• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Analisis tahap awal digunakan untuk melihat kondisi awal populasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji normalitas. Data yang digunakan untuk uji normalitas data populasi diambil dari nilai mid semester 2. Hasil perhitungan uji normalitas data populasi disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan uji Normalitas Data Populasi No. Kelas X2 hit X2 Tabel Kriteria

1 X1 2 8 Berdistribusi normal

2 X2 4 8 Berdistribusi normal

3 X3 3 8 Berdistribusi normal

4 X4 5 8 Berdistribusi normal

5 X5 2 8 Berdistribusi normal

Keterangan: data selengkapnya disajikan pada Lampiran 21-25. 4.1.2. Hasil Analisis Tahap Akhir

Hasil analisis tahap akhir merupakan hasil pengujian terhadap data hasil belajar yang diberikan pada dua kelas sampel setelah diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan sistem pembelajaran yang berbeda. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi, data hasil pos test aspek kognitif, data hasil observasi psikomotorik dan afektif, serta angket.

Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai pos test siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan system pembelajaran yang berbeda antara

kelas ekperimen dan kelas kontrol. Dimana pada kelas eksperimen siswa diberlakukan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing, sedangkan pada kelas kontrol siswa diberlakukan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball throwing.

4.1.3. Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas data pos test dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Hasil pretest dan post-test

Kelas Data hitung tabel Kriteria

Eksperimen Kontrol Eksperimen Tes awal Tes awal Tes akhir 1 1 7 8 8 8 Normal Normal Normal

Kontrol Tes akhir 6 8 Normal

Perhitungan normalitas pretest pada lampiran 27-28, sedangkan normalitas post-test pada lampiran 32-33.

4.1.4. Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai tingkat varians yang sama serta untuk mengetahui apakah menggunakan rumus t atau t‟ untuk menghitung perbedaan rata-rata hasil belajar kimia, yang nantinya digunakan dalam uji hipotesis.

Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians antara kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Uji Kesamaan Dua VariansData pretest dan post-test Data Fhitung Ftabel Kriteria

Pretest Posttest 1 1 2 2

Kedua kelas mempunyai varians yang sama Kedua kelas mempunyai varians yang sama

Berdasarkan Tabel 4.3 data pretest dan post-testdiperoleh harga F hitung = 1. Berdasarkan Tabel, untuk taraf signifikan dk= (32-1:32-1) diketahui harga F Tabel 2. Harga F hitung. lebih kecil F Tabel maka dapat disimpulkan bahwa varians data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Karena antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen mempunyai varians yang sama, maka dalam uji hipotesis menggunakan rumus t untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar.Perhitungan uji kesamaan dua varians pretest pada lampiran 29, sedangkan uji kesamaan dua varians post-test pada lampiran 36.

4.1.5. Uji Perbedaan Dua rata-rata (Uji Hipotesis)

Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Hasil uji perbedaan rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Perbedaan Dua Rata-ratadata pretest dan post-test Data Thitung Ttabel Kriteria

Pretest Post-test 2 4 2 2

Rata-rata kelas eksperimen sama kelas kontrol Rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol

Berdasarkan hasil analisis tes awal, terlihat bahwa Thitung< Ttabel, yang dapat disimpulkan Ho diterima. yang berarti kedua kelas pada tes awal mempunyai rata-rata yang relatif sama.Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar, t hitung > t Tabel dengan dk= 62 dan α= 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.Perhitungan uji perbedaan dua varians pretest pada lampiran 30, sedangkan uji perbedaan dua varians post-test pada lampiran 37.

4.1.6. Uji Peningkatan Hasil Belajar

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan setelah dilalukan proses pembelajaran. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Hasil Belajar

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Peningkatan 41 35

% Peningkatan 51% 48%

Dk 31 31

t hitung 1,3 0,9

t0,95 2,03 2,03

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa t hitung untuk masing-masing kelompok berada diantara –ttabel dan ttabel. Sehingga pada kedua kelompok tersebut, ada peningkatan hasil belajar pada kopetensi yang berkaitan dengan

redoks. Besarnya peningkatan diukur dari selisih post test dengan pretest, sehingga diperoleh 51% peningkatan untuk kelas X2 dan 48% untuk kelas X1. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38.

