• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI

MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN

METODE

JIGSAW

PADA SISWA KELAS VII F SMP

N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ROHMAD SHOLIKIN

NIM: 111-12-119

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI

MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN

METODE

JIGSAW

PADA SISWA KELAS VII F SMP

N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ROHMAD SHOLIKIN

NIM: 111-12-119

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telp. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

Drs. M. Ghufron, M.Ag. Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing

Lamp. : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Rohmad Sholikin

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Rohmad Sholikin

NIM : 111-12-119

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI

(5)

v

Judul Skripsi

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI

IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE

JIGSAW

PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

ROHMAD SHOLIKIN NIM: 111-12-119

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Imam Sutomo, M.Ag

Sekretaris Penguji : Dr. M. Gufron, M.Ag

Penguji I : Dr. Muna Erawati, M.Si

Penguji II : Dr. Mukti Ali, M.Hum

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rohmad Sholikin

NIM : 111-12-119

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

(7)

vii

MOTTO

Pendidikan yang berkarakter akan menciptakan banyak

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta

karunia-Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Keluarga ku Ayah dan Ibuku tercinta, Pae Zumroni dan Mbok

Jumiyem serta Adiku Nduk Puji Tri Utami, Mas Andi Wibowo dan

dek Riza yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih

sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Drs. M. Ghufron, M.Ag. yang

selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh

kesabaran selama proses skripsi ini.

3. Sahabat-sahabatku, Tri Hartono, Dedi Setiadi, Rizal yang selalu

memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam

penempuhan gelar sarjana ini.

4. Tim KKN IAIN Salatiga 2016 Posko 60 Mas Fahmi, Mujito, Nur

Hidayati, Latifah, Oktaf, Riyanti, Novi yang selalu memberikan

dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam penempuhan gelar

sarjana ini.

5. Teman-teman ku se Perjuangan PAI D Angkatan 2012.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulis juga banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. M. Ghufron, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Kedua orang tuaku, kakakku, dan adikku yang telah memberikan doa, motivasi, serta dukungan moril dan materil kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala keilmuan di bidang pendidikan kepada penulis.

8. Keluarga Besar JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan pengalaman keorganisasian kepada penulis.

(10)

x

10. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012 IAIN Salatiga yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

11. Semua pihak yang terlibat dan dengan ikhlas memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca. Dengan keterbatasan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

(11)

xi

ABSTRAKSI

Rohmad Sholikin (NIM. 111-12-119). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pai Materi Iman Kepada Malaikat Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2016/2017. Skripsi. IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. M Ghufron, M.Ag.

Kata kunci: prestasi belajar, PAI, metode Jigsaw.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasi belajar PAI melalui metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang dengan dua siklus. Metode pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw pada pembelajaran PAI mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus sebesar 22.4%, pada siklus I sebesar 51.5%, dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 69, siklus I sebesar 78, dan pada siklus II naik menjadi 87. Hal ini berarti, target yang ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 90% dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik 75 sudah tercapai.

Aktivitas belajar peserta didik juga dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode jigsaw. Dengan metode ini guru mudah merangsang keaktifan peserta didik melalui kerja sama antar kelompok. Guru juga mudah memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh guru. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik ini dapat terlihat dari pra siklus, siklus I dan siklus II, secara berturut-turut sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 82,50 %. Dengan begitu target yang ingin dicapai telah terpenuhi yaitu persentase aktivitas peserta didik sebesar 80%.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Maasalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 15

1. Rancangan Penelitian ... 16

(13)

xiii

3. Instrumen Penelitian ... 16

4. Pengumpulan Data ... 16

5. Teknik Analisa Data ... 17

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar PA 1. Pengertian Prestasi Belajar PAI ... 20

2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam... 22

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 24

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 25

B. Iman Kepada Malaikat ... 26

C. Konsep Dasar Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran ... 30

2. Prinsip Penggunaan Metode ... 32

3. Jigsaw ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 39

B. Setting dan Subyek Penelitian ... 40

1. Waktu dan Tempat ... 40

2. Subyek Penelitian ... 40

C. Data Prestasi Belajar PAI ... 40

D. Desain Penelitian ... 42

(14)

xiv

2. Observasi ... 47

3. Dokumentasi ... 48

F. Metode Analisis Data ... 48

G. Indikator Keberhasilan ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal ... 50

B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus ... 54

1. Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 60

C. Pembahasan ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Prestasi Belajar Peserta Didik ... 41

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik ... 51

Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Peserta Didik ... 52

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik ... 55

Tabel 4.4 Aktivitas Belajar Peserta Didik ... 57

Tabel 4.5 Aktivitas Pembelajaran Guru ... 58

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik ... 61

Tabel 4.7 Aktivitas Belajar Peserta Didik ... 63

Tabel 4.8 Aktivitas Pembelajaran Guru ... 64

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa PAI Siklus I ... 76

Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa PAI Siklus II... 77

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I ... 78

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 79

Lampiran 5 Dokumentasi ... 81

Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis ... 85

Lampiran 7 Daftar Nilai Surat Keterangan Kegiatan (SKK) ... 86

Lampiran 8 Surat Pembimbing Skripsi ... 90

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dinamika masyarakat pada dekade abad ke 21 ini semakin kompleks.

