• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1.Hasil dan Pembahasan Wawancara terhadap Anggota DPD

1. Apakah anda mengetahui sejarah lahirnya anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Indonesia ?

Jawab : Sejarah lahirnya anggota DPD di Indonesia sebenarnya sudah ada

semenjak era orde lama, dimana pada saat itu utusan daerah dinamakan senat pada tahun 1950 dimana pada saat itu Indonesia menganut bentuk Negara Federal. Lalu, pada orde baru juga terdapat utusan golongan dan utusan daerah di MPR. Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga Negara yang terdiri dari perwakilan dari tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPD maksimal adalah 1/3 jumlah anggota DPR dan banyaknya anggota tiap provinsi tidak sama, maksimal 4 orang. Masa jabatan sama seperti DPR yaitu 5 (lima) tahun. Anggota DPD berdomisili di provinsinya dan berada di Ibu Kota Negara ketika diadakan sidang.

Berdasarkan hasil jawaban tersebut, menerangkan bahwa setiap anggota DPD mengetahui sejarah lahirnya DPD yang diawali pada tahun 1950 dengan sebutan senat, dimana pada saat itu masih berada pada pemerintahan orde lama dengan kedudukan negara federal. Negara federal maksudnya adalah suatu negara yang mempunyai susunan maupun struktur dua tingkat, yaitu struktur pertama adalah kesatuan sebagai negara yang lengkap dan yang kedua adalah beberapa negara federasi dengan karakteristik khusus, sehingga dalam parlemen nasionalnya tingkatan ini tidak dapat dielakkan/dihindari diwujudkan dalam dua kamar yang terpisah, yaitu

kamar pertama yang berasal dari rakyat secara keseluruhan, dan kamar kedua yang dibuat dari anggota perwakilan dari tiap negara bagian.25 Jumlah anggota DPD juga tidak begitu banyak hanya 1/3 dari jumlah anggota DPR dengan jumlah 4 orang dalam setiap provinsi, dan hanya ada di daerah ibu kota saat melaksanakan sidang. Dari hasil pembahasan tersebut dapat terlihat bahwa sejarah lahirnya anggota DPD dikarenakan oleh kedudukan suatu negara yang berbentuk negara federal yang mempunyai susunan dua kamar dengan susunan yang berbeda-beda dengan tujuan demi kesatuan Republik Indonesia.

2. Bagaimana kedudukan DPD dalam hubungannya terhadap sistem pemisah kekuasaan Negara terhadap lembaga-lembaga tinggi Negara?

Jawab : Kedudukan dan wewenang DPD mulai diatur dalam UU No.27

tahun 2009 dimana DPD mempunyai fungsi sebagai check and balance dalam sistem bikameralisme di Indonesia. Sehingga diharapkan dapat menjadi “penyeimbang” dalam setiap keputusan yang diambil oleh pusat dengan membawa kepentingan dari daerah yang diwakilkannya.

Hasil wawancara tersebut menerangkan bahwa kedudukan dan wewenang DPD diatur dalam UU No. 27 Tahun 2009 yang dapat menyeimbangkan suatu hasil keputusan yang diambil oleh pusat dengan membawa kepentingan dari daerah masing-masing, dimana dengan penyeimbangan tersebut dapat memperjelas maksud dan tujuan dari DPD, yang dilihat dari kedudukan serta wewenang yang sudah menjadi tanggung jawab DPD tersebut dalam sebuah parlemen pemerintahan.

      

25

3. Apakah menurut anda sistem perwakilan dua kamar sesuai diterapkan dalam konsep Negara kesatuan seperti di Indonesia?

Jawab : Menurut saya tidak ada suatu keharusan yang mengharuskan

bikameralisme harus dianut oleh konsep Negara seperti apa. Benar, bahwa Indonesia merupakan Negara kesatuan namun Indonesia terdiri dari banyak sekali pulau, penduduk yang tersebar dengan keragaman suku, budaya dan agama. Sehingga setiap daerah memerlukan perwakilan untuk menyampaikan aspirasi mereka karena kita tidak dapat hanya mengandalkan orang-orang pusat. Adanya perwakilan daerah tidak lantas “menodai” konsep Negara kesatuan.

