FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM
KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGA KASIANGAN KECAMATAN TEBINGTINGGI
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2008
Oleh :
HAMIDAH PURBA
NIM : 075102064
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGA KASIANGAN KECAMATAN TEBINGTINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2008.
NAMA : HAMIDAH PURBA
NIM : 075102064
PROGRAM STUDI : D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU
PEMBIMBING,
LEMBAR PERNYATAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGA
KASIANGAN KECAMATAN TEBINGTINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2008
Karya Tulis Ilmiah
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2008 Yang Menyatakan,
2008
Nama : Hamidah Purba NIM : 075102064
Program : D-IV Bidan Pendidik
Pembimbing Penguji
... ...Penguji I (Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS) (dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc, CM-FM.PKK)
...Penguji II
(Sartini Bangun, SPd. M.Kes)
...Penguji III
(Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS)
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.
... ... (Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)
NIP. 132 239 269 NIP. 130810201
Koordinator Ketua Pelaksana
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Kunjungan K4 Di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008
Nama : Hamidah Purba
NIM : 075102064
Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2007-2008.
Abstrak
Cakupan kunjungan ibu hamil di Indonesia masih rendah, termasuk cakupan K-4. Pada tahun 2004, kunjungan K-4 ibu hamil di Indonesia hanya 34%. Dengan melakukan kunjungan K-4, ibu hamil dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan kehamilan (seperti anemia, tekanan darah tinggi, eklampsia, ketuban pecah dini) dan komplikasi persalinan (seperti perdarahan, dan lain-lain).
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K-4 di wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 36 orang dan seluruhnya dijadikan sampel (total populasi). Pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden. Data hasil penelitian diolah dengan SPSS menggunakan analisis faktor.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempermudah (predisposing factors), sebagian besar pengetahuan cukup (58,3%), dan sikap negatif (72,2%). Faktor pendukung (enabling factors), sebagian besar menyatakan jarak fasilitas kesehatan jauh (72,2%), dan keterpaparan media cukup (47,2%). Faktor pendorong (reinforcing factors), dukungan suami/keluarga cukup (47,2%), dan dukungan petugas kesehatan cukup (61,1%). Dari analisis faktor diperoleh nilai 50,116, yang berarti bahwa faktor-faktor yang diteliti dapat menjelaskan kunjungan K-4 sebesar 50,11%.
Diharapkan kepada petugas puskesmas Naga Kasiangan lebih aktif memberikan penyuluhan dan penkes pada ibu hamil tentang K-4. Kepada ibu hamil diharapkan segera memeriksa diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gangguan-gangguan kehamilan agar dapat dideteksi secara dini.
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Kunjungan K4 Di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah, terutama kepada yang terhormat :
1. Prof.dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS, selaku Pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc, CM-FM.PKK dan Sartini Bangun, SPd., M.Kes, selaku Penguji yang telah memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh staf pengajar pada Program Studi D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan.
7. Teristimewa keluarga penulis (Ayahanda, ibunda, suami, mertua, dan anak-anakku tersayang) yang telah memberikan dukungan, semangat pada penulis selama mengikuti pendidikan ini.
8. Teman-teman seangkatan 2007 yang telah banyak membantu penulis selama ini, dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua dan segala budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal Alamin.
Medan, Juni 2008
ABSTRAK ... i
2.1.3. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal ... 7
2.2. Standar ANC 7T ... 7
2.3. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Trimester III ... 14
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan K-4 . 16 2.4.1. Faktor-faktor Predisposisi (Faktor Ibu) ... 16
2.4.2. Faktor Pendukung Dalam Kunjungan K-4 ... 18
2.4.3. Faktor Pendorong Dalam Kunjungan K-4 ... 19
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 21
3.1. Kerangka Konseptual ... 21
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional ... 22
3.2.1. Definisi Konseptual ... 22
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 27
4.1. Desain Penelitian ... 27
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
4.2.1. Populasi ... 27
4.2.2. Sampel ... 27
4.3. Lokasi Penelitian ... 28
4.4. Pertimbangan Etik ... 28
4.5. Instrumen Penelitian ... 29
4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 30
4.7. Pengumpulan Data ... 32
4.8. Pengolahan Data ... 33
4.9. Analisis Data ... 34
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
5.1. Hasil Penelitian ... 35
5.1.1. Karakteristik Responden ... 35
5.1.2. Faktor Predisposisi ... 36
5.1.3. Faktor Pendukung ... 37
5.1.4. Faktor Pendorong ... 39
5.1.5. Analisis Faktor ... 40
5.2. Pembahasan ... 41
5.2.1. Faktor Predisposisi ... 41
5.2.2. Faktor Pendukung ... 43
5.2.3. Faktor Pendorong ... 45
5.2.4. Analisis Faktor ... 47
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
6.1. Kesimpulan ... 48
6.2. Saran-Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA
Halaman Tabel 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 31 Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 ... 35 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing
Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 ... 36 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 ... 37 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jarak Fasilitas Kesehatan Menurut
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 ... 38 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Keterpaparan Media Menurut
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 ... 38 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami / Keluarga
Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 ... 39 Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Lembar Kuesioner Penelitian
3. Sebaran Hasil Uji Coba Kuesioner 4. Master Data
5. Output SPSS
6. Jadwal Kegiatan (Time Table) 7. Biaya Penelitian
8. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik
9. Surat Balasan Penelitian dari Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi
I. Data Pribadi
Nama : HAMIDAH PURBA
Tempat/Tanggal Lahir : Meriah Padang, 1 Januari 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak : Ke 1 dari 3 bersaudara
Agama : Islam
Pekerjaan : Staff Akbid Pemko Tebing Tinggi
Alamat : Jl. Bawang Putih I-A Tebing Tinggi
III. Data Keluarga
Nama Suami : Adicawarman, BSc
Tempat / Tanggal Lahir : Tebing Tinggi / 21 April 1964
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Rumah Sakit Sri Pamela T. Tinggi
Jumlah anak : 3 (tiga) orang (2 putra, 1 putri)
IV. Data Pendidikan
1. Tahun 1977 – 1983 : SD Negeri Tebing Tinggi
2. Tahun 1983 – 1986 : SMP Negeri 5 Rambutan
3. Tahun 1986 – 1989 : SPK Pemko Tebing Tinggi
4. Tahun 1990 – 1991 : Program Pendidikan Bidan
Pemko Tebing Tinggi
5. Tahun 2003 – 2005 : Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi
6. Tahun 2007 – 2008 : Program D-IV Bidan Pendidik
Propinsi Sumatera Utara
V. Data Pekerjaan
1. Tahun 1992 – 1993 : Bidan Desa di Sei Siur Pangkalan Susu
(Langkat)
2. Tahun 1993 – 2000 : Bidan Desa Meriah Padang Kecamatan
Tebing Tinggi (Serdang Bedagai)
3. Tahun 2000 – 2007 : Staf Puskesmas Naga Kasiangan
Kecamatan Tebing Tinggi (Serdang Bedagai)
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Kunjungan K4 Di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008
Nama : Hamidah Purba
NIM : 075102064
Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2007-2008.
