GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI
NORMAL BERDASARKAN FOTOMETRI
PADA MAHASISWA INDIA TAMIL
MALAYSIA FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
YUDITH MAHFUZA HASIBUAN
NIM: 110600142
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tahun 2015
Yudith Mahfuza Hasibuan
Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada
Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU
x + 32 halaman
Tampilan akhir wajah yang ideal sangat dipengaruhi oleh kondisi jaringan
lunak. Evaluasi penampilan wajah bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti budaya, kepribadian, ras, etnik, usia, dan jenis kelamin. Oleh karena itu,
rencana perawatan ortodontik dan bedah ortognasi harus mengikuti nilai-nilai normal
setiap kelompok etnik. Salah satu pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa
ortodontik adalah pemeriksaan profil wajah. Profil wajah dilihat dari arah lateral dan
terbagi atas tiga, yaitu straight (lurus), concave (cekung), dan convex (cembung). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rerata gambaran profil wajah pada
mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal FKG USU serta untuk
melihat apakah terdapat perbedaan rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa
India Tamil Malaysia di FKG USU berdasarkan jenis kelamin.
Jenis penelitian ini adalah deksriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa India Malaysia etnik Tamil FKG
USU usia ≥ 18 tahun dengan pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Jumlah minimal sampel adalah 41 sampel yang diambil berdasarkan penaksiran proporsi
populasi dengan ketelitian absolut. Alat yang digunakan adalah tiga serangkai,
kamera digital, tripod, kain putih, kursi, meteran, alat tulis, kertas foto ukuran 3R, dan
plastik transparan.
keseluruhan baik pada pria dan wanita. Kesimpulannya adalah gambaran profil wajah
pada oklusi normal berdasarkan fotometri pada mahasiswa India Malaysia etnik
Tamil FKG USU adalah convex (cembung) dengan tidak ada perbedaan berdasarkan jenis kelamin.
PADA MAHASISWA INDIA TAMIL
MALAYSIA FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
YUDITH MAHFUZA HASIBUAN
NIM: 110600142
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 27 Februari 2015
Pembimbing: Tanda tangan
Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort. ...
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal 27 Februari 2015
TIM PENGUJI
KETUA : Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort
ANGGOTA : 1. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort. (K)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda dr. H.
Indra Zulkarnain Hasibuan, M. Ked (OG), Sp.OG dan Ibunda dra. Hj. Sari Medina
Nasution atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta bantuan baik berupa
moral ataupun materi kepada penulis, dan kepada adik- adik penulis Sandra M. N.
Hasibuan dan Sarah Hafizah P. Hasibuan atas dukungan dan motivasi kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan
penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)., sebagai Ketua Departemen
Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort., sebagai koordinator skripsi di
Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
4. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort., sebagai pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
5. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K)., dan Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort.,
sebagai penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penulis.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia FKG
7. Aditya Rachmawati, drg., sebagai dosen pembimbing akademik atas
motivasi dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
8. Teman – teman penulis, Andira Retno Utami, Rica Savitri, Maya Indah, Nurul Sukma, serta seluruh teman - teman angkatan 2011, senior, dan junior yang
tidak dapat disebutkan satu persatu atas yang bantuannya dalam segala hal.
9. Teman – teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia, Octavina Sitorus, M. Salahuddin, Indah Gayatri, Monica Evana, Ulfah Yunida, Vassanty, Aida
Violiny, Rahmy Fitriana, Susanto, Fredysen, Bang Ilwandy yang telah memberi
semangat dan masukan – masukan kepada penulis serta kepada mahasiswa India Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia
dan meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian penulis.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ortodonsia.
Medan, 27 Februari 2015 Penulis,
3.4.1 Kriteria Inklusi ... 16
3.4.2 Kriteria Eksklusi... 16
3.5 Variabel Penelitian ... 16
3.6 Definisi Operasional ... 17
3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 18
3.8 Cara Pengumpulan Data ... 19
3.8.1 Pemilihan Sampel dan Pengambilan Foto ... 19
3.8.2 Pencetakan dan Pengukuran Hasil Foto ... 19
3.9 Pengolahan dan Analisis Data ... 20
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 22
BAB 5 PEMBAHASAN ... 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 28
6.2 Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi gambaran profil wajah pada oklusi normal berdasarkan
fotometri pada mahasiswa India Malaysia FKG USU ... 23
2. Gambaran profil wajah pada mahasiswa India Malaysia FKG USU
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Fotometri intraoral ... 6
2. Fotometri ekstraoral ... 7
3. Profil wajah menurut Graber (1972) ... 10
4. Profil wajah menurut Singh (2007) ... 11
5. Profil wajah menurut Schwarz (1987) ... 11
6. Natural Head Position (NHP) ... 13
7. Alat dan bahan Penelitian ... 18
8. Titik - titik acuan pada foto profil wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU ... . 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kerangka teori
2. Kerangka konsep
3. Kuesioner penelitian
4. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian
5. Informed Consent
6. Jadwal penelitian
7. Daftar hasil pengukuran foto profil pada mahasiswa India Tamil Malaysia
dengan oklusi normal FKG USU
8. Uji statistik tes normalitas data
9. Uji statistik deskriptif dan frekuensi pengukuran foto profil pada mahasiswa
India Malaysia dengan oklusi normal FKG USU
10. Uji crosstab pengukuran foto profil pada mahasiswa India Tamil Malaysia
dengan oklusi normal FKG USU
11. Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan
Saat ini belum diketahui gambaran profil wajah pada etnik India Tamil
Malaysia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
gambaran profil wajah dengan oklusi normal pada mahasiswa India Tamil Malaysia
FKG USU.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU?
1.2.2 Apakah terdapat perbedaan rerata gambaran profil wajah pada
mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU berdasarkan
jenis kelamin?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India
Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU.
