• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tipe Senyum Berdasarkan Fotometri Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia Fkg Usu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Tipe Senyum Berdasarkan Fotometri Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia Fkg Usu"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TIPE SENYUM BERDASARKAN

FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA

TAMIL MALAYSIA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: OCTAVINA NIM: 110600046

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonsia Tahun 2015

Octavina

Gambaran Tipe Senyum berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

xi + 41 halaman

Masyarakat modern banyak melakukan perawatan ortodonti dengan tujuan mendapatkan keindahan senyum dan wajah yang optimal. Untuk mencapai hasil perawatan yang optimal, seorang dokter gigi perlu memahami hubungan antara kondisi gigi geligi dengan jaringan lunak wajah yang akan menampilkan karakteristik atau tipe senyum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe senyum pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang dianalisis berdasarkan smile arc, incisor display dan gingival display, dan melihat ada tidaknya perbedaan tipe senyum tersebut berdasarkan jenis kelamin.

Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan menggunakan 46 foto frontal mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang berusia 18-30 tahun. Subjek difoto pada pose senyum sosial dan dilakukan pengukuran tinggi mahkota klinis gigi 11, kemudian seluruh foto dianalisis menggunakan program komputer dengan menilai smile arc, incisor display dan gingival display. Uji chi-square dilakukan untuk melihat perbedaan tipe senyum antara laki-laki dan perempuan.

(3)

berdasarkan analisis incisor display adalah 10,9% memiliki high smile, 45,6% memiliki average smile, dan 43,5% memiliki low smile. Hasil analisis gingival display menunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang memiliki gummy smile. Kesimpulan penelitian ini adalah tipe senyum terbanyak yang dimiliki mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah consonant smile berdasarkan analisis smile arc, average smile berdasarkan analisis incisor display, dan non-gummy smile berdasarkan analisis gingival display. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tipe senyum pria dan wanita berdasarkan analisis smile arc maupun incisor display.

(4)

GAMBARAN TIPE SENYUM BERDASARKAN

FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA

TAMIL MALAYSIA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: OCTAVINA NIM: 110600046

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 26 Februari 2015

Pembimbing: Tanda tangan

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 26 Februari 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat, anugerah, dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua yang sangat penulis sayangi, Mama Ir. Cucu Valentina dan Papa Drs. Jusman Sitorus atas segala kasih sayang, doa, dukungan dan bantuan moril serta materil yang senantiasa diberikan, dan kepada adik-adik penulis, Gohi Diori, Olivia Yasmine T., dan Goldi Marcell Ramoti.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati dan dengan tulus mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi USU.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU dan dosen penguji skripsi yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi masukan kepada penulis.

3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort selaku koordinator skripsi di Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU.

4. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(8)

6. Rehulina Ginting, drg., M.Si selaku dosen pembimbing akademis yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis selama menjalani pendidikan akademis.

7. Seluruh staf pengajar FKG USU terutama staf dan pegawai di Departemen Ortodonsia FKG USU atas bantuan yang diberikan kepada penulis.

8. Yudith, Iddin, Indah, Vassanty, Fredysen, Andira, Sutanto, Rahmy, Aida, Ulfa, Maya, Bang Wandy dan teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia FKG USU yang telah saling membantu dan memberikan semangat.

9. Kak Bekka, Ibu Maya, Fajar, Bang Jode, Bang Iqbal, Elis dan Kak Epifeni yang telah membantu dan memberi masukkan kepada penulis selama penelitian, serta teman-teman, abang/kakak senior, dan adik-adik junior FKG USU yang telah bersedia meluangkan waktunya sebagai sampel penelitian.

10. Sahabat-sahabat penulis, Agnes, Artauli, Dina, Frischa, Jessica, Khaera, Lulu dan seluruh teman-teman FKG USU angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

11. Sahabat-sahabat penulis dari Depok yang juga merantau ke USU, Fanie, Sonya, Fania, dan Ella atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan.

12. Haposan Edward, ST., atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima dengan terbuka berbagai kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan buah pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu kedokteran gigi dan masyarakat.

Medan, 26 Februari 2015 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

2.3 Tipe Senyum Berdasarkan Komponen Senyum ... 6

2.3.1 Tipe Senyum Berdasarkan Smile Arc ... 6

2.3.2 Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display ... 7

2.3.3 Tipe Senyum Berdasarkan Gingival Display ... 8

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Senyum ... 9

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Proporsi tipe senyum berdasarkan smile arc ... 27

2 Proporsi tipe senyum berdasarkan incisor display ... 28

3 Proporsi tipe senyum berdasarkan gingival display ... 30

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Tipe dasar senyum. (A) Senyum sosial dan (B) senyum spontan ... 6

2 (A) Consonant smile, (B) straight smile dan (C) reverse smile ... 7

3 (A) Low smile, (B) average smile, dan (C) high smile ... 8

4 (A) Gummy smile dan (B) non-gummy smile ... 9

5 Perbedaan panjang bibir atas. (A) Panjang bibir ideal dan (B) panjang bibir yang tidak estetis ... 11

6 Elevasi bibir yang berlebihan ... 11

7 Low smile karena pengaruh tinggi vertikal maksila. (A) Foto profil dan (B) foto sefalometri lateral ... 12

8 Pengaruh inklinasi insisivus terhadap senyum... 13

9 Natural Head Position ... 14

10 Tipe senyum berdasarkan smile arc ... 20

11 Tipe senyum berdasarkan incisor display ... 21

12 Tipe senyum berdasarkan gingival display ... 21

13 Alat-alat penelitian. (A) Tiga serangkai, (B) kamera, (C) tripod, (D) kursi, (E) kalkulator, (F) jangka, (G) penggaris, (H) kain putih, dan (I) karton tebal ... 23

14 Analisis foto. (A) Analisis smile arc, (B) analisis incisor display, dan (C) analisis gingival display ... 26

15 (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan consonant smile ... 28

(13)

17 Sampel wanita dengan high smile ... 29

18 (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan average smile ... 29

19 (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan low smile ... 29

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Jadwal kegiatan

2 Lembar kuesioner penelitian

3 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

4 Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) 5 Surat Komisi Etik (Ethical Clearance)

6 Hasil uji operator

7 Hasil statistik uji operator (uji T-paired) 8 Data hasil penelitian

9 Hasil statistik pengukuran gigi 11 dan incisor display 11 10 Hasil uji normalitas data

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daya tarik fisik seseorang memiliki efek yang penting terhadap penerimaan diri orang tersebut dalam lingkungan sosial. Penelitian di bidang psikologi seringkali menunjukkan bahwa orang yang menarik terlihat lebih positif daripada orang yang kurang menarik.1 Senyum adalah salah satu ekspresi terpenting yang menunjang keindahan wajah sehingga terlihat menarik.2-4 Senyum yang menarik atau menyenangkan akan menciptakan hubungan interpersonal yang baik sehingga membuat seorang individu lebih diterima di lingkungan sosialnya.4,5 Berdasarkan penelitian Hunt dkk., sebanyak 84,2% responden menyatakan bahwa penting atau sangat penting untuk memiliki senyum yang ideal.6

Masyarakat modern kini banyak melakukan perawatan ortodonti dengan tujuan mendapatkan keindahan senyum dan wajah yang optimal.3,7,8 Seorang dokter gigi penting untuk memahami persepsi dan keinginan pasien ketika merencanakan suatu perawatan ortodonti.9 Dokter gigi harus berhati-hati dalam menerapkan standar keindahan senyum terhadap pasien.10 Perawatan harus disesuaikan dengan masing individu karena setiap individu memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing.11 Oleh karena itu, seorang dokter gigi perlu memahami hubungan antara kondisi gigi geligi dengan jaringan lunak wajah yang akan menampilkan karakteristik atau tipe senyum.2

(16)