Abstrak
Cakupan kunjungan ibu hamil di Indonesia masih rendah, termasuk cakupan K-4. Pada tahun 2004, kunjungan K-4 ibu hamil di Indonesia hanya 34%. Dengan melakukan kunjungan K-4, ibu hamil dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan kehamilan (seperti anemia, tekanan darah tinggi, eklampsia, ketuban pecah dini) dan komplikasi persalinan (seperti perdarahan, dan lain-lain).
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K-4 di wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 36 orang dan seluruhnya dijadikan sampel (total populasi). Pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden. Data hasil penelitian diolah dengan SPSS menggunakan analisis faktor.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempermudah (predisposing factors), sebagian besar pengetahuan cukup (58,3%), dan sikap negatif (72,2%). Faktor pendukung (enabling factors), sebagian besar menyatakan jarak fasilitas kesehatan jauh (72,2%), dan keterpaparan media cukup (47,2%). Faktor pendorong (reinforcing factors), dukungan suami/keluarga cukup (47,2%), dan dukungan petugas kesehatan cukup (61,1%). Dari analisis faktor diperoleh nilai 50,116, yang berarti bahwa faktor-faktor yang diteliti dapat menjelaskan kunjungan K-4 sebesar 50,11%.
Diharapkan kepada petugas puskesmas Naga Kasiangan lebih aktif memberikan penyuluhan dan penkes pada ibu hamil tentang K-4. Kepada ibu hamil diharapkan segera memeriksa diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gangguan-gangguan kehamilan agar dapat dideteksi secara dini.
1.1. Latar Belakang
Dalam kenyataannya, dari beberapa survei dan data statisik pelayanan
kesehatan ibu hamil menunjukkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil di
Indonesia masih rendah termasuk cakupan K4 (Istiarti, 2000). Departemen
kesehatan RI pada tahun 2004 melaporkan bahwa wanita hamil yang
mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan selama kurun kehamilan adalah
sebagai berikut: yang berkunjung sekali sebanyak 49% dan yang berkunjung
empat kali hanya 34%. Rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil ke fasilitas
kesehatan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengetahuan,
sikap, jarak puskesmas, keterpaparan media, dukungan suami, dan dukungan
petugas kesehatan (Salmah, 2006).
Kunjungan ibu hamil di Kota Medan berdasarkan data Profil
Kesehatan Kota Medan Tahun 2005 menunjukkan bahwa dari jumlah 53.031
ibu hamil, Kunjungan K4 tercatat sebanyak 47.678 ibu hamil (89,91%)
(Dinkes Kota Medan, 2006).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai
periode bulan Januari – Agustus 2007 kunjungan K4 ibu hamil ke fasilitas
kesehatan yaitu 52,3% (8.572 dari 16.391 orang), sedangkan berdasarkan
2
yang sama Kunjungan K4 ibu hamil sebesar 43,8% (185 dari 424 orang)
(Puskesmas Naga Kasiangan, 2007).
Dari data-data yang disajikan di atas, terlihat bahwa kunjungan K4 di
Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi masih jauh dari target
cakupan kunjungan K4 secara nasional yaitu sebesar 95%.
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang keempat (atau lebih) untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar yang ditetapkan (Depkes RI, 2005).
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan bayi perlu dilakukan minimal empat kali selama
kehamilan dalam waktu sebagai berikut : kehamilan trimester pertama
(<14 minggu) satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua (14-28
minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu
dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Salmah, 2006)
Melakukan kunjungan saat hamil secara teratur minimal kunjungan
K4 akan menyehatkan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dalam pemeriksaan
kehamilan tersebut jika ada tanda, keluhan, atau gangguan kehamilan baik
pada ibu maupun janin dapat segera diketahui dan dilakukan tindak lanjut.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standard pelayanan
antenatal yang meliputi 7T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan,
ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan
pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan, test PMS,
Kunjungan kehamilan hingga K-4 akan menurunkan risiko terjadinya
anemia (Hb kurang dari 8 gr%), tekanan darah tinggi (Sistole >140 mmHg,
diastole >90 mmHg), oedema yang nyata, eklampsia, perdarahan per
vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang / sungsang, infeksi, persalinan
prematur, janin yang besar, dan riwayat obstetri yang buruk. Bila faktor
risiko tersebut tidak ditangani maka dapat menyebabkan kematian, baik pada
ibu maupun pada bayi. Peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil, dapat
dilakukan dengan melakukan perubahan perilaku ibu selama hamil (Depkes
RI, 2005).
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku ibu hamil dalam
melakukan kunjungan K-4 meliputi tiga faktor yaitu: faktor yang
mempermudah (predisposing factor), yang mencakup pengetahuan, sikap;
faktor yang mendukung (enabling factor) yaitu jarak dengan fasilitas
kesehatan, keterpaparan media; dan faktor pendorong (reinforcing factors)
yaitu dukungan petugas kesehatan, keluarga dan masyarakat. (Notoatmodjo,
2003)
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan pada awal bulan
September 2007 mendapati bahwa beberapa ibu hamil pada trimester III
melakukan pemeriksaan ke dukun bayi. Melihat kenyataan tersebut, penulis
berminat untuk melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas
Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai
4
1.2. Pertanyaan Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K-4 di wilayah kerja
Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2008?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
kunjungan K-4 di wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan
Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor yang mempermudah (predisposing factor)
kunjungan K-4 di wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan
Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung (enabling factor) kunjungan K-4 di
wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008.
3. Untuk mengetahui faktor pendorong (reinforcing factor) kunjungan K-4 di
wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa
kalangan yaitu :
1. Bagi masyarakat, sebagai masukan khususnya pada ibu hamil trimester
III agar melakukan kunjungan pada pelayanan kesehatan.
2. Bagi puskesmas, dengan adanya penelitian ini dapat dipergunakan
sebagai masukan untuk meningkatkan cakupan kunjungan K4 di wilayah
kerjanya.
3. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan bacaan dan referensi di
Perpustakaan D-IV Program Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara
dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
4. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan penulis dalam menerapkan ilmu
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Kunjungan K-4 2.1.1. Definisi
Kunjungan ibu hamil adalah pertemuan (kontak) antara ibu hamil dan
petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa
selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga
sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di rumahnya
ataupun di posyandu (Depkes RI, 2005).
Kunjungan K-4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan,
dengan distribusi kontak sebagai berikut : minimal 1 kali pada triwulan I,
minimal 1 kali pada triwulan II, dan minimal 2 kali pada triwulan III
(Depkes RI, 1995).
2.1.2. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (Cakupan K-4)
Dengan indikator cakupan pelayanan ibu hamil (K-4) dapat diketahui
cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan
dan menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat
kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA (Depkes RI,
1995).
Rumusnya adalah sebagai berikut :
Jumlah kunjungan ibu hamil keempat (K4)
--- x 100% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
2.1.3. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
Pelaksanaan pelayanan antenatal hingga ibu hamil mencapai
kunjungan K4 dilakukan sesuai pedoman pemeriksaan antenatal yaitu
standar Antenatal Care 7T. untuk memperluas cakupan pelayanan antenatal
di masyarakat, kegiatan pemeriksaan dapat diintegrasikan dan
dikoordinasikan dengan kegiatan lain, misalnya : kegiatan puskesmas
keliling, kegiatan tim KB keliling, kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat, kegiatan posyandu, dan lain-lain.