1.3.2 Untuk melihat apakah terdapat perbedaan rerata gambaran profil wajah
pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan oklusi normal di FKG USU
berdasarkan jenis kelamin.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana perawatan dalam
bidang ortodonti khususnya pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU
1.4.2 Sebagai masukan ilmiah bagi ilmu ortodonti
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fotometri
Fotometri merupakan alat yang digunakan dalam ilmu antropologi untuk
mengukur wujud karakteristik setiap individu melalui foto.15 Terdapat penelitian
tentang penggunaan fotometri untuk menentukan sudut estetis wajah (sudut
nasofacial, nasofrontal, nasomental dan sudut mentocervical). Hal ini mampu meminimalisir paparan radiasi sefalometri terhadap pasien. Fotometri juga
menyediakan informasi tentang morfologi profil wajah dan hubungan dengan
jaringan dentoskeletal di bawahnya.7 Selain digunakan oleh ortodontis, fotometri juga
digunakan oleh spesialis bedah plastik, ahli rhinoplasty, ahli forensik, dan antropologi.16,17 Pengambilan fototometri harus mengikuti aturan standar yang
berlaku agar hasilnya dapat dibandingkan dengan foto lain selama atau setelah
dilakukan perawatan ortodontik.12
Seperti sefalometri, fotometri juga berfungsi untuk:11
1. Evaluasi hubungan dan proporsi kraniofasial (dan dental) sebelum
perawatan
2. Penilaian profil jaringan lunak
3. Analisa proporsi wajah
2.1.1. Fotometri Intraoral
Fotometri intraoral membutuhkan perhatian yang lebih detail untuk
menghasilkan hasil foto yang baik. Fotometri intraoral memerlukan cheek retractor
dan kaca dental.18 Tujuan utama dari fotometri intraoral adalah untuk mempelajari kembali jaringan keras dan lunak yang didapatkan pada pemeriksaan klinis. Selain
itu, fotometri juga dapat merekam kondisi jaringan keras dan lunak yang telah ada
ortodonti. Contoh kondisi tersebut antara lain white spot pada enamel, jaringan
hyperplastic, dan gingival cleft.11
Terdapat lima macam fotometri intraoral yaitu:18 (Gambar 1)
1. Keadaan oklusi dari pandangan frontal
2. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kanan
3. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kiri
4. Oklusal rahang atas
5. Oklusal rahang bawah
Dua foto terakhir membutuhkan kaca mulut sehingga disebut “Mirror Shots”.
Khususnya pada pengambilan foto oklusal rahang bawah harus dilakukan
pengontrolan saliva dengan cara menyuruh pasien menelan, memastikan lidah tidak
mendorong gigi, dan jika masih terdapat kelebihan saliva, maka keringkan area yang
akan difoto dengan cotton roll.19
The American Board of Orthodontist's Guidelines for Intraoral Photographs:1 1. Kualitas foto standar dengan hasil cetakan foto berwarna
2. Pengambilan foto harus diarahkan pada ketiga bidang secara akurat
3. Satu foto pandangan frontal pada posisi interkuspasi maksimum
4. Dua foto pandangan lateral- kanan dan kiri
5. Optional: dua foto oklusal rahang atas dan rahang bawah
6. Hasil foto bebas dari gangguan, seperti cheek retractor, label, dll
7. Kualitas pencahayaan harus dapat menunjukkan kontur anatomi jaringan
dan bebas bayangan
8. Lidah harus diretraksi ke arah posterior
9. Bebas dari saliva dan/ atau gelembung udara
6
Gambar 1. Fotometri intraoral a. Keadaan oklusi (pandangan frontal) b. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kanan c. Keadaan oklusi dari sisi bukal sebelah kiri d. Oklusal rahang atas e. Oklusal rahang bawah18
2.1.2. Fotometri Ekstraoral
Fotometri ekstraoral terdiri atas empat macam, yaitu:18 (Gambar 2)
1.Pandangan frontal (bibir relaks)
2.Pandangan frontal (tersenyum)
3.Pandangan lateral/ profil (sisi sebelah kanan – bibir relaks) 4.Pandangan ¾ lateral / profil 45° (tersenyum)
a b
c
e
The American Board of Orthodontist's Guidelines for Extraoral Photographs:1,5
1. Kualitas foto standar dengan hasil cetakan hitam putih maupun berwarna
2. Kepala pasien diorientasikan pada Natural Head Position (NHP)
3. Satu foto pandangan lateral dari sebelah kanan, ekspresi serius/ tanpa
ekspresi, bibir ditutup ringan dengan menampilkan ketidakseimbangan dan
ketidakserasian otot-otot
4. Satu foto pandangan frontal, tanpa ekspresi, dan (optional) satu
pandangan frontal dengan tersenyum
5. Optional – satu foto pandangan lateral dan/ atau pandangan frontal dengan bibir terpisah
6. Latar foto bebas dari gangguan
7. Kualitas pencahayaan menunjukkan kontur wajah tanpa bayangan pada
latar foto
8. Telinga diperlihatkan untuk tujuan orientasi
9. Mata dibuka dan menatap lurus ke depan serta kacamata dilepaskan
Gambar 2. Fotometri Ekstraoral. a. Pandangan frontal (bibir relaks) b. Pandangan frontal (tersenyum) c. Pandangan lateral/ profil (sebaiknya dari sisi sebelah kanan – bibir relaks) d. Pandangan ¾ lateral / profil 45° (tersenyum) 19
8
Untuk hasil foto yang ideal, kamera diorientasikan dalam posisi portrait untuk memaksimalkan lapangan pandang foto. Jika diorientasikan dalam posisi landscape
maka akan lebih banyak memuat latar foto dan mengurangi ukuran wajah pada hasil
foto.11
Menurut Stutts, ukuran cetakan foto ekstraoral yang ideal untuk keperluan
diagnosis dan konsultasi dalam bidang ortodontik adalah 8 - 10 inchi. Ukuran cetakan
foto tersebut khususnya diperlukan untuk kebutuhan prosedur operasi ortognatik.20
Sedangkan berdasarkan American Board of Orthodontic, ukuran cetakan foto ekstraoral adalah seperempat dari life-size. Life-size adalah jarak vertikal dari garis rambut sampai ke tepi inferior dagu.21
2.2. Foto Profil/ Pandangan Lateral
Analisa foto profil sebaiknya menggunakan panduan Natural Head Position
(NHP) untuk evaluasi yang akurat. Hal ini dikarenakan landmarks kraniofasial tidak selalu dapat diandalkan.21 Pada pengaturan posisi kepala, pasien diminta untuk
melihat lurus ke depan sementara garis- garis profil diperiksa.11 Foto profil berguna
untuk menilai beberapa pengukuran dasar wajah, antara lain:22
1. Total tinggi wajah; tinggi ⅓ atas wajah, ⅓ tengah wajah, dan ⅓ bawah wajah secara terpisah; dan tinggi area- area dasar wajah seperti dahi, orbit, hidung,
bibir atas, bibir bawah, dan pipi
2. Proyeksi sagital (posteroanterior) dari orbital ridge, zygoma, ujung dan