Realitas sosial ini disadari atau tidak disadari akan membawa akses-akses baik

positif maupun negatif terhadap perkembangan moral masyarakat.

Ketidakberdayaan masyarakat dalam membendung laju zaman ini lebih

terindikasikan lagi dengan tidak adanya batasan oleh seperangkat komputer

dan jaringannya.

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam

melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai

tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan dan nilai keagamaan. Proses

pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada

peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku,

dan kepribadian anak. Untuk itu penyampaian proses pembelajaran hendaknya

dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman baru berdasar

pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama, menantang dan

menyenangkan.

Dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam mengembangkan

kemampuan dan membentuk manusia yang berkarakter, yang akan melahirkan

generasi yang berbudi pekerti yang luhur sebagaimana diamanatkan oleh

undang-undang pendidikan nasional no. 2 tahun 2003 “Pendidikan Nasional

(18)

2

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta

didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu

berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.

Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi

manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan

capaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah

dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Disisi lain minat siswa

terhadap mata pelajaran pendidikan agama menurun, siswa lebih suka dengan

mata pelajaran lain yang berbasis teknologi dan informasi oleh karena itu mata

pelajaran pendidikan agama perlu aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan

dalam menyampaikan kepada peserta didik agar siswa tidak jemu dalam

mengikuti pelajaran.

Dalam menyikapi kondisi yang terjadi dalam era globalisasi ini

terutama dengan besarnya kemungkinan persebaran dampak negatifnya, maka

satu aspek yang paling penting dalam menangkal akses yang lebih buruk lagi

adalah dengan pembekalan moral kepada para anak bangsa, sehingga mampu

memilih yang lebih baik, yang sesuai dengan tatanan moral. Dalam hal ini

peranan pendidikan menjadi sangat urgen terutama Pendidikan Agama Islam

(19)

3

akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan IPTEK yang mungkin

melampaui batas, Pendidikan Agama Islam harus bertindak untuk mencegah

bahaya-bahaya yang menyertai kemajuan tersebut. Pendidikan Agama Islam

dituntut mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bermuara pada nilai-nilai Islami.

Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama

Islam adalah merupakan pendidikan yang sangat penting, karena harus mampu

membentuk sikap perilaku yang agamis terhadap peserta didik, terutama

masalah pengamalan ibadah. Dalam hal ini memahami iman kepada malaikat

adalah sangat diperlukan karena iman kepada malaikat termasuk dalam

serangkaian rukun iman yang wajib diyakini dan diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum masih terdapat

ketidak seimbangan antara alokasi waktu yang tersedia dan materi pelajaran

yang begitu luas, mengakibatkan prestasi Pendidikan Agama Islam masih jauh

dari harapan yang diinginkan. Hal ini terbukti kurang tercapainya nilai yang

diperoleh oleh siswa, terutama pada materi iman kepada malaikat yaitu rentang

nilai antara 60 dan 70 sedang KKM yang ditetapkan 75. Kalaupun nilai sudah

cukup baik ataupun sudah memenuhi kriteria standar kelulusan, dengan

diterapkannya metode Jigsaw diharapkan prestasi akan lebih meningkat. Dalam rapat Dewan Guru, dan Dewan Komite sekolah yang pada tanggal 15

Mei 2011 menetapkan bahawa 68% merupakan ketuntasan belajar rendah, 75%

ketuntasan belajar sedang dan 88% ketuntasan belajar tinggi dan Kreteria

(20)

4

Salah satu solusi penulis ingin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) untuk meningkatkan pemahaman iman kepada malaikat dengan

menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran

Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2016-2017. Dengan harapan

dengan metode Jigsaw prestasi siswa pada materi iman kepada malaikat akan meningkat.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini berfokus pada proses pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan materi iman kepada malaikat dengan

menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun pokok permasalahannya adalah sebagai berikut:

Apakah strategi Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman terhadap iman kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten

Semarang.