Berdasarkan hasil jawaban dari salah satu anggota DPD menerangkan bahwa tidak ada suatu keharusan dalam bikameralisme suatu negara kesatuan, namun bagaimana cara pemerintah untuk menyampaikan suatu aspirasi rakyat dalam suatu daerah yang tidak bisa diandalkan oleh perwakilan dari pusat, sehingga pemerintah memerintahkan bagi setiap perwakilan daerah untuk meninjau langsung masyarakat di setiap daerah, sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya secara leluasa dan nyaman serta dapat menciptakan ketentraman bagi setiap masyarakat maupun penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai keragaman suku bangsa, budaya dan agama. Sistem bikameralisme inilah yang merupakan sistem yang mementingkan negara kesatuan, sehingga bikameralisme sangat menunjang suatu susunan dan struktur pemerintahan yang terdiri dari dua kamar yang membedakannya.

4. Sejauh ini, bagaimana menurut anda penerapan bikameralisme di Indonesia jika dilihat dari peran dan kedudukan dari kedua lembaga tersebut?

Jawab : Penerapan bikameralisme di Indonesia pada saat ini dapat saya

katakan belum sempurna, mengingat umur dari DPD yang juga masih baru. Untuk saat ini, wewenang DPD masih hanya sebatas ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah. Dapat dikatakan hingga saat ini sistem bikameralisme di Indonesia masih merupakan sistem bikameralisme yang lemah karena DPD tidak dapat untuk mengambil keputusan seperti wewenang yang dimiliki oleh anggota DPR.

Hasil wawancara menjelaskan bahwa sistem bikameralisme di Indonesia belum sempurna, hal ini dikarenakan umur DPD yang masih baru, selain itu kedudukan serta wewenang DPD belum begitu difokuskan, karena saat ini kedudukan dan wewenang DPD hanya sebatas membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah. Rencana Undang-Undang yang harusnya merupakan salah satu rencana yang bukan khusus wewenang dari DPD, merupakan suatu kesalahan yang harusnya ditanggulangi, hal ini dimaksudkan agar DPD mempunyai kedudukan serta wewenang khusus dalam menjalankan setiap tugasnya sebagai anggota DPD, dengan begitu DPD yang mempunyai sistem bikameralisme dalam sebuah pemerintahan dapat meningkatkan kualitas tugasnya demi kesatuan suatu negara, sehingga dengan tugas dan wewenang khusus yang dipegang oleh setiap anggota DPD, DPD tidak dianggap lemah dalam menjalankan tugasnya yang menganut sistem bikameralisme suatu pemerintahan daerah.

5. Menurut anda, bagaimana hubungan antara kedua kamar lembaga perwakilan di Indonesia (antara DPR dan DPD)?

Jawab : Hubungan antara DPR dan DPD dalam sistem bikameralisme

seharusnya merupakan sistem check and balance. Misalnya di Negara seperti Amerika Serikat dimana antara DPR dan DPD nya memiliki kekuatan yang sama kuatnya dalam pengambilan keputusan ataupun dalam menciptakan Undang-Undang, sehingga tidak ada yang namanya kekuasaan yang timpang. Di Indonesia sendiri, hal tersebut belum dapat terwujud karena terbatasnya wewenang dari DPD untuk menjadi check and balance didalam pengambilan keputusan.

Hubungan antara DPD dan DPR dalam sistem bikameralisme belum seimbang hal ini dikarenakan kedudukan DPR lebih tinggi dibandingkan DPD dalam setiap menjalankan kedudukan dan wewenangnya, selain itu dalam pengambilan keputusan DPR lebih unggul dibandingkan dengan DPD, sehingga hubungan yang terjadi antara DPD dan DPR belum bisa dikatakan seimbang. Untuk menyeimbangkan suatu kedudukan DPD dan DPR dianutlah sistem bikameralisme yang bertujuan untuk menyeimbangkan kedudukan antara DPD dan DPR agar tidak terjadi kekuasaan yang tumpang tindih serta memiliki kesatuan dalam parlemen pemerintahan dalam menjalankan setiap kewajiban serta tugasnya dalam sebuah pemerintahan yang terkait dalam bikameralisme.

6. Banyak kalangan yang menilai bahwa kehadiran DPD di Indonesia tidak memberikan ruang yang cukup sebagai tempat penampungan aspirasi rakyat di daerah, bagaimana menurut anda?