-radix hidung, bibir, dan pipi
3. Lereng (slope) dahi, infraorbital, columellar, bibir atas dan bawah, tepi mandibula, dan outlines leher
4. Bentuk umum profil wajah yang disebut juga konveksitas wajah
Selain itu, pemeriksaan profil wajah juga bertujuan untuk untuk mengetahui
apakah kedua rahang berada pada posisi yang benar pada bidang anteroposterior dan
2.3. Profil Wajah
Profil wajah adalah hubungan anteroposterior dari seluruh wajah.22,23 Profil wajah bervariasi dari konkaf/ cekung yang disebabkan posisi ⅓ tengah wajah yang relatif lebih ke posterior, konveks/ cembung yang disebabkan posisi ⅓ tengah wajah yang terlalu ke anterior. Klasifikasi ini tidak menentukan bagian ⅓ yang mana yang menyebabkan deformitas tersebut.22
Profil wajah dipertimbangkan mampu mempengaruhi kemenarikan suatu
wajah. Studi yang telah dilakukan mengemukakan bahwa bagi orang Eropa, wajah
yang menarik adalah wajah dengan profil wajah lurus (straight) untuk pria, dan sedikit konveks/ cembung untuk wanita.24
2.3.1. Penentuan Profil Wajah Menurut Graber (1972)
Graber menggunakan empat titik anatomis dan garis referensi Gl-Pog sebagai
acuan untuk menentukan profil wajah. Keempat titik tersebut antara lain:25
1. Glabella (Gl): bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis mata
kanan dan kiri
2. Lip contour atas (Lca): titik terdepan bibir atas 3. Lip contour bawah (Lcb): titik terdepan bibir bawah
4. Pogonion: titik terdepan dagu di daerah simfisis mandibula
Gambaran profil wajah dapat diketahui dengan melihat hubungan antara titik
pertemuan Lca dan Lcb dengan posisi garis Gl-Pog sehingga didapatkan sebagai
berikut:25 (Gambar 3)
1. Concave (cekung): titik pertemuan Lca-Lcb berada di belakang garis Gl-Pog
10
Gambar 3. Profil wajah menurut Graber (1972): Concave (cekung), straight (lurus), dan convex (cembung)25
2.3.2. Penentuan Profil Wajah Menurut Singh (2007)
Menurut Singh, secara klinis ataupun melalui foto ekstraoral, profil wajah
dapat diketahui dengan menggabungkan dua garis referensi.:1
a) Garis yang menghubungkan dahi dan point A jaringan lunak b) Garis yang menghubungkan point A dan pogonion jaringan lunak
Dengan menghubungkan kedua garis referensi tersebut akan terlihat profil
wajah, yaitu:1 (Gambar 4)
1. Straight (lurus)/ orthognathic profile: kedua garis tersebut membentuk suatu garis yang hampir lurus
2. Convex profile (cembung): Kedua garus membentuk sudut lancip dengan kecekungan menghadap wajah. Tipe seperti ini terlihat pada pasien Klas II divisi 1
yang mengalami protrusif maksilla atau retrusif mandibula
3. Concave profile (cekung): kedua garus membentuk sudut tumpul dengan kecembungan menghadap wajah. Tipe seperti ini terlihat pada pasien Klas III yang
Gambar 4. Profil wajah menurut Singh (2007): a. Straight (lurus) b. Convex
(cembung) c. Concave (cekung)1
2.3.3. Penentuan Profil Wajah Menurut Schwarz (1987)
Schwarz (1987) menggunakan titik anatomis nasion (Na) dan subnasale (Sn) untuk menentukan profil wajah. Nasion (Na) adalah titik terdepan dari sutura frontonasal, sedangkan subnasale (Sn) adalah titik titik dimana septum nasal berbatasan dengan bibir atas.25,26
Penilaian gambaran profil wajah menurut Schwarz menggunakan tiga bidang
referensi yaitu Frankfort Horizontal (FH), skin nasion perpendicular (Dreyfuss), dan bidang orbital perpendicular (Simon).26
c b
a
12
Profil wajah didapatkan dengan menghubungkan posisi kedua titik tersebut.
Profil wajah menurut Schwarz (1987) adalah:25,26 (Gambar 5)
1. Average face (lurus): titik subnasale (Sn) berada tepat di titik nasion (Na) 2. Anteface (cembung): titik subnasale (Sn) berada di depan titik nasion (Na) 3. Retroface (cekung): titik subnasale (Sn) berada di belakang titik nasion
(Na)
2.4. Natural Head Position (NHP)
Natural Head Position (NHP) telah digunakan oleh seniman, ahli anatomi, dan antropolog untuk mempelajari wajah manusia melalui umur.27 NHP adalah suatu
standar orientasi kepala yang dicapai dengan melihat pada satu titik yang jauh sejajar
dengan mata (Gambar 6). NHP telah diusulkan sebagai acuan skeletal eksterna di
ilmu ortodonti sejak sekitar tahun 1950.28 Sebagian besar fotografi ortodonti seperti
foto frontal dan pandangan lateral/ profil maupun sefalometri serta pemeriksaan klinis
langsung membutuhkan kepala pasien untuk berada dalam NHP. Cara yang paling
mudah untuk mendapatkan NHP adalah dengan menginstruksikan pasien untuk
melihat lurus sejajar dengan mata pada tembok di depannya.11,22
NHP lebih mudah digunakan daripada Frankfort Horizontal karena tidak menggunakan landmarks skeletal internal, selain itu Frankfort Horizontal tidak alami dan juga susah didapatkan secara klinis.11,22 Tidak seperti NHP yang menggunakan
acuan skeletal eskternal, Frankfort Horizontal menggunakan acuan skeletal internal yang berubah secara kontinu selama proses pertumbuhan dan bervariasi pada setiap
individu. Oleh karena itu, Frankfort Horizontal tidak selalu dapat diandalkan karena dapat mengarahkan kepada diagnosa dan rencana perawatan yang tidak tepat. Banyak
penelitian yang telah melaporkan kestabilan dan hasil yang baik dari penggunaan
NHP. 28
Gambar 6. Natural Head Position (NHP)27
2.5. India Malaysia
Sebelum abad ke-19, mayoritas penduduk Malaysia adalah orang Melayu
ditambah orang asli dan sejumlah kecil kelompok etnis lain. Oleh sebab itu, wilayah
ini lebih dikenal sebagai Semenanjung Melayu.29 Kaum India mulai datang ke
Malaysia sejak dari pembukaan Selat Melaka pada tahun 1900- 1941.30 Orang India
yang datang ke Malaysia kebanyakan berasal dari India Selatan yang sebahagian
besar terdiri dari orang Tamil dan ada juga yang datang dari Sri Lanka.30 Penduduk
India merupakan kelompok kedua pendatang terbesar di Malaysia setelah Cina.29
Jumlah etnik India di Malaysia adalah 7,3% dari jumlah total 28,3 juta penduduk
(sensus 2010).31
Berdasarkan klasifikasi ras menurut Cheboksarov, populasi India Malaysia
14
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional yaitu untuk mendeskripsikan gambaran profil wajah pada oklusi normal berdasarkan fotometri pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Departemen Ortodonsia FKG USU Jl. Alumni No.