Adapun indikator keberhasilan adalah indikator kemampuan siswa

dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai iman kepada malaikat. Jadi

keberhasilan tindakan ini ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat

perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan peningkatan

pembelajaran. Jika pada siklus 1 kategori lebih besar paham dari Pra Siklus dan

pada siklus II Paling lebih besar paham dari Siklus 1 berarti terjadi

(21)

5

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan

penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw dapat

meningkatkan pemahaman iman kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP

N 2 Tengaran Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017“

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan dan evaluasi yang teratur terhadap pelaksanaan

pembelajaran iman kepada malaikat harus tetap diprioritaskan untuk mencapai

hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan mengungkapkan

kemampuan siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang

terhadap pemahaman iman kepada malaikat dan selanjutnya akan ditingkatkan

dengan menggunakan strategi Jigsaw.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai pelengkap referensi yang telah ada berkaitan dengan proses

belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti sebagai ajang praktek materi-materi maupun teori–teori

yang selama ini penulis peroleh dalam bangku kuliah.

b. Bagi sekolah dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan

(22)

6

c. Bagi guru dan siswa sebagai bahan evaluasi yang telah dilaksanakan

guna memperbaiki kekurangan yang ada dalam proses belajar mengajar

sehingga hasilnya dapat ditingkatkan.

d. Pembuat kebijaksanaan dalam menyusun kurikulum yang lebih

bermanfaat bagi siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Suharsimi Arikunta, 2006:71). Sedang menurut Winarno Surahmad hipotesis

adalah sebuah kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu belum berakhir masih

harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah jawaban yang dianggap benar

atau salah (Sutrisno Hadi, 1987:69).

Jadi yang dimaksud hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara

belum sampai pada titik akhir. Masih memerlukan pembuktian untuk

memperoleh kebenaran maka perlu adanya penelitian. Sesuai dengan judul

yang penulis ajukan terdiri dari dua variabel yaitu strategi Jigsaw sebagai

variabel bebas (independent) dan pemahaman iman kepada malaikat sebagai variabel terikat. (dependen) maka dapat penulis ajukan hipotesis sebagai

berikut : ”Melalui metode Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman dan

menerapkan nilai-nilai iman kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP N 2

(23)

7

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemaham,

maka perlu penulis jelaskan :

1. Pengertian Pemahaman iman kepada malaikat

Pemahaman adalah cara memehami atau memahamkan sesuatu

(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 811). Adapun yang penulis

maksudkan dengan pemahaman iman kepada malaikat adalah kesanggupan

dan kecakapan seseorang untuk memahami dan menerapkan iman kepada

malaikat dengan benar, dengan indikator :

a. Memahami arti iman kepada malaikat

Secara etimologis kata mala-ikah (dalam bahasa indonesia disebut

(malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdar al-alukah artinya ar-risalah (misi, pesan). Yang membawa misi atau

pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Quran Malaikat juga disebut rusul (utusan-utusan). Misalnya pada suratHud

ayat 69. Bentuk jamak lain dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia kata Malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Bentuk

jamaknya menjadi para malaikat. (Ilyas, 1992: 83). Secara etimologis

malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari

cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.

b. Mengamalkan nilai-nilai iman kepada malaikat dalam kehidupan

(24)

8

Iman kepada malaikat merupakan iman kedua setelah iman

kepada Allah. Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat ialah

mempercayai bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk bernama

malaikat, yang selalu taat kepadanya dan mengerjakan dengan

sebaik-baiknya tugas yang diberikan Allah kepada mereka.

Yang menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat

ini, ialah kepercayaan akan kebenaran akan wahyu Al-Qur‟an dan

Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengakui

kebenaran Al-Qur‟an dan sabda-sabda Rasulullah tentulah mereka

akan percaya pula bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat

diterangkan oleh dua sumber agama Islam itu.

Malaikat termasuk mahluk Tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib

ialah segala yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib

itu sendiri artinya ialah hilang, lenyap, tidak ada. Jadi barang ghaib

ialah sesuatu yang hilang atau lenyap atau tidak ada dalam jangkauan

panca indra.( Pangarsa, 1979: 81)

Jumlah mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat

menghitung kecuali Allah SWT dalam As-Shahihain disebutkan hadits

yang berasal dari Annas bin Malik tentang kisah mi‟raj, bahwa Nabi

diperlihatkan Al-Baitul Ma‟mur dilangit. Padanya setiap hari terdapat

tujuh puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu

telah keluar (selesai shalat) meraka tidak akan pernah kembali kesitu.

Malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, adapun malaikat yang

(25)

9

Setiap gerak-gerik yang kita kerjakan pasti tidak akan pernah luput

dari pengawasannya, malaikat tersebut adalah malaikat Raqib dan

Atid. Maka dari itu kita harus senantiasa berperilaku dengan penuh

kehati-hatian.

Nama-nama malaikat dan tugas mereka masing-masing:

1. Malaikat jibril; sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu tuhan

kepada Nabi-nabi/Rasul-rasul-NYA. Jibril kadang-kadang disebut

juga Ruhul Qudus (S. Al-Baqarah 87), Ruhul Amin (S. Asy-syuara

193) dan Namus.

2. Malaikat Mika‟il; menyampaikan pembagian rizqi.

3. Malaikat israfil; meniup serunai sangkakala (terompet) dalam 3

peristiwa, yaitu pada saat terjadinya hari kiamat, pada saat

kebangkitan manusia dari kubur, dan pada waktu manusia

dipanggil untuk diadili oleh tuhan. (S.Yasin ayat 49,51 dan 53)

4. Malaikat Izra‟il; mencabut nyawa manusia dan mahluk lainya

apabila telah tiba (S. As-Sajdah 11, S. An-Nahl 32, S An-Nisa 97)

5. Malaikat Ridwan; bertugas menjaga surga.

6. Malaikat malik; bertugas menjaga neraka.

7. Malaikat munkar nakir; bertugas melakukan pemeriksaan

pendahuluan kepada orang yang selesai dikuburkan.

8. Malaikat Raqib dan Atid bertugas menjaga dan mencatat

perbuatan-perbuatan manusia. Raqib disebelah kanan mencatat

amal baik dan Atid disebelah kiri mencatat amal buruk. (S. Qof 17)

(26)

10

Hikmah iman kepada Malaikat

Sebagai muslim yang memiliki iman kepada malaikat,

seseorang akan menunjukkan beberapa perilaku yang

mengindikasikan dari rasa keimanannya itu sendiri. Di antara

tanda-tanda perilaku dari orang yang beriman kepada Malaikat antara lain :

a. Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian

b. Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat

sekitar

c. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi

lingkungannya

d. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke

waktu

e. Berpikiran positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi

sekitarnya

f. Mengetahui akan keagungan Allah SWT, kekuatannya serta

kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan bagian dan

keagungan khaliq

g. Terimakasih (syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA

terhadap bani adam, dimana dia telah memasrahkan kepada

sebagian dari pada malaikat itu untuk menjaga (mengawasi)

mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta

(27)

11

h. Mencintai para malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan

berupa penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT. ( Sholeh, 1997:

166)

Kedua komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan

memahami dan mengamalkan nilai iman kepada malaikat. Masing-masing

komposisi penelitian berisi indikator secara bertingkat yang menunjukkan

kecakapan tingkat penguasaan baik pemahaman maupun dalam

pengamalannya.

2. Pengertian Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin

(Sugianto,2010:45).

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw

merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses

belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,

pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang

dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman

seluruh anggota.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

(28)

12

dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya (Sudrajat,2008:1).

Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik

untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi

beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan

penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh

peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain

(Zaini, 2008:56).

Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari

materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan

harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan”. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang

sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain

tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian

siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan

kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

(29)

13

siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal, dan latar

belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan

dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari

anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari

dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota

kelompok asal.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) Jigsaw:

1) Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam

kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran

yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari

salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan

materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok

yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang

sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada

temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh

Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas

(30)

14

sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi

pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang

beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa.

Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal

memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam

kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada

pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,

selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau

dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan

persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

5) Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian

materi pembelajaran.

6) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi

(31)

15

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw :

a) Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta

bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya.

b) Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.

c) Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan

mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang

dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk

oleh guru.

d) Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua siswa

dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

Kekurangan model pembelajaran Jigsaw :

a) Proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan lebih banyak waktu

dibanding metode yang lain.

b) Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap

kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini penulis lakukan bulan Februari tahun

2017. Minggu ke 1 bulan Februari persiapan menyusun konsep, jadwal dan

instrumen, Sementara minggu ke 2, ke 3 dan ke 4 bulan Februari pelaksanaan

Pra siklus, siklus satu dan siklus dua, sedang bulan Maret tahun 2017

(32)

16

2. Subjek Penelitian

Yang penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas VII F SMP

N 2 Tengaran dalam pemahaman iman kepada malaikat. Sebagaian

populasinya adalah VII F SMP N 2 Tengaran yang berjumlah 33 siswa

dengan rincian 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa maka subjek penelitian adalah seluruh VII F

SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016-2017.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan

suatu metode (Suharsimi Arikunta, 2006:149). Agar penelitan ini berjalan

sesuai dengan apa yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam

Penelitian Tindakan Kelas anatara lain : Rencana Pembelajaran (RP) Buku,

Al-Qur‟an, alat peraga (sarana prasarana), Buku Daftar Nilai dan Evaluasi.