Jawab : Ya, hal itu tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Terbatasnya wewenang DPD di satu sisi memang terkadang menjadi kendala karena kami tidak bisa ikut memutuskan. Namun kami sebisa mungkin dapat menjadi media sebagai penampung aspirasi daerah dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan yang memikirkan dampak dari suatu keputusan yang akan diambil oleh DPR ke daerah. Sebisa mungkin kami selalu membawa aspirasi daerah.

Berdasarkan jawaban anggota DPD tersebut menerangkan bahwa kesalahan penuh tidak terdapat pada anggota DPD, hal ini dikarenakan terbatasnya wewenang yang diberikan oleh anggota DPD yang menyebabkan anggota DPD tidak mampu untuk memutuskan suatu permasalahan yang terjadi, karena kekuatan penuh dipegang oleh DPR, namun anggota DPD tetap berusaha untuk menjadi penampung aspirasi rakyat terutama penduduk yang berada di daerah, sehingga DPD tetap berusaha untuk mempertimbangkan suatu hasil keputusan yang sudah ditetapkan oleh DPR untuk daerah, sehingga DPD selalu berusaha menjadi penampung aspirasi masyarakan serta selalu mempertimbangkanhasil-hasil keputusan yang ditetapkan oleh DPR untuk daerah, apakah hasil keputusan itu patut untuk dijalankan didaerah atau tidak layak, sehingga dengan begitu DPD senantiasa memantau setiap keputusan yang diputuskan oleh DPR.

7. Dalam karir anda sebagai anggota DPD, apakah kebijakan mengenai DPD sudah mendukung anda dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagai wakil rakyat daerah?

Berdasarkan jawaban salah satu anggota DPD, untuk meningkatkan karir dalam menjabat sebagai anggota DPD belum secara maksimal dijelaskan karena dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagai anggota DPD belum sepenuhnya dapat dijalankan oleh anggota DPD, meskipun dalam menajalankan tugas dan wewenangnya anggota DPD menggunakan sistem bikameralisme yang menjalankan suatu sistem dengan dua kamar layaknya negara kesatuan dan parlemen, yang merupakan sistem yang dibentuk guna menyeimbangkan suatu hasil keputusan dalam suatu pemerintahan serta dalam menyampaikan aspirasi rakyat maupun penduduk dalam setiap daerah.

8. Menurut anda, hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan peran DPD dalam waktu yang akan datang?

Jawab :Untuk di masa berikutnya, saya mengharapkan agar DPD memiliki

wewenang yang lebih, yang bukan hanya sekedar memberikan tanggapan ataupun usulan yang mewakili daerah namun juga dapat memberikan keputusan. Karena hanya dengan cara seperti itu check and balance dapat terwujud. Walaupun kami selalu berusaha untuk membawa aspirasi daerah namun akan lebih maksimal jika setidaknya kami memiliki wewenang yang sama seperti anggota DPR.

Dalam pembahasan ini anggota DPD berharap agar DPD memiliki wewenang yang lebih baik, sama seperti anggota DPR, sehingga DPD dapat memberikan suatu hasil kerja tugas dan wewenang dengan lebih baik lagi seperti memberikan suatu hasil keputusan yang sesuai dengan sistem bikameralisme dengan kedudukan dua kamar yang diterapkan sesuai dengan

penyeimbangan antara aspirasi rakyat maupun penduduk didaerah dengan hasil keputusan yang disampaikan penduduk khususnya. Selain itu dengan wewenang penuh yang diberikan oleh DPD dapat meningkatkan keseimbangan yang lebih maksimal dalam peran dan wewenang DPD.

4.2.2.Hasil dan Pembahasan Wawancara terhadap Anggota DPR

1. Terdapat tiga fungsi DPR (budgeting, pengawasan dan perwakilan), apakah menurut Bapak ketiga fungsi tersebut sudah berimbang dalam pelaksanaannya? Atau adakah fungsi yang lebih dominan diantara lainnya?

