• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PENUTUP

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah :

1. Guru kimia hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing dalam pembelajaran sebagai variasi metode mengajar.

2. model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing tidak dijadikan sebagai metode utama, tetapi sebagai penunjang dalam pembelajaran kimia di kelas.

3. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut pada materi pembelajaran lain dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing sebagai pembanding hasil yang telah diperoleh pada penelitian ini.

74

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C.T., A. Rifa‟i, E. Purwanto, & D. Purnomo. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Bumi Aksara.

. 2003. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta. . 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta. . 2007. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Jakarta: Depdiknas.

Lie, A. 2004. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Bandung.

Saminanto. 2010. Metode Pembelajaran Snowball-Throwing. Jurnal. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, N. 1996. CBSA Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_________. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan V. Bandung: Sinar Baru Glasindo.

Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian (Cet. Ke-8). Bandung: CV ALFABERTA.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Jogjakarta.

Tohrin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Triyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi Pustaka.

. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo, S. 2008. Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal. Tasikmalaya.

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/2

Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Alokasi Waktu : 16 jam (2 jam untuk UH )

Kompetensi dasar

Materi Pembelajara

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ bahan/alat Nilai Karakter 3.2. Menjelaskan perkembang an konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubunganny a dengan tata nama senyawa serta penerapanny a. Konsep oksidasi dan reduksi Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas. Berlatih menentukan bilangan oksidasi, oksidator, reduktor, hasiloksidasi, dan hasil reduksi. Praktikum reaksi redoks (misal: terjadinya reaksi redoks pada larutan CuSO4 dengan logam besi (Fe) dan seng (Zn)) Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dan menentukan oksidator dan

reduktor dalam reaksi redoks dan autoredoks. Praktikum reaksi redoks Mengamati  Jenis tagihan: Tugas individu Tugas kelompok kuis  Bentuk instrumen: Laporan tertulis 12 jam Sumber Buku kimia Bahan Lembar kerja, Jujur Aktif Mandir i

terjadinya reaksi redoks pada larutan CuSO4 dengan logam besi (Fe) dan seng (Zn). Tata nama menurut IUPAC Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan Menentukan penamaan senyawa biner (senyawa ion) yang terbentuk dari tabel kation dan anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok. Menemukan konsep redoks untuk memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelompok dikelas Memberi nama senyawa menurut IUPAC Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.  2 jam 2 jam  

Lampiran 2

RENCANA PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi Pertemuan ke : I

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

IV. MATERI

A. Konsep Reduksi-Oksidasi

Reaksi redoks mengandung dua pengertian, yaitu reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu kimia.

Reaksi reduksi oksidasi banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka, perkaratan besi, penyepuhan logam, fotosintesis dan lain-lain. Reaksi reduksi dan oksidasi berlangsung secara bersamaan yang biasa disebut reaksi redoks.

1. Konsep Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi penggabungan/pengikatan oksigen oleh suatu zat. Sebaliknya reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi.

Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen Contoh reaksi oksidasi:

a. Reaksi pembakaran C(s) + O2(g)  CO2(g)

b. Perkaratan logam, misalnya besi 4 Al(s) + 3 O2(g)  2 Al2O3(s) Contoh reaksi reduksi:

a. Reduksi bijih besi oleh karbon monoksida Fe2O3(s) + 3 CO(g)  2 Fe(s) + 3 CO2(g) b. Reaksi fotosintesis

2. Konsep Redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron

Pada reaksi Na(s) + S(s) Na2S(s) tidak melibatkan gas oksigen, maka konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen tidak dapat digunakan. Konsep redoks berkembang, bukan lagi pengikatan dan pelepasan oksigen tetapi pengikatan dan pelepasan elektron.

Oksidasi adalah pelepasan elektron Reduksi adalah penerimaan elektron

Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contohnya pada pembentukan ion Na+.

Na(s) Na+(aq) + e-

Sebaliknya reaksi pengikatan elektron disebut reaksi reduksi. Contohnya pada pembentukan ion S2.

S(s) + 2e- S2-(aq)

Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara simultan, artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menyerapnya. Hal itu berarti bahwa setiap oksidasi disertai reduksi. Reaksi yang melibatkan oksidasi dan reduksi disebut reaksi redoks. Reaksi natrium dengan sulfur di atas terdiri dari 2 setengah reaksi berikut.