Tempat pemberian pelayanan antenatal dapat bersifat statis (tetap)
dan aktif (mobile), yaitu puskesmas, puskesmas pembantu, pondok bersalin
desa, posyandu, rumah penduduk, rumah sakit pemerintah / swasta, rumah
sakit bersalin, rumah sakit ibu dan anak, dan tempat praktek swasta (bidan,
dokter) (Depkes RI, 2005).
2.2. Standar ANC 7T
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
8
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal
bagi Petugas Puskesmas. Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya
mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum
dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi
dasar dan khusus (sesuai risiko yang ada), namun dalam penerapan
operasionalnya dikenal standar minimal “7T” untuk pelayanan antenatal
yang terdiri atas : Timbang berat badan, ukur tinggi badan, (ukur) Tekanan
darah, (pemberian imunisasi) Tetanus Toksoid (TT) lengkap, (ukur) Tinggi
fundus uteri, (pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, Tes Penyakit Menular Seksual (PMS), Tanya jawab
(Pusdiknakes, 2003, Depkes RI, 2005).
2.2.1. Timbang Berat Badan
Ibu hamil yang melakukan kunjungan harus ditimbang berat
badannya. Penimbangan berat badan dilakukan tanpa sepatu dan memakai
pakaian yang seringan-ringannya. Selain menimbang berat badan, tinggi
badan ibu hamil juga harus diukur. Pengukuran dilakukan dengan meteran
dengan satuan cm, tanpa sepatu. Tinggi yang kurang dari 145 cm, ada
kemungkinan dapat mempengaruhi proses persalinan CPD (Cephalo Pelvic
disproportion) (Burns, 2000).
Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi
badan adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat
badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh, wanita dengan BB sebelum
Nilai IMT mempunyai rentang : <19,8 (underweight), 19,8-26,6 (normal),
26,6-29,0 (overweight), dan >29,0 (obese).
Penambahan berat badan per trimester lebih penting daripada
penambahan berat badan keseluruhan. Pada trimester pertama peningkatan
berat badan hanya sedikit, 0,7 – 1,4 kg. Pada trimester berikutnya akan
terjadi peningkatan berat badan yang dapat dikatakan teratur, yaitu 0,35-0,4
kg per minggu (Salmah, 2006).
2.2.2. Tekanan Darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai
dasar selama masa kehamilan. Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan
nilai tinggi palsu pada sistolik adalah ketika ibu merasa cemas atau kandung
kemih penuh. Tekanan darah diukur harus dalam keadaan rileks (Salmah,
2006).
Tekanan darah normal untuk ibu hamil adalah 110/80 – 130/90
mmHg. Bila lebih dari ukuran tersebut, kemungkinan dapat menyebabkan
preeklampsia. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu
dan bayi dengan gejala tekanan darah meningkat, bengkak di kaki dan di
tungkai atau seluruh tubuh ibu hamil jika gangguannya lebih berat (Solihah,
2005).
Tekanan darah yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan
fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90
mmHg pada saat awal pemeriksaan mengindikasikan potensi hipertensi dan
membutuhkan pemantauan ketat selama kehamilan (Salmah, 2006).
10
2.2.3. Tetanus Toxoid (TT) Lengkap
Pada saat pemeriksaan kehamilan ini ibu hamil diberi suntikan
tetanus toxoid (TT). Pemberian vaksin (toxoid) melalui suntikan, diperlukan
untuk melindungi ibu hamil saat bersama bayinya terhadap tetanus
neonatorum (tetanus saat nifas). Sosialisasi dan pengertian tentang
pemberian TT diperlukan untuk menghindari fitnah yang luas beredar
seolah-olah TT merupakan suntikan Keluarga Berencana (KB), sehingga ibu
hamil menjadi tidak subur lagi setelah melahirkan (Achsin, 2003).
Ibu hamil yang belum pernah mendapat imunisasi TT pada
kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka
perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak minimal satu bulan.
Imunisasi TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang
pertama. Bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan.
Suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum
(Salmah, 2006).
Setiap ibu hamil harus mengetahui dan memahami manfaat
pemberian TT ini, khususnya bila mereka tiba-tiba harus bersalin di luar
jangkauan rumah sakit / rumah sakit bersalin, dokter atau bidan dan
terpaksa ditolong dukun bersalin. Meskipun saat ini dukun bersalin
umumnya telah terlatih untuk menolong persalinan normal secara steril
sehingga tetanus dapat dicegah, tetapi di lain pihak, rasa kekuatiran
pertolongan secara tradisional harus tetap diperhitungkan. Pemberian TT
pada ibu hamil dimaksudkan untuk memberi kekebalan terhadap tetanus
2.2.4. Tinggi Fundus Uteri
Pemeriksaan lain adalah mengukur tinggi fundus uteri dengan
perabaan. Cara pemeriksaan ini menurut Leopold dibagi dalam 4 tahap yaitu
Leopold I, II, III dan IV. Maksud pemeriksaan Leopold I untuk menentukan
tinggi fundus uteri untuk mengetahui tuanya kehamilan. Tua kehamilan
disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, dapat pula
ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri. Bila kepala,
akan teraba benda bulat dan keras, sedangkan bokong tidak bulat dan lunak.
Pada Leopold II ditentukan batas samping uterus dan dapat ditentukan letak
punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong
dengan kepala. Pada letak lintang dapat ditentukan kepala. Pada letak
lintang dapat ditentukan kepala janin. Pada Leopold III dapat ditentukan
bagian apa yang terletak di sebelah bawah. Sedangkan Leopold IV, selain
menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat
menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas
panggul (Wiknjosastro, 2005).
2.2.5. Tablet Zat Besi
Zat besi penting untuk mengompensasi peningkatan volume darah
yang terjadi selama kehamilan, dan untuk memastikan pertumbuhan dan
perkembangan janin yang adekuat. Kebutuhan akan zat besi meningkat
selama kehamilan, seiring dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dapat
memenuhi kebutuhan zat besinya yang meningkat selama kehamilan dengan
meminum tablet tambah darah, dan dengan memastikan bahwa ia makan
12
antara lain daging, terutama hati dan jeroan, telur, polong kering, kacang
tanah, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau seperti bayam, sawi
hijau, dan lain-lain (Pusdiknakes, 2003).
Tanpa persediaan zat besi yang cukup, ibu dapat mengalami anemia.
Ibu yang anemia akan cenderung mengalami kelahiran prematur, jatuh sakit
(karena pertahanan yang lemah terhadap infeksi), melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah perdarahan pasca salin, dan meninggal. Banyak
ibu-ibu yang sudah mengalami anemia saat ia hamil. Jarak kehamilan
terlalu dekat, malaria, cacing tambang, dan infeksi yang sering dan kronis,
adalah beberapa penyebab anemia (Achsin, 2003).
