• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Proses produksi

PT. Bakrie Construction merupakan anak perusahaan dari PT. Bakrie Brothers Indonesia yang bergerak dalam bidang Engineering, Procurement and Construction (EPC) yaitu melakukan rekayasa (Engineering) dari suatu plant, melakukan pembelian (Procurement/ Purchasing) barang-barang dan equipment terkait dan mendirikan/membangun (Contruction) plant. Meskipun termasuk perusahaan EPC, PT. Bakrie Construction tidak perlu melakukan semua kegiatan tersebut, tergantug dari tender yang telah disepakati dari pihak klien.

PT. Bakrie Construction malayani jasa fabrikasi untuk beberapa sektor industri, diantaranya perusahaan minyak dan gas, tambang, power

plant, serta infrastruktur pendukung industri lainnya. Produk yang telah

dihasilkan antara lain :

1) Offshore Platform 2) Jacket

3) Container Crane Manufacture 4) Oil Storage Tank

5) Mining Conveyor 6) Ponton

commit to user

7) Conveyor Girder 8) Supply Dumb Hopper 9) Surge Bin

Secara garis besar proses produksi PT. Bakrie Construction seperti gambar berikut :

Gambar 2. Proses produksi PT. Bakrie Construction. Sumber : PT. Bakrie Construction, Maret 2012.

Dari bagan proses produksi diatas, proses fabrikasi adalah proses produksi utama dari proses produksi PT. Bakire Construction. Fabrikasi

sendiri adalah pekerjaan konstruksi baja dalam sebuah

bangunan workshop, dengan mengikuti tahapan proses produksi yang telah ditetapkan. Aktivitas yang ada dalam workshop meliputi :

a) Aktivitas Pre-Cutting ( Pemotongan material )

b) Aktivitas Drilling ( Pengeboran pada material ) c) Aktivitas Grinding ( Penggerindaan pada material ) d) Aktivitas Assembling ( Perakitan material )

e) Aktivitas Welding ( Pengelasan ) f) Aktivitas Brazing ( Pematrian )

g) Aktivitas Gauging ( Pengikisan atau membuat alur pada permukaan logam

atau memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan untuk selanjutnya

Purchase of material Engineering

Job Tender Fabrication Finishing

Packing and Delivery

commit to user

21

dikerjakan kembali )

Selain pada proses fabrikasi aktivitas welding juga ditemukan pada saat leasing material/ produk di barge atau tongkang yaitu proses pengikatan material atau produk dengan tali baja atau sling pada lantai

barge agar material atau produk tidak bergeser atau ambruk saat

pengangkutan di laut.

Dilihat dari proses produksi PT. Bakrie Construction, rata-rata aktivitas yang dilakukan adalah pekerjaan yang menimbulkan panas/ api. Pada pekerjaan yang menghasilkan panas/ api memiliki 2 potensi bahaya utama, yaitu :

a. Kebakaran

Kebakaran dapat terjadi berdasarkan adanya 3 unsur dasar yang biasa disebut segitiga api. Ketiga unsur tersebut yaitu bahan bakar, oksigen dan panas.

1) Bahan bakar

Bahan bakar merupakan bahan yang mudah terbakar atau dapat terbakar. Bahan bakar banyak ditemukan di lokasi workshop, diantaranya adalah :

a) Gas LPG : Gas LPG yang biasa digunakan untuk

aktivitas cutting. Manifold Gas LPG terdapat di area workshop maupun open area. Gas LPG merupakan gas yang berbahaya karena sangat mudah terbakar.

commit to user

b) Solar : Solar digunakan untuk bahan bakar mesin

diesel pada genset. Genset biasa digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk aktivitas

welding.

c) Oli Pelumas : Oli pelumas/ minyak pelumas digunakan

untuk melumasi mesin-mesin yang berputar atau bergesek yang digunakan pada proses fabrikasi.

d) Tiner dan Cat : Tiner dan cat banyak digunakan di area

chamber, disana juga terdapat gudang

penyimpanan untuk cat dan tiner.

e) Bahan lain yang mudah terbakar, misalkan gas metan/ CH4

yang terperangkap dalam ruang terbatas dalam barge atau tongkang.

2) Oksigen

Oksigen dapat ditemukan di udara bebas yang biasa kita hirup. Di udara bebas kandungan oksigen berkisar kurang lebih 21% dari volume udara bebas.

3) Panas

Panas banyak dihasilkan dari aktivitas hot work yang berlangsung di area workshop maupun open area. Sumber panas lain juga terdapat pada instalasi listrik yang telah rusak ataupun terbuka, sehingga dapat menimbulkan spark atau percikan api.

commit to user

23

Selain itu sumber panas lainnya juga dapat ditemukan pada aktivitas pekerja yang merokok.