Theobroma melakukan penelitian terhadap mahasiswa FKG UNAIR dan menemukan bahwa consonant smile paling banyak dijumpai saat melakukan analisis smile arc, yaitu sebesar 60% pada pria dan 90,2% pada wanita. Berdasarkan incisor display maka average smile yang paling banyak dijumpai, yaitu sebanyak 50% pada pria dan 60,78% pada wanita. Sedangkan jika dilihat dari gingival display hasil yang didapat menunjukan gummy smile hanya dijumpai pada 10% pria dan 13,73% wanita.12 Tjan melaporkan bahwa gingival display yang berlebihan (gummy smile) terjadi pada 7% pria dewasa muda dan 14% wanita dewasa muda. Peck melaporkan bahwa 26% dari sampel yang merupakan pasien ortodonti menampilkan gingival display sebesar 2 mm atau lebih.6 Penelitian Peck dilakukan terhadap orang kulit putih Amerika Utara. Purba juga melakukan penelitian mengenai gambaran tipe senyum pada mahasiswa FKG USU. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa tipe senyum terbanyak yang dimiliki mahasiswa FKG USU adalah average smile (54,3%), yang disusul dengan low smile (30%), dan high smile (15,7%). Penelitian tersebut juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tipe senyum pria dan wanita. Proporsi wanita dengan high smile tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan pria, dan proporsi pria dengan low smile dua kali lipat lebih banyak dibandingkan wanita.

Sebuah penelitian psikologis modern menyatakan bahwa pria dan wanita menunjukkan perilaku senyum yang berbeda. Otta menemukan jika pria tersenyum lebih jarang dan tidak terlalu intens, dan wanita tersenyum lebih lebar dibandingkan pria. Menurut Peck dkk., terdapat perbedaan garis senyum antara pria dan wanita. Pada saat tersenyum maksimal, wanita menunjukkan hubungan garis bibir bagian atas terhadap margin gingiva insisivus sentralis maksilaris yang 1,5 mm lebih superior dibandingkan pada pria.15 Hal ini menyebabkan high smile lebih sering dijumpai pada wanita. Sejauh ini gambaran tipe senyum yang dilihat berdasarkan jenis kelamin belum cukup luas dikembangkan dan masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

(17)

(14%).16 Masyarakat India tersebar di seluruh belahan dunia dan tentunya banyak dari mereka yang membutuhkan perawatan ortodonti. Kemiskinan dan kelaparan mendorong banyak masyarakat India berhijrah ke negeri-negeri lain termasuk ke Tanah Melayu.17 Di Indonesia, khususnya Sumatera Utara, cukup banyak ditemui masyarakat India. Menurut Mani pada tahun 1930 terdapat sekitar 5.000 orang Sikh (Punjabi) dan 18.000 orang Tamil di Sumatera Utara. Pada tahun 1986 diperkirakan ada sekitar 30.000 orang Tamil dan kemungkinan besar terus bertambah hingga sekarang. Masyarakat India yang awalnya datang ke Sumatera untuk berdagang antara lain adalah orang-orang dari India Selatan (Tamil Muslim) dan juga orang Bombay serta Punjabi.18 Demikian halnya dengan kelompok pendatang India di Malaysia yang kebanyakan berasal dari India Selatan, yaitu dari daerah Negapatam dan Madras.17

Saat ini terdapat cukup banyak mahasiswa India Malaysia di FKG USU, yaitu 168 orang dari angkatan 2009-2014, yang didominasi oleh orang India Tamil. Mahasiswa dinilai lebih peduli terhadap pengembangan bidang ilmu dan diharapkan akan bersikap kooperatif selama penelitian berlangsung. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap mahasiswa India Tamil dari Malaysia yang sedang menempuh jenjang pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tipe senyum pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU?

2. Apakah ada perbedaan tipe senyum pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan jenis kelamin?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

(18)

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan tipe senyum pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan jenis kelamin.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Membantu dalam diagnosis dan rencana perawatan ortodonti yang tepat khususnya terhadap orang India Tamil.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyum

Senyum merupakan ekspresi wajah yang sangat penting dan esensial dalam mengekspresikan perasaan seseorang.4,5,16 Senyum yang menarik atau menyenangkan akan menciptakan hubungan interpersonal yang baik sehingga membuat seorang individu lebih diterima di lingkungan sosialnya.4,7,9 Hal ini dikarenakan orang-orang yang menarik secara fisik dinilai lebih baik, peka, menarik, kuat, rendah hati, ramah, menyenangkan, dan cepat tanggap. Webster mendefinisikan senyum sebagai perubahan ekspresi wajah yang melibatkan mata yang berbinar, lengkungan ke atas dari sudut mulut tanpa suara dengan distorsi otot yang lebih sedikit dibandingkan saat tertawa, yang mana dapat mengekspresikan kesenangan, kasih sayang, kelemah-lembutan, persetujuan, dan berbagai macam perasaan lainnya.5

2.2 Tipe Dasar Senyum

(20)

Gambar 1. Tipe dasar senyum. (A) Senyum sosial dan (B) senyum spontan8

2.3 Tipe Senyum Berdasarkan Komponen Senyum 2.3.1 Tipe Senyum Berdasarkan Smile Arc

Smile arc merupakan hubungan antara lengkung imajiner yang ditarik sepanjang tepi insisal gigi-gigi anterior rahang atas dengan tepi kontur bagian dalam bibir bawah pada saat senyum sosial.3,4,12,20 Pada smile arc yang optimal, atau biasa disebut smile arc yang konsonan atau paralel, lengkung tepi insisal rahang atas bersesuaian dengan tepi dari bibir bawah pada saat tersenyum.3,7,12 Kondisi tersebut disebut juga dengan consonant smile. Ada juga smile arc yang non-konsonan, yaitu bisa lurus (straight), atau berkebalikan (reverse) dengan lengkung bibir bawah.3,4,12 Straight smile ditandai dengan lengkung tepi insisal gigi-gigi rahang atas yang datar bila dibandingkan dengan lengkung bibir bawah. Sedangkan reverse smile ditandai dengan lengkung tepi insisal gigi-gigi rahang atas yang konkaf atau cekung terhadap lengkung bibir bawah.4,12,14

(21)

Gambar 2. (A) Consonant smile, (B) straight smile dan (C) reverse smile21

Bentuk lengkung gigi harus sesuai dengan lengkung bibir bawah untuk penampilan terbaik. Kondisi tersebut tampak dalam consonant smile.2,3 Tepi insisal gigi-gigi rahang atas harus terletak sejajar dengan lengkung bibir bawah untuk menghasilkan consonant smile.4,20 Orang awam cenderung lebih memilih memiliki consonant smile dan berpikiran bahwa straight smile akan mengurangi keindahan senyum pria maupun wanita.2,7 Smile arc yang datar (straight smile) akan menampilkan senyum yang kurang menarik, yang juga dihubungkan dengan tampilan tua.20

2.3.2 Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display

Incisor display adalah banyaknya insisivus sentralis yang terlihat pada saat senyum sosial.4,12 Secara ideal, elevasi bibir atas saat tersenyum seharusnya berhenti pada atau dekat dengan margin gingiva, sehingga seluruh insisivus maksilaris tampak. Elevasi bibir yang tidak menampilkan 100% mahkota klinis insisivus maksilaris dinilai kurang menarik. Orang awam menilai bahwa 75% insisivus maksilaris yang tampak saat tersenyum merupakan batas minimal untuk mendapatkan estetis yang baik.2,7

Berdasarkan hubungan garis bibir atas dan garis insisivus maksilaris, maka senyum dibagi menjadi senyum rendah, sedang dan tinggi (Gambar 3).12,22 Senyum rendah (low smile) memperlihatkan kurang dari 75% dari keseluruhan insisivus maksilaris, senyum sedang (average smile) menampakkan 75-100% insisivus maksilaris, dan senyum tinggi (high smile) menampakkan panjang utuh servikoinsisal dari insisivus maksilaris dan batas gingiva.4,12 Ketika tersenyum seorang individu