4.1.7. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa kelas X pada kompetensi yang berkaitan dengan redoks di SMA Negeri 1 Tunjungan. Uji hipotesis ini terdiri dari uji korelasi untuk mencari koefisien determinasi.

Rumus yang digunakan, yaitu: dan Koefisien determinasi:

KD = 100% x rb2 Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi

Koefisien determinasi

0,5 34%

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa besarnya nilai adalah 0,5, sedangkan besarnya koefisien deteminasi adalah 34%. Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing berpengaruh sebesar 34% terhadap hasil belajar siswa. Perhitungan uji korelasi dapat dilihat pada Lampiran 39-40.

4.1.8. Uji Ketuntasan Hasil Belajar

Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan atau belum. Siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan apabila siswa dapat mencapai nilai 67. Hasil uji ketuntasan belajar dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.7. Hasil Uji Ketuntasan Hasil Belajar.

Kelompok Kelas t hitung t table ∑ siswa yang tuntas Kriteria

Eksperimen X2 13 2 30 siswa Tuntas

Kontrol X1 5 2 27 siswa Tuntas

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia kelompok eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini ditunjukan dengan t hitung > t Tabel (13> 2). Sedangkan untuk kelompok kontrol telah mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan dengan jumlah t hitung >t Tabel (5 > 2). Perhitungan uji ketuntasan dapat dilihat pada Lampiran 34-35.

4.1.9. Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Rumus yang digunakan, yaitu:

Nilai = x 100

Kriteria presentase skor yang digunakan adalah sebagi berikut:

skor = Sangat Baik

60 skor < 80 = Baik 40 skor < 60 = Cukup

20 skor < 40 = Jelek

skor < 20 = Sangat Jelek

Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif

Kelompok Kelas ∑ skor ∑ Rata-rata nilai Kriteria

Eksperimen X2 1290 83 Sangat Baik

Kontrol X1 1206 75 Baik

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat, jumlah skor rata-rata hasil belajar afektif kelompok eksperimen sebesar 83. Karena skor maka hasil belajar afektif kelas ekperimen dikategorikan sangat baik. Sedangkan jumlah skor rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 75. Karena 60 skor < 80 maka hasil belajar afektif kelas kontrol dikategorikan baik. Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar afektif siswa kelas kontrol. Hal ini juga terlihat dari Grafik 4.1 yang menunjukan hasil belajar afektif kelas eksperimen lebih tinggi. Perhitungan analisis deskriptif hasil belajar afektif dapat dilihat pada Lampiran 46-47.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik

Kelompok Kelas ∑ skor ∑ Rata-rata nilai Kriteria

Eksperimen X2 825 84 Sangat Baik

Kontrol X1 734 72 Baik

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat jumlah skor rata-rata hasil belajar psikomotorik kelompok ekperimen sebesar 84. Karena skor ≥ 80 maka hasil belajar psikomotorik kelas ekperimen dikategorikan sangat baik. Sedangkan jumlah skor rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 72. Karena 60 skor < 80 maka hasil belajar psikomotorik kelas kontrol dikategorikan baik. Dari Tabel

diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen lebih baikdaripada hasil belajar psikomotorik siswa kelas kontrol. Hal ini juga dapat dilihat pada Grafik 4.2. Perhitungan analisis deskriptif hasil belajar psikomotorik dapat dilihat pada Lampiran 48-49.

4.1.10.Analisis Data Angket

Setelah pelaksanaan pembelajaran materi pokok redoks, semua siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diminta pendapatnya mengenai pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwingdan pembelajaran kimia dengan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)tanpa melalui snowball throwing dengan cara mengisi angket. Angket ini terdiri dari 8 pernyataan yang memuat minat siswa selama proses pembelajaran, manfaat yang diperoleh selama proses pembelajaran, dan respons siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari data yang diambil pada kelas kontrol, rata-rata siswa yang memilih SS= 12%, S= 34%, CS= 40%, KS= 14%, TS= 0%. Sedangkan pada kelas eksperimen, rata-rata siswa yang memilih SS= 30%, S= 52%, CS= 17%, KS= 1%, TS= 0%. Data selengkapkapnya disajikan pada lampiran 50-51

Dokumen terkait