2 Universitas Sumatera Utara, Medan dan dilaksananakan dari bulan Agustus 2014 – Februari 2015.
3.3. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU usia ≥ 18 tahun.
3.4. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari populasi yang memenuhi
kriteria penelitian yaitu pasien yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan
teknik purposive sampling.
Besar sampel ditentukan dengan rumus penaksiran proporsi populasi dengan
ketelitian absolut (absolute precision):
n = Zα
2 P (1−P)
16
Jumlah sampel minimal yang diambil peneliti adalah 41 orang.
3.4.1 Kriteria Inklusi
1. Mahasiswa Malaysia FKG USU
2. Warga negara Malaysia beretnik India Tamil (dua keturunan)
3. Berusia ≥ 18 tahun
4. Belum dan tidak mendapatkan perawatan ortodonti
5. Relasi Molar Klas I Angle dengan overjet dan overbite normal (2-4 mm) 6. Crowded ringan dan diastema ≤ 2 mm
7. Tidak memakai gigi tiruan
8. Gigi permanen lengkap (kecuali molar 3)
9. Bibir kompeten
10. Tidak memiliki asimetri wajah
3.4.2 Kriteria Eksklusi 1. Riwayat fraktur/ trauma
2. Riwayat bedah plastik/ maxillofacial
3. Sampel menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian
a. Straight (lurus)
1. Mahasiswa Malaysia FKG USU adalah mahasiswa berkewarganegaraan
Malaysia yang masih aktif kuliah di FKG USU.
2. Etnik India Tamil Malaysia adalah mahasiswa Malaysia FKG USU
beretnik India Tamil dari dua keturunan (ayah dan ibu).
3. Usia adalah satuan waktu umur seseorang yang diukur sejak tahun lahir
sampai sekarang.
4. Jenis kelamin adalah perbedaan ciri-ciri fisik yang membedakan pria dan
wanita.
5. Profil wajah adalah gambaran wajah dari pandangan lateral yang
didapatkan dari hasil pengukuran menurut Graber (1972).
6. Straight (lurus) menurut Graber (1972) adalah jika titik pertemuan Lca- Lcb berada tepat pada garis Gl- Pog. (Gambar 3)
7. Convex (cembung) menurut Graber (1972) adalah jika titik pertemuan Lca- Lcb berada di depan garis Gl- Pog. (Gambar 3)
8. Concave (cekung) menurut Graber (1972) adalah jika titik pertemuan Lca- Lcb berada di belakang garis Gl-Pog. (Gambar 3)
9. Glabella (Gl) adalah bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis mata kanan dan kiri.
18
13. Natural Head Position (NHP) adalah suatu standar orientasi kepala yang dicapai dengan melihat pada satu titik yang jauh sejajar dengan mata. (Gambar 6)
3.7. Alat dan BahanPenelitian
Alat dan bahan yang digunakan adalah: (Gambar 7)
a. Sonde, pinset, dan kaca mulut (tiga serangkai)
b. Kamera Digital Canon IXUS 115 H5
c. Tripod
d. Kain putih ukuran 1,2 m x 1,5 m sebagai latar belakang
e. Kursi
f. Meteran
g. Alat tulis (pensil mekanik, pulpen, penghapus, dan penggaris besi)
h. Kertas foto ukuran 3R (3,5 inchi X 5 inchi atau 8,9 cm X 12,7 cm)
i. Plastik transparan
Gambar 7. a. Tiga serangkai b. Kamera c. Tripod d. Kain putih e. Kursi f. Meteran g. Alat-alat tulis h. Kertas cetak foto i. Plastik transparan
a b c d
3.8. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu pemilihan sampel dan
pencetakan pada kertas foto ukuran 3R serta pengukuran masing- masing foto.
3.8.1. Pemilihan Sampel dan Pengambilan Foto
Pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan kuesioner dan melakukan
pemeriksaan intraoral dan ekstraoral pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG
USU sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah dijabarkan. Kemudian
dilakukan proses pengambilan foto di Departemen Ortodonsia FKG USU sesuai
jadwal yang ditentukan.
Berikut adalah tahap- tahap pengambilan foto:
1. Kursi diletakkan 0,75 meter didepan dinding yang telah ditutupi dengan
alas/ kain putih berukuran 1,2 X 1,5 meter, kemudian tripod diposisikan 1,5 meter di
depan kursi responden.
2. Responden diminta untuk melepaskan kacamata atau pun benda- benda lain
yang dapat menghalangi wajah dan sekitarnya.
3. Responden diminta untuk duduk menghadap ke samping kiri sehingga
bagian wajah sebelah kanan menghadap kamera lalu responden diminta menatap pada
satu titik jauh sejajar mata (posisi Natural Head Position).
4. Kemudian tinggi tripod diatur agar sama dengan tinggi kepala responden.
5. Dalam sehari dilakukan 3-5 pengambilan foto sampel.
3.8.2. Pencetakan dan Pengukuran Hasil Foto
Setelah foto dicetak dengan ukuran 3R di Mari Foto, dilakukan pengukuran
foto sesuai dengan ketentuan profil wajah menurut Graber dengan langkah- langkah
sebagai berikut: (Gambar 8)
20
c. Pengukuran dilakukan tiga kali pada setiap sampel untuk mendapatkan
hasil yang valid
Sebelum melakukan analisa data pada seluruh foto profil sampel, terlebih
dahulu dilakukan uji intraoperator dengan melakukan pengukuran pada 10 foto profil
kemudian dilakukan pengukuran ulang pada hari berikutnya. Jika hasil kedua
pengukuran menunjukkan hasil yang sama maka ketelitian pengukuran tersebut dapat
diterima dan peneliti dapat menganalisis seluruh foto sampel.
Gambar 8. Titik – titik acuan pada foto profil wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU: a. Sampel pria b. Sampel wanita
3.9 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data penelitian ini akan dilakukan secara komputerisasi.
Analisa data diawali dengan melakukan pengukuran cetakan hasil foto responden
menggunakan acuan gambaran profil wajah menurut Graber menggunakan titik
anatomis glabella, lip contour atas, lip contour bawah, dan pogonion dengan pensil. Pengukuran foto responden dilakukan di atas plastik transparan. Dari hasil
pengukuran tersebut kemudian ditentukan hasil gambaran profil wajah setiap
responden lalu dilakukan uji deskriptif untuk menganalisis rerata gambaran profil
wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU. Kemudian untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan gambaran profil wajah mahasiswa India Tamil Malaysia
FKG USU berdasarkan jenis kelamin dilakukan uji Chi Square jika hasil pengukuran gambaran profil wajah bervariasi namun jika hasil pengukuran menunjukkan hasil
22
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di klinik Ortodonti FKG USU Medan dengan
menggunakan data primer melalui pengambilan foto profil pada 45 sampel yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian adalah mahasiswa India Malaysia etnik Tamil FKG USU usia ≥ 18 tahun yang masih aktif mengikuti pendidikan dengan perincian 11 pria dan 34 wanita. Hasil
pengambilan foto profil dicetak pada kertas foto ukuran 3R lalu dilakukan
pengukuran gambaran profil wajah secara langsung pada cetakan foto tersebut.
Gambar 9. Hasil pengukuran foto profil wajah mahasiswa India Tamil
Malaysia dengan oklusi normal FKG USU: a. Sampel pria b.Sampel wanita
Uji intraoperator terlebih dahulu dilakukan pada 10 foto profil sampel dan
kemudian dilakukan pengukuran ulang di hari berikutnya pada foto-foto profil yang
sama. Uji intraoperator tersebut menghasilkan hasil pengukuran gambaran profil b
wajah yang sama sehingga peneliti dinyatakan lulus uji intraoperator dan dapat
melanjutkan untuk menganalisa seluruh foto profil sampel penelitian. (Lampiran 7)
Tabel 1. Distribusi Gambaran Profil Wajah pada Oklusi Normal berdasarkan Fotometri pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU
No Gambaran Profil Wajah Jumlah Persentase (%)
1 Straight/ lurus 0 0
2 Convex/ cembung 45 100
3 Concave/ cekung 0 0
Total 45 100
Tabel 1 menunjukkan distribusi gambaran profil wajah pada mahasiswa India
Malaysia FKG USU berdasarkan fotometri yang menunjukkan hasil konveks/
cembung secara keseluruhan. Berdasarkan hasil pengukuran juga menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yaitu baik gambaran profil wajah sampel pria dan wanita
mahasiswa India Malaysia FKG USU adalah konveks/ cembung (Tabel 2). Uji Chi Square tidak dapat dilakukan karena hasil pengukuran gambaran profil wajah yang dihasilkan adalah homogen/ tidak bervariasi sehingga dilakukan uji Crosstab
(Lampiran 10).
24
BAB 5 PEMBAHASAN
Selain untuk mencapai fungsi mastikasi dan keseimbangan struktur (skeletal,
jaringan lunak, dan gigi geligi) yang seimbang, tampilan wajah yang ideal menjadi
perhatian khusus terutama bagi pasien yang telah selesai dilakukan perawatan
ortodonti. Persepsi tampilan wajah ideal bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti ras, etnik, jenis kelamin, sosial budaya, dan usia.34 Oleh
karena perbedaan persepsi tersebut, klinisi harus mempertimbangkan nilai normal
wajah ideal yang sesuai dengan ras maupun etnik pasien saat menyusun rencana
perawatan.35,36 Wajah yang ideal dipengaruhi oleh jaringan lunak yang menutupi
jaringan skeletal. Oleh karena itu, menurut beberapa ahli seperti Subtelny, Burstone,
Bowker, dan Meredith mengatakan bahwa pemeriksaan jaringan lunak harus
dilakukan agar klinisi dapat mengevaluasi diskrepansi jaringan skeletal yang
disebabkan perbedaan ketebalan jaringan lunak pada setiap individu.7
Profil wajah merupakan salah satu komponen jaringan lunak yang harus
diperiksa untuk menegakkan diagnosis ortodontik.34 Namun penggunaan analisis
sefalometri tidak selalu memberikan hasil estetis yang baik bahkan setelah perawatan
ortodonti selesai dilakukan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi jaringan
lunak yang sangat bervariasi sehingga pola dentoskeletal tidak lagi akurat dalam
mengevaluasi ketidakharmonisan/ ketidakseimbangan pada wajah. Selain itu,
ketidakseimbangan wajah (seperti bibir inadekuat, lip redundancy) dapat terjadi tanpa adanya gangguan pada dentoskeletal.36,37
Michiels melakukan penelitian pada 27 orang dengan hubungan molar Klas I
Angle yang belum pernah menerima perawatan ortodonti untuk dilakukan beberapa
analisa sefalometri dalam memprediksi profil wajah mereka. Kesimpulan yang
didapatkan dari penelitian tersebut antara lain: penentuan profil wajah menggunakan
wajah yang sebenarnya; tidak ada pengukuran yang 100% akurat dan; ketebalan
jaringan lunak dan inklinasi aksial insisivus adalah penyebab utama yang
menyebabkan ketidakakuratan penentuan profil wajah menggunakan analisis
sefalometri.37 Banyak penelitian yang telah menggunakan foto ekstraoral dalam
menganalisa jaringan lunak secara langsung.7,34 Pengukuran profil wajah
menggunakan fotografi ekstraoral bersifat tidak invasif pada pasien dan lebih
efektif.34
Profil wajah sangat dipengaruhi oleh ras. Sampai saat sekarang ini, nilai
normal yang umumnya dijadikan acuan untuk mendapatkan hasil tampilan wajah
yang ideal adalah nilai normal ras Kaukasoid. Nilai normal ras Kaukasoid tersebut
tidak dapat diterapkan pada individu dengan ras yang berbeda.36 Namun, penduduk
dunia yang memiliki ras yang sama pun bisa mempunyai nilai normal yang berbeda.