Jawab : Saya rasa dalam pelaksanaan wewenang dan fungsi DPR selama

ini sudah berimbang sebagai representatif dari perwakilan rakyat. DPR menjalankan tugasnya untuk membahas APBN dan juga turut mengawasi dalam pelaksanaannya melalui komisi-komisi yang dibagi dalam DPR. Sehingga setiap komisi mampu mengawasi kemana arah dari APBN mengalir dan dipergunakan untuk apa saja. Jadi menurut saya tidak ada fungsi yang lebih dominan diantara lainnya, semua berimbang.

Berdasarkan hasil jawaban yang diberikan oleh salah satu anggota DPR mengenai tiga fungsi yang diemban oleh anggota DPR merupakan tiga fungsi yang terdiri dari budgeting, pengawasan dan perwakilan. Ketiga fungsi ini memiliki kekuatan yang sama, sehingga dalam penerapannya memiliki hasil seimbang yang terlihat dari pelaksanaan tugas serta wewenang yang dijalankan oleh anggota DPR, dengan hal tersebutlah anggota DPR dapat mengawasi serta memantau kemana arah APBN mengalir dan dipergunakan untuk apa saja dana tersebut disalurkan.

Sehingga dengan hal itulah sistem bikameralisme dapat terlihat apakah sistem yang dijalankan oleh anggota DPR sudah cukup baik dan seimbang. 2. Apakah selama menjalankan tugas dan wewenang tersebut terdapat kendala

tertentu dalam pelaksanaannya?

Jawab : Secara teknis, saya merasa tidak ada kendala dalam

pelaksanaannya. Karena DPR memiliki wewenang yang cukup kuat dalam setiap pembuatan keputusan, walaupun terkadang terdapat perbedaan pendapat sesama anggota DPR namun didalam pelaksanaan tugasnya saya merasa wewenang DPR sudah cukup kuat.

Berdasarkan hasil wawancara yang diberikan bahwa secara teknis kendala selama menjalankan suatu tugas dan wewenang sebagai anggota DPR tidak mempunyai banyak masalah maupun kendala, hal ini dikarenakan kedudukan serta wewenang yang dimiliki oleh DPR sudah cukup kuat dalam sistem bikameralisme karena DPR memegang kekuasaan penuh dalam pengambilan keputusan yang diberikan oleh pemerintah, meskipun begitu sering terjadi suatu perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan, namun hal itu bisa terus diputuskan dalam sidang karena wewenang yang diberikan kepada DPR sudah cukup jelas dan kuat.

3. Apakah menurut Bapak ada hal yang harus dilakukan agar fungsi DPR bisa menjadi lebih maksimal melalui aspirasi-aspirasi?

Jawab : DPR Pusat memang harus dekat dengan rakyat karena mereka

adalah badan perwakilan yang dipilih konstituen untuk mewakili aspirasi-aspirasi mereka dalam tingkat pusat. Sehingga diharapkan tidak ada rentang maupun kesenjangan. Dan karakterisitik, paradigma, maupun pola

pikir dari DPR harus berubah. Orang boleh sama namun karakteristik harus berubah. Karena bila karakterisitik ataupun mindset-nya masih sama seperti "jilid-jilid" lalu maka tidak akan terjadi perubahan untuk Indonesia.

Berdasarkan jawaban tersebut jelaslah bahwa kedudukan dua kamar bikameralisme merupakan dua kedudukan yang mementingkan kesatuan dan kebersamaan, namun perubahan untuk Indonesia masih tetap sama, hal ini karena karakteristik ataupun mindsetnya masih sama seperti jilid-jilid keputusannya dan untuk mewakili aspirasi-aspirasi mereka ke tingkat pusat cukup diperhatikan karena kedudukan serta wewenang DPR cukup menentukan hasil keputusan yang akan diberikan dibandingkan dengan wewenang DPD yang hanya masih mengemban tugas dalam pembentukan RUU.

