• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 19 orang (52,8%), paling sedikit berumur <20 tahun sebanyak 1 orang (2,8%). Seluruh responden dengan status kawin (100%). Pendidikan responden sebagian besar adalah SD/SMP sederajat sebanyak 18 orang (50,0%), paling sedikit diploma/sarjana, sebanyak 1 orang (2,8%). Sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (72,2%). Jumlah anak responden sebagian besar adalah 2 orang sebanyak 12 orang (33,3%). Sebagian besar ibu tidak melakukan kunjungan K-4 sebanyak 22 orang-orang (61,1%).

Tabel 5.1.

Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2008

No Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1 Umur <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 1 19 16 2,8 52,8 44,4 2 Status Perkawinan Kawin 36 100 3 Pendidikan Dasar (SD/SMP sederajat) Menengah (SMA sederajat) Tinggi (diploma/sarjana) 18 17 1 50,0 47,2 2,8

36

No Karakteristik Responden Jumlah Persentase 4 Pekerjaan

Ibu rumah tangga

Lainnya (pegawai, pedagang)

26 10 72,2 27,8 5 Jumlah Anak Hamil pertama 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 3 8 12 8 5 8,3 22,2 33,3 22,2 13,9 6 Kunjungan K4 Ya Tidak 14 22 38,9 61,1

5.1.2. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) 1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan responden sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 21 orang (58,3%), dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 7 orang (19,4%). Pengetahuan baik diperoleh dengan menjawab benar 13-17 pertanyaan, pengetahuan cukup dengan menjawab benar 10-12 pertanyaan, pengetahuan kurang dengan menjawab benar <10 pertanyaan.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2008

No Pengetahuan Jumlah Persentase

1 2 3 Baik Cukup Kurang 8 21 7 22,3 58,3 19,4 Total 36 100

2. Sikap

Sikap yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K4 sebagian besar dalam kategori negatif yaitu sebanyak 26 orang (72,2%), dan paling sedikit sikap positif sebanyak 10 orang (27,8%). Sikap diukur dengan menjawab sebanyak 19 pertanyaan. Responden yang bersikap positif, dengan memperoleh nilai 58-95, sedangkan responden yang bersikap negatif memperoleh nilai 19-57.

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2008

No Sikap Jumlah Persentase

1 2 Positif Negatif 10 26 27,8 72,2 Total 36 100

5.1.3. Faktor Pendukung (Enabling Factors) 1. Jarak Fasilitas Kesehatan

Menurut responden, jarak fasilitas kesehatan dengan rumah responden sebagian besar mengatakan jauh sebanyak 26 orang (72,2%), dan paling sedikit menyatakan dekat sebanyak 10 orang (27,8%). Pengukuran jarak fasilitas kesehatan menurut responden, dengan menanyakan 5 buah pertanyaan. Dikatakan jauh, jika responden menjawab “ya” ≥ 3 pertanyaan, sedangkan dikatakan dekat, jika responden menjawab “ya” <3 pertanyaan.

38

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Jarak Fasilitas Kesehatan Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

No Jarak Fasilitas Kesehatan Jumlah Persentase 1 2 Jauh Dekat 26 10 72,2 27,8 Total 36 100 2. Keterpaparan Media

Keterpaparan media tentang Kunjungan K-4, sebagian besar responden mengatakan dalam kategori cukup sebanyak 17 orang (47,2%), dan paling sedikit mengatakan kurang sebanyak 8 orang (22,2%). Peran media dalam memberikan informasi tentang kunjungan K4 dikatakan baik, jika responden menjawab “ya” 5-6 pertanyaan, dikatakan cukup jika menjawab “ya” 3-4 pertanyaan, dan dikatakan kurang jika menjawab “ya” <3 pertanyaan.

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Keterpaparan Media Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Serdang Bedagai Tahun 2008

No Keterpaparan Media Jumlah Persentase

1 2 3 Baik Cukup Kurang 11 17 8 30,6 47,2 22,2 Total 36 100

5.1.4. Faktor Pendorong (Reinforcing Factors) 1. Dukungan Suami/Keluarga

Sebagian besar responden mengatakan bahwa dukungan suami/ keluarga dalam kategori cukup sebanyak 17 orang (47,2%), paling sedikit mengatakan bahwa dukungan suami/keluarga kurang sebanyak 5 orang (13,9%). Dukungan suami/keluarga kepada ibu dikatakan baik, jika responden menjawab “ya” 5-6 pertanyaan, dikatakan cukup jika menjawab “ya” 3-4 pertanyaan, dan dikatakan kurang jika menjawab “ya” <3 pertanyaan.

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Dukungan Suami/Keluarga Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

No Dukungan Suami/Keluarga Jumlah Persentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 14 17 5 38,9 47,2 13,9 Total 36 100

2. Dukungan Petugas Kesehatan

Menurut responden, dukungan petugas kesehatan dalam kunjungan K-4 sebagian besar responden mengatakan cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan paling sedikit menyatakan kurang sebanyak 6 orang (16,7%). Dukungan petugas kesehatan kepada ibu hamil dikatakan baik, jika responden menjawab “ya” 5-6 pertanyaan, dikatakan cukup jika menjawab “ya” 3-4 pertanyaan, dan dikatakan kurang jika menjawab “ya” <3 pertanyaan.

