Bab IV Hasil dan Pembahasan
B. Hasil Penelitian
kecepatan, dan keterjangkauan di Dinas Penanaman Modan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Enrekang.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dalam mendukung penelitian ini, diantaranya :
1. Penelitian Nur Lia Halim (2017) dengan judul “Pelayanan Perizinan Pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Kabupaten Enrekang”. Yang menyimpulkan bahwa Sistem pelayanan perizinan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal di Kabupaten Enrekang dapat dilihat dari mekanisme pelayanan perizinan dan asas hukum yang cepat, mudah, dan biaya ringan. Dengan melihat hal tersebut dan respon yang diberikan masyarakat Kabupaten Enrekang atas pelayanan yang diselenggarakan menunjukan bahwa pelayanan perizinan di kabupaten Enrekang telah mengalami perbaikan namun masih terdapat beberapa Masyarakat yang mengeluh terhadap pelayanan yang dilakukan melalui penerapan system pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
2. Penelitian Suhartoyo (2019) dengan judul “Implementasi Fungsi Pelayanan Publik Dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu”. Yang menyimpulkan bahwa dalam pelayanan publik keberhasilan pelayanan menunjukkan adanya efisien dalam dalam pelayanan, memiliki standar waktu yang jelas, memiliki prosedur
pelayanan yang sederhana, dan mudah diakses oleh orang membutuhkan pelayanan.
3. Penelitian Dani Boy Damanik (2017) dengan judul “Implementasi Kebijakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Pematangsiantar”. Yang menyimpulkan bahwa Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) sudah berjalan dengan baik. Namun penyampaian kebijakan SPIPISE kepada masyarakat belum maksimal, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Pematangsiantar kurang intens mensosialisasikan kebijakan SPIPISE kepada masyarakat. Akibatnya kebijakan SPIPISE tidak begitu diketahui oleh masyarakat.
B. Tinjauan Tentang Implementasi Program
1. Pengertian Implementasi
Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh Wahab adalah :
Konsep implementasi berasal dari bahasa bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for carryng out(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”(Webster dalam wahab, 2004:64).
Selain pengertian implementasi menurut Webster di atas dijelaskan juga menurut Van Meter dan Van Horn yang menjelaskan bahwa implementasi yaitu Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individy-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. (Meter dan Horn dalam Wahab, 2004:65)
Pandangan Meter dan Horn bahwa Implementasi merupakan tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuann yang telah digariskan dalam suatu keputusan tertentu. Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang membawa dampak pada warganegaranya. Namun dalam praktiknya badan-badan pemerintah sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari undang-undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
Mazmanian dan Sebastiar juga mendefinisikan implementasi sebagai berikut: Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau
keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan-keputusan badan peradilan. (Mazmanian dan Sebastiar dalam Wahab, 2004:68)
Implementasi menurut Mazmanian dan Sebastiar merupakan pelaksanaan kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk perintah atau keputusan-keputusan yang penting atau seperti keputusan-keputusan badan peradilan. Proses implementasi ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan dan seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang bersangkutan.
2. Pengertian Program
Program adalah tahapan dalam penyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program akan menunjang implementasi, karena dalam program telah dimuat berbagai aspek antara lain :
a. Adanya tujuan yang ingin dicapai
b. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan itu.
c. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
d. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
Selanjutnya Keban (2004:35), menyebutkan : Apakah program efektif atau tidak, maka standar penilaian yang dapat dipakai adalah organisasi, interpretasi, penerapan.Ketiga standar penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Organisasi
Maksudnya disini adalah organisasi pelaksanaan program. Selanjutnya organisasi tersebut harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Struktur organisasi yang kompleks, struktur ditetapkan sejak semula dengan desain dari berbagai komponen atau subsistem yang ada tersebut.
b. Interpretasi
Maksudnya disini agar program dapa dilaksanakan sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petumjuk teknis yang dikeluarkan oleh [ejabat yang berwewenang.
1. Sesuai dengan peraturan berarti setiap pelaksanaan kebijakan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku baik peraturan tingkat pusat, propinsi, kabupaten.