Sebagai contoh, penduduk Persia/ Irak adalah termasuk ras Kaukasoid, tetapi
berdasarkan penelitian Taki dkk., yang telah dilakukan pada penduduk Persia/ Irak
menemukan bahwa nilai konveksitas skeletal, H Angle, tebal bibir atas, dan tebal jaringan lunak dagu yang lebih besar daripada nilai normal Holdaway Kaukasoid
kulit putih.6 Begitu juga dengan penelitian Reddy dkk., yang menghitung sudut
nasofacial populasi India utara memberikan hasil profil wajah total yang lebih konveks (cembung) daripada populasi Eropa.14 Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan sampel India Malaysia yang merupakan ras Kaukasoid untuk
membandingkan gambaran profil wajah keduanya.
Pada pria dan wanita, ketebalan bibir atas bertambah mulai dari usia 1-14
tahun. Namun, pria tetap mengalami peningkatan ketebalan bibir atas setelah usia 14
tahun. Ketebalan bibir atas pada rentang usia 1-18 tahun adalah 7 mm pada laki- laki
dan 6 mm pada wanita.38 Perubahan ketebalan pogonion jaringan lunak tidak
signifikan yaitu berkisar 2,4 mm pada pria dan 1,5 mm pada wanita.39 Profil wajah
baik pria dan wanita tidak berubah menjadi lebih datar dan bibir tidak berubah lebih
26
selesai pada usia 18 tahun sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini adalah
mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU usia ≥ 18 tahun.41
Pengambilan foto profil dilakukan dari sisi lateral kanan wajah, keadaan bibir
relaks, dan kepala sampel berada pada posisi Natural Head Position (NHP) karena banyak penelitian yang telah melaporkan kestabilan dan hasil yang baik dari
penggunaan NHP, sedangkan Frankfort Horizontal menggunakan acuan skeletal internal yang berubah secara kontinu selama proses petumbuhan dan bervariasi pada
setiap individu dapat mengarahkan kepada diagnosa dan rencana perawatan yang
tidak tepat.28 Analisa hasil foto profil dilakukan secara langsung menggunakan
metode Graber (1972) yang mengacu pada 4 titik anatomis yaitu glabella, lip contour
atas, lip contour bawah, dan pogonion.29
Berdasarkan hasil pengukuran (Tabel 1) didapatkan bahwa gambaran profil
wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan fotometri adalah
konveks/ cembung secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jain dan
Karla yang mengatakan bahwa etnik India mempunyai konveksitas wajah yang besar
berdasarkan analisis Burstone.3 Hal ini sejalan dengan penelitian pada populasi Persia
yang mempunyai konveksitas skeletal dan H Angle yang lebih besar daripada nilai normal Holdaway. Selain itu, ketebalan bibir atas dan dagu juga lebih besar pada
etnik Persia dibandingkan dengan nilai normal Holdaway.6 Pada mahasiswa India
Tamil Malaysia juga ditemukan keadaan bibir yang tebal yang menyebabkan
gambaran profil wajah yang cembung dibandingkan dengan Kaukasoid kulit putih.
Berdasarkan penelitian Kalha menambahkan bahwa gigi geligi penduduk India
Selatan lebih protrusif daripada Kaukasoid kulit putih sehingga mendukung
gambaran profil wajah yang lebih cembung pada populasi India Selatan.42 Seperti
diketahui, nenek moyang India Malaysia etnik Tamil adalah berasal dari India
Selatan.30,32
Tidak ditemukan adanya perbedaan gambaran profil wajah berdasarkan jenis
kelamin pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU (Tabel 2). Hal tersebut
sesuai dengan hasil penelitian pada penduduk Lucknow, India yaitu tidak ada
pria dan wanita.41 Sedangkan pada penelitian Lalitha dkk., dengan metode Arnett
menunjukkan bahwa pria mempunyai bibir yang lebih tebal daripada wanita.
Perbedaan ini kemungkinan terjadi karena metode Arnett menggunakan analisis
jaringan lunak dengan referensi NHP, sedangkan analisis-analisis sebelumnya (Steiner’s plane, Rickett’s E- Line, Holdaway’s H Angle, dll) menggunakan referensi
Frankfort Horizontal ataupun basis kranial yang cenderung tidak stabil. Penelitian Lalitha dkk., pada populasi Andhra di India menyimpulkan bahwa proklinasi ringan
insisivus, profil wajah yang konveks (cembung), dan retrusif bagian bawah wajah
28
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian gambaran profil wajah pada mahasiswa India
Malaysia dengan oklusi normal FKG USU, dapat disimpulkan bahwa:
1. Rerata gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia
dengan oklusi normal di FKG USU adalah konveks (cembung) secara keseluruhan.
2. Gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia dengan
oklusi normal di FKG USU berdasarkan jenis kelamin tidak memiliki perbedaan.
3. Persentase gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia
dengan oklusi normal FKG USU adalah straight (lurus) 0%, convex (cembung) 100%, dan concave (cekung) 0%.
4. Persentase gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia
dengan oklusi normal FKG USU masing-masing pada pria dan wanita adalah straight
(lurus) 0%, convex (cembung) 100%, dan concave (cekung) 0%.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan jumlah sampel yang
lebih besar untuk mendapatkan validitas yang lebih baik
2. Perlu dilakukan penelitian gambaran profil wajah dengan membandingkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Singh G. Textbook of orthodontics. 2nd Ed. New Delhi: Jaypee, 2007: 3-4,
67-9, 128-30.
2. Riedel RA. Esthetics and it’s relation to orthodontics therapy. Angle Orthod 1979; 10(3): 168-78.
3. Moghbel B, Sodagar A, Etezadi T. Determination of Holdway soft tissue
norms in Iranian adolescents. Iran J Orthod 2010; 5: 32-8.
4. Albarakati SF. Soft tissue facial profile of adult Saudis: lateral cephalometric
analysis. Saudi Med J 2011; 32(8): 836-42.
5. English JD, Peltomaki T, Pham-Litschel K. Mosby’s orthodontics review. St. Louis: Mosby Elsevier, 2009: 53, 58, 113-4.
6. Taki AA, Oguz F, Abuhijleh E. Facial soft tissue values in Persian adults with
normal occlusion and well-balanced faces. Angle Orthod 2009; 79(3): 491-4.
7. Fernandez-Riverio P, Smyth-Chamosa E, Quintanilla D,
Suarez-Cunqueiro M. Angular photogrammetric analysis of the soft tissue facial
profile. Eur J Orthod 2003; 25(4): 393-9.
