• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, dimensi bak kontak telah diketahui untuk menjadi acuan dalam proses mencari debit air yang di inginkan, dan bak kontak mempunyai volume sebesar 0,044 m3. Sebagai variabel, debit harus di variasi kan pada bukaan valve yang di inginkan dengan tekanan udara yang sesuai dengan debit air sehingga dapat membentuk gelembung kecil (micro bubble). Sedangkan hasil analisa awal kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) setelah di ujikan dapat diketahui sebesar 0,2549 mg/lt untuk kandungan besi sedangkan <0,0224 mg/lt untuk kandungan mangan.

Variasi yang digunakan rasio debit air dengan tekanan udara. Pada valve 90° pada busur maka debit yang dihasilkan 0,000404 m3/dt dengan menambahkan tekanan udara 10 psi, pada valve 80° menghasilkan debit 0,000389 m3/dt dengan menambahakan tekanan udara 9 psi, pada valve 70° menghasilkan debit 0,000379 m3/dt dengan menambahkan tekanan udara 8 psi, pada valve 60° menghasilkan debit 0,000358 m3/dt dengan menambahkan tekanan udara 7 psi, pada valve 50°

menghasilkan debit 0,000328 m3/dt dengan menambahkan tekanan udara 6 psi dan variasi waktu sampling adalah 0 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit.

Dengan ditentukannya debit berdasarkan bukaan valve menurut sudut busur, maka dapat digambarkan pada grafik debit air. Untuk menghasilkan gelembung yang efektif, tekanan udara yang dihasilkan harus sesuai dengan debit

29

Dengan telah di dapatkannya rasio debit air dengan tekanan udara sehingga membentuk gelembung kecil atau disebut micro bubble, maka untuk mendapatkan hasil oksigen terlarut yang baik harus diberikan waktu kontak antara air dengan udara. Waktu yang di ambil adalah 0 menit sebagai sampel awal, 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit sebagai waktu sampling. Diharapkan dengan semakin lama waktu sampling air dengan udara maka jumlah kandungan oksigen terlarut dalam air semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan oksigen terlarut dalam air sumur dengan variasi rasio debit air dengan tekanan udara dan waktu sampling dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Pengaruh rasio debit air dengan tekanan udara terhadap peningkatan oksigen terlarut Rasio Q/P / tsampling Q1 (m3/dt) / P1 (psi) Q2 (m3/dt) / P2 (psi) Q3 (m3/dt) / P3 (psi) Q4 (m3/dt) / P4 (psi) Q5 (m3/dt) / P5 (psi) 0,0000404 0,0000432 0,0000474 0,0000511 0,0000547 t0 5.4 mg/lt 5.3 mg/lt 5.3 mg/lt 5.4 mg/lt 5.3 mg/lt t5 6.3 mg/lt 6 mg/lt 6.2 mg/lt 6.5 mg/lt 6.7 mg/lt t10 6.7 mg/lt 6.7 mg/lt 6.8 mg/lt 7 mg/lt 6.9 mg/lt t15 7.2 mg/lt 6.9 mg/lt 7.2 mg/lt 7.1 mg/lt 7.2 mg/lt t20 7.3 mg/lt 7.2 mg/lt 7.4 mg/lt 7.4 mg/lt 7.3 mg/lt t25 7.3 mg/lt 7.2 mg/lt 7.4 mg/lt 7.4 mg/lt 7.3 mg/lt t30 7.4 mg/lt 7.4 mg/lt 7.4 mg/lt 7.4 mg/lt 7.3 mg/lt t60 7.5 mg/lt 7.5 mg/lt 7.5 mg/lt 7.4 mg/lt 7.4 mg/lt t90 7.5 mg/lt 7.5 mg/lt 7.6 mg/lt 7.5 mg/lt 7.4 mg/lt

Hasil penelitian dari tabel diatas tersebut didapatkan dengan menggunakan alat testing lab DO meter. Dengan memvariasikan debit air/tekanan udara yang telah ditentukan sebelumnya dengan waktu sampling, maka diperoleh grafik peningkatan oksigen terlarut dalam air sumur sesuai dengan rasio debit air dengan tekanan udara dan waktu sampling.

