• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 Hasil dan Pembahasan

1. Hasil penelitian

Hasil penelitian diatas dibagi atas empat bagian yaitu data demografi responden pain self efficacy, perilaku nyeri dan hubungan pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.1Karakteristik Demografi Responden

Responden penelitian ini adalah pasien yang menderita kanker serviks di RSUP Haji Adam Malik Medan. Usia responden dalam penelitian ini mayoritas (81.1%) berada pada rentang usia 41-60 (dewasa madya), diikuti pada rentang usia diatas 60 tahun (13.5%) dan sedikit responden pada rentang usia 18-40 tahun (5.4%). Usia responden berada pada rentang usia 41-60 (dewasa madya) dengan nilai mean= 52.05, SD=7.16, dan nilai min-max= 35-68 .

Berdasarkan status pernikahan semua responden (100%) telah menikah. Dua pertiga dari responden bekerja sebagai ibu rumah tangga

48

diantara responden yang terkena kanker serviks (45.9%), kemudian suku batak yang kedua (37.8%). Setengah responden dengan pendidikan tertinggi adalah SD (45.9%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Presentasi Karakteristik Demografi Responden (n=37)

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentasi 1. Usia (Hurlock,2001)

18-40 tahun (dewasa awal) 2 5.4

41-60 tahun (dewasa madya) 30 81.1

≥ 60 tahun (dewasa lanjut) 5 13.5

(Mean= 52.05 SD= 7.165 Min-Max= 35-68) 2. Status Pernikahan Menikah 37 100 Belum Menikah 0 0 3. Suku Bangsa Jawa 17 45.9 Batak 14 37.9 Padang 2 5.4 Aceh 1 2.7 Melayu 2 5.4 Cina 1 2.7 4. Pendidikan Terakhir SD 17 45.9 SMP 7 19.0 SMA 11 29.8 D3 1 2.7 S1 1 2.7

1.2Pain Self efficacy pasien dengan kanker serviks

Pain Self efficacy pada pasien kanker serviks di RSUP Haji Adam

Malik Medan diidentifikasi dengan menggunakan kuesioner dimana setiap pernyataan yang ditanyakan langsung pada pasien. Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan distribusi frekuensi dan presentasi

pain self efficacy pada pasien yang mengalami kanker serviks dua

pertiga dari responden memiliki pain self efficacy yang tinggi

49

(78.4%), kemudian diikut responden dengan pain self sedang (18.9%), dan sedikit jumlah responden dengan pain self efficacy rendah (2.7%). Kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi

pain self efficacy terdiri dari sepuluh pernyataan. Pain self efficacy

pada responden rata-rata mengalami pain self efficacy yang tinggi dengan mean= 47.08, SD= 11.22, serta nilai min-max= 16-60. Distribusi frekuensi dan presentasi self efficacy pada pasien kanker serviks dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan presentasi pain self efficacy pada pasien kenker serviks

Tingkatan Frekuensi Presentasi

Pain Self efficacy rendah (0-20) 1 2.7

Pain Self efficacy sedang (21-40) 7 18.9

Pain Self efficacy tinggi (41-60) 29 78.4 (Mean = 47.08, SD= 11.22,

Min-Max = 16-60)

Pernyataan dengan nilai yang paling tinggi adalah pernyataan nomor tiga (Saya dapat bersosialisasi dengan sahabat dan anggota keluarga sesering yang saya mau, walaupun saya mengalami nyeri) dengan mean=5.73 dan SD=0.932. Sementara pernyataan dengan nilai terendah adalah pernyataan nomor lima (Saya dapat melakukan beberapa pekerjaan termasuk digaji atau tidak digaji, walaupun saya mengalami nyeri) dengan mean=3.35 dan SD=2.383.