40

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

No Dukungan Petugas Kesehatan Jumlah Persentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 8 22 6 22,2 61,1 16,7 Total 36 100 5.1.5. Analisis Faktor

Dari hasil analisis faktor yang dilakukan menunjukkan bahwa

percentage of variance yaitu sebesar 50,116, yang artinya faktor-faktor yang digunakan dalam analisis faktor mampu menjelaskan variabel yang diteliti sebesar 50,11%.

Sedangkan output SPSS yang memperlihatkan faktor-faktor yang merupakan faktor dalam suatu variabel atau definisi dapat dilihat pada tabel

Component Matrix.

Suatu faktor mendukung sebuah variabel jika memiliki nilai komponen lebih besar atau sama dengan 50%. Dari tampilan output tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K4 dapat diurutkan sebagai berikut :

1. Faktor dukungan suami/keluarga dengan nilai component 91,9%. 2. Faktor pengetahuan dengan nilai component 89,5%.

3. Faktor ketepaparan media dengan nilai component 76,8%. 4. Faktor sikap dengan nilai component 66,9%.

Sedangkan dua faktor lainnya yaitu faktor jarak fasilitas kesehatan dengan dukungan petugas kesehatan kurang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K-4 karena memiliki nilai component kurang dari 50% atau hanya sebesar 44% (dukungan petugas kesehatan) dan 36% (jarak fasilitas kesehatan).

Tabel 5.8.

Analisis Faktor : Component Matrix

No Variabel Component % of Variance

1 2 3 4 5 6 Pengetahuan Sikap

Jarak fasilitas Kesehatan Keterpaparan Media Dukungan Suami/keluarga Dukungan petugas kesehatan

.895 .669 .360 .768 .919 .440 50.116 5.2. Pembahasan

5.2.1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) 1. Pengetahuan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan tingkat pengetahuan responden sebagian besar dalam kategori cukup (58,3%), dan paling sedikit dalam kategori kurang (19,4%).

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seorang ibu tentang kehamilan sangat diperlukan untuk menjalani proses kehamilannya. Banyak sumber informasi yang dapat diperoleh ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehamilannya. Pada umumnya, jika pengetahuan ibu sudah baik maka akan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.

42

Dari hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Istiarti, karena dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil belum memahami dengan benar tentang kunjungan K-4. Pengetahuan ibu sebagian besar dalam kategori cukup, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pengetahuan ibu masih dapat ditingkatkan lagi menjadi kategori dengan pengetahuan baik. Dengan pengetahuan ibu hamil yang baik tentang kunjungan K-4 akan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil.

Dalam penelitian ini juga masih ditemukan ibu hamil yang berpengetahuan kurang sebanyak 19,4%. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan kehamilannya, dimana ibu dengan pengetahuan kurang cenderung tidak akan memeriksakan diri ke petugas kesehatan (dokter, bidan, puskesmas) jika mengalami gangguan-gangguan kehamilan baik gangguan kehamilan biasa (seperti mual-muntah) maupun gangguan yang bersifat khusus (seperti perdarahan, ketuban pecah dini). Gangguan- gangguan kehamilan tersebut tidak dapat dideteksi lebih dini, karena ibu tidak memeriksa kehamilannya.

2. Sikap

Dari hasil penelitian sikap responden yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K-4, sebagian besar dalam kategori negatif yaitu (72,2%), dan paling sedikit sikap positif (27,8%).

Menurut Istiarti (2000), keikutsertaan seseorang di dalam suatu aktivitas tertentu sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, sikap, niat, dan perilakunya. Sebagai contoh, keikutsertaan ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal, adanya pengetahuan terhadap manfaat pelayanan antenatal selama

kehamilan akan menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sifat yang positif ini akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan antenatal. Niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan sangat tergantung pada seseorang mempunyai sikap positif atau tidak terhadap kegiatan pemeriksaan antenatal. Adanya niat untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya sangat menentukan apakah kegiatan akhirnya dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapat sikap ibu hamil yang negatif tentang kunjungan K-4 menyebabkan ibu hamil enggan untuk datang memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Ibu enggan karena kurang mengerti dan memahami tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan hingga minimal sebanyak 4 kali selama kehamilan.

Sikap ibu hamil tersebut dapat diubah untuk menjadi lebih baik ataupun sikap positif. Sikap yang kurang baik (negatif) dalam kunjungan K-4 dapat diubah dengan memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan sehingga ibu memahami bahwa memeriksakan diri selama kehamilan merupakan cara untuk mendapatkan kehamilan yang sehat dan akan membantu proses persalinan.