2. Sesuai dengan petunjuk pelaksana berarti pelaksanaan kebijaksanaan dari peraturan sudah dijabarkan cara pelaksanaannya pada
kebijaksanaan yang bersifat administratif, sehingga memudahkan pelaksana dalam melakukan aktifitas pelaksanaan program.
3. Sesuai petunjuk teknis berarti kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dalam bentuk petunjuk pelaksana dirancang lagi secara teknis agar memudahkan dalam dalam operasionalisasi program. Petunjuk ini bersifat strategis lapangan agar dapat berjalan efisien dan efektif, rasional dan realistis.
c. Penerapan
Maksudnya disini peraturan/kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan. Untuk dapat melihat ini harus dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas. Program kerja serta jadwal kegiatan yang disiplin.
1. Prosedur kerja yang jelas dan prosedur kerja yang sudah ada harus memiliki prosedur kerja agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih, sehingga tidak bertentangan antara unit kegiatan yang terdapat di dalamnya.
2. Program kerja harus sudah terprogram dan terencana dengan baik, sehingga tujuanj program dapat direalisasikan dengan efektif.
3. Jadwal kegiatan program yang sudah ada harus dijadwalkan kapan dimulai dan diakhiri suatu program agar mudah dalam mengadakan evalusasi. Dalam hal ini yang diperlukan adanya tanggal pelaksanaan dan rampungnya sebuah program sudah ditentukan sebelumnya.
3. Implementasi Program
Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi program yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga masyarakat dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung dari unsur pelaksanaannya (eksekutif). Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan penting artinya karena pelaksanaan baik itu organisasi maupun perorangan bertanggungjawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses impelementasi. (Riggs,2005:54)
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa implementasi program merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu objek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui adanya organisasi, interpretasi dan penerapan. Guna mencapai tujuan implementasi program secara efektif, pemerintah harus melakukan aksi atau tindakan yang berupa penghimpunan sumber dana dan pengelolaan sumber daya alam dan manusia. Hasil yang diperoleh dari aksi pertama dapa disebut input kebijakan, sementara aksi yang kedua disebut sebagai proses implementasi kebijakan. (Ratmiko,2005:4)
Untuk mengoperasionalkan implementasi program agar tercapainya suatu tujuan serta terpenuhinya misi program diperlukan kemampuan yang tinggi pada organisasi pelaksanaannya. Model efektifitas implemenrasi program yang ditawarkan oleh Kertonegoro (2004:17), menyebutkan bahwa ada empat faktor dalam melaksanakan suatu kebijakan, yakni: komunikasi, sumber-sumber, kecendrungan-kecendrungan atau tingkah laku dan struktur birokrasi.
C. Tinjauan Tentang Pelayanan Publik
1. Pengertian Publik
Publik merupakan sejumlah manusia yang mempunyai pandangan berfikir yang sama dan harapan yang sama, maksudnya setiap orang mempunyai pandangan yang sama terhadap suatu hal yang bersifat umum. Sementara istilah publik berasal dari bahasa inggris public yang berarti umum, masyarakat, Negara.Publik secara umum mempunyai konotasi sempit dan spesifik yang merupakan sekumpulan individu-individu yang terikat suatu ikatan solidaritas tertentu (Ruslan, 1997)
Arti dari kata publik itu sendiri adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap, dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki ( Inu Kencana Syafie dkk, 1998). Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai publik, maka dapat disimpulkan bahwa publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kepentingan dan harapan yang sama, yaitu kepentingan yang berhubungan dengan orang banyak.
2. Pengertian Pelayanan Publik
Pengertian pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanana oleh instansi Pemerintah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat AG. Subarsono (Agus Dwiyanto,2005:141) yang mendefinisikan pelayanan publik sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna. Pengguna yang dimaksud adalah warga Negara yang membutuhkan pelayanan publik seperti, pembuatan akta kelahiran pembuatan KTP, akta nikah, akta kematian, sertifikat, dll.
