• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Analisa Hasil Penelitian : Data yang digunakan untuk Analisa Hasil Penelitian adalah data hasil belajar kimia pokok bahasan larutan Asam basa Stoikiometri dan , Koloid, larutan. setelah diberiperlakuan. Analisa Hasil Penelitian ini meliputi.

4.1.1. Perencanaan

Pada tahap ini direncanakan pembelajaran pada pokok bahasan Larutan Penyangga, Stoikiometri dan Koloid melalui model pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan. Terlebih dulu guru model mempersiapkan Modul pembelajaran empat pilar pendidikan, Silabus dan Rencana Pembelajaran. Dan sebagai fasilitator dalam peran aktif siswa pada pembelajaran kimia maupun dalam kegiatan Laboratorium kimia, sehingga siswa lebih berkreasi dan mengurangi ketergantungan terhadap guru model, Sedangkan peneliti dan guru imbas mempersiapkan alat observasi untuk menilai kemampuan aspek Konitif, psikomotorik dan Afektif.

4.1.1.1.Analisis Validitas Instrumen

Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui kelayakan instrument dalam suatu daftar ( konstruk ) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable. Daftar

pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variable tertentu . berikut inidata-data variable yang diperoleh dari 40 siswa :Penilaian observasi Sikap ilmiah siswa, Penilaian Psikomotorik siswa dan Praktikum kimia model 4 pilar pendidikan uji validitasnya dapat dilihat pada lampiran 34 (sikap ilmiah siswa), lampiran 35 (psikomotorik), lampiran 36 (praktikum Kimia model empat pilar pendidikan)

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 40 siswa maka nilai r table dapat diperoleh melalui degree of freedom (df) = n-k, k merupakan jumah butir pertanyaan dalam suatu variable. Maka r table = 0,361. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item total Correlation > dari r table.Analisis Out putbutir 1 sampai10 dalam Penilaian observasi Sikap ilmiah siswa, Penilaian Psikomotorik siswa dan Praktikum kimia model 4 pilar pendidikan nilainya lebih besar dari pada nilai r table. Dengan demikian dapat disimpulkan valid.

4.1.1.2. Analisis Reliabilitas Instrumen

Reabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Uji ini dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari suatu variabel, namun sebaiknya uji reabilitas dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Reabilitas suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60. Data Analisis reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.34 (sikap ilmiah siswa), lampiran 35 (psikomotorik), lampiran 36 (praktikum Kimia model empat pilar pendidikan), Dapat disimpulkan bahwa Instrumen yang merupakan dimensi variabel metode 4 pilar pendidikan adalah reliabel.

4.1.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan uji coba modul empat pilar pendidikan dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2008 dengan pokok bahasan Asam basa Arhenius, Stoikiometri dan koloid. Berdasarkan hasil penelitian Yang dilaksanakan , diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran dilingkungan sekolah. Fakta menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar adalah metode konvensional yang umum dilakukan adalah dalam bentuk ceramah dan menggunakan buku panduan yang relative standar untuk siswa. Setiap sekolah diharapkan menerapkan KTSP dimana dalam penerapannya diharapkan setiap mata pelajaran memiliki criteria ketuntasan pembelajaran sebagai syarat siswa berhasil dalam materi pelajaran.

Pada awalnya kondisi belajar di MA Darul Ulum Purwogondo sudah menerapkan KTSP bagi kelas XI tahun ajaran 2007/2008. Penerapan KTSP tersebut dalam proses pembelajarannya belum sesuai yang diharapkan, sehingga hasil belajar siswa kelas XI ketuntasanya masih rendah. Hal ini disebabkan oleh pandangan siswa yang menganggap bahwa materi kimia itu sulit dan membosankan.

Berdasarkan kondisi awal tersebut, maka langkah yang diambil penulis adalah dengan menerapkan modul pembelajaran Kimia SMA yang berbasis empat pilar pendidikan melalui kegiatan laboratorium

Pelaksanaan pembelajaran ini mengacu pada silabus dan Rencana Pembelajaran, Modul yang telah dipersiapkan oleh guru model dengan model pembelajaran empat pilar pendidikan. Lembar kerja siswa dan rencana pembelajaran dibuat oleh guru model. Untuk kedisilinan waktu siswa memasuki laboratorium lebih awal karena untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Sedangkan untuk menghindari ketergangungan siswa satu dengan yang lain, pembagian kelompok dilakukan dengan system acak. Ketika guru model membelajarkan siswa dalam aktivitas laboratorium guru imbas dan peneliti berperan sebagai observer terhadap aktivitas siswa ( kemampuan pilar learning to do, learning to be, learning to live together ). Pada akhir pelaksanaan dilaksanakan tes berbentuk pilihan ganda yang telah diuji cobakan pada kelas XII, sebagai nilai kognitif pada pilar learning to know.

Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar intelektual yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh Tes. Hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan modul pembelajaran Kimia SMA yang berbasis empat pilar pendidikan melalui kegiatan laboratorium. Data Hasil Belajar kognitif dapat dilihat pada lampiran 24.

