunyai hidung yang lebih mancung dan profil wajah total yang lebih konveks (cembung) daripada populasi Eropa dengan tidak ada perbedaan dalam hal jenis kelamin.14

(43)

Saat ini belum diketahui gambaran profil wajah pada etnik India Tamil Malaysia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran profil wajah dengan oklusi normal pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India

Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU?

1.2.2 Apakah terdapat perbedaan rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU berdasarkan jenis kelamin?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU.

1.3.2 Untuk melihat apakah terdapat perbedaan rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU berdasarkan jenis kelamin.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana perawatan dalam bidang ortodonti khususnya pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

(44)

PADA MAHASISWA INDIA TAMIL

MALAYSIA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

YUDITH MAHFUZA HASIBUAN NIM: 110600142

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

Tahun 2015

Yudith Mahfuza Hasibuan

Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

x + 32 halaman

Tampilan akhir wajah yang ideal sangat dipengaruhi oleh kondisi jaringan lunak. Evaluasi penampilan wajah bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, kepribadian, ras, etnik, usia, dan jenis kelamin. Oleh karena itu, rencana perawatan ortodontik dan bedah ortognasi harus mengikuti nilai-nilai normal setiap kelompok etnik. Salah satu pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa ortodontik adalah pemeriksaan profil wajah. Profil wajah dilihat dari arah lateral dan terbagi atas tiga, yaitu straight (lurus), concave (cekung), dan convex (cembung). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal FKG USU serta untuk melihat apakah terdapat perbedaan rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia di FKG USU berdasarkan jenis kelamin.

Jenis penelitian ini adalah deksriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa India Malaysia etnik Tamil FKG USU usia ≥ 18 tahun dengan pemilihan sampel menggunakan metode purposive

sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Jumlah

minimal sampel adalah 41 sampel yang diambil berdasarkan penaksiran proporsi populasi dengan ketelitian absolut. Alat yang digunakan adalah tiga serangkai, kamera digital, tripod, kain putih, kursi, meteran, alat tulis, kertas foto ukuran 3R, dan plastik transparan.

(46)

Tamil FKG USU adalah convex (cembung) dengan tidak ada perbedaan berdasarkan jenis kelamin.

(47)

PADA MAHASISWA INDIA TAMIL

MALAYSIA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

YUDITH MAHFUZA HASIBUAN NIM: 110600142

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(48)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 27 Februari 2015

Pembimbing: Tanda tangan

(49)

iii

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 27 Februari 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort

(50)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda dr. H. Indra Zulkarnain Hasibuan, M. Ked (OG), Sp.OG dan Ibunda dra. Hj. Sari Medina Nasution atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta bantuan baik berupa moral ataupun materi kepada penulis, dan kepada adik- adik penulis Sandra M. N. Hasibuan dan Sarah Hafizah P. Hasibuan atas dukungan dan motivasi kepada penulis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)., sebagai Ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort., sebagai koordinator skripsi di Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort., sebagai pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K)., dan Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort., sebagai penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penulis.

(51)

v

7. Aditya Rachmawati, drg., sebagai dosen pembimbing akademik atas motivasi dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

8. Teman – teman penulis, Andira Retno Utami, Rica Savitri, Maya Indah, Nurul Sukma, serta seluruh teman - teman angkatan 2011, senior, dan junior yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas yang bantuannya dalam segala hal.

9. Teman – teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia, Octavina Sitorus, M. Salahuddin, Indah Gayatri, Monica Evana, Ulfah Yunida, Vassanty, Aida Violiny, Rahmy Fitriana, Susanto, Fredysen, Bang Ilwandy yang telah memberi semangat dan masukan – masukan kepada penulis serta kepada mahasiswa India Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia dan meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ortodonsia.

Medan, 27 Februari 2015 Penulis,

(52)
(53)

vii

3.4.1 Kriteria Inklusi ... 16

3.4.2 Kriteria Eksklusi... 16

3.5 Variabel Penelitian ... 16

3.6 Definisi Operasional ... 17

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 18

3.8 Cara Pengumpulan Data ... 19

3.8.1 Pemilihan Sampel dan Pengambilan Foto ... 19

3.8.2 Pencetakan dan Pengukuran Hasil Foto ... 19

3.9 Pengolahan dan Analisis Data ... 20

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 22

BAB 5 PEMBAHASAN ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 28

6.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(54)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi gambaran profil wajah pada oklusi normal berdasarkan

fotometri pada mahasiswa India Malaysia FKG USU ... 23 2. Gambaran profil wajah pada mahasiswa India Malaysia FKG USU

(55)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Fotometri intraoral ... 6

2. Fotometri ekstraoral ... 7

3. Profil wajah menurut Graber (1972) ... 10

4. Profil wajah menurut Singh (2007) ... 11

5. Profil wajah menurut Schwarz (1987) ... 11

6. Natural Head Position (NHP) ... 13

7. Alat dan bahan Penelitian ... 18

8. Titik - titik acuan pada foto profil wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU ... . 20

(56)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kerangka teori 2. Kerangka konsep 3. Kuesioner penelitian

4. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

5. Informed Consent

6. Jadwal penelitian

7. Daftar hasil pengukuran foto profil pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal FKG USU

8. Uji statistik tes normalitas data

9. Uji statistik deskriptif dan frekuensi pengukuran foto profil pada mahasiswa India Malaysia dengan oklusi normal FKG USU

10. Uji crosstab pengukuran foto profil pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal FKG USU

Gambar

Gambar 8.  Titik – titik acuan pada foto profil wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU: a
Gambar 9. Hasil pengukuran foto profil wajah mahasiswa India Tamil   Malaysia dengan oklusi normal FKG USU: a
Gambar 5. Profil wajah menurut Schwarz (1987): a. Average face (lurus) b.   Anteface (cembung) c

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah tipe senyum terbanyak yang dimiliki mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah consonant smile berdasarkan analisis smile arc , average smile

Hasil uji normalitas data (uji Shapiro – Wilk ) pada lampiran 10 menunjukkan bahwa data pengukuran proporsi tinggi wajah pada 12 orang pria dan 34 orang wanita mahasiswa India

3 Dalam penelitian ini pengukuran tipe wajah ditentukan melalui pengukuran pada foto frontal wajah dengan menggunakan rumus facial

yang dapat digunakan untuk menganalisis profil jaringan lunak wajah adalah dengan. radiografi

Hubungan sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah menurut.. analisis Ricketts pada mahasiswa suku Batak FKG dan

Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “GAMBARAN TIPE SENYUM BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA

Menyatakan bersedia untuk ikut turut serta dalam penelitian yang berjudul GAMBARAN PROPORSI TINGGI WAJAH BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU dan

13 Fotometri ekstra oral (Gambar 2) terdiri dari empat macam, yaitu foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan relaks, foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan