• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini dideskripsikan tentang karakteristik responden, dan gambaran Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik-klinik Bersalin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat .

1.1.Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup usia ibu, usia kehamilan, status persalinan, agama, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Pada table 5.1 dapat dilihat bahwa hampir semua responden berada pada rentang usia 19-40 tahun. Semua responden beragama Islam. Pendidikan terakhir responden rata-rata yaitu pendidikan SMA sebanyak (78,9%). Pekerjaan responden rata-rata adalah Ibu Rumah Tangga yaitu (84,2%). Responden paling banyak berasal dari Klinik Bersalin 1 (31,57%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden di Klinik-klinik Bersalin Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat

Karakteristik Presentasi Frekuensi Umur - 19-40 tahun 94,7 18 - > 40 tahun 5,3 1 - Mean : 31 tahun Status Persalinan - Partus (1) 52,63 10 - Partus (2) 26,31 5 - Bersalin (3) 10,52 2 - Partus (>3) 10,52 2 Agama - Islam 100 19 Pendidikan - SMP 5,3 1 - SMA 78,9 15 - Diploma tiga 10,5 2 - Sarjana 5,3 1 - Pekerjaan

- Ibu Rumah Tangga 84,2 16

- PNS 15,8 3

Klinik yang dikiunjungi

- Klinik 1 31,57 6 - Klinik 2 21,05 4 - Klinik 3 10,52 2 - Klinik 4 10,52 2 - Klinik 5 10,52 2 - Klinik 6 5,26 1 - Klinik 7 5,26 1 - Klinik 8 5,26 1

Tabel 3 di bawah ini menggambarkan bahwa mayoritas responden (78-84%) menyatakan benar telah dilakukan IMD pada waktu yang tepat.

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan presentase berdasarkan ketepatan waktu Pelaksanaan IMD di Klinik-klinik Bersalin Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat

No. Pernyataan (No.)

YA Tidak F % F % 1. 2.

Selama IMD, bayi tidak dipisahkan dari ibu selama 24 jam.

Bayi lahir langsung diletakkan di atas dada ibu dan dibiarkan mencari putting susu ibu. 15 16 78,9 84,2 4 3 21,1 15,8

Tabel 4 Distribusi frekuensi dan presentase berdasarkan tehnik/cara Pelaksanaan IMD di Klinik-klinik Bersalin Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat

No. Pernyataan (No)

Ya Tidak F % F % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut sehingga membantu bayi mencari putting susu ibu.

Petugas kesehatan memberi motivasi dalam pelaksanaan IMD.

Pada IMD, lemak pada tubuh bayi tidak dibersihkan.

Sebelum dilakukan IMD, lemak pada bayi tidak perlu dibersihkan.

Pada IMD terjadi kontak kulit langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.

Bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibu sampai berhasil menyusu pertama kali.

Saat IMD, bayi dan ibu diberi selimut.

16 19 16 19 18 17 14 84,2 100 84,2 100 94,7 89,5 73,7 3 0 3 0 1 2 5 15,8 0 15,8 0 5,3 10,5 26,3

Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden telah mendapat pelaksanaan IMD dengan tehnik/cara yang tepat dari petugas kesehatan klinik bersalin tempat respnden melahirkan. Pelaksanaan IMD di klinik-klinik bersalin Kecamatan Johan Pahlawan sudah terlaksana dengan tepat (100%).

2. Pembahasan

2.1.Ketepatan Waktu Pelaksanaan IMD

Berdasarkan hasil penelitian diketahui lebih 75% responden menyatakan telah melakukan praktek IMD pada waktu yang tepat setelah persalinan di beberapa klinik bersalin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu pelaksanaan IMD pada beberapa klinik bersalin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat telah dilaksanakan dengan baik. Penilaian ketepatan waktu pelaksanaan IMD ini dinilai dengan caran menanyakan beberapa item pelaksanaan IMD yang terkait waktu pelaksanaan pada ibu-ibu yang telah melahirkan di klinik-klinik bersalin tersebut. Di dalam penelitian ini, item pernyataan nomor 1 dan 2, merupakan item pernyataan untuk menilai ktepatan waktu pelaksanaan IMD.

Menurut Hegar dkk, (2008) Inisiasi Menyusu Dini adalah meletakkan bayi di atas dada atau perut ibu segera setelah persalinan dan membiarkan bayi mencari puting susu ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah kelahiran. Masih ada sebagian responden yang belum mendapat pelaksanaan IMD pada waktu yang tepat setelah melahirkan, mungkin karena masih ada petugas kesehatan terutama penolong persalinan di klinik bersalin tersebut yang belum

banyak memahami hal-hal terkait ketepatan waktu pelaksaan IMD. Ada kemungkinan masih ada tenaga kesehatan yang menganggap sama Inisiasi Menyusu Dini dengan waktu menyusu pertama kali. Keduanya merupakan hal yang berbeda.

Inisiasi Menyusu Dini adalah suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera setelah lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan aktivitas-aktivitas yang diakhiri dengan menemukan puting susu ibu kemudian menyusu pada satu jam pertama kelahiran, sedangkan waktu menyusu pertama kali yaitu bayi tidak langsung diberi kesempatan mencari putting susu ibunya segera setelah lahir pada satu jam pertama kelahiran. Beberapa faktor yang menghambat ketepatan waktu pelaksanaan IMD yaitu bayi dikhawatirkan merasa kedinginan, ibu kelelahan dan harus dijahit setelah proses pada episiotomi persalinan, kurangnya pengetahuan petugas kesehatan, ASI ibu yang kurang cukup dan kebiasaan atau tatanan budayanya berlaku dimasyarakat maupun prosedur yang di Rumah Sakit.

2.2.Ketepatatan Tehnik/Cara Pelaksanaan IMD

Berdasarkan hasil penelitian diketahui lebih 70% responden menyatakan telah melakukan praktek IMD dengan tehnik/cara pelaksanaan yang tepat setelah persalinan di beberapa klinik bersalin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan cara/tehnik pelaksanaan IMD pada beberapa klinik bersalin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat telah dilaksanakan dengan baik. Penilaian ketepatan cara/ tehnik pelaksanaan IMD ini dinilai dengan cara menanyakan beberapa item pelaksanaan

IMD yang terkait tehnik/ cara pelaksanaan pada ibu-ibu yang telah melahirkan di klinik-klinik bersalin tersebut. Di dalam penelitian ini, item pernyataan nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 merupakan item pernyataan untuk menilai ketepatan cara/ tehnik pelaksanaan IMD.

Hampir semua responden mendapat pelaksanaan IMD dengan tehnik/cara yang tepat setelah melahirkan hal ini mungkin dikarenakan bidan penolong persalinan telah mendapat pelatihan tentang IMD. Selain itu juga mungkin karena penolong persalinan dan ibu-ibu yang melahirkan di klinik-klinik bersalin kecamatan Johan Pahlawan mulai menyadari tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini

Dampak Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi adalah sebagai makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar ASI seegera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi, memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi, meningkatkan kecerdasan, membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi, mencegah kehilangan panas. Dampak IMD bagi Ibu adalah merangsang produksi oksitosin dan prolaktin, meningkatkan keberhasilan produksi ASI, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi (Ambarwati, 2008).

BAB 6

Dokumen terkait