Untuk meningkatkan persediaan zat besi selama kehamilan, semua
ibu harus minum tablet tambah darah. Berikan setiap ibu paling sedikit 90
tablet. Ibu harus meminum satu tablet tambah darah setiap hari selama
kehamilannya. Salah satu efek samping dari penggunaan zat besi adalah
sembelit. Bidan seharusnya memberikan konseling kepada ibu bahwa
mereka akan mengalami sembelit. Untuk mencegah atau mengurangi
sembelit, sebaiknya bidan mengajarkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
berserat, banyak minum air putih, dan melakukan senam (exercise) setiap
hari. (Pusdiknakes, 2003).
2.2.6. Test PMS
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang ditularkan dari
satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Apapun bentuk
hubungan seksual tersebut bisa menyebabkan PMS. Kadang-kadang PMS
PMS. PMS bisa ditularkan dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya
sebelum dilahirkan atau sewaktu melahirkan. Pemeriksaan PMS dilakukan
pada ibu yang mengeluh pada fungsi organ seksualnya, seperti terjadinya
keputihan, gatal pada daerah kelamin, dan pencegahan terhadap penyakit
infeksi menular seksual yang berbahaya seperti HIV/AIDS.
Terdapat beberapa jenis tes / pemeriksaan yang bisa memperlihatkan
apakah seorang wanita terkena infeksi jenis PMS tertentu. Tetapi tes-tes
tersebut hanya tersedia di tempat terbatas, dan kadang-kadang tes tersebut
tidak memberikan hasil yang akurat atau tidak mendeteksi semua jenis
PMS, disamping itu juga mahal (Burns, 2000).
2.2.7. Tanya Jawab
Seorang bidan, akan bertanya tentang riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, termasuk berbagai masalah kesehatan lain seperti perdarahan atau bayi yang telah meninggal. Keterangan ini akan membantu untuk mempersiapkan masalah yang sama pada kehamilan kali ini. Dengan
tanya jawab ini, bidan dapat membantu memastikan ibu untuk makan dengan baik dan memberi nasehat makanan bergizi; Memberikan tablet zat besi dan asam folat, untuk mencegah anemia; Memeriksa ibu, untuk memastikan kesehatan ibu dan bahwa bayi berkembang dengan baik;
14
2.3. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Tanda bahaya selama hamil trimester III adalah sebagai berikut :
1. Ibu mengeluarkan darah dari kemaluan sebelum ada tanda-tanda akan
melahirkan, timbul setelah kehamilan berumur 28 minggu. Jika tanda
tersebut disertai dengan rasa nyeri perut, kemungkinan terjadi kelainan
ari-ari ibu yang terlepas dari perlekatannya pada dinding rahim.
2. Ibu mengeluarkan cairan ketuban dari kemaluan, timbul sebelum terasa
mulas-mulas tanda dari awal persalinan. Cairan ketuban berwarna putih
keruh mirip air kelapa, atau mungkin juga sudah berwarna
kehijau-hijauan. Tanda-tanda tersebut menandakan ibu mengalami ketuban
pecah dini. Selaput ketuban sudah pecah lebih dahulu sebelum
persalinan dimulai.
3. Ibu hamil tampak pucat, mata berwarna merah dadu, bibir dan telapak
tangan kurang merah. Ini menandakan ibu mengalami kekurangan darah
(anemia). Tanda-tanda ini disertai pening, lesu, lemas, dan mudah lelah.
Jika sudah berat, dapat timbul keluhan sesak nafas, jantung
berdebar-debar.
4. Ibu mengalami kejang-kejang. Keadaan kejang berarti ada penyakit yang
berat seperti infeksi. Hal tersebut dapat membahayakan ibu sendiri
maupun janin yang dikandungnya. Keadaan ini kemungkinan ibu
mengalami keracunan kehamilan (Nadesul, 2005).
5. Nyeri perut bagian bawah
Hal ini dapat disebabkan oleh robekan plasenta dari dinding rahim. Ini
sangat berbahaya dan mengancam jiwa bila tidak segera mendapatkan
kehamilan bisa berarti akan mengalami persalinan yang lebih cepat. Hal
ini dapat disebabkan oleh bayi salah letak.
6. Perdarahan dari liang vagina
Perdarahan yang terjadi pada trimester III kehamilan, hal ini disebabkan
oleh gangguan plasenta. Hal ini membahayakan jiwa ibu dan bayinya.
7. Demam
Demam tinggi, terutama yang diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit
seluruh tubuh, sangat pusing, bisa disebabkan oleh malaria.
8. Odema (pembengkakan)
Pembengkakan ringan pada kaki dan tumit sering merupakan hal yang
biasa pada kehamilan. Tetapi pembengkakan di tangan dan muka bisa
merupakan tanda bahaya toksemia (keracunan kehamilan) terutama bila
disertai rasa pusing-pusing, pandangan kabur, atau nyeri perut.
Toksemia bisa menyebabkan kejang-kejang, dan membahayakan
keselamatan jiwa ibu dan bayi (Burns, 2000).
9. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6 dan
akan meningkatkan ketika kehamilan sudah memasuki trimester III. Jika
bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
16
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan K-4
Green (1980) menyebut tiga faktor yang mempengaruhi orang atau
kelompok dalam perubahan perilaku, sebagai berikut :
1. Faktor yang mempermudah (predisposing factor) yang mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan unsur lain yang terdapat dalam diri
individu maupun masyarakat.
2. Faktor pendukung (enabling factor) yaitu jarak fasilitas kesehatan,
keterpaparan media.
3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat
perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan dorongan orang lain
seperti dukungan dari suami/keluarga, dan petugas kesehatan (Istiarti,
2000).
2.5.1. Faktor Predisposisi (Faktor Ibu)
1. Pengetahuan
Pengetahuan seorang ibu tentang kehamilan sangat diperlukan untuk
menjalani proses kehamilannya. Banyak sumber informasi yang dapat
diperoleh ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehamilannya,
seperti dari petugas kesehatan (bidan, dokter) saat menjalani pemeriksaan
dengan melakukan tanya jawab (konseling), maupun dari media massa yaitu
informasi yang diperoleh dari media elektronik (televisi) maupun media
pengetahuan ibu sudah baik maka akan memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan.
Akan tetapi seseorang yang mempunyai latar belakang pengetahuan
yang baik dan bertempat tinggal dekat dengan sarana kesehatan, bisa saja
belum pernah memanfaatkan sarana kesehatan. Ada juga ibu yang tidak mau
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan karena kurang pengetahuan yang
baik tentang fasilitas kesehatan yang ada, tetapi karena sesuatu hal maka ibu
tersebut akan menggunakan fasilitas kesehatan tersebut. Misalnya ketika
seorang ibu hamil terpaksa minta bantuan dokter / bidan karena mengalami
perdarahan yang pada awalnya melakukan pemeriksaan di dukun bayi, tetapi
karena pelayanan yang diberikan dokter (bidan) cukup baik maka ibu hamil
tersebut akan memanfaatkan sarana kesehatan yang sudah ada (Istiarti, 2000).