5.2.2. Faktor Pendukung (Enabling Factors) 1. Jarak Puskesmas

Jarak fasilitas kesehatan dengan rumah responden menunjukkan sebagian besar mengatakan jauh (72,2%), dan paling sedikit menyatakan dekat (27,8%).

44

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor yang mendukung dalam kunjungan K-4 adalah jarak fasilitas kesehatan yang meliputi 1) sarana dan prasarana kesehatan dan 2)Kemudahan dalam mencapai sarana kesehatan tersebut. Sarana dan prasarana kesehatan meliputi seberapa banyak fasilitas- fasilitas kesehatan, konseling maupun pusat-pusat informasi bagi individu/ masyarakat.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan jarak rumah dengan fasilitas kesehatan yang jauh, ibu hamil akan enggan datang untuk memeriksakan kehamilannya, mengingat ibu juga dalam kondisi perut yang membesar. Jarak fasilitas kesehatan yang jauh, menjadi pertimbangan sendiri bagi ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan, apalagi jika untuk memeriksa kehamilannya ibu harus mengeluarkan biaya / ongkos.

2. Keterpaparan Media

Keterpaparan media dalam memberikan informasi tentang kunjungan K-4 menunjukkan sebagian besar responden mengatakan dalam kategori cukup (47,2%), dan paling sedikit mengatakan kurang (22,2%).

Keterpaparan media menurut Notoatmodjo (2003) dapat dinyatakan dengan media sebagai sumber informasi tentang kunjungan K-4 yang diterima oleh masyarakat khususnya ibu. Sumber informasi merupakan asal atau sumber pesan yang disampaikan tentang sesuatu. Sumber informasi yang diperoleh ibu sehubungan dengan informasi tentang kunjungan K-4 berasal dari petugas kesehatan maupun melalui media massa.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu menerima informasi tentang kunjungan K-4 sebenarnya tidak banyak dan juga tidak sedikit, dalam arti cukup untuk mengenal tentang kunjungan K-4 dan pemeriksaan kehamilan. Peran media, baik media cetak maupun media elektronik sangat menunjang pengetahuan ibu tentang kesehatannya. Demikian juga peran petugas kesehatan terutama petugas puskesmas Naga Kasiangan sebagai pemberi informasi di wilayah kerjanya, sedikit banyak ikut memberikan andil pada ibu hamil berupa informasi yang benar dan tepat tentang kesehatan kehamilan.

5.2.3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factors) 1. Dukungan Suami/Keluarga

Dukungan suami/keluarga dalam mendorong ibu hamil melakukan kunjungan K-4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengatakan cukup (47,2%), paling sedikit mengatakan bahwa dukungan suami/keluarga kurang (13,9%).

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor pendorong dalam kunjungan K-4 selain dari petugas puskesmas adalah dukungan suami dan keluarga. Dukungan suami dan keluarga merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam perubahan perilaku ibu hamil.

Suami atau keluarga sebagai orang-orang yang terdekat dengan ibu lebih didengar dan diperhatikan dibandingkan orang lain, misalnya tetangga. Suami dapat dijadikan sebagai pendukung dalam kehamilan ibu, dengan menemani atau mengajak ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke

46

fasilitas kesehatan. Suami dan keluarga mempunyai keterikatan batin yang lebih erat dengan janin yang dikandung oleh ibu.

2. Dukungan Petugas Kesehatan

Dukungan petugas kesehatan kepada ibu hamil dalam melakukan kunjungan K-4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan cukup (61,1%), dan paling sedikit menyatakan kurang (16,7%).

Menurut Notoatmodjo (2003), dukungan dari petugas puskesmas merupakan salah satu faktor penting dalam perilaku kesehatan. Contoh dalam kasus kunjungan K-4, apabila seorang ibu telah mendapat penjelasan tentang memeriksa kehamilan yang benar dari petugas puskesmas dan mencoba menerapkannya, akan tetapi karena lingkungannya belum ada yang menerapkan, maka ibu tersebut menjadi asing dan bukan tidak mungkin ibu tidak mau melakukan kunjungan ke petugas kesehatan untuk memeriksa kehamilannya.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil belum optimal mendapat dukungan dari petugas kesehatan tentang pentingnya memeriksakan kehamilan hingga K-4. Ibu hamil banyak yang mengatakan bahwa petugas kesehatan tidak memberikan waktu yang cukup untuk melakukan tanya jawab mengenai keluhan-keluhan ibu.

5.2.4. Analisis Faktor

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diteliti yaitu pengetahuan, sikap, jarak puskesmas, keterpaparan

media, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas puskesmas dapat menjelaskan sebesar 50,11% faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K-4 di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai.

Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar ibu hamil dalam melakukan kunjungan K-4 yaitu dukungan suami/keluarga sebesar 91,9%. Sedangkan faktor yang kurang memberikan pengaruh ibu hamil dalam kunjungan K-4 yaitu jarak fasilitas kesehatan dan dukungan petugas kesehatan karena memiliki nilai kurang dari 50%.

Dokumen terkait