50

Tabel 5. Nilai Mean dan Standar Deviasi pernyataan dengan jawaban tertinggi

No. Pernyataan Mean SD

3 Saya bersosialisasi dengan sahabat dan anggota keluarga sesering yang saya mau, walaupun mengalami nyeri.

5.73 0.93

1 Saya dapat menikmati hidup, walaupun

saya mengalami nyeri 5.70 0.84

4 Saya dapat mengatasi nyeri saya pada

hampir setiap situasi 5.30 1.46

Tabel 6. Nilai Mean dan Standar Deviasi pernyataan dengan jawaban terendah

No. Pernyataan Mean SD

2 Saya dapat melakukan pekerjaan

rumah, walaupun saya mengalami nyeri 4.35 2.00 5 Saya dapat melakukan pekerjaan

(termasuk digaji atau tidak digaji), walaupun saya mengalami nyeri.

3.35 2.38

7 Saya dapat mengatasi nyeri yang saya

alami tanpa pengobatan 3.46 2.66

1.3Perilaku nyeri pada pasien kanker serviks

Perilaku nyeri pada pasien nyeri kronis di RSUP H. Adam Malik Medan diidentifikasi dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis mayoritas memiliki perilaku nyeri rendah (83.8%), diikuti dengan perilaku nyeri sedang (13.5%) dan hanya 2.7% yang memiliki

51

perilaku nyeri tinggi. Perilaku nyeri pada responden rata-rata mengalami perilaku nyeri rendah dengan nilai mean= 2.32, SD= 1.51, serta nilai min-max= 1-9. Distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri pasien dengan nyeri kronis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri pada pasien kanker serviks

Tingkatan Frekuensi Presentasi

Perilaku nyeri rendah (0-3) 31 83.8

Perilaku nyeri sedang (4-7) 5 13.5

Perilaku nyeri tinggi (8-10) 1 2.7

(Mean=2.32, SD=1.51, Min-Max= 1-9)

Ada lima parameter perilaku nyeri meliputi: menjaga (guarding), menahan nyeri (bracing), meraba bagian yang nyeri (rubbing), meringis (grimace) dan mendesah (sighing). Menjaga (guarding) merupakan perilaku yang sering muncul (M =0.95, SD = 0.32), sementara mendesah (sighing) merupakan perilaku yang jarang muncul (M = 0.08, SD = 0.27). Adapun nilai mean dan standard deviasi masing-masing parameter dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Nilai mean, standar deviasi dan tingkat parameter perilaku nyeri

Perilaku Nyeri Actual Score Mean SD Level

Menjaga (guarding) 0-2 0.95 0.32 Sedang

Menahan nyeri (bracing) 0-2 0.62 0.45 Rendah

52

1.4 Hubungan Pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks

Sebelum menentukan uji kolerasi untuk mengidentifikasi hubungan antara pain self efficacy dengan perilaku nyeri, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov pada kedua variabel. Dari hasil uji, didapat bahwa pada variabel pain self efficacy tidak terdistribusi normal dengan nilai p=0.038. Sementara pada variable perilaku nyeri tidak terdistribusi normal dengan nilai p=0.001.

Dengan hasil ini, maka uji yang dilakukan untuk menganalisa kedua variable adalah uji nonparametric spearman. Pada analisa data hubungan pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks di RSUP H. Adam Malik Medan didapat nilai koefisien korelasi spearman atau r=-0.512 dengan p= 0.01. Hal ini mengindikasi adanya hubungan dengan kekuatan korelasi sedang antara pain self efficacy dengan perilaku nyeri yang pada pasien kanker serviks. Hubungan negatif menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara kedua variabel, dimana ketika seseorang memiliki pain self efficacy yang tinggi maka perilaku nyeri yang muncul ringan dan sebaliknya jika pain self efficacy rendah maka perilaku nyeri akan tinggi.

53

Tabel 9. Hubungan pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks

Variabel Korelasi

Pain self efficacy Perilaku nyeri

Pain self efficacy - -0.512 (p=0.01)

Perilaku nyeri -0.512 (p=0.01) -

Dokumen terkait