2. Sikap
Menurut Thurstone yang dikutip Ahmadi (2002) menyatakan sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi :
simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang
dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia
suka atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan
memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka atau
sikap unfavorable terhadap obyek psikologi.
Sedangkan menurut Walgito (2003), sikap merupakan organisasi
18
yang disertai dengan adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada
orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang
tertentu yang dipilihnya.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat /
pernyataan responden terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2003).
Keikutsertaan seseorang di dalam suatu aktivitas tertentu sangat erat
hubungannya dengan pengetahuan, sikap, niat, dan perilakunya. Sebagai
contoh, keikutsertaan ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal, adanya
pengetahuan terhadap manfaat pelayanan antenatal selama kehamilan akan
menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut.
Selanjutnya sifat yang positif ini akan mempengaruhi niat untuk ikut serta
dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan antenatal. Niat untuk ikut
serta dalam suatu kegiatan sangat tergantung pada seseorang mempunyai
sikap positif atau tidak terhadap kegiatan pemeriksaan antenatal. Adanya niat
untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya sangat menentukan apakah
kegiatan akhirnya dilakukan (Istiarti, 2000).
2.5.2. Faktor Pendukung Dalam Kunjungan K-4 1. Jarak Fasilitas Kesehatan
Faktor yang mendukung dalam kunjungan K-4 adalah jarak fasilitas
kesehatan yang meliputi 1) sarana dan prasarana kesehatan dan 2)Kemudahan
dalam mencapai sarana kesehatan tersebut. Sarana dan prasarana kesehatan
pusat-pusat informasi bagi individu/masyarakat. Kemudahan bagaimana
kemudahan untuk mencapai sarana kesehatan tersebut termasuk biaya, jarak,
waktu/ lama pengobatan, dan juga hambatan budaya seperti malu mengalami
penyakit tertentu jika diketahui masyarakat (Notoatmodjo, 2003).
2. Keterpaparan Media
Keterpaparan media dapat dinyatakan dengan media sebagai sumber
informasi tentang kunjungan K-4 yang diterima oleh masyarakat khususnya
ibu hamil. Sumber informasi merupakan asal atau sumber pesan yang
disampaikan tentang sesuatu. Sumber informasi yang diperoleh ibu
sehubungan dengan informasi tentang kunjungan K-4 berasal dari petugas
kesehatan maupun melalui media massa. Informasi yang diperoleh melalui
petugas kesehatan dapat berupa penyuluhan-penyuluhan kesehatan tentang
kunjungan K-4 maupun melalui interaksi ibu dengan petugas kesehatan.
Sedangkan informasi yang diperoleh dari media berasal dari media elektronik
(radio, televisi, VCD), sedangkan media cetak berupa brosur-brosur,
buku-buku, majalah, koran, dan lain-lain (Notoatmodjo, 2003).
2.5.3. Faktor Pendorong Dalam Kunjungan K-4 1. Dukungan Suami / Keluarga
Faktor pendorong dalam kunjungan K-4 selain dari petugas puskesmas
adalah dukungan suami dan keluarga. Dukungan suami dan keluarga
20
hamil. Contohnya suami / keluarga perlu memberikan penjelasan dan
mengajarkan pada ibu untuk memeriksa kehamilan minimal 4 kali selama
kehamilan. Dukungan seperti itu memberi kontribusi yang besar dalam
tercapainya kunjungan K-4 dan meminimalkan risiko yang terjadi selama
kehamilan dan persalinan (Notoatmodjo, 2003).
2. Dukungan Petugas Kesehatan
Dukungan dari petugas puskesmas merupakan salah satu faktor
penting dalam perilaku kesehatan. Contoh dalam kasus kunjungan K-4,
apabila seorang ibu telah mendapat penjelasan tentang memeriksa kehamilan
yang benar dari petugas puskesmas dan mencoba menerapkannya, akan tetapi
karena lingkungannya belum ada yang menerapkan, maka ibu tersebut
menjadi asing dan bukan tidak mungkin ibu tidak mau melakukan kunjungan
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul : “Faktor-faktor
yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K4 di wilayah kerja
Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2008” adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi :
- Pengetahuan
- Sikap
Faktor Pendukung :
- Jarak Fasilitas Kesehatan
- Keterpaparan media
Faktor Pendorong :
- Suami/Keluarga
- Petugas Kesehatan
22
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional 3.2.1. Definisi Konseptual
1. Kunjungan K-4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan yaitu 1 kali
triwulan I, 1 kali triwulan II, dan 2 kali triwulan III (Depkes RI, 2005)
2. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003)
3. Sikap adalah tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif
yang berhubungan dengan objek psikologi (Ahmadi, 2002)
4. Jarak fasilitas kesehatan adalah letak fasilitas kesehatan dengan rumah
untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
5. Keterpaparan media adalah media informasi yang diterima individu, dari
tidak tahu menjadi tahu.
6. Dukungan suami/keluarga adalah dukungan suami / keluarga terhadap
suatu objek / kegiatan tertentu.
7. Dukungan petugas kesehatan adalah dukungan dari petugas kesehatan
terhadap suatu objek / kegiatan tertentu.
3.2.2. Definisi Operasional
1. Kunjungan K-4 adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan responden
minimal 4 kali selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Naga
2. Pengetahuan adalah pemahaman responden tentang materi yang
ditanyakan tentang pelayanan antenatal yang ada hubungannya dengan
kunjungan K-4.
Pertanyaan pengetahuan sebanyak 17 soal dengan pilihan jawaban benar atau salah. Jika jawaban responden benar memperoleh nilai 1, jika salah
memperoleh nilai 0. Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur :
a. Baik, jawaban benar >75% (benar 13-17 soal)
b. Cukup, jawaban benar 60-75% (10-12 soal)
c. Kurang, jawaban benar <60% (<10 soal) (Arikunto, 2002)
Skala ukur : Ordinal
3. Sikap adalah tanggapan responden terhadap pelayanan antenatal yang ada
hubungannya dengan kunjungan K-4.
Pertanyaan sikap dengan menggunakan skala Likert sebanyak 19 dengan
pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS). Penilaian jawaban responden berdasarkan
jenis pertanyaan, jika pertanyaan positif maka penilaian sangat setuju (5),
setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1). Jika
pertanyaan negatif maka penilaian sangat setuju (1), setuju (2), netral (3),
tidak setuju (4), sangat tidak setuju (5).
Nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 5 x 19 = 95, sedangkan nilai terendah
24
Rentang sikap responden dengan menentukan nilai panjang kelas
menggunakan rumus :
i =
a. Positif, responden memperoleh nilai 58-95.
b. Negatif , responden memperoleh nilai 19-57 (Ahmadi, 2002)
Skala ukur : Ordinal
4. Jarak fasilitas kesehatan adalah jauh dekatnya rumah responden dengan
fasilitas kesehatan yang biasa dikunjungi responden untuk memeriksakan
kehamilannya.
