• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan di RSUP Persahabatan, dengan penyeleksian rekam medis, coding dan input data ke dalam tabel. Peneliti kemudian memilih rekam medik ibu hamil dengan HG, yang berasal dari rekam medik rawat inap obstetri tahun 2010—dengan seleksi sistem komputerisasi rekam medis RSUP Persahabatan—dan rekam medik pasien hamil dari poli kebidanan tahun 2010, yang pencariannya dilakukan melalui logbook pasien . Setelah itu didapatkan total 30 pasien dengan hiperemesis gravidarum. Berikut adalah persentasinya.

Tabel 4.1

Jumlah Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010

Jumlah

Pasien Hamil 6959

Pasien dengan hiperemesis gravidarum 30

Persentase 0,43%

Setelah mendapatkan 30 rekam medis ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, peneliti mengelompokkannya, mengurutkan, memberi kode dan memasukkanya ke dalam komputer. Dari hasil pemasukan data, pada variabel gravida ditemukan bahwa 11 orang dalam kehamilan primigravida, 16 orang multigravida, sedangkan 3 sisanya grande gravida.

Kemudian pada variabel pendidikan ditemukan 3 orang berpendidikan SMP, 24 orang berpendidikan SMA, dan 3 orang berpendidikan tamat D3/S1. Pada variabel usia kehamilan didapatkan bahwa 23 orang sedang berada dalam trisemester pertama, sedangkan 7 orang pada trisemester kedua dan tidak ada yang mengalami hiperemesis pada trisemester ketiga. Pada variabel riwayat kehamilan didapatkan bahwa 2 orang mempunyai riwayat emesis gravidarum berat pada kehamilan sebelumnya, sedangkan tidak didapatkan pasien dengan molahidatidosa ataupun gemelli.

Kemudian pada variabel penyakit ibu didapatkan ada satu orang yang mengalami diabetes saat kehamilannya. Pada variabel ini juga ditemukan 9 orang yang mengalami penyakit lainnya, yang terdiri dari infeksi saluran kemih (ISK) sebanyak 4 orang, ISPA sebanyak 2 orang, asma sebanyak 2 orang, sindroma dispepsia sebanyak 2 orang dan satu orang sisanya mengalami hemoroid. Berikut penyajiannya dalam bentuk tabel.

Tabel 4.2

Distribusi Data klinik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010

Variabel Hasil Ukur Jumlah Persentas

e

Gravida Primigravida 11 37%

Multigravida 16 53%

Grande Gravida 3 10%

Pendidikan Tidak Sekolah 0 0

Tamat SD 0 0

Tamat SMP 3 10%

Tamat SMA 24 80%

Tamat D3/S1 3 10%

Usia Kehamilan Trisemester I 23 77%

Trisemester II 7 23,3%

Trisemester III 0 0

Riwayat Kehamilan Mola Hidatidosa 0 0

Gemelli 0 0

Riwayat Emesis Grav Berat Sebelumnya*

2 6,67%

Penyakit Ibu Hipertiroid 0 0

Diabetes 1 3,33%

Gastritis 0 0

4.2 Pembahasan

Pada penghitungan persentase wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum ditemukan bahwa persentasenya adalah 0,43%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengatakan bahwa persentasinya berkisar dari 0,3-2%17

, namun sedikit berbeda dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa persentasenya adalah berkisar dari 0,5-2%.5 Hal ini kemungkinan disebabkan karena ruang lingkup penelitian yang dilakukan kurang luas jika dibandingkan dengan kedua penelitian tersebut, yang berskala nasional. Namun hal ini juga membuktikan sebuah studi yang menyatakan bahwa persentase HG lebih besar pada komunitas Barat, dimana dalam studi tersebut didapatkan persentase sebesar 1,3%.8 Masalah ruang lingkup penelitian juga dapat menyebabkan perbedaan dengan teori dan beberapa penelitian yang nampak pada distribusi data klinik dari variabel gravida. Pada variabel ini ditemukan perbedaan yang cukup signifikan antara persentase primigravida pada kasus (37%) dan persentase multigravida (53%), dimana teori dan penelitian-penelitian terdahulu menghasilkan hasil dimana persentase primigravida lebih signifikan jika dibandingkan dengan multi atau grande gravida.5,6,10,12 Selain kemungkinan disebabkan ruang lingkup penelitian, peneliti juga menduga hal ini tejadi karena pada beberapa kasus diatas, ditemukan bahwa dari sembilan orang ibu yang menderita penyakit saat kehamilannya 4 orang diantaranya bukan primigravida, yang jika 4 orang ini termasuk primigravida dapat menambah presentasinya sebesar 13,3%. Hal ini tidak dibahas lebih lanjut karena bukan bagian dari penelitian ini dan memerlukan penelitan berikutnya yang lebih lanjut mengenai hubungan dari penyakit yang diderita dengan hiperemesis gravidarum.