(22)

akan menampilkan insisivus maksilaris mereka secara keseluruhan atau sebagian saja.14 Idealnya 75-100% insisivus maksilaris harus tampak ketika tersenyum.20

Gambar 3. (A) Low smile, (B) average smile, dan (C) high smile23

2.3.3 Tipe Senyum Berdasarkan Gingival Display

Gingival display adalah jarak tegak lurus antara gingival line dengan batas bibir atas. Gingival line dibentuk dengan menarik garis lurus pada puncak servikal insisivus sentralis maksilaris. Sedangkan batas bibir atas dibentuk dari menarik garis lurus pada tepi inferior dari bibir atas.12 Berdasarkan gingival display, tipe senyum dibedakan menjadi gummy smile dan non-gummy smile (Gambar 4).6,12

Gingival display yang minimal masih dapat diterima, namun gingival display yang berlebihan (gummy smile) akan dinilai tidak menarik.20 Hal ini dikarenakan senyum dengan tampilan gingiva yang tidak proporsional dinilai buruk oleh orang awam.24 Walaupun begitu, gummy smile yang ringan dinilai lebih menarik dibandingkan senyum yang terlalu sedikit menampilkan gigi.14 Gingival display yang minimal dapat menjadikan penampilan tampak estetis dan muda. Hal ini lebih baik dibandingkan terlalu sedikit menampilkan insisivus maksilaris.2

(23)

Gambar 4. (A) Gummy smile dan (B) non-gummy smile12

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Senyum 2.4.1 Jenis Kelamin

Secara umum, pria menunjukkan tampilan gigi dan gingiva yang lebih sedikit dibandingkan perempuan saat tersenyum.7,20 Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi hal ini adalah karena pria dan wanita menunjukan perilaku senyum yang berbeda. Otta menemukan bahwa pria tersenyum lebih jarang dan tidak terlalu intens, sedangkan wanita tersenyum lebih lebar dibandingkan pria. Disamping itu, Peck dkk., menyetujui bahwa terdapat perbedaan garis senyum antara pria dan wanita. Pada saat tersenyum maksimal, wanita menunjukkan hubungan garis bibir bagian atas terhadap margin gingiva insisivus sentralis maksilaris yang 1,5 mm lebih superior dibandingkan pada pria.7,15

Beberapa penelitian menyatakan bahwa jenis kelamin mempengaruhi tinggi senyum. Penelitian Puppin menunjukkan wanita lebih cenderung memiliki average smile (55,9%) dan high smile (37,7%), sedangkan pria lebih cenderung memiliki average smile (54%) dan low smile (23,8%). Penelitian Peck dkk., juga menunjukkan hal yang serupa, yaitu average smile (52,2%) dan high smile (32,5%) lebih sering dijumpai pada wanita, sedangkan average smile (48%) dan low smile (33%) lebih umum pada pria.8

(24)

2.4.2 Usia

Kematangan pertumbuhan dan penuaan dari jaringan lunak perioral akan mempengaruhi tampilan senyum. Pada masa prapubertas, jaringan lunak masih dalam masa pertumbuhannya, sehingga perawatan ortodonti untuk mendapatkan hasil yang diinginkan harus mempertimbangkan faktor pertumbuhan tersebut. Masa puber merupakan waktu dimana kecepatan pertumbuhan seseorang berjalan maksimal dan berusaha mencapai tampilan orang dewasa. Dari masa puber menuju dewasa akan ditemui philtrum dan tinggi komisura yang memanjang, penurunan incisor display, serta penurunan gingival display saat tersenyum.11

Pada orang dewasa, penuaan jaringan lunak perioral dan fasial juga merupakan hal yang penting.11 Semakin tua seorang individu maka semakin besar kecenderungannya untuk menampilkan low smile. Hal ini relevan karena secara klinis dapat ditinjau bahwa high smile cenderung menjadi average smile seiring bertambahnya usia, dan low smile menjadi semakin rendah dari waktu ke waktu. Fakta tersebut juga memberikan kemungkinan akan terjadinya perbaikan sendiri terhadap gummy smile seiring berjalannya waktu.8 Desai dkk., dan Sachdeva dkk., menyatakan bahwa senyum menjadi lebih sempit secara vertikal dan lebih lebar secara transversal sejalan dengan bertambahnya usia.26,27 Penurunan yang signifikan sebanyak 2,2 mm pada incisor display dan 2,0 mm pada celah interlabial ditemukan pada senyum seiring bertambahnya usia.27

2.4.3 Panjang Bibir Atas

(25)

Gambar 5. Perbedaan panjang bibir atas. (A) Panjang bibir ideal dan (B) panjang bibir yang tidak estetis28

Pada masa pubertas, bibir atas yang lebih pendek dibandingkan tinggi komisura masih dinilai normal. Hal ini dikarenakan penambahan panjang bibir atas sedang dalam prosesnya dan proses ini masih berlanjut walaupun pertumbuhan vertikal skeletal telah selesai. Menarik bahwa bibir atas yang pendek tidak selalu berhubungan dengan tampilan high smile. Sebaliknya, bibir atas ditemukan lebih panjang pada kelompok dengan gummy smile dibandingkan kelompok non-gummy smile.28

2.4.4 Elevasi Bibir

Saat tersenyum, elevasi bibir atas terjadi sebesar 80% dari panjang normalnya dan menampilkan gigi insisivus maksilaris sebanyak 10 mm. Wanita memiliki elevasi bibir 3,5% lebih besar dibandingkan pria. Elevasi bibir yang berlebihan akan menampilkan senyum yang tidak estetik (Gambar 6). Besarnya elevasi bibir atas dari posisi istirahat ke posisi senyum penuh dipengaruhi variasi individu yang berkisar antara 2-12 mm, dengan rata-rata 7-8 mm.3,28

Gambar 6. Elevasi bibir yang berlebihan28

(26)

2.4.5 Tinggi Vertikal Maksila

Besarnya pengaruh tinggi vertikal maksila terhadap tampilan gigi telah diperlihatkan dalam bidang prostodontik dan bedah ortognatik. Apabila panjang dan mobilitas bibir normal, maka gummy smile dengan incisor display yang berlebihan pada posisi istirahat mungkin disebabkan oleh tinggi vertikal maksila yang berlebihan.2,28 Jenis gummy smile skeletal ini secara umum dihubungkan dengan tinggi wajah bagian bawah yang berlebihan. Sebaliknya, low smile yang bersifat skeletal dapat terjadi dengan kurangnya tinggi wajah bagian bawah (Gambar 7).3,28

Gambar 7. Low smile karena pengaruh tinggi vertikal maksila. (A) Foto profil dan (B) foto sefalometri lateral28

2.4.6 Tinggi Mahkota Klinis

Tinggi rata-rata gigi insisivus sentralis maksilaris adalah 10,6 mm pada pria dan 9,8 mm pada wanita.4,28 Mahkota klinis yang pendek dapat disebabkan karena atrisi ataupun gingiva yang berlebihan (seperti hiperplasia gingiva). Apabila hanya sedikit atau tidak terdapat incisor display padahal garis bibir normal saat tersenyum, maka tinggi mahkota klinis dapat diperbanyak dengan teknik restoratif. Gingivektomi direkomendasikan bila tampilan mahkota klinis yang pendek berhubungan dengan gingiva yang berlebihan.28

(27)

2.4.7 Inklinasi Insisivus

Inklinasi insisivus maksilaris dapat mempengaruhi incisor display (Gambar 8).29 Insisivus maksilaris yang proklinasi cenderung mengurangi incisor display dan menegakkan insisivus maksilaris tersebut akan memperbesar incisor display.3,28,29 Inklinasi insisivus maksilaris dapat dinilai melalui foto profil depan dan oblik saat tersenyum.28

Gambar 8. Pengaruh inklinasi insisivus terhadap senyum. (A) Perubahan inklinasi insisivus maksilaris dapat mempengaruhi tampilan senyum, (B) tampilan sagital insisivus maksilaris yang sedikit proklinasi, dan (C) incisor display yang bertambah setelah insisivus maksilaris ditegakkan29