Reaksi oksidasi : 2 Na(s) 2 Na+(aq) + 2e Reaksi reduksi : S(s) + 2e S2(aq)

Reaksi redoks : 2 Na(s) + S(s) 2Na+(aq) + S2-(aq)

3. Konsep Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi

Konsep reaksi redoks yang lebih universal yaitu konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks yang sukar dijelaskan

dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat dengan mudah dijelaskan menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi.

Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi Pada reaksi:

Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu B.O Zn=0 B.O Cu= +2 B.O Zn= +2 B.O Cu=0

oksidasi

reduksi

Setelah melepas 2 elektron bilangan oksidasi seng (Zn) naik dari 0 menjadi +2 (oksidasi), tembaga (Cu) setelah menangkap 2 elektron bilangan oksidasinya turun dari +2 menjadi 0 (reduksi).

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 1. Metode : Ceramah, tanya jawab

2. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball throwing.

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No. Kegiatan Guru Waktu

1. Kegiatan Awal

a) Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan contoh reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari.

b) Guru mengkondisikan kelas sesuai dengan model pembelajaran TPS (Think Pair Share). c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

5 menit

3 menit 2 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa membaca sekilas tentang materi yang akan dipelajari.

b) Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan tentang sejauh mana menguasai materi yang akan

dipelajari.

c) Guru menjelaskan tentang perkembangan konsep redoks.

Elaborasi

a) Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Konfirmasi

a) Guru membagikan latihan soal kepada siswa dan siswa mengerjakan latihan soal secara diskusi.

b) Guru dan siswa membahas latihan soal secara bersama – sama. 5 menit 5 menit 20 menit 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit Penutup

a) Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran

10 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : Tabel daftar harga bilangan oksidasi unsur. Sumber Belajar : Lembar kerja siswa

Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari : Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis Jenis Tagihan : Latihan soal Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif 3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik IX. EVALUASI

1. Latihan Soal

1. Kelompokkan konsep dibawah ini termasuk reduksi atau oksidasi a) Penerimaan elektron

b) Pelepasan elektron

c) Reaksi pelepasan oksigen d) Reaksi pengikatan oksigen

f) Reaksi kenaikan bilangan oksidasi

2. Nyatakan apakah proses berikut tergolong oksidasi, reduksi, atau redoks. Jelaskan berdasarkan konsep yang mendasarinya!

a) 4 Na(s) + O2(g) 2 Na2O(s)

b) 6 CO2(g) + 6 H2O  C6H12O6(aq) +6 O2(g) c) Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+

(aq) +Cu(s)

d) 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2 e-  Mn2O3(s) + 2 OH-(aq) Jawaban Latihan Soal

1. Pengelompokan reaksi berdasarkan konsepnya:

Reaksi oksidasi Reaksi Reduksi

Reaksi pengikatan oksigen Pelepasan elektron

Reaksi kenaikan bilangan oksidasi

Reaksi pelepasan oksigen Penerimaan elektron

Reaksi penurunan bilangan oksidasi

2. Penggolongan contoh reaksi berdasarkan konsepnya: a) 4 Na(s) + O2(g) 2 Na2O(s)

Termasuk reaksi redoks berdasarkan konsep pelepasan dan pengikatan oksigen. Karena dalam reaksi tersebut melibatkan reaksi dengan oksigen. Reaksi tersebut dapat pula dikaitkan dengan konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi karena dalam reaksi tersebut Na mengalami oksidasi (kenaikan bilangan oksidasi) dan O mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi). b) 6 CO2(g) + 6 H2O  C6H12O6(aq) +6 O2(g)

Termasuk reaksi redoks berdasarkan konsep pelepasan dan pengikatan oksigen. Karena dalam reaksi tersebut menghasilkan produk dengan melepaskan oksigen. Selain itu konsep penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi juga dapat menjelaskan reaksi tersebut digolongkan reaksi redoks. Bilangan oksidasi C dalam senyawa CO2 berubah dari +4 menjadi 0 pada senyawa C6H12O6 (bilangan oksidasi 0 pada C6H12O6 merupakan jumlah keseluruhan

bilangan oksidasi dari keenam atom C pada senyawa tersebut). Hal ini berarti C mengalami reaksi reduksi. Sedangkan O mengalami oksidasi. Bilangan oksidasi O berubah dari -2 menjadi 0.

c) Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+

(aq) +Cu(s)

Reaksi tersebut dapat digolongkan reaksi redoks berdasarkan konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi karena dalam reaksi tersebut Zn mengalami oksidasi (kenaikan bilangan oksidasi) dan Cu mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi).

d) 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2 e- Mn2O3(s) + 2 OH -(aq)

Reaksi tersebut dapat digolongkan reaksi reduksi berdasarkan konsep serah terima elektron dan kenaikan penurunan bilangan oksidasi karena dalam reaksi tersebut Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dengan mengikat 2 elektron.

Lampiran 3

RENCANA PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi pertemuan ke : II

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion. 2. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. III. TUJUAN

1. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion. 2. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

3. Siswa dapat membedakan antara reaksi disproporsionasi dengan reaksi konproporsionasi.

IV. ANALISIS MATERI A. Bilangan Oksidasi (Biloks)

Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan bulat positif, negatif, dan nol yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk senyawa.

Aturan penentuan bilangan oksidasi: Aturan umum:

1. Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas =0 2. Bilangan oksidasi ion monoatom = muatan ionnya

3. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral = 0. sedangkan jumlah bilangan oksidasi atom dalam ion poliatom = muatan ionnya

Aturan untuk unsur-unsur golongan utama:

1. Bilangan oksidasi Fluorin (F) dalam senyawa = -1

2. Bilangan oksidasi Hidrogen (H) jika berikatan dengan nonlogam= +1 jika berikatan dengan logam =-1

3. Bilangan oksidasi Oksigen (O) dalam senyawanya =-2 kecuali dalam: senyawa fluorida (OF2)=+2

peroksida (H2O2, Na2O2)= -1 superoksida (KO2 , CsO2)=-½

4. Bilangan oksidasi logam golongan IA =+1, dan bilangan oksidasi logam golongan IIA=+2

5. Bilangan oksidasi nonlogam dalam senyawa biner mempunyai bilangan oksidasi = muatan ionnya.

Aturan bilangan oksidasi logam transisi:

B. Oksidator dan Reduktor

Dalam suatu reaksi redoks selalu terjadi reaksi oksidasi sekaligus reaksi reduksi. Tentu ada zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi dan sebaliknya. Pereduksi (reduktor) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Pereduksi (reduktor) itu sendiri mengalami reaksi oksidasi. Pengoksidasi (oksidator) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Pengoksidasi (oksidator) itu sendiri mengalami reaksi reduksi.

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball throwing.

2. Metode : Ceramah, tanya jawab VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Kegiatan guru Waktu

1 Kegiatan Awal

a) Guru mengkondisikan kelas sesuai dengan model pembelajaran TPS (Think Pair Share).

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

3 menit

2 menit

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa membaca sekilas tentang materi yang akan dipelajari.

b) Guru menerangkan tentang perkembangan penentuan biloks,

penentuan oksidator dan reduktor dalam

10 menit

reaksi redoks. Elaborasi

a) Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru.

b) Guru memberikan latihan soal, siswa berdiskusi sesuai kelompoknya Konfirmasi

a) Guru dan siswa membahas latihan soal secara bersama – sama.

10 menit

15 menit

20 menit

3 Penutup

a) Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran

10 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media : LCD proyektor Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga. c. Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari : Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Jenis Tagihan : Latihan soal Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif 3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik IX. EVALUASI

Soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Berapakah biloks dari N2?

2. Hitunglah biloks H dalam senyawa HCl dan LiH!

3. Hitunglah biloks O dalam senyawa H2O, Na2O2, dan KO2! 4. Hitunglah biloks Cr dalam senyawa Cr2O72-!

5. Pada reaksi berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Cu berubah dari... menjadi...Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami...Cu disebut..