4. Pengumpulan Data

Untuk mendapat data–data yang akurat dan releven penulis

menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar

metode yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun metode yang

(33)

17

a. Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya

(Suharsimi, Arikunta, 2006:149). Metode ini penulis gunakan untuk

mencari data mengenai jumlah siswa, nilai siswa, perkembangan siswa

dan keadaan sarana dan prasarana VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten

Semarang.

b. Tes

Tes yaitu serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi, bakat, yang

dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi, Arikunta, 2006:158).

Penulis menggunakan metode ini untuk mengukur kemampuan siswa

dalam memahami dan mengamalkan nilai iman kepada malaikat.

5. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data penulis menggunakan teknik analisa

kuantitatif yaitu analisa tanpa menggunakan perhitungan, tetapi lebih

menekankan pada ulasan-ulasan dengan jalan menganalisa tabel yang

didasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden dengan

(34)

18

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari tiga bagian dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Depan

Dalam bagian ini meliputi halaman sampul skripsi, logo, halaman

judul halaman pernyataan keaslian tulisan, halaman persetujuan, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstraksi,

halaman daftar tabel dan halaman daftar lampiran.

2. Bagian isi Skripsi

Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis

tindakan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan

skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, Dalam bab ini penulis sampaikan mengenai

teori belajar, faktor faktor yang mempengaruhi belajar, tujuan pembelajaran

iman kepada malaikat, pengertian Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam dan pencapaian pembelajaran iman kepada

malaikat.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, Bab ini penulis sajikan diskripsi

pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan siklus satu dan diskripsi

(35)

19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Dalam bab ini di

sajikan : Diskripsi bersiklus yang memuat data hasil pengamatan atau

wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap

siklus.

BAB V PENUTUP, Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan

(36)

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Prestasi Belajar PAI

1. Pengertian Prestasi Belajar PAI

Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan

secara keseluruhan. Dalam prosesnya, kegiatan ini melibatkan interaksi

individu yaitu pengajar di satu pihak dan peserta didik dipihak lain.

Keduanya berinteraksi dalam satu proses yang disebut belajar-mengajar.

(Usman, 2009: 4)

Interaksi dalam proses pembelajaran bermakna interaksi edukatif.

Interaksi edukatif adalah yang secara sadar mempunyai tujuan untuk

mendidik. Interaksi edukatif mempunyai arti yang cukup luas tidak

sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga terjadi proses

penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik. (Usman, 2009: 4) Oleh

karena itu dalam proses pembelajaran tidak hanya terjadi transfer

pengetahuan tetapi juga mengajarkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan.

Tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat menguasai

bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Sekalipun dalam sebuah pembelajaran seorang guru memberikan

informasi yang sama kepada peserta didik, namun hasil pembelajaran

(37)

21

prestasi menurut kamus adalah ”hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).” ( Suharso, 2009: 390)

Prestasi dalam pendidikan adalah penilaian tentang perkembangan

dan kemajuan peserta didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan

pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat

dalam kurikulum.

Adapun menurut Morgan ”learning is any relatively permanent

change in behavior which occur as a result of experience or practice”.(

Morgan, 1971: 2). Maksudnya belajar adalah perubahan tingkah laku yang

terjadi relative permanen sebagai hasil dari sebuah pengalaman atau

latihan. Sedangkan menurut Sholeh Abdul Aziz belajar adalah:

Belajar adalah suatu perubahan di dalam pemikiran peserta didik

yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu kemudian menumbuhkan perubahan yang baru dalam pemikiran peserta didik.( Azis : 169 )

Dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa prestasi

belajar adalah ukuran atau hasil yang dicapai seseorang setelah mengikuti

proses belajar berupa perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan Pendidikan Agama Islam lebih dipahami

(38)

22

Islam menurut Abdul Madjid dan Dian Andayani adalah “usaha sadar

yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik

untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui

bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan yang harus ditetapkan.” ( Majid, 2004: 132). Jadi yang

dimaksud prestasi belajar PAI adalah hasil belajar yang diperoleh setelah

proses pembelajaran PAI selesai. Indikator keberhasilan peserta didik

dalam pembelajaran PAI dapat diketahui dari skor atau nilai ulangan.