8. Ioi H, Nakata S, Nakasima A, Counts A. Effect of facial convexity on
antero-posterior lip positions of the most favored Japanese facial profiles. Angle
Orthod 2005; 75(3): 326-32.
9. Scavone H, Zahn-Silva W, do Valle-Carotti KM, Nahas AC. Soft tissue
profile in white Brazillian adults with normal occlusions and well-balanced
faces. Angle Orthod 2008; 78(1): 58-63.
10.Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics. 4th Ed. St.
Louis: Mosby Elsevier, 2007: 179-81, 191-5.
11.Graber TM, Vanarsdall RL. Orthodontics current principles and technique. 3rd
Ed. St. Louis: Mosby, 2000: 13-6, 80, 378.
30
13.Glasser P. Ethnic identity and the perception of facial profile aesthetics: a
preliminary study. Thesis. London: The School of Graduate and Postdoctoral
Studies University of Western Ontario, 2012: 4.
14.Reddy M, Ahuja NK, Raghav P, Kundu V, Mishra V. A computer-assisted
angular photogrammetric analysis of the soft tissue facial profile of north
Indian adults. J Ind Orthod Soc 2011; 45(3): 119-23.
15.Martins LF, Vigorito JW. Photometric analysis applied in determining facial
type. Dent Press J Orthod 2012; 17(5): 71-5.
16.Anibor E, Okumagba MT. Photometric facial analysis of the Urhobo ethnic
group in Nigeria. Arch Apll Sci Res 2010; 2(3): 28-32.
17.Calhoun KH, Stambaugh KI. Facial analysis and preoperative evaluation.
2006.
19.Evans S, England P, Jones M, Bowen Ruth. Orthodontics photography. 2008.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca
d=rja&uact=8&ved=0CBkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.imi.org.uk%
2Ffile%2Fdownload%2F2152%2FIMINatGuidelinesOrt&ei=IGjgU6mUFcu
UuASLhoGADQ&usg=AFQjCNEUFusgP1BKL4dxdeNSbUvMKvsl5g&bv
m=bv.72197243,d.c2E. (4 Agustus 2014)
20.Stutts WF. Clinical photography in orthodontic practice. Am J Orthod 1978;
74(1): 1-31.
21.American Board of Orthodontic. Case preparation: facial photograph
requirements.
http://www.americanboardortho.com/professionals/clinicalexam/casereportpre
22.Meneghini F. Clinical facial analysis: elements principles technique. Padova:
Springer, 2005: 24, 47, 55-6.
23.Bishara SE. Textbook of orthodontics. Philadelphia: W. B. Saunders
Company, 2001: 104-5.
24.Grybauskas S. Influence of facial profile on facial attractiveness. 2007.
http://www.orthognathicsurgery.info/en/attractivenes_of_face/influence_of_fa
cial_profile. (4 Juli 2014)
25.Ardhana W. Ortodonsia I: prosedur pemeriksaan ortodontik. 2009.
http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/materi_orto1_pem.pdf. (5 Agustus 2014)
26.Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Color atlas of dental: Orthodontic diagnosis.
New York: Thieme Medical Publisher Inc., 1993: 173-175.
27.Jacobson A. Radiographic cephalometry: from basic to videoimaging. Hong
Kong: Quintessence Publishing Co, 1995: 175, 180.
28.Dvortsin DP, Ye Q, Pruim GJ, Dijkstra PU, Ren Y. Reliability of the
integrated radiograph-photograph method to obtain natural head position in
cephalometric diagnosis. Angle Orthod 2011; 81(5): 889-94.
29.Sunarti L. Sejarah kependudukan Malaysia: terbentuknya masyarakat
majemuk Malaysia.
http://luckymulyadisejarah.wordpress.com/2008/06/11/sejarah-kependudukan-malaysia/. (6 Agustus 2014)
30.Ramakrishnan JN. Masyarakat India Malaysia dan dasar ekonomi baru: satu
kes kajian terhadap penyertaan ekuiti. Tesis. Kuala Lumpur: University of
Malaya, 1996: 21-2.
31.Department of Statistics Malaysia. Population distribution and basic
demographic characteristic report 2010.
www.statistics.gov.my/portal/index.php?option=com_content&id=1215. (8
Agustus 2014)
32
33.Ross KL. Genetic distance and language affinities between Autochthonous
human populations. http://www.friesian.com/trees.htm. (21 Agustus 2014)
34.Asghari A, Rajaeih S, Hassannia F, Tavakolifard N, Neisyani HM, Kamrava
SK et al. Photographic facial soft tissue analysis of healthy Iranian young
adults: anthropometric and angular measurements. Med J Islam Repub Iran
2014; 28(49): 1-8.
35.Hwang HS, Kim WS, Mc. Namara JA. Ethnic differences in the soft tissue
profile of Korean and European-American adults with normal occlusions and
well-balanced faces. Angle Orthod 2002; 72(1): 72-80.
36.Chhajed S, Kodemaru S, Singh G, Cholleti SK, Kothari S. Facial soft tissue
cephalometric norms in a central India ethnic population. J of Indian Orthod
Soc 2014; 48(1): 7-13.
37.Arnett GW, Bergman RT. Facial keys to orthodontic diagnosis and treatment
planning part I. Am J Orthod Dentofac Orthop 1993; 103: 299-312.
38.Sharma P, Arora A, Valiathan A. 20 November 2014. Age changes of jaws
and soft tissue profile. http://dx.doi.org/10.1155/2014/301501. (18 Desember
2014)
39.Nanda RS, Meng H, Kapila S, Goorhuis J. Growth changes in the soft tissue
facial profile. Angle Orthod 1990; 60(3): 177-90. (Abstract)
40.Formby WA, Nanda RS, Currier GF. Longitudinal changes in the adult facial
profile. Am J Orthod Dentofac Orthop 1994; 105(5): 464-76. (Abstract) 41.Mehta P, Tikku T, Khanna R, Maurya RP. Holdaway’s soft tissue
cephalometric norms for the population of Lucknow, India. J of Oral Health
Res 2010; 1(4): 153-9.
42.Kalha AS, Latif A, Govardhan SN. Soft-tissue cephalometric norms in a
South Indian ethnic population. Am J Orthod Dentofac Orthop 2008; 133(6):
876-81. (Abstract)
43.Lalitha C, Kumar G. Cyber journal: assesment of Arnett soft tissue
cephalometric norms in Indian (Andhra) Population. Januari 2010.