Kunci Jawaban 1. 0

2. +1, -1 3. -2, -1, -1/2

4. +6

5. Pada reaksi:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai reduktor. Bilangan oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi Pertemuan ke : III

I. KOMPETENSI DASAR

4.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. III. TUJUAN

1. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 2. Siswa dapat membedakan antara reaksi disproporsionasi dengan reaksi

IV. ANALISIS MATERI A. Oksidator dan Reduktor

Dalam suatu reaksi redoks selalu terjadi reaksi oksidasi sekaligus reaksi reduksi. Tentu ada zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi dan sebaliknya. Pereduksi (reduktor) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Pereduksi (reduktor) itu sendiri mengalami reaksi oksidasi. Pengoksidasi (oksidator) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Pengoksidasi (oksidator) itu sendiri mengalami reaksi reduksi.

B. Reaksi Disproporsionasi dan Reaksi Konproporsionasi

Apabila pereaksi mengalami reaksi oksidasi dan reduksi, maka reaksi ini disebut reaksi autoredoks/disproporsionasi.

Contoh :

2Na2S2O3 + 4HCl 2S+ 2SO3 + 2H2O + NaCl Biloks S= +2 biloks S= 0 biloks S = +6

Reduksi Oksidasi

Reaksi yang merupakan kebalikan dari reaksi autoredoks disebut reaksi konproporsionasi/anti autoredoks.

Contoh :

2 H2S + SO2 3 S + 2H2O

biloksS= -2 biloksS= +4 biloks S= 0 oksidasireduksi

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share)tanpa melaluisnowball throwing.

2. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

a) Guru mengkondisikan kelas sesuai dengan model pembelajaran TPS (Think Pair Share).

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

3 menit

2 menit

2 Kegiatan inti Eksplorasi

a) Guru menyampaikan materi tentang penentuan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, serta reaksi disproporsionasi.

Elaborasi

a) Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru.

b) Guru memberikan latihan soal, siswa berdiskusi sesuai kelompoknya Konfirmasi

a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan jawaban maupun menjawab pertanyaan temannya.

15 menit

10 menit 15 menit

b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam

pembelajaran.

10 menit

3 Kegiatan Akhir

a) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran.

10 menit

5 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media : LCD proyektor Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari : Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis Jenis Tagihan : Latihan soal Bentuk tagihan: -

2.Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif 1Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik IX. EVALUASI

Soal Pretest

1. Pada reaksi berikut:

CuO + H2 → Cu + H2O

Tentukan senyawa yang mengalami oksidasi dan reduksi! 2. Pada reaksi berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Cu berubah dari... menjadi...Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami...Cu disebut..

3. Cermati kedua reaksi dibawah ini. Apakah reaksi reaksi tersebut termasuk reaksi disproporsionasi atau konproporsionasi. Serta berikan alasannya.

a. I2+ 6OH-→ I

-(aq) + IO3-(aq) + 3 H2O(aq) b.MnO4 - + Mn2+→ MnO2

Kunci Jawaban Soal Pretest

1. CuO + H2→ Cu + H2O +2 0 0 +1

Reduksi Oksidasi

Yang mengalami reduksi adalah Cu dalam CuO menjadi Cu Yang mengalami oksidasi adalah H dalam H2 menjadi H2O 2. Pada reaksi:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai reduktor. Bilangan oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

3. Menggolongkan jenis reaksi disproporsionasi atau konproporsionasi a. I2(aq) + 6 OH-(aq) → I

-(aq) + IO3-(aq) + 3 H2O(aq) 0 reduksi -1 +5

oksidasi

Bilangan oksidasi I berubah dari 0 menjadi -1 dan +5. Karena reaktan yang sama mengalami oksidasi dan reduksi menghasilkan 2 produk yang berbeda maka reaksi tersebut merupakan reaksi disproporsionasi.

b. MnO4 - + Mn2+→ 2 MnO2

+7 +2 +4

Bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 dan +2 menjadi +4. Karena hasil oksidasi dan reduksi merupakan 1 produk yang sama maka reaksi tersebut adalah reaksi konproporsionasi.