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang

kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini antara lain :

a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-

undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar

yuridis formal tersebut antara lain:

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:

Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD‟45 dalam Bab XI pasal

29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah

menurut agama dan kepercayaannya itu. ( Majid, Abdul dan Dian

(39)

23

b. Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang

bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama

adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.

Dalam Al-Qur‟an terdapat dalam Q.S. Al-Imran: 104.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang

munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.

c. Dasar Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak

tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan

hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa: Semua

manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang

disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu

perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka

(40)

24

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah

berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan

keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan kembangkan lebih

lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan

agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara

optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

(41)

25

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

bagi orang lain.( Majid, Abdul : 134-135)

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan

pede jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Majid, Abdul : 134-135)

Menurut Muhaimin, PAI bertujuan agar siswa memahami,

menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman bertakwa kepada Allah SWT dan

berakhlak mulia. ( Muhaimin, 2004: 78)

Tujuan PAI harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal

ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia yang

(42)

26

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a, disebutkan bahwa

mata pelajaran agama dan akhlak mulai dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari

pendidikan agama.( Departemen Agama RI, 2006: 218 )

Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk membekali

peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia yang berakhlakul

karimah.

B. Iman Kepada Malaikat

Secara Etimologis kata mala-ikah (dalam bahasa indonesia disebut

(malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdar al-alukah

artinya ar-risalah (misi, pesan). Yang membawa misi atau pesan disebut

ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Quran Malaikat juga disebut rusul (utusan-utusan). Misalnya pada surat Hud ayat 69. Bentuk jamak lain

dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia kata Malaikat dipakai

untuk bentuk tunggal. Bentuk jamaknya menjadi para malaikat. (Ilyas,

1992: 83). Secara etimologis malaikat adalah makhluk ghaib yang

diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat

(43)

27

Iman kepada malaikat merupakan iman kedua setelah iman kepada

Allah. Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat ialah mempercayai

bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk bernama malaikat, yang selalu

taat kepadanya dan mengerjakan dengan sebaik-baiknya tugas yang

diberikan Allah kepada mereka.

Yang menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat ini,

ialah kepercayaan akan kebenaran akan wahyu Al-Qur‟an dan Hadits

-hadits Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengakui kebenaran

Al-Qur‟an dan sabda-sabda Rasulullah tentulah mereka akan percaya pula

bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat diterangkan oleh dua

sumber agama Islam itu.

Malaikat termasuk mahluk tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib ialah

segala yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib itu sendiri

artinya ialah hilang, lenyap, tidak ada. Jadi barang ghaib ialah sesuatu

yang hilang atau lenyap atau tidak ada dalam jangkauan panca indra.(

Pangarsa, 1979: 81)

Jumlah mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat

menghitung kecuali Allah SWT dalam As-Shahihain disebutkan hadits

yang berasal dari Annas bin Malik tentang kisah mi‟raj, bahwa Nabi

diperlihatkan Al-Baitul Ma‟mur dilangit. Padanya setiap hari terdapat

tujuh puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu telah

(44)

28

Malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, adapun malaikat yang

bertugas mengawasi atau mencatat semua amal perbuatan manusia. Setiap

gerak-gerik yang kita kerjakan pasti tidak akan pernah luput dari

pengawasannya, malaikat tersebut adalah malaikat Roqib dan Atid. Maka

dari itu kita harus senantiasa berperilaku dengan penuh kehati-hatian.

Nama-nama malaikat dan tugas mereka masing-masing :

1. Malaikat jibril; sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu tuhan

kepada Nabi-nabi/Rasul-rasul-NYA. Jibril kadang-kadang disebut juga

Ruhul Qudus (S. Al-Baqarah 87), Ruhul Amin (S. Asy-syuara 193)

dan Namus.

2. Malaikat Mika‟il; menyampaikan pembagian rizqi.

3. Malaikat israfil; meniup serunai sangkakala (terompet) dalam 3

peristiwa, yaitu pada saat terjadinya hari kiamat, pada saat kebangkitan

manusia dari kubur, dan pada waktu manusia dipanggil untuk diadili

oleh Tuhan. (S.Yasin ayat 49,51 dan 53)

4. Malaikat Izra‟il; mencabut nyawa manusia dan mahluk lainya apabila

telah tiba (S. As-Sajdah 11, S. An-Nahl 32, S An-Nisa 97)

5. Malaikat Ridwan; bertugas menjaga surga.

6. Malaikat malik; bertugas menjaga neraka.

7. Malaikat munkar nakir; bertugas melakukan pemeriksaan pendahuluan

kepada orang yang selesai dikuburkan.