Jumlah pertanyaan sebanyak 5 soal dengan menggunakan skala
Guttman yaitu pilihan jawaban ya dan tidak. Menjawab ya nilai 1,
menjawab tidak nilai 0.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur :
a. Jauh, jika menjawab ya ≥ 3 pertanyaan.
b. Dekat, jika menjawab ya <3 pertanyaan, atau menjawab tidak
seluruh pertanyaan (Notoatmodjo, 2003).
5. Keterpaparan media adalah informasi yang diperoleh responden tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan hingga kunjungan K-4.
Jumlah pertanyaan sebanyak 6 soal dengan menggunakan skala Guttman
yaitu pilihan jawaban ya dan tidak. Menjawab ya nilai 1, menjawab
tidak nilai 0.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur:
a. Baik, jika menjawab ya 5-6 pertanyaan.
b. Cukup, jika menjawab ya 3-4 pertanyaan
c. Kurang, jika menjawab ya < 3 pertanyaan (Notoatmodjo, 2003)
Skala ukur : ordinal
6. Dukungan suami/keluarga adalah dukungan yang diperoleh responden
dari suami dan keluarga untuk memeriksakan kehamilannya hingga
kunjungan K-4.
Jumlah pertanyaan sebanyak 6 soal dengan menggunakan skala Guttman
yaitu pilihan jawaban ya dan tidak. Menjawab ya nilai 1, menjawab
tidak nilai 0.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur:
a. Baik, jika menjawab ya 5-6 pertanyaan.
b. Cukup, jika menjawab ya 3-4 pertanyaan
c. Kurang, jika menjawab ya < 3 pertanyaan (Notoatmodjo, 2003)
26
7. Dukungan petugas kesehatan adalah dukungan dari petugas kesehatan
(perawat, bidan, dokter) yang diperoleh responden untuk memeriksakan
kehamilannya hingga kunjungan K-4.
Jumlah pertanyaan sebanyak 5 soal dengan menggunakan skala Guttman
yaitu pilihan jawaban ya dan tidak. Menjawab ya nilai 1, menjawab
tidak nilai 0.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur:
a. Baik, jika menjawab ya 4-5 pertanyaan.
b. Cukup, jika menjawab ya 2-3 pertanyaan
c. Kurang, jika menjawab ya < 2 pertanyaan (Notoatmodjo, 2003)
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional
yang bertujuan mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu
hamil dalam kunjungan K-4 di wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dengan usia kehamilan 36-38 minggu pada bulan Maret 2008 di wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing-tinggi Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 36 orang.
4.2.2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yaitu sebanyak 36 orang, yang tinggal di 7 desa, yaitu :
1. Desa Kedai Damar = 9 orang. 2. Desa Naga Kasiangan = 6 orang
28
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ibu hamil 36-38 minggu
2. Tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan
3. Dapat membaca dan menulis
4. Bersedia menjadi responden
5. Sehat mental
4.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di wilayah kerja Puskesmas Naga Kasiangan
Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun peneliti
memilih lokasi tersebut karena : cakupan K4 belum memenuhi target sasaran,
di Puskesmas Naga Kasiangan belum pernah dilakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K4.
4.4. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan
izin kepada Program Diploma IV Bidan Pendidik dan kepada Kepala
Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang
Bedagai. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti melanjutkan dengan
proses pengambilan data.
Sebelum menyebarkan kuesioner pada responden, peneliti terlebih
dahulu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang
tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti
menyerahkan langsung lembar persetujuan penelitian kepada responden. Jika
lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Peneliti menjelaskan cara
pengisian kuesioner kepada responden agar responden mengerti untuk
mengisinya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner)
yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor (kode).
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.
4.5. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan
alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti
dengan berpedoman pada konsep penelitian. Pada bagian awal instrumen
penelitian berisi data demografi yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan,
dan jumlah anak.
Bagian instrumen yang pertama berisi pernyataan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) yang
meliputi pengetahuan dan sikap responden. Penelitian tentang pengetahuan
yang peneliti ukur hanya sampai tingkat pengetahuan yang paling rendah
tentang kunjungan K4 yaitu tahap ‘tahu’ sedangkan sikap responden yang
diukur yaitu sikap dalam kunjungan K4 meliputi seberapa jauh tanggapan
responden terhadap manfaat pemeriksaan kehamilan, frekuensi periksa, dan
seberapa jauh keyakinan responden terhadap standar pelayanan 7T.
30
Bagian instrumen kedua berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi
faktor pendukung (enabling factor) ibu hamil dalam kunjungan K4 yang
meliputi jarak fasilitas kesehatan dengan rumah responden dan keterpaparan
media (sumber informasi) tentang K4 yang diperoleh responden.
Bagian instrumen ketiga berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi
faktor pendorong (reinforcing factor) ibu hamil dalam kunjungan K4 yang
meliputi dukungan yang diperoleh responden dari suami/keluarga, dan
dukungan yang diperoleh responden dari petugas kesehatan.
4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba
instrumen yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih
dan terandal. Uji validitas dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment,
setelah itu diuji dengan menggunakan uji t. Rumus uji validitas (Hidayat, 2007)
Rhitung =
Reliabilitas data dicari menggunakan rumus Spearman Brown, dengan
Dari uji coba kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1.
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Nomor Pertanyaan
Koefisien Korelasi
Validitas Reliabilitas Harga
thitung
Harga ttabel
32
Nomor Pertanyaan
Koefisien Korelasi
Validitas Reliabilitas Harga
thitung
Harga
ttabel Keputusan
Harga thitung
Harga
ttabel Keputusan
40 0,820 5,171 1,796 Valid 0,901 0,602 Valid
Dari hasil ujicoba kuesioner tersebut di atas, diketahui bahwa kuesioner
yang tidak valid yaitu variabel pengetahuan nomor 9, 10, dan 19. Pada variabel
sikap yang tidak valid yaitu kuesioner nomor 5. Selanjutnya untuk kuesioner yang
tidak valid dibuang, sehingga total seluruh pertanyaan sebanyak 58 soal.
4.7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :
1. Data primer yaitu melalui wawancara langsung dengan menggunakan
kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu yang meliputi faktor
2. Data sekunder yaitu dengan cara memperoleh data dari bidan desa tentang
jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerjanya dan dari studi dokumentasi
melalui catatan arsip Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebingtinggi
Kabupaten Serdang Bedagai dan data-data pendukung lainnya.
4.8. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Editing
Pada langkah ini peneliti melakukan pengecekan terhadap kuesioner
yang bertujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga
pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah
yang diteliti. Pengecekan data juga dilakukan dalam rangka untuk
mengetahui jumlah responden, dan dilakukan pengurutan berdasarkan
nomor responden.
2. Coding
Yaitu memberikan kode pada jawaban responden sehingga memudahkan
dalam pengolahan data.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data serta mengambil kesimpulan, data
dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan dihitung
34
4.9. Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan bantuan komputer program
Statistical Package for the Social Science (SPSS) for windows dengan
menggunakan analisis faktor yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
mengelompokkan, dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden
Distribusi karakteristik responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga
Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 19 orang (52,8%), paling sedikit berumur <20 tahun sebanyak 1 orang (2,8%). Seluruh responden dengan status kawin (100%). Pendidikan
responden sebagian besar adalah SD/SMP sederajat sebanyak 18 orang (50,0%), paling sedikit diploma/sarjana, sebanyak 1 orang (2,8%). Sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (72,2%). Jumlah anak responden sebagian besar adalah 2 orang sebanyak 12 orang
(33,3%). Sebagian besar ibu tidak melakukan kunjungan K-4 sebanyak 22 orang-orang (61,1%).