Pelayanan publik dapat dimaknai sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan (Joko Widodo, 2001). Menrut Undang-undang No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik diuraikan bahwa pelayanan publik adalah :
“Segala bentuk kegiatan dalam rangka pengaturan, pembinaan, bimbingan, penyediaan fasilitas, jasa dan lainnya yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku”
Merujuk pada pengertian dari Departemen Dalam Negeri (2004) menyebutkan bahwa “pelayanan publik adalah pelayanan Umum” dan mendifinisikan pelayanan umum sebagai suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa.
Dari berbagai pengertian pelayanan publik di atas dapat disimpulkan definisi pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik (pemerintah) sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan keperluan penerima pelayanan atau masyarakat maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan-aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan masyarakat.
3. Asas-asas Pelayanan Publik
Pelayanan publik dilakukan tiada lain untuk memberikan kepuasan bagi pengguna jasa, karena itu penyelenggaraannya secara niscaya membutuhkan asas-asas pelayanan. Dengan kata lain, dalam memberikan pelayanan publik, instansi penyedia pelayanan public harus memerhatikan asas pelayanan publik.
Asas-asas pelayanan publik menurut keputusan Menpan Nomor 63/2003 sebagai berikut :
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golonngan, gender dan status ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan public harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik juga diatur dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 5 tahun 2009 tentang Pelayanan publik yang dikutip oleh Eny Kusdarini (2011:190) yakni terdiri dari 12 asas :
a. Asas kepentingan umum b. Asas kepastian hukum
c. Asas kesamaan hak
d. Keseimbangan hak dan kewajiban e. Asas keprofesionalan
f. Asas partisipatif
g. Asas persamaan perlakuan/tidak deskriminatif h. Asas keterbukaan
i. Asas akuntabilitas
j. Asas fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan k. Asas ketepatan waktu
l. Asas kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pelayanan publik akan berkualitas apabila memenuhi asas-asas diantaranya: transparansi, akuntabilitas, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, dan kewajiban, keprofesionalan, fasilitas, ketepatan waktu dan kemudahan.
4. Standar Pelayanan Publik
Menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, standar pelayanan haruslah meliputi :
a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Prosedur pelayanan harus dibakukan bagi pemberi dan dan penerima pelayanan publik, termasuk pengaduan sehingga tidak terjadi
permasalahan di kemudian hari. Prosedur pelayanan harus ditetapkan melalui standar pelayanan minimal, sehingga pihak penerima pelayanan dapat memahami mekanismenya.
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. Semakin cepat waktu penyelesaian pelayanan, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan yang diberikan. c. Produk Pelayanan
Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Hasil pelayanan akan diterima seuai dengan ketentuan yang telah ditetapka. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.
d. Biaya Pelayanan
Biaya pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Biaya pelayanan termasuk rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik sangat menentukan dan menunjang keberhasilan penyelenggara pelayanan.
f. Kompetensi Petugas Pemberian Pelayanan
Kompetensi petugas pemberian pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan bermutu.
5. Jenis-jenis Pelayanan Publik
Timbulnya pelayanan umun atau publik dikarenakan adanya kepentingan, dan kepentingan tersebut bermacam-macam bentuknya sehingga pelayanan publik yang dilakukan juga ada beberapa macam .berdasarkan keputusan MENPAN No.63/KEO/MENPAN/7/2003 dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2006:20) kegiatan pelayanan umum atau publik antara lain :
a. Pelayanan administratif
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk
(KTP), Akte kelahiran, IMB, Paspor, Kartu JKN/Jamkesda dan sebagainya.
b. Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang dibutuhkan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.
c. Pelayanan Jasa
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pemeliharaan kesehatan, pendidikan, penyelenggaraan transportasi pengiriman barang (POS) dan sebagainya.
6. Prinsip-prinsip pelayanan publik
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/MPAN/7/2003 Tentang pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, terdapat 10 prinsip pelayanan umum, yaitu sebagai berikut:
a. Kesederhanaan
rosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan
b. Kejelasan
Mencakup : 1) Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik, 2) Unit kerja/pejabat yabg berwewenang dan bertanggung jawab, 3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum
f. Tanggungjawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja
Peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana dan teknologi telekomunikasi dan informatika.