8. Malaikat Raqib dan Atid bertugas menjaga dan mencatat

(45)

29

Atid disebelah kiri mencatat amal buruk. (S. Qof 17) ( Pangarsa, 1979:

83 )

Hikmah iman kepada Malaikat

Sebagai muslim yang memiliki iman kepada malaikat, seseorang akan

menunjukkan beberapa perilaku yang mengindikasikan dari rasa

keimanannya itu sendiri. Di antara tanda-tanda perilaku dari orang yang

beriman kepada Malaikat antara lain :

1. Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian

2. Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar

3. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi

lingkungannya

4. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu

5. Berpikiran positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi

sekitarnya

6. Mengetahui akan keagungan Allah SWT, kekuatannya serta

kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan bagian dan keagungan

khaliq

7. Terimakasih (syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA

terhadap bani adam, dimana dia telah memasrahkan kepada

sebagian dari pada malaikat itu untuk menjaga (mengawasi)

mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta

(46)

30

8. Mencintai para malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan berupa

penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT. ( Sholeh, 1997: 166)

C.Konsep Dasar Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran

Secara etimologis, metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti

melalui atau melewati, dan “hodos” yang bearti jalan atau cara. Jadi meode

berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. ( Ramayulis, 1990:

104 ). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara yang

telah diatur dan dipikirkan baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam

ilmu pengetahuan dan sebagainya.” ( Suharso, Ana Retnoningsih, :321)

Menurut Hamzah B. Uno metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Uno, 2008: 2). Jadi

metode pembelajaran adalah jalan yang ditempuh oleh seseorang guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan tahapan-tahapan tertentu.

Dalam menggunakan suatu metode, kita seharusnya memiliki beberapa

landasan pemikiran mengapa kita menggunakan metode tersebut. Prinsip

pemakaian metode yang digunakan berfungsi untuk member penguatan

terhadap apa yang kita kerjakan, sehingga kita mempunyai alasan yang

kuat dalam menggunakan suatu metode tertentu.

Metode yang dipilih oleh pendidik seharusnya merupakan metode

(47)

31

atau standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam

RPP.

Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran

bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan

dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain,

metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan

menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.

Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil

pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan

sebaik dan semudah mungkin.

Dari penjelasan di atas tadi dapat dilihat bahwa pada intinya

metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan

tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.

Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan

metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana

menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga

materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.

Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana

dijumpai dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha untuk

mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan

perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran.

Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam

(48)

32

bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan

psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi kognitif,

dan semua hal ini memerlukan metode yang berbeda-beda untuk mencapai

kesemuanya dalam tujuan pembelajaran.

2. Prinsip Penggunaan Metode

Prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam menurut

Omar Muhammad Al-Toumy Al-Saibany adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya.

b. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum

pelaksanaan pendidikan.

c. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak

didik.

d. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik.

e. Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan,

integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan dan

kebebasan berpikir.

f. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang

menggembirakan bagi anak didik.

g. Menegakkan “Uswah Khasanah" ( Omar, 1979: 595).

Berkaitan dengan masalah pemilihan metode dalam pendidikan,

hampir tidak dapat diabaikan beberapa faktor yang boleh dikatakan

(49)

33

dapat bekerja secara efektif dan maksimal dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Pertama, kondisi anak didik. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan

adalah apakah mereka memiliki tingkat kemampuan dalam respons

terhadap metode yang diberlakukan kepada mereka, misalnya

menggunakan metode card sort dan lainnya. Kedua, materi pelajaran yang

menghendaki beraneka macam metode yang berbeda-beda. Ketiga,

kapabilitas guru dalam menggunakan metode merupakan faktor yang

menentukan efektifitas pemakaian metode yang dipilih. Keempat, tujuan,

sebagaimana telah disinggung di depan. Metode apapun yang dipilih

dalam pendidikan harus disinkronkan dengan tujuan yang hendak dicapai,

bukan sebaliknya tujuan yang menyesuaikan metode. ( Slamet, 2005

:171-172)

Dari beberapa data di atas dapat kita ketahui bahwa banyak sekali

prinsip dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menerapkan

metode pembelajaran agar tercipta suatu kondisi belajar mengajar yang

menyenangkan serta dapat secara efektif dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot

Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin

(50)

34

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang

paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw

merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses

belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,

pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang

dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman

seluruh anggota.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar

dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya (Sudrajat,2008:1).

Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk

digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa

bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.

Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam

belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini, 2008:56).

Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari

materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan

(51)

35

ditugaskan”. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang

sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain

tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian

siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan

kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk

siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar

belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan

dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari

anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari

dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota

kelompok asal.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Jigsaw

1) Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan

setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang

berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota

dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi

pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan

(52)

36

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas

mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut.

Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar

bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli

(Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta

menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya

jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson

disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai

dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi

pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli

yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari

5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok

asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari

dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik

yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok

asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok

atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan

hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat

menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah

didiskusikan.

(53)

37

4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

5) Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa

bagian materi pembelajaran.

6) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar

materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi

yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw :

a) Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam

berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang

dilakukannya.

b) Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.

c) Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan

mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi

yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang

telah dibentuk oleh guru.

d) Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua

siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

Kekurangan model pembelajaran Jigsaw :

a) Proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan lebih banyak

(54)

38

b) Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena

setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.

Model jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif

yang berpusat pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab

besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilisator dan

motifator. Tujuan model Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja

tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara

mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa

mempelajari materi secara individual. Dalam metode Jigsaw ini siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu “kelompok awal” dan “kelompok

ahli”. Setiap siswa yang ada dalam” kelompok awal” mengkhususkan diri

pada satu bagian dalam sebuah unit pembelajaran. Siswa dalam

“kelompok awal” ini kemudian dibagi lagi untuk masuk kedalam

“kelompok ahli” untuk mendiskusikan materi yang berbeda. Siswa

kemudian kembali ke “kelompok awal” untuk mendiskusikan materi hasil

“kelompok ahli” pada siswa “kelompok awal”. Dalam konsep ini siswa

harus bisa mendapat kesempatan dalam proses belajar supaya semua

pemikiran siswa dapat diketahui.

Pembelajaran model Jigsaw menuntut setiap siswa untuk bertanggung jawab atas ketuntasan bagian pelajaran yang harus dipelajari

(55)

39

BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah serta

melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan

ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas

permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang

dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi guru sebagai

suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran. ( Arikunto,

Suharsimi, 2006: 3). Dalam penelitian tindakan kelas guru secara reflektif

dapat menganalisis, mensistesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas.

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki

praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Misalnya bagi guru,

penelitian tindakan kelas ini dapat peningkatan profesionalitasnya serta dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dalam implementasinya penelitian

tindakan kelas ini bisa dilakukan secara kolaboratif. Partisipasi setiap tim

secara langsung mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitian tindakan

kelas dari tahap awal sampai akhir. Kerjasama kolaboratif ini dengan

sendirinya akan membentuk tim yang solid guna meningkatkan kualitas

(56)

40

B.Setting dan Subyek Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang oleh

guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan siklus sebagai akhir

setiap tahapnya, baik siklus pertama kedua, dan ketiga. Penelitian ini

dilakukan mulai tanggal 06 Februari sampai dengan 28 Februari 2017 di

SMP N 2 Tengaran. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi

awal. Observasi tahap awal dimulai pada tanggal 06 Februari 2017.

2. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII F

SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 33 orang

dengan komposisi putra 16 dan putri 17. Selain peserta didik, subyek

lainnya yang juga ikut diteliti adalah guru PAI, karena guru merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

C. Data Prestasi Belajar PAI

Data prestasi belajar peserta didik kelas VII F SMP N 2 Tengaran

Tahun Pelajaran 2016/2017 sebelum dilakukan penelitian adalah sebagai

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3 Hasil Aktivitas Peserta Didik
Tabel 4 Rangkuman Hasil belajar peserta didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Disini layout permesinan masih belum teratur sehingga perpindahan material menjadi terhambat dan lama serta secara tidak langsung akan mempengaruhi kapasitas produksi yang

Hasil observasi terhadap data historis kerusakan menunjukkan bahwa nilai perhitungan MTTF akan memberikan nilai reliability untuk komponen van belt dan heater pada kondisi

Hasil penelitian ini adalah unsur kebudayaan Batak yang terdapat dalam Perempuan Bernama Arjuna 4 karya Remy Sylado yang terdiri dari enam unsur yaitu (1) bahasa

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk melihat besar pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan siswa General Conversation memilih Global English Language

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil- hasil yang dicapai oleh perusahaan. Data

Situs web ini terdiri dari fitur-fitur yang memudahkan pelanggan untuk mencari informasi produk, memesan produk dan membantu pelanggan mencari solusi atas masalah yang

Yaitu data yang diperoleh dari tempat kerja praktek. Mengadakan wawacara langsung dengan pihak-pihak yang

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuanitatif untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, strategi promosi dan kepuasan