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2008
No Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1 Umur 2 Status Perkawinan
Kawin 36 100
3 Pendidikan
36
No Karakteristik Responden Jumlah Persentase 4 Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Lainnya (pegawai, pedagang)
26 10
72,2 27,8 5 Jumlah Anak
Hamil pertama 1 orang
5.1.2. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) 1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan responden sebagian
besar dalam kategori cukup sebanyak 21 orang (58,3%), dan paling sedikit
dalam kategori kurang sebanyak 7 orang (19,4%). Pengetahuan baik diperoleh
dengan menjawab benar 13-17 pertanyaan, pengetahuan cukup dengan
menjawab benar 10-12 pertanyaan, pengetahuan kurang dengan menjawab
benar <10 pertanyaan.
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2008
No Pengetahuan Jumlah Persentase
2. Sikap
Sikap yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K4 sebagian
besar dalam kategori negatif yaitu sebanyak 26 orang (72,2%), dan paling
sedikit sikap positif sebanyak 10 orang (27,8%). Sikap diukur dengan
menjawab sebanyak 19 pertanyaan. Responden yang bersikap positif,
dengan memperoleh nilai 58-95, sedangkan responden yang bersikap
negatif memperoleh nilai 19-57.
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2008
No Sikap Jumlah Persentase
1 2
Positif Negatif
10 26
27,8 72,2
Total 36 100
5.1.3. Faktor Pendukung (Enabling Factors) 1. Jarak Fasilitas Kesehatan
Menurut responden, jarak fasilitas kesehatan dengan rumah
responden sebagian besar mengatakan jauh sebanyak 26 orang (72,2%), dan
paling sedikit menyatakan dekat sebanyak 10 orang (27,8%). Pengukuran
jarak fasilitas kesehatan menurut responden, dengan menanyakan 5 buah
pertanyaan. Dikatakan jauh, jika responden menjawab “ya” ≥ 3 pertanyaan,
38
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Jarak Fasilitas Kesehatan Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008
No Jarak Fasilitas Kesehatan Jumlah Persentase 1
2. Keterpaparan Media
Keterpaparan media tentang Kunjungan K-4, sebagian besar
responden mengatakan dalam kategori cukup sebanyak 17 orang (47,2%),
dan paling sedikit mengatakan kurang sebanyak 8 orang (22,2%). Peran
media dalam memberikan informasi tentang kunjungan K4 dikatakan baik,
jika responden menjawab “ya” 5-6 pertanyaan, dikatakan cukup jika
menjawab “ya” 3-4 pertanyaan, dan dikatakan kurang jika menjawab “ya” <3
pertanyaan.
Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Keterpaparan Media Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2008
No Keterpaparan Media Jumlah Persentase
5.1.4. Faktor Pendorong (Reinforcing Factors) 1. Dukungan Suami/Keluarga
Sebagian besar responden mengatakan bahwa dukungan suami/
keluarga dalam kategori cukup sebanyak 17 orang (47,2%), paling sedikit
mengatakan bahwa dukungan suami/keluarga kurang sebanyak 5 orang
(13,9%). Dukungan suami/keluarga kepada ibu dikatakan baik, jika
responden menjawab “ya” 5-6 pertanyaan, dikatakan cukup jika menjawab
“ya” 3-4 pertanyaan, dan dikatakan kurang jika menjawab “ya” <3
pertanyaan.
Tabel 5.6.
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami/Keluarga Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008
No Dukungan Suami/Keluarga Jumlah Persentase 1
2. Dukungan Petugas Kesehatan
Menurut responden, dukungan petugas kesehatan dalam kunjungan
K-4 sebagian besar responden mengatakan cukup sebanyak 22 orang
(61,1%), dan paling sedikit menyatakan kurang sebanyak 6 orang (16,7%).
Dukungan petugas kesehatan kepada ibu hamil dikatakan baik, jika
responden menjawab “ya” 5-6 pertanyaan, dikatakan cukup jika menjawab
“ya” 3-4 pertanyaan, dan dikatakan kurang jika menjawab “ya” <3
40
Tabel 5.7.
Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan Menurut Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008
No Dukungan Petugas Kesehatan Jumlah Persentase 1
Dari hasil analisis faktor yang dilakukan menunjukkan bahwa
percentage of variance yaitu sebesar 50,116, yang artinya faktor-faktor
yang digunakan dalam analisis faktor mampu menjelaskan variabel yang
diteliti sebesar 50,11%.
Sedangkan output SPSS yang memperlihatkan faktor-faktor yang
merupakan faktor dalam suatu variabel atau definisi dapat dilihat pada tabel
Component Matrix.
Suatu faktor mendukung sebuah variabel jika memiliki nilai
komponen lebih besar atau sama dengan 50%. Dari tampilan output
tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam kunjungan K4
dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Faktor dukungan suami/keluarga dengan nilai component 91,9%.
2. Faktor pengetahuan dengan nilai component 89,5%.
3. Faktor ketepaparan media dengan nilai component 76,8%.
Sedangkan dua faktor lainnya yaitu faktor jarak fasilitas kesehatan
dengan dukungan petugas kesehatan kurang mempengaruhi ibu hamil dalam
kunjungan K-4 karena memiliki nilai component kurang dari 50% atau
hanya sebesar 44% (dukungan petugas kesehatan) dan 36% (jarak fasilitas
kesehatan).
Tabel 5.8.
Analisis Faktor : Component Matrix
No Variabel Component % of Variance
Jarak fasilitas Kesehatan Keterpaparan Media Dukungan Suami/keluarga Dukungan petugas kesehatan
.895
5.2.1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) 1. Pengetahuan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan tingkat
pengetahuan responden sebagian besar dalam kategori cukup (58,3%), dan
paling sedikit dalam kategori kurang (19,4%).
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seorang ibu tentang kehamilan
sangat diperlukan untuk menjalani proses kehamilannya. Banyak sumber
informasi yang dapat diperoleh ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang
kehamilannya. Pada umumnya, jika pengetahuan ibu sudah baik maka akan
42
Dari hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Istiarti, karena dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil belum memahami dengan benar
tentang kunjungan K-4. Pengetahuan ibu sebagian besar dalam kategori cukup,
hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pengetahuan ibu masih dapat ditingkatkan
lagi menjadi kategori dengan pengetahuan baik. Dengan pengetahuan ibu hamil
yang baik tentang kunjungan K-4 akan meningkatkan kualitas kesehatan ibu
hamil.