2.5 Fotometri

Pengambilan foto ekstra oral dan intra oral secara rutin dilakukan pada awal, selama, dan akhir perawatan ortodonti. Hal tersebut guna memberikan gambaran mengenai kondisi jaringan keras dan jaringan lunak pasien. Pengambilan foto tersebut dapat digunakan untuk membuat rencana perawatan, memonitor pertumbuhan, memonitor perkembangan perawatan, edukasi pasien, bahan pembelajaran dan juga sebagai bahan penelitian.3

Foto intra oral terdiri dari lima macam, yaitu foto pandangan frontal dalam keadaan oklusi, foto pandangan bukal sebelah kanan dalam keadaan oklusi, foto pandangan bukal sebelah kiri dalam keadaan oklusi, foto oklusal rahang atas, dan foto oklusal rahang bawah. Sedangkan foto ekstra oral terdiri dari empat macam, yaitu foto frontal wajah dengan bibir relaks, foto frontal wajah dengan bibir tersenyum, foto lateral wajah sebelah kanan dengan bibir relaks, dan foto profil ¾ (foto oblik

(28)

wajah 45°). Foto ekstra oral diambil dengan latar belakang berwarna netral dalam posisi Natural Head Position (NHP).20

NHP adalah posisi kepala yang sudah terstandarisasi dan reproducible.5 Posisi ini dicapai pada saat orang membayangkan melihat suatu titik di kejauhan pada tinggi yang sama dengan mata. Cara paling sederhana untuk mencapai NHP adalah dengan menginstruksikan pasien untuk melihat lurus ke depan pada titik yang setinggi mata di dinding didepannya (Gambar 9).7,12

Untuk melihat hubungan bibir dan gigi geligi saat tersenyum diperlukan teknik fotometri (analisis foto) ditambah dengan observasi klinis. Fotometri dilakukan dengan mengukur komponen-komponen tertentu yang ingin diteliti. Komponen yang dapat diteliti dalam menganalisis senyum diantaranya adalah smile arc, incisor display, gingival display, buccal corridor, lip line, dan tinggi komisura. Dengan foto ekstraoral saat tersenyum maka hubungan antara gigi geligi anterior dengan jaringan lunak disekitarnya dapat diidentifikasi. Foto senyum yang dipergunakan adalah foto saat tersenyum sosial dengan posisi natural head position. Foto tersebut direkomendasikan dalam perawatan ortodonti untuk diagnosis awal dan melihat proses perkembangan perawatan.7

(29)

2.6 India Tamil Malaysia

Ada pendapat yang telah diterima secara luas bahwa manusia modern sekarang ini (Homo sapiens) pada awalnya berevolusi di Afrika dan kemudian bermigrasi keluar Afrika dan menggantikan manusia-manusia purba di berbagai belahan dunia. Salah satu gelombang awal migrasi yang terjadi adalah migrasi ke India. Oleh karena itu, India merupakan koridor penting tempat terjadinya penyebaran awal manusia modern.31

India adalah negara multikultural. Orang-orang dengan keragaman genetik dan budaya berada di India. Di India terdapat hampir seluruh jenis ras seperti Proto-Australoid (berkulit cokelat gelap), Mediterranean (berkulit cokelat terang), Mongoloid (berkulit kuning), Negrito atau Negroid (berkulit hitam), dan beberapa ras campuran. Hal ini menyebabkan sulitnya menentukan orang-orang India termasuk ke dalam ras apa.32

Begitu banyak klasifikasi terhadap orang-orang India dan hampir semuanya dapat diterima. Namun secara garis besar dapat dibagi menjadi elemen Negrito (Negroid), Proto-Australoid, Mongoloid, dan ras-ras lainnya. Ras Negroid yang memiliki tampilan rambut keriting dan berkulit hitam tampak di pedalaman India Selatan dan Burma. Ras Proto-Australoid dengan bentuk kepala panjang, kulit gelap dan hidung besar ditemui di India bagian tengah dan suku primitif di India Selatan. Ras Mongoloid ditemui di India bagian tengah dan timur. Sedangkan ras-ras lainnya terdapat di India Utara dan tersebar di bagian India lainnya.32

(30)

2.7 Kerangka Teori

Smile Arc Gingival Display

(31)

2.8 Kerangka Konsep

Foto Frontal

Posisi Senyum Sosial

Incisor Display

Smile Arc Gingival Display

1. Consonant Smile 2. Straight Smile

1. Low Smile 2. Average Smile

(32)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Alumni No. 2 USU, Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 – Februari 2015.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa India Tamil Malaysia yang masih aktif kuliah di FKG USU selama penelitian berlangsung.

3.4 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dilakukan tidak secara acak dan didasarkan dalam suatu kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4.1 Besar Sampel

(33)

Keterangan:

n : besar sampel minimum

Zα : derajat kepercayaan, untuk α = 0,1 maka Zα = 1,64

P : proporsi penelitian sebelumnya, yaitu 81,69% sehingga P = 0,8169 d : presisi mutlak, dipilih sebesar 10% sehingga d = 0,1

Berdasarkan perhitungan, jumlah sampel minimum untuk penelitian ini sebanyak 40 orang.

3.4.2 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Mahasiswa Malaysia FKG USU

2. Warga negara Malaysia bersuku India Tamil (dua keturunan) 3. Berusia 18-30 tahun

4. Belum dan tidak mendapatkan perawatan ortodonti 5. Gigi permanen telah erupsi seluruhnya kecuali M3

6. Relasi molar Klas 1 Angle dengan overjet dan overbite normal (2-4 mm) 7. Bentuk anatomi gigi anterior normal

8. Gigi anterior tanpa restorasi dan tanpa menggunakan gigi tiruan 9. Tidak mengalami crowded atau malposisi gigi yang berat

(34)

3.4.3 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Sampel menolak berpartisipasi

2. Asimetri wajah

3. Ketidakmampuan untuk menentukan Natural Head Position (NHP) 4. Atrisi dan fraktur gigi insisivus

3.5 Variabel Penelitian

1. Gambaran tipe senyum berdasarkan smile arc (Gambar 9): a. Consonant smile

b. Straight smile c. Reverse smile

2. Gambaran tipe senyum berdasarkan incisor display (Gambar 10): a. High smile

b. Average smile c. Low smile

3. Gambaran tipe senyum berdasarkan gingival display (Gambar 11): a. Gummy smile

b. Non-gummy smile

Gambar 10. Tipe senyum berdasarkan smile arc. (A) Consonant smile, (B) straight smile, dan (C) reverse smile21

B

(35)

Gambar 11. Tipe senyum berdasarkan incisor display. (A) High smile, (B) average smile, dan (C) low smile21,33

Gambar 12. Tipe senyum berdasarkan gingival display. (A) Gummy smile dan (B) non-gummy smile33

4. Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU 5. Jenis kelamin

6. Usia

3.6 Definisi Operasional

1. Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah mahasiswa suku India Tamil (dua keturunan di atas) yang berkewarganegaraan Malaysia dan masih aktif sebagai mahasiswa FKG USU.

2. Jenis kelamin adalah perbedaan ciri-ciri fisik antara pria dan wanita. 3. Usia adalah usia kronologis berdasarkan tanggal lahir.

4. Senyum sosial adalah senyum yang dilakukan subjek saat mengucapkan kata "cheese" panjang (± 3 detik).

5. Smile arc adalah hubungan antara lengkung imajiner yang ditarik sepanjang tepi insisal gigi-gigi anterior rahang atas dengan tepi kontur bagian dalam bibir bawah pada saat senyum sosial.