4. Bagaimana Bapak memandang sistem bikameralisme di Indonesia dengan lahirnya DPD dalam sistem perwakilan?

Jawab : Menurut saya masih tanggung, masih sangat tanggung. Menurut

saya DPD itu senator yang seharusnya memiliki kekuatan yang besar. Namun pada kenyataannya kekuatan DPD masih sangat kecil, terutama dalam memutuskan Undang-Undang, dimana DPD hanya dapat mengusulkan saja, yang mengesahkan dan memutuskan tetap DPR. Sehingga semua tergantung keputusan politik, jika ingin membuat wewenang DPD lebih besar maka harus diamandemen terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan bahwa sistem bikameralisme di Indonesia masih sangat lemah yang seharusnya sistem itu cukup kuat karena sistem bikameralisme DPD merupakan senator yang seharusnya memiliki

kekuatan yang cukup kuat dalam sebuah sistem bikameralisme, namun pada kenyataannya masih sangat kecil apalagi dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan cukup kuat ditangan DPR, jadi apabila pemerintah ingin membuat wewenang DPD lebih besar maka harus diamandemenkan terlebih dahulu kedudukan dan wewenang DPD sebagai sistem bikameralisme dalam sebuah ruang politik yang sedang dijalankan dalam suatu pemerintahan yang memikirkan masayarakat dan penduduk sebagai tinjauan utama dalam pemerintahan yang akan menunjang terlaksananya sistem politik dengan sistem bikameralisme yang mementingkan struktur kesatuan dan struktur federal yang berasal dari rakyat secara keseluruhannya.

5. Apakah menurut anda wewenang DPD dan DPR sudah berimbang?

Jawab : Jika kita melihat dengan pendekatan politik behaviour,

sebenarnya ini tentang bagaimana aktor-aktor yang menjalankannya dan saya belum melihat aktor-aktor yang menjalankannya secara militan dari apa yang sudah berlangsung. Tapi untuk jalur paling "aman" memang harus dilaksanakan penguatan konstitusi, karena konstitusi kita masih tanggung dalam memberikan wewenang kepada DPD sendiri.

Berdasarkan jawaban tersebut jelaslah bahwa kedudukan serta wewenang antara DPR dan DPD belum berimbang, hal ini dikarenakan aktor-aktor yang seharusnya dipilih sebagai anggota DPR dan DPD belum secara semaksimal dalam menjalankan tugas dan wewenang yang sudah diserahkan kepadanya, selain itu perbedaan kedudukan dan wewenang antara DPR dan DPD cukup menjadi pertimbangan karena kedudukan DPR jauh lebih tinggi

di atas kedudukan DPD. Namun pada kenyataannya untuk terlihat lebih baik dalam melaksanakan tugas serta wewenangnya DPR memberikan jalur aman kepada DPD dengan penguatan konstitusi karena dengan konstitusi tersebut DPR memberikan tugas dan wewenang kepada DPD dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai tempat penampung aspirasi dari rakyat.

6. Apakah menurut Bapak, ada pengaruh ketidakseimbangan antara dua lembaga ini terhadap sistem dua periode yang ada?

Jawab :Saya rasa bukan itu. bikameralisme kita belum seutuhnya kuat dan berimbang seperti di Amerika Serikat. Bikameralisme kita masih hanya sekedar lembaga saja, namun karakteristik dari bikameralisme masih lemah. Untuk masalah dua periode saya rasa itu bukan permasalahan signifikan. Hal yang paling penting dan harus ditekankan adalah untuk memperjelas posisi konstitusional dari DPD agar terdapat bikameralisme yang seimbang.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tersebut bahwa sistem bikameralisme dalam pemerintahan kita cukup lemah dan belum kuat karena sistem bikameralisme yang ada masih sebuah lembaga yang belum sepenuhnya menjalankan tugas serta wewenang secara maksimal, agar kedudukan bikameralisme cukup kuat harus ditekankan dengan memperjelan posisi konstitusional dari DPR dan DPD agar terdapat bikameralisme yang seimbang seperti layaknya di negara lain seperti di Amerika Serikat yang sudah memiliki sistem bikameralisme yang cuku kuat dan terpandang dengan menunjuk setiap negara bagian mempunyai perwakilan yang sama

(dengan mengabaikan populasinya) dalam kamar kedua, dan perwakilan majelis rendah proporsional dengan jumlah populasinya.26

4.2.3.Hasil dan Pembahasan Wawancara terhadap Salah Seorang Dosen Ahli

Tata Negara Yaitu Eri Mulya

1. Bagaimana pandangan Bapak mengenai sistem bikameralisme di Indonesia?

Jawab : Bikameral di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dimana

sistemnya tidak mengacu kepada salah satu negara lain seperti Inggris ataupun Amerika. Jadi dia memiliki ciri khas sendiri dimana pada umumnya lembaga antara DPD dan DPRD terpisah.