Ketiga unsur itu banyak ditemukan di area workshop maupun

open area. Dengan demikian potensi bahaya kebakaran dapat terjadi

kapan saja jika ketiga unsur tersebut bertemu. b. Peledakan

Potensi bahaya peledakan dapat terjadi bila terdapat gas terkonsentrasi pada satu tempat yang konsentrasinya melebihi Lower

Explosive Limit (LEL). Ketika manifold gas LPG bocor dapat

mengakibatkan terkonsentrasinya gas di lantai ruangan karena berat jenis gas lebih besar dari udara. Bila terdapat aktivitas hot work pada area tersebut maka akan terjadi peledakan.

Selain kedua bahaya utama tersebut diatas, aktivitas hot work juga memiliki potensi bahaya terhadap pekerja yang melakukan pekerjaan panas dan orang lain di sekitar pekerjaan panas tersebut dilakukan. Bahaya tersebut anatara lain :

a. Luka bakar akibat lelehan metal pada aktivitas cutting. b. Luka bakar akibat percikan api saat menggerinda. c. Tergores saat menggerinda.

d. Kerusakan mata akibat radiasi non-ionizing saat aktivitas welding. e. Masuknya gram atau serbuk besi ke mata saat aktivitas

menggerinda.

commit to user

2. Penerapan Hot Work Permit System

Berdasarkan identifikasi bahaya diatas potensi bahaya terbesar dari aktivitas hot work adalah kebakaran dan ledakan. Untuk meminimalisir terjadinya bahaya tersebut PT. Bakrie Construction telah menerapkan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan. Upaya yang telah dilakukan PT. Bakrie Construction antara lain :

a. Perancangan Prosedur Pekerjaan Panas

Dalam hal pekerjaan panas PT. Bakrie Construction mengacu pada prosedur BCPRD-HSE-034_00 Welding and Oxy-Cutting Safety, dan BC-HSE-WI13 - Hot Work (weld & cut). Selain itu juga pembuatan JSA untuk masing-masing proses pekerjaan. Namun seringkali prosedur tersebut diabaikan oleh pekerja.

b. Pelatihan pekerja

Pekerja yang melakukan pekerjaan panas harus orang yang terlatih dalam bidang pekerjaan panas. Layak atau tidaknya seorang pekerja untuk pekerjaan panas dibuktikan dengan adanya sertifikat resmi.

c. Desain Tempat Kerja/ Workshop

Workshop di PT. Bakrie Construction telah di design sedemikian rupa untuk menghindari potensi bahaya kebakaran dan ledakan. Workshop PT. Bakrie Construction terdiri atas 2 bangunan utama yang digunakan untuk aktivitas fabrikasi. Bangunan pertama posisi sejajar dengan jetti dengan pintu masuk mengarah ke barat.

commit to user

25

Bangunan ini terbagi menjadi 3 workshop yang saling memanjang. Bangunan ini di desain dengan satu pintu utama yang terbuka lebar, 2 pintu di sisi gedung, serta ventilasi setinggi 2 meter didinding gedung bagian bawah.

Pada gedung kedua merupakan area pre-cutting, layout gedung tegak lurus dengan jetti. Gedung ini mempunyai 2 pintu utama yang terbuka lebar, mengarah ke jetti. Layout workshop terlampir.

Desain tersebut dibuat berdasarkan sifat gas LPG yang lebih berat dari udara. Sehingga bila terjadi kebocoran gas LPG, langsung tersapu angin dan tidak terkonsentrasi pada suatu tempat. Selain itu design tersebut disesuaikan dengan arah angin yang selalu mengarah jetti atau menjauhi jetti.

Walaupun telah didesain sedemikian rupa namun ada beberapa bagian ventilasi dinding yang ditutup karena angin terlalu kencang yang berakibat turunnya kualitas pengelasan.

d. Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam api ringan (APAR) merupakan satu - satunya alat pemadam api yang terdapat di PT. Bakrie Construction. APAR tersedia di seluruh area workshop dan sebagian di open area. Di PT. Bakrie Construction menggunakan 2 jenis APAR yaitu dry-powder

chemical dan CO2. Dry-Powder Chemical ditempatkan di dekat

manifol gas, di dekat tangki bahan bakar solar dan tempat lainnya,

commit to user

Di beberapa titik penempatan APAR di PT. Bakrie Construction, ditemukan APAR yang kurang layak kondisinya. Beberapa APAR ditemukan dalam kondisi berkarat di bagian bawahnya, high presure/ low presure,pin pengaman hilang, serta

powder yang menggumpal. Di lokasi open area APAR terpapar

langsung oleh panas dan hujan karena tidak dilengkapi pelindung. e. Penggunaan Manifold Gas dan Flash Back Arrestor