LAMPIRAN 1
Frontal Lateral ¾ Lateral
LAMPIRAN 2
KERANGKA KONSEP
Gambaran Profil Wajah Fotometri Lateral/ Profil
Analisa Fotometri Sampel usia ≥ 18tahun
(Pria dan wanita)
Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU
Convex (cembung) Concave (cekung)
Straight (lurus)
Analisa Data
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI NORMAL BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU A. IDENTITAS RESPONDEN
Tindakan bedah pada wajah : Pernah/ Tidak pernah
C. PEMERIKSAAN INTRAORAL DAN EKSTRAORAL (diisi oleh operator) Gigi geligi lengkap sampai M2 : Rahang atas Ya/ Tidak
LAMPIRAN 4
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi Saudara/i sekalian, perkenalkan saya Yudith Mahfuza Hasibuan,
mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran
Gigi USU Medan dan ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan
Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI NORMAL BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil (kecembungan) wajah
pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dan membedakannya berdasarkan
jenis kelamin. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk membantu penegakan
diagnosa dan rencana perawatan dalam bidang ortodonti, masukan ilmiah bagi ilmu
ortodonti serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner dan dilakukan
pemeriksaan langsung untuk melihat apakah kondisi rongga mulut serta ekstraoral telah
memenuhi kriteria yang diinginkan. Setelah itu akan dilakukan foto pandangan wajah
sebelah kanan dalam posisi bibir relaks. Penelitian ini tidak akan menimbulkan efek
samping apapun.
Jika Saudara/i bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian
terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa
surat ketersediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari
penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Semoga keterangan yang
telah saya berikan cukup jelas dan dapat dimengerti dengan baik. Atas ketersediaan
Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya mengucapkan terima kasih.
Medan,
Yudith Mahfuza Hasibuan
LAMPIRAN 5
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin :
No. Hp :
Menyatakan bersedia untuk ikut turut serta dalam penelitian yang berjudul GAMBARAN PROFIL WAJAH PADA OKLUSI NORMAL BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU dan tidak akan menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian hari.
Dengan demikian pernyataan ini Saya buat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.
Medan,
LAMPIRAN 6
JADWAL KEGIATAN
NO Kegiatan
Bulan
Daftar Hasil Pengukuran Foto Profil pada Mahasiswa India Tamil Malaysia dengan Oklusi Normal FKG USU
No Nama Jenis kelamin Profil Wajah
1 Dharshini Segaran Perempuan Convex (cembung)
2 Uma Sundari Perempuan Convex (cembung)
3 Patrick A/L Savari Laki- laki Convex (cembung)
4 Tineshraj A/L Selvaraj Laki- laki Convex (cembung)
5 Navinkumar A/L Laki- laki Convex (cembung)
6 Gowri A/P Khrisna Rao Perempuan Convex (cembung)
7 Dharshini A/P Neelamegan Perempuan Convex (cembung)
8 Jeewena A/P Perempuan Convex (cembung)
9 Puvandran A/L Laki- laki Convex (cembung)
10 Theraraj V. Laki- laki Convex (cembung)
11 Stanley Nathan A/L Laki- laki Convex (cembung)
12 Emily Joyce Lopez A/P Clive Perempuan Convex (cembung)
13 Angeline James Perempuan Convex (cembung)
14 Lavanya A/P Ravi Perempuan Convex (cembung)
15 Divyadurga Sharma A/P Perempuan Convex (cembung)
16 Nirosa A/P Sangkar Perempuan Convex (cembung)
17 Yogambigai A/P Rajagopal Perempuan Convex (cembung)
18 Rogini A/P Parameswaran Perempuan Convex (cembung)
19 Puspa A/P Goppala Khrisnan Perempuan Convex (cembung)
20 Arun Dorasamy Laki- laki Convex (cembung)
21 Venosha Rajen Perempuan Convex (cembung)
22 Thivashini Perempuan Convex (cembung)
23 Savithira A/P Elamurugu Perempuan Convex (cembung)
24 Vanitha A/P Muthusamy Perempuan Convex (cembung)
25 Hariharen Laki- laki Convex (cembung)
26 Sasidaran Laki- laki Convex (cembung)
27 Prasna A/P Jaganadan Perempuan Convex (cembung)
28 Sabesha A/P Saravena Perempuan Convex (cembung)
29 Govin Raj P. Laki- laki Convex (cembung)
30 Santhini A/P Shanmugam Perempuan Convex (cembung)
31 Anu Rekha A/P Moganadass Perempuan Convex (cembung)
32 Athi Piriya Perempuan Convex (cembung)
33 Saranya A/P Subramaniam Perempuan Convex (cembung)
34 Tirumagal A/P Balakhrisnan Perempuan Convex (cembung)
35 Kuhantini A/P Perempuan Convex (cembung)
36 Navashangkari A/P Perempuan Convex (cembung)
37 Azwan bin Mohammed Laki- laki Convex (cembung)
38 Keishini A/P S. Perempuan Convex (cembung)
39 Prasanna A/P Perempuan Convex (cembung)
40 Lavanya Prakabaran Perempuan Convex (cembung)
LAMPIRAN 8
Uji Statistik Tes Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jenis Kelamin
N 45
Normal Parametersa,b Mean 1.76
Std. Deviation .435
Most Extreme Differences Absolute .469
Positive .287
Negative -.469
Kolmogorov-Smirnov Z 3.144
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Uji Statistik Deskriptif dan Frekuensi Pengukuran Foto Profil pada Mahasiswa India Tamil Malaysia dengan Oklusi Normal FKG USU
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gambaran Profil Wajah 45 2 2 2.00 .000
Valid N (listwise) 45
Statistics
Jenis Kelamin Gambaran Profil Wajah
N Valid 45 45
Missing 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pria 11 24.4 24.4 24.4
Wanita 34 75.6 75.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Gambaran Profil Wajah
LAMPIRAN 10
Uji Crosstab Pengukuran Foto Profil pada Mahasiswa India Tamil Malaysia dengan Oklusi Normal FKG USU
Crosstab
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Gambaran Profil Wajah *
Jenis Kelamin
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Gambaran Profil Wajah * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Pria Wanita
Gambaran Profil Wajah Convex (cembung) Count 11 34
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%
Total Count 11 34
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%
Gambaran Profil Wajah * Jenis Kelamin Crosstabulation
Total
Gambaran Profil Wajah Convex (cembung) Count 45
% within Jenis Kelamin 100.0%
Total Count 45