Berdasarkan tabel pengaruh rasio debit air dengan tekanan udara terhadap peningkatan oksigen terlarut diatas dapat dibentuk hasil grafik hubungan variabel dengan respon pada berbagai variabel peningkatan oksigen terlarut berdasarkan rasio debit air dengan tekanan udara dan waktu sampling.

30

Gambar 4.1. Grafik Hubungan Antara Variabel Dengan Respon Berbagai Variabel

Dari hasil jumlah oksigen terlarut yang tertera pada tabel 4.1. dan gambar 4.3. dapat diketahui bahwa setiap waktu sampling oksigen terlarut yang ada dalam air sumur naik.

Setalah mendapatkan hasil DO Dissolved Oxygen pada percobaan diatas dapat dilihat dari kelima grafik proses aerasi di atas saat debit air 0,000379 m3/dt dan tekanan udara 8 psi ( Q3 / P3 ) adalah proses terbaik dari kelima proses aerasi tersebut. Dan proses yang terbaik tersebut dilakukan pengujian penurunan besi dan mangan untuk mengetahui seberapa besar penurunan besi dan mangan di saat aerasi terbaik. Berikut ini adalah tabel 4.2 nilai penurunan kandungan besi yang terdapat pada air sumur dengan proses aerasi terbaik :

31

Tabel 4.2. Nilai kandungan besi (Fe) setelah proses aerasi terbaik Waktu Sampling (menit) Besi (Fe) mg/lt 0 0.2549 5 0.2472 10 0.2356 15 0.2229 20 0.2146 25 0.2086 30 0.1938 60 0.1211 90 0.0773

Setelah di dapat hasil penurunan berdasarkan tabel 4.2 dapat di buat grafik dari nilai penurunan kandungan besi :

Gambar 4.2. Grafik Nilai Penurunan Kandungan Besi (Fe) Pada Air Sumur

Dilihat dari penurunan kandungan besi (Fe) yang terdapat pada air sumur dengan nilai kandungan 0,2549 mg/lt pada sampel awal dan dengan nilai 0,0773

32

mg/lt pada saat waktu sampling 90 menit. Dengan demikian kandungan besi (Fe) yang ada pada air sumur dapat diturunkan dengan proses aerasi MBG.

Dari hasil penurunan kandungan besi (Fe) pada gambar 4.2. dapat dihitung persen penyisihan dari waktu sampling 5 menit sampai dengan 90 menit. Pada waktu sampling 5 menit persen penyisihan 3,02%, 10 menit persen penyisihan 7,57%, 15 menit persen penyisihan 12,56%, 20 menit persen penyisihan 15,81%, 25 menit persen penyisihan 18,16%, 30 menit persen penyisihan 23,98%, 60 menit persen penyisihan 52,50% sedangkan 90 menit persen penyisihan 69,68%.

Untuk percobaan kedua, parameter yang di turunkan adalah kandungan mangan (Mn) yang terdapat pada air sumur dengan proses aerasi yang sama. Dan hasil dari proses aerasi dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3. Nilai kandungan mangan (Mn) setelah proses aerasi terbaik Waktu Sampling (menit) Mangan (Mn) mg/lt 0 < 0.0224 5 < 0.0224 10 < 0.0224 15 < 0.0224 20 < 0.0224 25 < 0.0224 30 < 0.0224 60 < 0.0224 90 < 0.0224

Dilihat dari hasil tabel 4.3 nilai kandungan mangan (Mn) setelah proses aerasi adalah tetap pada saat sampel awal sampai dengan waktu sampling 90 menit yaitu mempunyai nilai < 0,0224 mg/lt. Ketetapan nilai kandungan mangan dikarenakan nilai kandungan mangan yang sangat kecil, sehingga pembacaan nilai kandungan mangan tidak terdeteksi oleh alat.

Dokumen terkait