Pada persentase variabel pendidikan, ditemukan bahwa 80% dari wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum merupakan tamatan SMA, sementara persentase tamatan SMP dan tamatan D3/S1 sama, yaitu 10%. Hal ini kurang sesuai dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada wanita berpendidikan rendah.5,8,17,18 Beberapa tahun yang lalu diusulkan sebuah teori bahwa kelainan psikologis merupakan penyebab utama dari hiperemesis gravidarum. Hal ini disebabkan karena sampai sekarang masih belum ditemukan penyebab biologis dan fisiologis yang pasti. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa psikologis ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum berbeda dengan yang tidak mengalaminya, begitu juga dengan sikap dan perilakunya terhadap kehamilannya.5 Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang membentuk psikologis dan sikap dan perilaku seorang ibu terhadap kehamilannya.8 Untuk menilai apakah faktor pendidikan benar berpengaruh pada hiperemesis gravidarum, perlu dilakukan penyelidikan lebih dalam terhadap aspek-aspek psikologis dan sosiokultural lainnya, yang bukan merupakan bagian dari penelitian ini.

HCG merupakan faktor endokrin yang paling mungkin berperan dalam hiperemesis gravidarum. Kesimpulan ini didapatkan dari asosiasi yang terlihat dari peningkatan produksi HCG (seperti pada kehamilan ganda ataupun molahidatidosa) dan fakta bahwa insidensi hiperemesis gravidarum tertinggi pada puncak produksi HCG, yaitu 9 minggu pertama kehamilan pertama.5 Hal ini sesuai dengan hasil yang ditemukan peneliti, dimana persentase tertinggi (77%) dari pasien mengalami hiperemesis gravidarum pada trisemester pertama kehamilannya.

Namun, tidak ada bukti yang menopang hipotesis ini, dikarenakan beberapa wanita hamil bahkan tidak mengalami NVP, sekalipun terjadi kenaikan kadar HCG. Sebagai tambahan, pasien yang mengalami koriokarsinoma—sebuah penyakit yang dihubungkan dengan peningkatan HCG—tidak selalu mengalami mual dan muntah. Penemuan yang kontroversial ini dapat disebabkan oleh variasi aktivitas biologis dari isoform-isoform HCG dan perbedaan setiap individu terhadap stimulus emetogenik. Kemudian, interaksi-interaksi hormon-reseptor dapat memodifikasi efek HCG menjadi hiperemesis gravidarum pada sebagian orang dan sebagiannya lagi tidak.5 Hal ini menjelaskan penemuan yang ditemukan pada variabel riwayat kehamilan, dimana tidak ditemukannya pasien dengan molahidatidosa ataupun gemelli, yang merupakan faktor predisposisi dari hiperemesis, sementara ditemukan 6,67% ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki riwayat emesis gravidarum berat sebelumnya. Hal ini juga menjelaskan penemuan pada variabel penyakit ibu, dimana tidak ada pasien dengan hipertiroid, sementara menurut teori ditemukan bahwa TSH memiliki struktur protein yang sangat mirip dengan HCG, sehingga dapat terjadi hiperstimulasi pada reseptor HCG.5,18 Kemudian ada juga sebuah studi lain yang mengatakan bahwa di luar komunitas Barat, kebanyakan HG terjadi oleh penyebab-penyebab tiroid.8 Namun sebagaimana penjelasan sebelumnya, sensitivitas setiap individu berbeda terhadap stimulus. Sementara penemuan terhadap persentase diabetes mellitus (0,03%) dan penyakit lainnya (30%) sesuai dengan teori bahwa biasanya hiperemesis gravidarum ditemui dengan penyakit lain, seperti gangguan pankreas, gangguan hormonal dan infeksi5, seperti infeksi H.pylori, yang diduga

dialami dua ibu yang mengalami sindroma dispepsia, yang diduga disebabkan infeksi H.pylori sebagaimana yang tercantum dalam rekam medik.

Dokumen terkait