Lampiran 5

RENCANA PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi Pertemuan ke : IV

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Memberi nama senyawa menurut IUPAC. III. TUJUAN

1. Siswa dapat memberi nama senyawa menurut IUPAC. IV. ANALISIS MATERI

A. TATA NAMA SENYAWA

Pengetahuan tentang bilangan oksidasi digunakan untuk mengklasifikasikan senyawa, termasuk mengetahui sifat suatu senyawa. Salah satu manfaat bilangan oksidasi yaitu untuk memberikan nama suatu senyawa yang bisa membentuk beberapa senyawa dengan unsur lain. Sebagai contoh, besi dapat membentuk dua

macam senyawa dengan oksigen, yaitu FeO dan Fe2O3. Untuk pemberian nama kedua senyawa tersebut akan mengalami kesulitan apabila tidak memperhatikan bilangan oksidasi, sebab keduanya merupakan senyawa yang bernama oksida. Penggolongan jenis anion dan kation sebagai berikut:

Kation Monovalen Nama Kation polivalen Nama NH4+ Li+ Na+ K+ Rb+ Cs+ Be+ Mg2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+ Al3+ Ion ammonium Ion Litium Ion Natrium Ion Kalium Ion Rubidium Ion Sesium Ion Berilium Ion Magnesium Ion Kalsium Ion Stronsium Ion Barium Ion Aluminium Cr2+ Cr3+ Fe2+ Fe3+ Co2+ Co3+ Cu+ Cu2+ Pb2+ Pb4+ Sn2+ Sn4+

Ion kromium (II) Ion kromium (III) Ion besi (II) Ion besi (III) Ion kobalt (II) Ion kobalt (III) Ion tembaga (I) Ion tembaga (II) Ion timbal (II) Ion timbal (IV) Ion timah (II) Ion timah (IV)

Anion

Monoatomik Nama Anion Poliatomik Nama F- Cl- Br- I- O2- S2- Ion flourida Ion klorida Ion bromida Ion iodida Ion oksida Ion sulfida CN- OH- CO32- NO2- NO3- SO32- SO42- PO33- PO43- Ion sianida Ion hidroksida Ion karbonat Ion nitrit Ion nitrat Ion sulfit Ion sulfat Ion fosfit Ion fosfat

AsO33- AsO43- SbO33- SbO43- ClO- ClO2- ClO3- ClO4- MnO4- MnO42- CrO42- Cr2O72- Ion arsenit Ion arsenat Ion antimonit Ion antimonat Ion hipoklorit Ion klorit Ion klorat Ion perklorat Ion permanganat Ion manganat Ion kromat Ion dikromat

1. Aturan Penulisan Rumus Kimia AxBy Ay+ + Bx-

2. Aturan Penamaan senyawa biner logam-non logam

Tata nama IUPAC: Menyebutkan ion positif + ion negatif diberi akhiran ida Beri angka romawi untuk unsur yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi.

Contoh:

Na+ + S2-  Na2S = Natrium sulfida

Nama unsur non logam + “ida”

Nama unsur logam + “ida”

Rumus Kimia Nama senyawa

Na2S MgO FeCl2 FeCl3 Natrium sulfida Magnesium oksida Besi(II) klorida Besi(III) klorida

3. Senyawa Yang Tersusun Atas Non Logam dan Non Logam Awalan :

1 = mono 4 = tetra 7 = okta 2 = di 5 = penta 8 = nona 3 = tri 6 = heksa 9 = deka a. Tata nama IUPAC

Menuliskan awalan unsur nonlogam pertama kemudian menuliskan nama unsur nonlogam pertama diikuti awalan unsur nonlogam kedua, kemudian unsur nonlogam kedua ditambahkan akhiran ida.

b. Penamaan berdasarkan sistem stock

Nama nonlogam yang memiliki bilangan oksidasi positif ditulis lebih dahulu kemudian diikuti bilangan oksidasinya menggunakan angka romawi dalam kurung kemudian diikuti dengan nama nonlogam yang memiliki biloks negatif dengan menambah akhiran ida.

Rumus kimia Nama senyawa IUPAC Nama Senyawa sistem Stock N2 O NO N2 O3 NO2 Dinitrogen monoksida Nitrogen monoksida Dinitrogen trioksida Nitrogen dioksida Nitrogen(I) oksida Nitrogen(II) oksida Nitrogen(III) oksida

Dokumen terkait