B

C

A

(36)

a. Consonant smile adalah senyum sosial yang menampilkan lengkung tepi insisal gigi-gigi rahang atas yang sejajar dengan lengkung bibir bawah (Gambar 9A).

b. Straight smile adalah senyum sosial yang menampilkan lengkung tepi insisal gigi-gigi rahang atas yang lurus/datar bila dibandingkan dengan lengkung bibir bawah (Gambar 9B).

c. Reverse smile adalah senyum sosial yang menampilkan lengkung tepi insisal gigi-gigi rahang atas yang konkaf/cekung bila dibandingkan dengan lengkung bibir bawah (Gambar 9C).

6. Incisor display adalah banyaknya insisivus sentralis yang terlihat pada saat senyum sosial.

a. High smile adalah senyum sosial yang menampilkan 100% panjang servikoinsisal insisivus sentralis maksilaris dan margin gingiva (Gambar 10A).

b. Average smile adalah senyum sosial yang menampilkan 75%-100% panjang servikoinsisal insisivus sentralis maksilaris (Gambar 10B).

c. Low smile adalah senyum sosial yang menampilkan < 75% panjang servikoinsisal insisivus sentralis maksilaris (Gambar 10C).

7. Gingival display adalah jarak tegak lurus antara garis gingiva (garis lurus pada puncak servikal insisivus sentralis kanan atas) dengan batas inferior bibir atas.

a. Gummy smile adalah senyum sosial dengan gingival display > 2 mm (Gambar 11A).

b. Non-gummy smile adalah senyum sosial dengan gingival display 0-2 mm (Gambar 11B).

(37)

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Tiga serangkai (kaca mulut, sonde, dan pinset) merek Dentica b. Kamera merek Canon IXUS 115 HS

c. Tripod untuk meletakkan kamera saat pengambilan foto d. Kursi

e. Kalkulator merek Casio fx-991ES f. Jangka merek Debozz

g. Penggaris

h. Kain putih ukuran 1,2 m x 1,5 m sebagai latar belakang i. Karton tebal (20 x 10 mm) sebagai skala pembanding

Gambar 13. Alat-alat penelitian. (A) Tiga serangkai, (B) kamera, (C) tripod, (D) kursi, (E) kalkulator, (F) jangka, (G) penggaris, (H) kain putih, dan (I) karton tebal

Bahan yang digunakan selama penelitian ini adalah: a. Kapas

(38)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap penyebaran lembar pengisian data sampel dan pemeriksaan langsung, tahap pengambilan foto, pengambilan data klinis dan tahap analisis foto.

1. Penyebaran Kuesioner dan Pemeriksaan Klinis

Lembar pengisian data sampel (kuesioner) dibagikan kepada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU angkatan 2009-2014. Kuesioner tersebut bertujuan menyeleksi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk melihat relasi molar Klas I Angle dengan overbite dan overjet normal (2-4 mm). Mahasiswa yang telah memenuhi kriteria dan bersedia menjadi subjek penelitian diminta mengisi lembar persetujuan (informed consent). Kemudian subjek penelitian diminta mengatur jadwal untuk melakukan pengambilan foto di Klinik Ortodonsia FKG USU.

2. Pengambilan Foto

Pengambilan foto frontal dilakukan pada sampel yang telah memenuhi kriteria sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Langkah-langkah dalam proses pengambilan foto, yaitu:

a. Subjek diinstruksikan duduk di kursi dengan posisi kepala dalam keadaan Natural Head Position (NHP). Hal ini dapat dicapai dengan meminta subjek menatap pada satu titik yang jauh sejajar matanya.

b. Kamera diletakkan di atas tripod pada posisi tegak dan tingginya diatur agar sesuai dengan tinggi kepala pasien. Pengaturan jarak lensa kamera ke pangkal hidung subjek sebesar 100 cm. Pengambilan foto dilakukan dengan latar belakang kain berwarna putih selebar 1,2 m dan tinggi 1,5 m. Jarak subjek dengan latar belakang kurang lebih 0,75 m untuk mencegah terbentuknya bayangan.

(39)

d. Operator menempelkan karton tebal dengan ukuran 20 mm x 10 mm pada dahi subjek. Karton tersebut akan digunakan sebagai skala pembanding selama proses analisis foto.

e. Subjek diinstruksikan untuk tersenyum sosial dengan mengucapkan kata “cheese” panjang (± 3 detik).

f. Pengambilan dilakukan sebanyak tiga kali dengan kamera Canon IXUS 115 HS dan akan diambil satu foto yang paling memenuhi kriteria. Diantara jeda pengambilan foto, subjek diperbolehkan untuk rileks sejenak.

3. Pengambilan Data Klinis

Pengambilan data klinis yang dilakukan adalah data tinggi mahkota klinis gigi 11 setiap subjek. Pengukuran tinggi mahkota klinis dilakukan menggunakan jangka dan penggaris pada saat pengambilan foto telah selesai. Jangka disterilkan menggunakan kapas dan alkohol 70% setiap akan melakukan pengukuran.

4. Analisis Foto

(40)

Gambar 14. Analisis Foto. (A) Analisis smile arc, (B) analisis incisor display, dan

(C) analisis gingival display12

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi.

3.10 Analisis Data

Ditentukan tipe senyum berdasarkan komponen senyum smile arc, incisor display, dan gingival display kemudian ditentukan persentasenya dan dibedakan antara pria dan wanita. Kemudian dilakukan uji chi-square untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan.

B

(41)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Subjek penelitian berjumlah 46 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 35 orang perempuan. Subjek penelitian adalah mahasiswa India Tamil Malaysia yang masih aktif kuliah di FKG USU dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Subjek difoto dalam pose senyum sosial dan dilakukan pengukuran tinggi mahkota klinis gigi 11, kemudian hasil foto dianalisis untuk melihat tipe senyum berdasarkan smile arc, incisor display, dan gingival display.

Analisis foto setiap subjek penelitian dilakukan oleh satu orang operator. Dilakukan uji operator terlebih dahulu terhadap 10 foto subjek penelitian yang sama dalam dua hari berturut-turut (Lampiran 6). Hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna pada pengukuran incisor display hari pertama dan hari kedua (Lampiran 7). Oleh karena itu, operator dinyatakan lulus uji operator dan dilanjutkan dengan menganalisis seluruh foto subjek penelitian (Lampiran 8).

Senyum yang dianalisis berdasarkan smile arc diklasifikasikan ke dalam tiga tipe senyum yaitu consonant smile, straight smile, dan reverse smile. Proporsi tipe senyum berdasarkan smile arc pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Proporsi tipe senyum berdasarkan smile arc

No. Tipe Senyum Pria Wanita Jumlah

1. Consonant Smile 6 (54,5%) 21 (60%) 27 (58,7%)

2. Straight Smile 5 (45,5%) 14 (40%) 19 (41,3%)

3. Reverse Smile 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Jumlah 11 (100%) 35 (100%) 46 (100%)

(42)

terbanyak berdasarkan smile arc pada kelompok mahasiswa pria maupun wanita adalah straight smile, dan tidak ditemui adanya reverse smile pada kedua kelompok mahasiswa tersebut. Secara keseluruhan, consonant smile paling sering dijumpai pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yaitu sebanyak 58,7%.

Gambar 15. (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan consonant smile

Gambar 16. (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan straight smile

Senyum yang dianalisis berdasarkan incisor display diklasifikasikan ke dalam tiga tipe senyum yaitu low smile, average smile, dan high smile. Proporsi tipe senyum berdasarkan incisor display pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Proporsi tipe senyum berdasarkan incisor display

No. Tipe Senyum Pria Wanita Jumlah

1. High Smile 0 (0%) 5 (14,3%) 5 (10,9%)

2. Average Smile 4 (36,4%) 17 (48,6%) 21 (45,6%)

3. Low Smile 7 (63,6%) 13 (37,1%) 20 (43,5%)

Jumlah 11 (100%) 35 (100%) 46 (100%)

B

B

A

(43)

Hasil analisis incisor display memperlihatkan bahwa pada mahasiswa pria paling banyak ditemui low smile (63,6%), dengan average smile pada urutan kedua terbanyak, namun tidak ditemui adanya high smile. Sedangkan pada mahasiswa wanita paling banyak ditemui average smile (48,6%), dengan low smile pada urutan kedua terbanyak, dan high smile pada urutan terakhir. Secara keseluruhan, average smile paling banyak dijumpai pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yaitu sebanyak 45,6%.

