• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 1.Hasil deskriptif

Dalam dokumen T1 802013713 Full text (Halaman 34-41)

Tabel 1.1. kategorisasi hasil pengukuran skala Komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas

Kategori Frekuensi percent

20 ≤ x ≤ 35 : sangat rendah 0 0%

36 ≤ x ≤ 50 : rendah 11 34,4%

51 ≤ x ≤ 65 : tinggi 14 43,8%

66 ≤ x ≤ 80 : sangat tinggi 7 21,9%

Jumlah subyek 32 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 32 mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian skala komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas diperoleh 11 orang subyek (34,4%) berada dikategori rendah, sedangkan 14 orang subyek (43,8%) berada dikategori tinggi, dan sebanyak 7 orang subyek berada (21,9%) berada di kategori sangat tinggi. Untuk skala perilaku seksual pranikah diperoleh 16 orang subyek (50%) berada di kategori rendah, sedangkan 14 orang subyek (43,8%) berada dikategori sedang, dan sebanyak 2 orang subyek (6,3%) berada dikategori tinggi.

26

Tabel 1.2. kategorisasi pengukuran skala perilaku seksual pranikah

Kategori Frekuensi percent

1 ≤ x ≤ 4 : rendah 16 50%

5 ≤ x ≤ 8 : sedang 15 43,8%

9 ≤ x ≤ 12 : tinggi 2 6,3%

Jumlah subyek 32 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 32 mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian skala perilaku seksual diperoleh bahwa 16 orang (50%) berada dikategori rendah, 14 (43,8%) orang subyek berada di kategori sedang, dan 2 orang subyek (6,3%) tinggi.

2. Hasil Uji Korelasi

Sebelum melakukan uji korelasi, alat uji asumsi dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dilihat melalui Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Data yang dikatakan normal jika nilai p >0,05 (Hadi,2000). Berdasarkan hasil pengujian normalitas, kedua variabel memiliki signifikansi lebih besar 0,05. Variabel Komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas diperoleh koefisien kolmogrov sebesar 0,874 sehingga memiliki distribusi normal karena nilai p > 0,05 sedangkan variabel perilaku seksual pranikah diperoleh nilai 0.293 sehingga memiliki distribusi normal.

Hasil uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Dalam penelitian ini hubungan variable Komunikasi interpersonal orang

27

tua-remaja tentang seksualitas dengan perilaku seksual pranikah remaja akhir diperoleh nilai 0,783 dengan p > 0,05 yang menunjukan bahwa komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas dan perilaku seksual pranikah berkolerasi linear.

Tabel 1.3. Hasil Uji Korelasi Pearson Correlation

Correlations

skor

komunikasi Skor_Perilaku

skor komunikasi Pearson Correlation 1 -.109

Sig. (1-tailed) .276

N 32 32

Skor_Perilaku Pearson Correlation -.109 1

Sig. (1-tailed) .276

N 32 32

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan korelasi product moment menunjukan besarnya koefisien korelasi sebesar (r) -0,109 dengan nilai signifikasi 0,276 (p>0,05) oleh karena nilai signifikasi lebih > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak ada signifikansi. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa tidak ada hubungan negatif yang signifikan

28

antara komunikasi interpersonal orang tua-remaja dengan perilaku seksual pranikah. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas dengan perilaku seksual pranikah remaja akhir di tolak.

PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi (r) -0,109 dengan nilai signifikasi 0,276 (p>0,05) menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas dan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 3 mahasiswa Universitas muhammadiah Surakarta (Amrillah, dkk, 2007) yang meneliti hubungan antara pengetahuan seksualitas dan komunikasi orang tua-remaja dengan perilaku seksual pranikah pada remaja yang menyatakan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kualitas komunikasi orang tua dan remaja dengan perilaku seksual pranikah. Namun memperkuat hasil penelitian Wijoyo (2006) yang mengatakan bahwa keterbukaan komunikasi ibu-remaja dan ayah-remaja (tentang seks) tidak berkolerasi secara signifikan dengan sikap remaja terhadap seks pranikah.

Tidak adanya hubungan antara komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas dengan perilaku seksual pranikah mahasiswa pada penelitian ini juga tidak sesuai dengan yang dikatakan oleh Sarwono (2006) yaitu bahwa komunikasi orang tua dan remaja dapat menentukan seberapa besar kemungkinan remaja tersebut melakukan tindakan seksual, semakin rendah komunikasi tersebut, maka akan semakin besar remaja tersebut melakukan tindakan seksual. Begitu juga dengan yang diungkapkan Laily dan Matulessy (2004)

29

komunikasi orang tua dan remaja menghindarkan remaja dari perilaku seksual pranikah, hal ini dikarenakan antara orang tua dan remaja terjalin hubungan atau komunikasi yang intensif sehingga memungkinkan terjadinya diskusi, sharing, dan pemecahan masalah bersama.

Perilaku seksual pranikah pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor lain seperti yang dikemukakan oleh Soetjiningsih (2008) di antaranya faktor individual (self esteem/harga diri dan religiusitas), faktor keluarga (hubungan orang tua dan remaja), faktor diluar keluarga (tekanan negatif teman sebaya dan media pornografi). Sementara itu Sarwono (2001) mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja, antara lain: meningkatnya libido seksualitas, penundaan usia perkawinan, larangan sosial (tabu), kurangnya informasi mengenai seks yang benar, dan pergaulan yang semakin bebas.

Tidak terdapatnya hubungan negatif yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua-remaja dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga kemungkinan disebabkan karena pertanyaan skala komunikasi interpersonal yang diajukan lebih bersifat umum, dimana pada skala penelitian yang diajukan lebih bersifat diskusi.

Informasi mengenai seksualitas yang diperoleh mahasiswa dari teman sebaya lebih selektif remaja akhir memiliki sifat kemandirian bisa menjadi faktor yang mempengaruhi tidak adanya hubungan komunikasi interpersonal orang tua – remaja tentang seksualitas terhadap perilaku seks pranikah.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan negatif yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua – remaja tentang seksualitas dengan perilaku seks pranikah pada mahasiswa.

30 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasaan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yaitu:

1. Tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang-tua remaja dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

2. Komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas pada subyek dalam penelitian ini tergolong dalam kategori tinggi dengan prosentase sebanyak 43,8%

3. Pada skala perilaku seksual pranikah menunjukan bahwa dari ke-12 tahapan perilaku seksual pranikah, subyek yang melakukan perilaku seksual dari tahapan ke-1 sampai tahapan ke-4 (50%), kemudian pada tahapan ke-5 sampai tahapan ke-8 (43,8%), dan tahapan ke-9 sampai tahapan ke-12 (6,3%)

Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dikemukakan beberapa saran bagi pihak terkait dengan penelitian ini, yaitu:

a. Bagi mahasiswa

Diharapkan mahasiswa untuk lebih peka terhadap dampak dari perilaku seksual pranikah dan mencari informasi mengenai seksualitas dari sumber yang tepat, tidak hanya dari orang tua

b. Bagi orang tua

Mengingat hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas dengan perilaku

31

seksual pranikah maka orang tua, disarankan untuk lebih memperhatikan pergaulan anak agar menghindarkan remaja dari dampak yang ditimbulkan oleh perilaku seksual yang dilakukan sebelum menikah. Orang tua juga disarankan untuk lebih banyak bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang terkait dalam pertumbuhan remaja seperti bkbn, ulama, gereja, mengingat komunikasi orang tua – remaja tidak berkolerasi

c. Bagi pihak Fakultas

Mengingat hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal orang tua-remaja tentang seksualitas dengan perilaku seksual pranikah maka pihak universitas diharapkan turut berperan serta dalam memberikan informasi mengenai seksualitas pada mahasiwa, baik itu dalam proses belajar mengajar, diskusi atau seminar tentang seksualitas atau kesehatan reproduksi mahasiswa. Diharapkan hal ini menjadi tambahaan informasi bagi para siswa untuk mencegah dampak negatif dari perilaku seksual pranikah. mengingat komunikasi orang tua – remaja tidak berkolerasi

d. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan alat ukur yang lebih spesifik karena keterbatasan waktu, sehingga kurang bisa mengukur skala komunikasi. Penelitian ini hanya meninjau sebagian hubungan saja, sehingga bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk mengadakan penelitian yang sama diharapkan agar memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja seperti faktor: faktor individual (self esteem/harga diri dan religiusitas), faktor keluarga (hubungan orang tua dan remaja), faktor di luar keluarga (tekanan negatif teman sebaya dan media pornografi).

32

Dalam dokumen T1 802013713 Full text (Halaman 34-41)

Dokumen terkait