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi sarana dan prasarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi.
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberi pelayanan dengan ikhlas.
j. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tumggu yang nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti tempat parker, toilet, tempat ibadah dan lainnya.
7. Unsur-unsur pelayanan
Menurut Moenir, A.S (2008:186) menyatakan bahwa unsur-unsur pelayanan publik tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena akan membentuk proses kegiatan (Activity), adapun unsur-unsur tersebut yakni :
a. Tugas Layanan
Dalam pelayanan umum pemerintah harus memberikan pelayanan sesuai dengan tugas yang diterima untuk melayani semua kepentingan masyarakat.
b. Sistem atau prosedur pelayanan
Dalam pelayanan umum perlu adanya system informasi, prosedur dan metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan. c. Kegiatan Pelayanan
Dalam pelayanan umum kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat harus bias sepenuhnya memenuhi kebutuhan tanpa adanya diskriminasi.
d. Pelaksana Pelayanan
Pemerintah sebagai pelaksana pelayanan semaksimal mungkin mengaatur dan merencanakan program secara matang agar proses pelayanan akan
meghasilkan struktur pelayanan yang mudah, cepat, tidak terbelit-belit, dan mudah dipahami masyarakat.
8. Bentuk-bentuk Pelayanan Publik
Pemerintah melalui lembaga dan segenap aparaturnya bertugas menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.Adapun kegiatan yang dilakukan oleh aparat pemerintah terdiri dari berbagai macam bentuk.Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu:
a. Kelompok Pelayanan Administratif, yaitu bentuk pelayanan yang menghasilkan berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik. Misalnya status Kewarganegaraan, kepemilikan, dan lain-lain.
b. Kelompok Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai/bentuk jenis barang yang digunakan publik. Misalnya penyedia tenaga listrik, air bersih dan lain-lain.
c. Kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan publik. misalnya pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan transportasi, dan lain-lain
9. Prosedur Pelayanan Publik
Untuk menyusun prosedur pelayanan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Identifikasi langkah-langkah aktivitas dalam memberikan satu jenis pelayanan, mulai dari awal sampai selesainya pelayanan dilaksanakan. b. Identifikasi dimulai dari aktifitas yang dilakukan oleh pelanggan ketika
akan mengajukan suatu jenis pelayanan tertentu kepada unit penyediaan pelayanan
c. Identifikasi aktivitas proses pengolahan pelayanan dimulai dari ketika petugas menerima pelanggan yang akan mengajukan pelayanan, sampai dengan aktivitas penyampaian produk pelayanan setelah selesai diproses oleh pihak unit penyediaan pelayanan.
d. Membuat alur proses setiap aktivitas tersebut secara sekuens. Alur proses ini nantinya akan merupakan alur yang harus dilalui, makin cepat pelayanan dan alur untuk proses pengelolaan pelayanan.
D. Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kantor pelayanan terpadu satu pintu (KPTSP) merupakan unsur pelaksanaan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang kepala kantor yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan Penyelengaaran Perizinan dan Non Perizinan berdasarkan Pendelegasian atau Pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dibentuk berdasarkan peraturan daerah no 3 tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) Kab Enrekang. Dalam peraturan daerah nomor 3 tahun 2007 pasal, 2 dan 3 disebutkan tentang tugas dan fungsi KPTSP, yaitu KPTSP mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan sesuai batas kewenangan yang diberikan.
Dalam melaksanakan tugasnya KPTSP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a) Melaksanakan pelayanan administrasi dan ketatausahaan dengan mengacu pada prinsip kordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan keamanan berkas.
b) Mengadakan perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan perizinan dan non perizinan.
c) Memberikan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang tugasnya.
d) Menyiapkan pelaksanaan pelayanan perizinan, non perizinan, informasi pelayanan dan pengaduan masyarakat.
e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atas kebijakan Bupati. f) Pelaksanaan tugas pembantu dari pemerintah pusat yang menjadi
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah Kabupaten Enrekang mengambil suatu kebijakan dengan membentuk Kantor