Gambar 17. Sampel wanita dengan high smile

Gambar 18. (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan average smile

Gambar 19. (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan low smile

B

B

A

(44)

Tipe senyum yang dianalisis berdasarkan gingival display diklasifikasikan menjadi dua tipe senyum yaitu gummy smile dan non-gummy smile. Proporsi tipe senyum berdasarkan gingival display pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Proporsi tipe senyum berdasarkan gingival display

No. Tipe Senyum Pria Wanita Jumlah

1. Gummy Smile 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

2. Non-gummy Smile 11 (100%) 35 (100%) 46 (100%)

Jumlah 11 (100%) 35 (100%) 46 (100%)

Hasil analisis gingival display memperlihatkan bahwa pada mahasiswa pria tidak ditemui gummy smile. Demikian pula pada mahasiswa wanita, tidak ditemui adanya gummy smile. Seluruh mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang diteliti sebanyak 46 orang menampilkan non-gummy smile (Gambar 20).

Gambar 20. (A) Sampel pria dan (B) wanita dengan non-gummy smile

Hasil penilaian smile arc, incisor display, dan gingival display kemudian dianalisis dengan uji statistik chi-square. Uji statistik dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tipe senyum mahasiswa pria dan wanita. Hasil uji statistik chi-square tersebut dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji statistik chi-square

(45)

No. Komponen Senyum Nilai Signifikansi (p)

1. Smile Arc 0,749

2. Incisor Display 0,202

3. Gingival Display -

(46)

BAB 5

PEMBAHASAN

Senyum merupakan ekspresi penting yang berperan dalam memberikan tampilan wajah yang menarik. Senyum yang menarik atau menyenangkan dapat membuat seorang individu lebih diterima dalam lingkungan sosialnya.4 Senyum yang menarik dan menyenangkan melibatkan hubungan yang harmonis dari gigi geligi, gingiva, dan bibir.27 Mendapatkan senyum yang menarik dan seimbang merupakan salah satu tujuan utama perawatan ortodonti, terutama karena kini masyarakat sudah lebih sadar akan pentingnya memiliki senyum yang indah.4 Analisis senyum memiliki peran yang sama dan terintegrasi dengan analisis sefalometri dan studi model dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan suatu perawatan ortodonti kontemporer.16 Bahkan analisis senyum dan rancangan senyum menjadi elemen kunci dari diagnosis dan rencana perawatan ortodonti dalam beberapa dekade terakhir.27

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe senyum pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dan melihat ada tidaknya perbedaan signifikan dari tipe senyum tersebut berdasarkan jenis kelamin. Analisis foto subjek penelitian dalam pose senyum sosial dilakukan menggunakan program komputer. Analisis foto dilakukan oleh satu orang operator dengan sebelumnya dilakukan uji operator terlebih dahulu.

(47)

Penelitian tersebut juga mendapatkan bahwa ketebalan bibir meningkat secara bervariasi dari usia 7-18 tahun.35 Sedangkan batas usia 30 tahun untuk subjek penelitian ini sesuai dengan penelitian Desai dkk., dimana berbagai pengukuran yang dilakukan menunjukkan pola perubahan penurunan senyum terutama pada usia diatas 30-39 tahun.26

Hasil analisis smile arc memperlihatkan bahwa bahwa tipe senyum yang paling sering dijumpai pada mahasiswa pria maupun wanita adalah consonant smile (58,7%), dan dengan straight smile (41,3%) pada urutan kedua terbanyak (Tabel 1). Hal tersebut mendekati penelitian Tjan di California yang mendapatkan consonant smile (84,8%) paling banyak ditemui pada pria dan wanita, dan straight smile (13,88%) pada urutan kedua terbanyak.36 Hasil penelitian ini mendekati hasil penelitian Goel di India Utara terhadap 200 orang wanita yang 58,5% memiliki consonant smile, penelitian Kaur di India Utara terhadap 350 orang wanita Punjabi yang 59,5% memiliki consonant smile, dan penelitian Garg di Haryana terhadap 50 orang wanita yang 54% memiliki consonant smile.37-39 Sejalan pula dengan penelitian Balani di Central India terhadap 50 pria dan 50 wanita, consonant smile (52%) paling banyak dijumpai pada wanita. Namun untuk pria kurang sesuai, dimana penelitian Balani menemukan bahwa pria cenderung memiliki straight smile (54%).40 Hal ini dapat dikarenakan jumlah subjek penelitian yang tidak sebanding dengan penelitian Balani. Tidak ditemui adanya reverse smile pada kedua kelompok mahasiswa dalam penelitian ini. Hasil tersebut serupa dengan hasil penelitian Al-Johany terhadap 50 orang selebriti yang dinilai memiliki senyum menarik, dimana tidak ditemui adanya reverse smile.41

(48)

Bentuk smile arc yang ideal adalah yang sejajar atau konsonan dengan bentuk kurva bibir bawah saat tersenyum.22 Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU baik pria maupun wanita cenderung memiliki consonant smile sehingga dapat dikatakan bahwa subjek penelitian ini memiliki senyum yang ideal.

Dengan dilakukannya uji statistik chi-square memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe senyum mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan jenis kelamin (Tabel 4). Hasil ini tidak sesuai dengan pernyataan Sabri dan Balani yang menyatakan bahwa consonant smile lebih cenderung ditemukan pada wanita dibandingkan pria.28,40 Sabri menyatakan bahwa smile arc pada wanita lebih membentuk kurva bila dibandingkan dengan pria.28 Perbedaan hasil penelitian mungkin dipengaruhi jumlah subjek penelitian yang berbeda. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Parekh terhadap 50 orang pria dan 50 orang wanita Gujarat di India dimana tidak ditemui adanya perbedaan yang signifikan antara tipe senyum pria dan wanita berdasarkan smile arc.16

Hasil analisis incisor display memperlihatkan bahwa pada mahasiswa pria paling banyak ditemui low smile (63,6%), dengan average smile pada urutan kedua terbanyak, namun tidak ditemui adanya high smile (Tabel 2). Menurut Sabri, low smile lebih banyak ditemukan pada pria karena panjang vertikal bibir atas pria lebih panjang daripada wanita, yaitu rata-rata 23 mm pada pria dan 20 mm pada wanita, sehingga gigi geligi anterior pada wanita cenderung lebih mudah terlihat ketika tersenyum. Selain itu, elevasi bibir pada wanita 2,5 kali lebih besar daripada pria sehingga lebih banyak incisor display yang tampak.12,28

(49)

Secara keseluruhan pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU cenderung dijumpai average smile (45,6%), dimana mendekati hasil penelitian Peck yang menyatakan bahwa rata-rata incisor display adalah 9,8 mm atau 75% dari panjang keseluruhan mahkota klinis.22,42 Peck menyatakan bahwa pria cenderung memperlihatkan lebih banyak incisor display pada rahang bawah, dan high smile prevalensinya dua kali lebih tinggi pada wanita.12,42 Namun uji statistik chi-square yang dilakukan terhadap proporsi tipe senyum berdasarkan incisor display menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari tipe senyum tersebut antara mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan jenis kelamin (Tabel 4). Hal ini dapat disebabkan perbedaan jumlah dan jenis ras subjek penelitian.

(50)
(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada foto frontal mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dalam posisi tersenyum sosial, dapat disimpulkan bahwa:

1. Tipe senyum mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan smile arc yang paling dominan adalah consonant smile.

2. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe senyum mahasiswa pria dan wanita India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan smile arc.

3. Tipe senyum mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan incisor display yang paling dominan adalah average smile.

4. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe senyum mahasiswa pria dan wanita India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan incisor display.

5. Seluruh mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU menampilkan tipe senyum non-gummy smile.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil penelitian dengan validitas yang lebih tinggi.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kent GG, Blinkhorn AS. Pengelolaan tingkah laku pasien pada praktik dokter gigi. Alih bahasa. Budiman JA. Jakarta: EGC, 2005: 142.

2. Proffit WR., Fields HW, Sarver DM. eds. Contemporary orthodontics. 4 th ed., Canada: Mosby Elsevier, 2007: 186-9.

3. Gill DS. Orthodontics at a glance. London: Blackwell, 2008: 15, 38-39, 43. 4. Singla S, Lehl G. Smile analysis in orthodontics. Indian J Oral Sci 2014; 5(2):

49-54.

5. Duggal S. The esthetic zone of smile. Vir J Orthod 2012; 9(4): 10-22.

6. Hunt O, Johnston C, Hepper P, Burden D, Stevenson M. The influence of maxillary gingival exposure on dental attractiveness ratings. Eur J Orthod 2002; 24(2): 199-204.

7. Ritter DE, Gandini LZ, Pinto A, Ravelli DB, Locks A. Analysis of the smile photograph. World J Orthod 2006; 7: 279-285.

8. Câmara CA. Aesthetic in orthodontics: six horizontal smile lines. Dental Press J Orthod 2010; 15(1): 118-31.

9. Flores-Mir C, Silva E, Barriga MI, Lagravère MO, Major PW. Lay person’s perception of smile aesthetics in dental and facial views. J Orthod 2004; 31: 204-209.

10. Rodrigues C, Magnani R, Machado MSC, Oliveira OB. The perception of smile attractiveness. Angle Orthod 2009; 79(4): 634-9.

11. Rastogi N, Yadav J, Kumar D, Kumar A. Evaluation of a balanced smile – a clinical approach. J Ind Orthod Soc 2010; 44(1): 81-90.

12. Theobroma NL, Goenharto S, Winoto ER. Gambaran komponen senyum pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas Airlangga. Orthod Dent J 2012; 3(1): 11-6.

(53)

14. Ackerman MB. Enhancement orthodontics: theory and practice. Berlin: Blackwell Munksgaard, 2007: 40-1.

15. Chetan P, Tandon P, Singh GK, Nagar A, Prasad V, et al. Dynamics of a smile in different age groups. Angle Orthod 2013; 83(1): 90-6.

16. Parekh H, Patel D, Mehta F, Joshi N, Bhattacharya A. Smile – a diagnostic tool: photographic analysis in adult Gujarati population. IOSR J Dent Med Sci 2013; 12(4): 39-46.

17. Sunarti L. Sejarah kependudukan Malaysia: terbentuknya masyarakat majemuk Malaysia. http://luckymulyadisejarah.wordpress.com/2008/06/11/sejarah-kepen dudukan-malaysia/. (25 Juli 2014).

18. Lubis ZB. Kajian awal tentang komunitas Tamil dan Punjabi di Medan: adaptasi dan jaringan sosial. Jurnal Antropologi Sosial Budaya Etnovisi 2005; 1(3): 136-146.

19. Van der Geld P, Oosterveld P, Bergé SJ, Kujipers-Jagtman AM. Tooth display and lip position during spontaneous and posed smiling in adults. Acta Odontologica Scandinavica 2008; 66(1): 207-213.

20. Cobourne MT, DiBiase AT. Handbook of orthodontics. London: Mosby Elsevier, 2010: 129-132, 144.

21. Londoño MA, Botero P. The smile and its dimensions. Rev Fac Odontol Univ Antioq 2012; 23(2): 353-365.

22. Analia Y, Ismaniati NA, Purbiati M. Gambaran komponen senyum pasien sebelum perawatan ortodonti (kajian foto frontal di klinik ortodonti RSGMP FKG UI). Indonesian J Dentistry 2008; 15(1): 23-8.

23. Hochmann MN, Chu SJ, Tarnow DP. Maxillary anterior papilla display during smiling: a clinical study of the interdental smile line. Int J Periodontics Restorative Dent 2012; 32: 375-383.

(54)

25. Shah T, Trivedi K, Shyagali T. Assesment of acceptability of smile esthetics with different level of gingival display by orthodontists and general public – a comparative study. JIOS 2010; 44(2): 3-8.

26. Desai S, Upadhyay M, Nanda R. Dynamic smile analysis: changes with age. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2009; 136(3): 310.

27. Sachdeva K, Singla A, Mahajan V, Jaj HS, Negi A. Esthetic and smile characteristics at rest and during smiling. J Ind Orthod Soc 2012; 46(1): 17-25. 28. Sabri R. The eight components of a balanced smile. J Clin Orthod 2005; 39(3):

155-67.

29. Sarver DM, Ackerman MB. Dynamic smile visualization and quantification: part.2 smile analysis and treatment strategies. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2003; 124: 116-27.

30. Singh AK, Ganeshkar SV, Mehrotra P, Bhagchandani J. Comparison of different parameters for recording sagittal maxillo mandibular relation using natural head posture: a cephalometric study. J Orthod Sci 2013; 2(1): 16-22.

31. Majumder PP. Ethnic populations of India as seen from an evolutionary perspective. J Biosci 2001; 26(4): 533-45.

32. Bhasin MK. Racial, ethnic, religious, and linguistic elements in Indian population. http://www.scribd.com/doc/220951710/Racial-Ethnic-Religious-and-Linguistic-Elements-in-Indian-Population. (25 Agustus 2014).

33. Hong RK, Lim SM, Heo JM, Baek SH. Orthodontic treatment of gummy smile by maxillary total intrusion with a midpalatal absolute anchorage system. Korean J Orthod 2013; 43(3): 147-158.

34. Sharma P, Arora A, Valiathan A. Age changes of jaws and soft tissue profile. Sci World J 2014; 2014: 1-7.

35. Nanda RS, Meng H, Kapila S, Goorhuis J. Growth changes in the soft tissue facial profile. Angle Orthod 1990; 60(3): 177-90.

(55)

37. Goel A, Patnaik VVG. Dentofacial analysis in North Indian females. Int J Pure App Biosci 2013; 1(3): 28-33.

38. Kaur G, Gopichand PVV, Kaushal S. The anatomy of a smile. J Med College Chandigarh 2011; 1(1): 20-3.

39. Garg S, Rathee SK. Smile analysis in Haryanavi females. Int J Med and Dent Sci 2013; 2(2): 137-143.

40. Balani R, Jain U, Kallury A, Singh G. Evaluation of smile esthetics in Central India. APOS Trends Orthod 2014; 4: 162-8.

41. Al-Johany SS, Alqahtani AS, Alqahtani FY, Alzahrani AH. Evaluation of different esthetic smile criteria. Int J Prosthodont 2011; 24: 64-70.

42. Peck S, Peck L, Kataja M. The gingival smile line. Angle Orthod 1992; 62(2): 91-100.

(56)

LAMPIRAN 1

JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan

Bulan

Agustus September Oktober November Desember Januari Februari

(57)

LAMPIRAN 2

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GAMBARAN TIPE SENYUM BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU

A. Identitas Responden B. Riwayat Dental dan Wajah

Perawatan ortodonti : sudah / sedang / belum

Pemakaian gigi tiruan : ya / tidak

Pernah menjalani tindakan bedah pada wajah : ya / tidak Pernah mengalami trauma berat pada wajah : ya / tidak C. Pemeriksaan Intraoral (diisi oleh operator)

Gigi permanen erupsi seluruhnya kecuali M3 : ya / tidak

Relasi M1 : klas I / klas II / klas III

Overjet normal : ya / tidak

Overbite normal : ya / tidak

Anatomi gigi anterior normal : ya / tidak Restorasi pada gigi anterior : ada / tidak ada Crowded/malposisi gigi berat : ya / tidak

(58)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Saudara/i sekalian, perkenalkan saya Octavina, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “GAMBARAN TIPE SENYUM BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tipe senyum pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dan membedakannya berdasarkan jenis kelamin. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk membantu dalam diagnosis dan rencana perawatan ortodonti yang tepat dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner dan dilakukan pemeriksaan langsung untuk melihat apakah kondisi rongga mulut telah memenuhi kriteria yang diinginkan. Setelah itu akan dilakukan foto dalam posisi tersenyum dan dilakukan pengukuran tinggi gigi seri pertama kanan rahang atas. Penelitian ini tidak akan menimbulkan efek samping apapun.