Berdasarkan jawaban tersebut terlihat jelas bahwa bikameralisme merupakan suatu bentuk parlemen yang terpisah antara DPD dan DPRD, dimana bikameral merupakan parlemen yang berbentuk dua kamar yaitu satu kamar berisi anggota-anggota yang secara luas mewakili penduduk secara langsung, sementara kamar yang lain berdasarkan perwakilan yang berbeda, sehingga sistem bikameral di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda dengan satu tujuan yaitu untuk mensejahterakan masyarakat maupun penduduk.

2. Sistem Bikameralisme di Indonesia akan menuju dua periode yaitu (2004-2009) dan (2009-2014), bagaimana menurut Bapak perkembangan dari kedua lembaga tersebut melihat dari check and balance yang dimiliki oleh keduanya?

Jawab : Nah, jika menilai dalam keseimbangan (check and balance) yang

diinginkan sebetulnya berbeda dengan negara-negara seperti Amerika

      

26

ataupun Inggris. Sehingga sebetulnya kita memiliki khas tersendiri bagaimana keseimbangan tersebut dijalankan. Menurut Prof. Mahfud yang merupakan salah satu ahli tata negara, tidak ada ketentuan bahwa suatu negara harus mengikuti negara lain, tergantung pada negara itu sendiri.

Berdasarkan analisis jawaban tersebut di atas terlihat bahwa sistem bikameralisme itu sudah jelas suatu sistem parlemen yang melibatkan dua kamar dengan tugas masing-masing dengan menciptakan keseimbangan suatu hasil kerja yang dihasilkan setiap kamar. Keseimbangan dari dua parlemen akan terlihat jelas, karena parlemen nasionalnya tingkatan ini tak dapat dielakkan/dihindarkan diwujudkan dalam dua kamar yang terpisah, yaitu kamar pertama yang berasal dari rakyat secara keseluruhan dan kamar kedua yang dibuat dari anggota perwakilan dari tiap Negara bagian.27 Dari hal tersebut terlihat jelas bahwa keterkaitan yang terjalin dalam bikameralisme sangat kuat karena berasal dari rakyat dan untuk rakyat melalui inspirasi masyarakat yang disalurkan melalui system bikameralisme, selain itu keseimbangan akan dapat diatasi dengan baik, hal ini dikarenakan system bikameral Indonesia yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan Negara lain.

3. Lalu menurut Bapak sendiri apakah peran DPR dan DPD apakah sudah berimbang?

Jawab : Itu merupakan salah satu hal yang harus diperbaiki dimana

masing-masing kamar harus jelas dan sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. Jika berada di ranah legislasi, tentang apakah yang

      

27

menjadi wewenangnya. Harus dibuat secara tegas, tidak seperti sekarang ini dimana ada pembatasan walaupun sebenarnya sama-sama berkedudukan sebagai legislasi. Jadi memang diperlukan perbaikan tentang hak dan wewenang dari DPD yaitu regulasi tentang pengaturan wewenang kelembagaan yang perlu diatur. Karena posisi keduanya merupakan lembaga tinggi negara maka ujungnya dibutuhkan perubahan terhadap Konstitusi UUD.

Hasil analisis menjelaskan bahwa system bikameral harus dibuat secara tegas dan harus ditingkatkan agar mampu memenuhi hak dan wewenang yang mereka emban sebagai salah satu anggota DPD maupun DPR. Sebagai suatu sistem yang berkedudukan sebagai legislasi harus mampu memperbaiki tingkat hak dan wewenang yang merupakan kewajiban bagi setiap anggota DPD karena posisi keduanya merupakan suatu lembaga tinggi Negara yang akan menuju perubahan konstitusi UUD. Hak dan wewenang bagi setiap anggota harus dapat diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat membantu anggota DPD dalam menjalankan fungsi, hak dan wewenang yang menjadi tugas bagi para anggota legislasi. 4. Apakah menurut Bapak UU No.27 Tahun 2009 apakah sudah cukup ideal

dalam memposisikan DPD sebagai perwakilan rakyat dipusat?

Jawab : Seperti yang saya katakan tadi, konstitusinya belum mengacu

Dokumen terkait