Pemasangan manifold gas untuk memonitor gas yang digunakan. Sedangkan penggunaan flash back arestor adalah untuk menghentikan api yang membakar balik ke dalam peralatan.

f. APD

Alat pelindung diri merupakan pencegahan dari bahaya yang berpotensi pada pekerja. Adapun APD yang digunakan antaralain :

1. Safety Helmet : melindungi kepala dari percikan api. 2. Safety Shoes : melindungi kaki dari lelehan metal.

3. Apron : melindungi tubuh dan lengan dari percikan api dan lelehan

metal.

4. Safety Glasses : melindungi mata dari percikan api dan gram besi. 5. Hand Gloves : melindungi tangan dari percikan api dan lelahan

metal.

6. Face Sield : melindungi wajah dari percikan api dan gram besi. 7. Masker : melindungi saluran pernafasan dari gram yang mungkin

commit to user

27

8. Welding Cap : melindungi wajah dan mata dari percikan api dan

radiasi cahaya saat pengelasan.

Selain itu pekerja diwajibkan memakai celana panjang berbahan

jeans, hal ini dimaksudkan karena celana berbahan jeans tidak lebih

mudah terbakar dibandingkan dengan celana bahan. g. Pembentukan Fire Fighting Team

Pembentukan tim pemadam kebakaran dimaksudkan untuk

menanggulangi bahaya kebakaran bilamana memang terjadi

kebakaran di PT. Bakrie Construction. Setiap tahun dilakukan pembentukan fire fighting team, sedangkan pelatihan dilakukan 2 kali dalam 1 tahun.

h. Ijin Kerja Panas/ Hot Work Permit

Hot Work Permit adalah ijin/ perijinan yang dikeluarkan untuk

suatu pekerjaan dimana pekejaan tersebut mengahasilkan panas/ suhu tinggi, percikan/ bunga api, lelehan besi, dan nyala api yang dapat menyulut bahan mudah menyala dan bahan mudah terbakar.

Hot Work Permit dibuat ketika akan dilakukan suatu pekerjaan

dimana pekerjaan tersebut menghasilkan panas/ suhu yang tinggi , menghasilkan percikan api/ bunga api, lelehan besi, dan nyala api yang dapat menyulut bahan mudah menyala dan bahan mudah terbakar.

Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan panas/ hot work di PT. Bakrie Construction antara lain :

commit to user

1) Welding/ Pengelasan 2) Grinding/ Menggerinda 3) Cutting/ Pemotongan 4) Gouging 5) Assembling/ perakitan 6) Brazing/ mematri

Dengan demikian pekerjaan yang ada di workshop selalu berhubungan dengan panas dan api. Walaupun selalu berhubungan dengan panas dan api, tidak semua pekerjaan panas di PT. Bakrie Construction memakai ijin kerja panas/ hotwork permit. Ijin kerja panas dikeluarkan berdasarkan kriteria tertentu, diantaranya adalah : 1) Pekerjaan yang dilakukan termasuk pekerjaan panas yaitu

pekerjaan yang menghasilkan panas, percikan api, lelehan metal, dan nyala api.

2) Lokasi pekerjaan panas tidak dedicated atau tidak di desain untuk pekerjaan panas.

3) Lokasi pekerjaan berdekatan dengan material yang mudah menyala dan sangat mudah menyala.

4) Pekerjaan panas yang tidak secara rutin dikerjakan.

5) Pekerjaan panas yang potensi bahayanya tinggi atau critical, berdasarkan penilaian resikonya.

i. Penanggungjawab pekerjaan panas

commit to user

29

pekerjaan panas adalah menejemen, namun secara khusus tanggung jawab keamanan pekerjaan panas dibebankan kepada beberapa pihak terkait, antara lain :

1) Supervisor

Supervisor bertanggungjawab menyetujui pekerjaan panas

setelah memastikan adanya peralatan keselamatan dan prosedur kerja yang benar sebelum dilakukan pekerjaan.

2) Foreman / job leader

Foreman bertanggungjawab sebagai mandor untuk mengawasi pekerjaan supaya pekerjaan berjalan sesuai prosedur kerja.

3) Karyawan itu sendiri

Karyawan bertanggungjawab atas dirinya dan rekan kerjanya untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja.

4) Helper

Helper bertanggungjawab atas keamanan peralatan yang

digunakan dalam pekerjaan.

B. Pembahasan

Dokumen terkait