Jika Saudara/i bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Semoga keterangan yang telah saya berikan cukup jelas dan dapat dimengerti dengan baik. Atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya mengucapkan terima kasih.

Medan, Octavina

(59)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : ... Alamat : ... No. HP : ...

telah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Gambaran Tipe Senyum berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU”

Dengan surat ini saya menyatakan setuju untuk menjadi subjek pada penelitian ini secara sadar dan tanpa paksaan.

Medan, ... Yang menyetujui, Subjek penelitian

(60)
(61)

LAMPIRAN 6

HASIL UJI OPERATOR

Hasil Analisis Hari Pertama

No. Nama JK

Gigi 11

(mm) ID 11 (mm) ID (%) Incisor Display Smile Arc Gingival Display

1 Umasundari P 11 10 90,9% Average Consonant Non Gummy

2 Patrick L 10 9 90,0% Average Consonant Non Gummy

3 Tineshraj L 11 7 63,6% Low Consonant Non Gummy

4 Navinkumar L 10,5 7 66,7% Low Consonant Non Gummy

5 Gowri P 10 10 100,0% High Consonant Non Gummy

6 Dharshini P 9 7 77,8% Average Consonant Non Gummy

7 Jeewena P 11 7 63,6% Low Consonant Non Gummy

8 Puvandran L 11 10 90,9% Average Straight Non Gummy

9 Thenaraj L 12 5 41,7% Low Consonant Non Gummy

(62)

Hasil Analisis Hari Kedua

No. Nama JK

Gigi 11

(mm) ID 11 (mm) ID (%) Incisor Display Smile Arc Gingival Display

1 Umasundari P 11 10 90,9% Average Consonant Non Gummy

2 Patrick L 10 9 90,0% Average Consonant Non Gummy

3 Tineshraj L 11 7 63,6% Low Consonant Non Gummy

4 Navinkumar L 10,5 6 57,1% Low Consonant Non Gummy

5 Gowri P 10 10 100,0% High Consonant Non Gummy

6 Dharshini P 9 7 77,8% Average Consonant Non Gummy

7 Jeewena P 11 7 63,6% Low Consonant Non Gummy

8 Puvandran L 11 10 90,9% Average Straight Non Gummy

9 Thenaraj L 12 5 41,7% Low Consonant Non Gummy

(63)

LAMPIRAN 7

HASIL STATISTIK UJI OPERATOR (UJI T PAIRED)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pengukuran Incisor Display

Hari Pertama

7,8000 10 1,81353 ,57349

Pengukuran Incisor Display

Hari Kedua

7,7000 10 1,88856 ,59722

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pengukuran Incisor Display

Hari Pertama & Pengukuran

Incisor Display Hari Kedua

(64)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pengukuran

Incisor Display

Hari Pertama -

Pengukuran

Incisor Display

Hari Kedua

(65)

LAMPIRAN 8

Display Smile Arc Gingival Display

(66)
(67)

LAMPIRAN 9

HASIL STATISTIK PENGUKURAN GIGI 11 DAN INCISOR DISPLAY 11

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Gigi 11 46 9,00 13,00 10,6957 1,06707

Incisor Display 11 46 4,00 12,00 7,6522 2,08931

(68)

LAMPIRAN 10

HASIL UJI NORMALITAS DATA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gigi 11 Incisor Display 11

N 46 46

Normal Parametersa,b Mean 10,6957 7,6522

Std. Deviation 1,06707 2,08931

Most Extreme Differences Absolute ,156 ,197

Positive ,156 ,101

Negative -,156 -,197

Kolmogorov-Smirnov Z 1,057 1,337

Asymp. Sig. (2-tailed) ,214 ,056

a. Test distribution is Normal.

(69)

LAMPIRAN 11

HASIL UJI CHI-SQUARE TIPE SENYUM BERDASARKAN SMILE ARC

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tipe Senyum Berdasarkan

Smile Arc * Jenis Kelamin

46 100,0% 0 ,0% 46 100,0%

Tipe Senyum Berdasarkan Smile Arc * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Tipe Senyum Berdasarkan

Smile Arc

Consonant Count 6 21 27

% within Tipe Senyum Berdasarkan Smile Arc 22,2% 77,8% 100,0%

% within Jenis Kelamin 54,5% 60,0% 58,7%

% of Total 13,0% 45,7% 58,7%

Straight Count 5 14 19

(70)

% within Jenis Kelamin 45,5% 40,0% 41,3%

% of Total 10,9% 30,4% 41,3%

Total Count 11 35 46

% within Tipe Senyum Berdasarkan Smile Arc 23,9% 76,1% 100,0%

% within Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 23,9% 76,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square ,103a 1 ,749

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,102 1 ,749

Fisher's Exact Test 1,000 ,508

N of Valid Cases 46

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,54.

(71)

LAMPIRAN 12

HASIL UJI CHI-SQUARE TIPE SENYUM BERDASARKAN INCISOR DISPLAY

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tipe Senyum Berdasarkan

Incisor Display * Jenis

Kelamin

46 100,0% 0 ,0% 46 100,0%

Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Tipe Senyum Berdasarkan

Incisor Display

Low Count 7 13 20

% within Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display 35,0% 65,0% 100,0%

% within Jenis Kelamin 63,6% 37,1% 43,5%

% of Total 15,2% 28,3% 43,5%

Average Count 4 17 21

% within Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display 19,0% 81,0% 100,0%

(72)

% of Total 8,7% 37,0% 45,7%

High Count 0 5 5

% within Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display ,0% 100,0% 100,0%

% within Jenis Kelamin ,0% 14,3% 10,9%

% of Total ,0% 10,9% 10,9%

Total Count 11 35 46

% within Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display 23,9% 76,1% 100,0%

% within Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 23,9% 76,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 3,196a 2 ,202

Likelihood Ratio 4,259 2 ,119

N of Valid Cases 46

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum

(73)

LAMPIRAN 13

HASIL UJI CHI-SQUARE TIPE SENYUM BERDASARKAN GINGIVAL DISPLAY

Case Processing Summary

Tipe Senyum Berdasarkan Gingival Display * Jenis Kelamin Crosstabulation

(74)

% within Tipe Senyum

Berdasarkan Gingival

Display

23,9% 76,1% 100,0%

% within Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 23,9% 76,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 46

a. No statistics are computed

because Tipe Senyum Berdasarkan

Gambar

Gambar 1. Tipe dasar senyum. (A) Senyum sosial dan (B) senyum spontan8
Gambar 2. (A) Consonant smile, (B) straight smile dan (C) reverse smile21
Gambar 3. (A) Low smile, (B) average smile, dan (C) high smile23
Gambar 4. (A) Gummy smile dan (B) non-gummy smile12
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tukarlah uang berikut dengan berbagai pecahan yang nilainya sama7. Bentuk kelompok sesuai

Capaian Program Jumlah ketersediaan cakupan (jenis) sarana dan prasarana perkantoran/aparatur secara memadai dan sesuai dengan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B6, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Arsitektur Dasar Komputer Van Neuman..

seprium No physical defect Carbon sequestration, The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B6, 2016. XXIII

Isilah Data dengan menggunakan huruf balok / kapital dengan jelas.. Surat Rekomendasi siswa

Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA

pendekatan model evaluasi CIPP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) aspek konteks: pelaksanaan program pengajaran pabrik sesuai dengan misi visi yang telah