Dalam penelitian ini juga masih ditemukan ibu hamil yang
berpengetahuan kurang sebanyak 19,4%. Hal ini akan mempengaruhi
kesehatan kehamilannya, dimana ibu dengan pengetahuan kurang
cenderung tidak akan memeriksakan diri ke petugas kesehatan (dokter,
bidan, puskesmas) jika mengalami gangguan-gangguan kehamilan baik
gangguan kehamilan biasa (seperti mual-muntah) maupun gangguan yang
bersifat khusus (seperti perdarahan, ketuban pecah dini).
Gangguan-gangguan kehamilan tersebut tidak dapat dideteksi lebih dini, karena ibu
tidak memeriksa kehamilannya.
2. Sikap
Dari hasil penelitian sikap responden yang mempengaruhi ibu hamil
dalam kunjungan K-4, sebagian besar dalam kategori negatif yaitu (72,2%),
dan paling sedikit sikap positif (27,8%).
Menurut Istiarti (2000), keikutsertaan seseorang di dalam suatu
aktivitas tertentu sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, sikap, niat,
dan perilakunya. Sebagai contoh, keikutsertaan ibu hamil dalam pemeriksaan
kehamilan akan menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap
hal tersebut. Selanjutnya sifat yang positif ini akan mempengaruhi niat untuk
ikut serta dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan antenatal. Niat
untuk ikut serta dalam suatu kegiatan sangat tergantung pada seseorang
mempunyai sikap positif atau tidak terhadap kegiatan pemeriksaan antenatal.
Adanya niat untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya sangat menentukan
apakah kegiatan akhirnya dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapat sikap ibu hamil yang negatif
tentang kunjungan K-4 menyebabkan ibu hamil enggan untuk datang
memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Ibu enggan karena kurang mengerti
dan memahami tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan hingga minimal
sebanyak 4 kali selama kehamilan.
Sikap ibu hamil tersebut dapat diubah untuk menjadi lebih baik ataupun
sikap positif. Sikap yang kurang baik (negatif) dalam kunjungan K-4 dapat
diubah dengan memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan
sehingga ibu memahami bahwa memeriksakan diri selama kehamilan
merupakan cara untuk mendapatkan kehamilan yang sehat dan akan membantu
proses persalinan.
5.2.2. Faktor Pendukung (Enabling Factors) 1. Jarak Puskesmas
Jarak fasilitas kesehatan dengan rumah responden menunjukkan
sebagian besar mengatakan jauh (72,2%), dan paling sedikit menyatakan
44
Menurut Notoatmodjo (2003), faktor yang mendukung dalam
kunjungan K-4 adalah jarak fasilitas kesehatan yang meliputi 1) sarana dan
prasarana kesehatan dan 2)Kemudahan dalam mencapai sarana kesehatan
tersebut. Sarana dan prasarana kesehatan meliputi seberapa banyak
fasilitas-fasilitas kesehatan, konseling maupun pusat-pusat informasi bagi individu/
masyarakat.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan jarak rumah
dengan fasilitas kesehatan yang jauh, ibu hamil akan enggan datang untuk
memeriksakan kehamilannya, mengingat ibu juga dalam kondisi perut yang
membesar. Jarak fasilitas kesehatan yang jauh, menjadi pertimbangan sendiri
bagi ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan, apalagi jika untuk memeriksa
kehamilannya ibu harus mengeluarkan biaya / ongkos.
2. Keterpaparan Media
Keterpaparan media dalam memberikan informasi tentang kunjungan
K-4 menunjukkan sebagian besar responden mengatakan dalam kategori
cukup (47,2%), dan paling sedikit mengatakan kurang (22,2%).
Keterpaparan media menurut Notoatmodjo (2003) dapat dinyatakan
dengan media sebagai sumber informasi tentang kunjungan K-4 yang
diterima oleh masyarakat khususnya ibu. Sumber informasi merupakan asal
atau sumber pesan yang disampaikan tentang sesuatu. Sumber informasi yang
diperoleh ibu sehubungan dengan informasi tentang kunjungan K-4 berasal
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu menerima informasi
tentang kunjungan K-4 sebenarnya tidak banyak dan juga tidak sedikit,
dalam arti cukup untuk mengenal tentang kunjungan K-4 dan pemeriksaan
kehamilan. Peran media, baik media cetak maupun media elektronik sangat
menunjang pengetahuan ibu tentang kesehatannya. Demikian juga peran
petugas kesehatan terutama petugas puskesmas Naga Kasiangan sebagai
pemberi informasi di wilayah kerjanya, sedikit banyak ikut memberikan
andil pada ibu hamil berupa informasi yang benar dan tepat tentang
kesehatan kehamilan.
5.2.3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factors) 1. Dukungan Suami/Keluarga
Dukungan suami/keluarga dalam mendorong ibu hamil melakukan
kunjungan K-4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengatakan
cukup (47,2%), paling sedikit mengatakan bahwa dukungan suami/keluarga
kurang (13,9%).
Menurut Notoatmodjo (2003), faktor pendorong dalam kunjungan K-4
selain dari petugas puskesmas adalah dukungan suami dan keluarga.
Dukungan suami dan keluarga merupakan hal yang tidak dapat diabaikan
dalam perubahan perilaku ibu hamil.
Suami atau keluarga sebagai orang-orang yang terdekat dengan ibu
lebih didengar dan diperhatikan dibandingkan orang lain, misalnya tetangga.
Suami dapat dijadikan sebagai pendukung dalam kehamilan ibu, dengan
46
fasilitas kesehatan. Suami dan keluarga mempunyai keterikatan batin yang
lebih erat dengan janin yang dikandung oleh ibu.
2. Dukungan Petugas Kesehatan
Dukungan petugas kesehatan kepada ibu hamil dalam melakukan
kunjungan K-4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan
cukup (61,1%), dan paling sedikit menyatakan kurang (16,7%).
Menurut Notoatmodjo (2003), dukungan dari petugas puskesmas
merupakan salah satu faktor penting dalam perilaku kesehatan. Contoh dalam
kasus kunjungan K-4, apabila seorang ibu telah mendapat penjelasan tentang
memeriksa kehamilan yang benar dari petugas puskesmas dan mencoba
menerapkannya, akan tetapi karena lingkungannya belum ada yang
menerapkan, maka ibu tersebut menjadi asing dan bukan tidak mungkin ibu
tidak mau melakukan kunjungan ke petugas kesehatan untuk memeriksa
kehamilannya.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil belum optimal
mendapat dukungan dari petugas kesehatan tentang pentingnya
memeriksakan kehamilan hingga K-4. Ibu hamil banyak yang mengatakan
bahwa petugas kesehatan tidak memberikan waktu yang cukup untuk
melakukan tanya jawab mengenai keluhan-keluhan ibu.
5.2.4. Analisis Faktor
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
media, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas puskesmas dapat
menjelaskan sebesar 50,11% faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil
dalam kunjungan K-4 di Wilayah Kerja Puskesmas Naga Kasiangan
Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai.
Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar ibu hamil dalam
melakukan kunjungan K-4 yaitu dukungan suami/keluarga sebesar 91,9%.
Sedangkan faktor yang kurang memberikan pengaruh ibu hamil dalam
kunjungan K-4 yaitu jarak fasilitas kesehatan dan dukungan petugas