Tabel 4.1. hasil belajar kognitif Siswa Eksperimen dengan penerapan Modul pembelajaran kimia SMA yang berbasis empat pilar pendidikan melalui kegiatan laboratorium.

Belajar Kognitif Kriteria (%)

a Basa Arhenius

ometri d

Tabel 4.2. Hasil Belajar Kognitif siswa kontrol.

Belajar Kognitif Kriteria (%)

a Basa Arhenius

ometri d

Tolok Ukur Keberhasilan :

Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2004: 99).

Sebagai kriteria keberhasilan belajar atau disebut ketuntasan belajar dinyatakan sebagai berikut.

1. Secara individu apabila seorang siswa telah mendapat nilai 65 untuk rentang ideal 100 (minimal telah menyerap materi 65%)

2. Secara klasikal apabila siswa dalam kelas tersebut memperoleh nilai 65 telah mencapai 85%.

Apabila dua hal tersebut telah dipenuhi, maka pembelajaran kimia tersebut dinyatakan sudah tuntas.

4.1.3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengadakan penilaian terhadap aktivitas siswa ( Aspek psikomotorik dan Afektif ). Lembar kegiatan siswa dan rencana pembelajaran dibuat oleh guru model. Observasi terhadap siswa,lembar kegiatan siswa dan rencana pembelajaran dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru imbas.

Hasil belajar Afektif diperoleh dari kegiatan observasi pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Penilaian Afektif siswa meliputi sikap ilmiah siswa. Hasil Belajar Afektif siswa dapat dilihat pada lampiran 25, dan 26

Tabel 4.3 Hasil Belajar Afektif siswa sebagai berikut :

No Komponen Materi Stoikiometri Materi Asam-Basa Arhenius Materi Koloid 1. 2. 3. 4. 5. Nilai maksimum Nilai minimum Rata-rata Nilai Kriteria ketuntasan 87 53 72,15 Cukup 75 % 90 56 76,30 Baik 84 % 96 60 80,08 Baik 92,5 %

Hasil observasi juga menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dalam pembelajaran dalam segi aktvitas Laboratorium , aktivitas kelompok maupun sikap-sikap ilmiahyang dimunculkan. Demikian pula tidak hanya siswa yang pandai yang berani mempresentasikan hasil Laboratorium melainkan siswa yang terbilang biasa berani mempresentasikan hasil Laboratorium walaupun hanya sekedar menyampaikan perbedaan-perbedaan hasil analisis data. Selain itu didalam aktivitas Laboratorium tidak terjadi ketergantungan dengan guru ,

aktivitas kelompok maupun sikap-sikap ilmiah mulai terbiasa. Secara klasikal sudah terpenuhi ketuntasannya yaitu lebih dari 90%.

Melalui lembar kuesioner tanggapan siswa terhadap Laboratorium empat pilar pendidikan , peneliti setidaknya mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap proses Laboratorium yang telah dilaksanakan. Hal ini dapat dikatakan sebagai umpan balik dari proses kegiatan laboratorium. Indikator yang ditanyakan pada siswa terdiri dari 10 item. Hasil Analisis kuesioner tanggapan siswa dapat juga dikatakan sebagai hasil belajar afektif siswa. Pada perolehan lembar kuesioner tanggapan siswa, hasil yang didapat ternyata hampir semua siswa sangat antusias dengan penerapan Modul pembelajaran kimia SMA yang berbasis empat pilar pendidikan melalui kegiatan laboratorium. Hal ini dibuktikan dengan perolehan prosentase ketertarikan siswa terhadap Pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan melalui kegiatan laboratorium yang semuanya diatas 65 %. Hasil Kuesioner tanggapan siswa dapat dilihat pada lampiran 28.

Tabel 4.4. kuesioner tanggapan siswa terhadap Pembelajaran empat pilar pendidikan melalui kegiatan Laboratorium.

No. Indikator skor

1 2 3 4 5

1. Tujuan praktikum diungkapkan dengan jelas - - 7 13 20

2. Praktikum berangkat dari benda atau fenomena di

sekitar kita - 1 3 15 21

3. Konsep-konsep yang ditemukan bertalian dengan

benda atau fenomena di sekitar kita - - 2 16 22

4. Proses kimia yang dipelajari bertalian dengan

benda atau fenomena di sekitar kita - 1 2 19 18

5. Praktikum kimia melibatkan semua faktor yang

mempengaruhi proses kimia tersebut - 1 2 17 20

6. Kesimpulan yang diperoleh berguna bagi

kemaslahatan umat manusia - - 2 15 23

7. Praktikum kimia memotivasi peserta didik untuk

berwirausaha - 2 6 16 16

8. Praktikum kimia mengundang rasa ingin tahu - 2 4 14 20

9. Praktikum kimia menantang peserta didik untuk

berinovasi - 1 10 17 12

10. Praktikum kimia menantang peserta didik untuk

berkreasi - - 17 19 4

Penilaian psikomotorik siswa diukur dari pengamatan langsung saat siswa melakukan Kegiatan kerja kelompok dalam kegiatan laboratorium dengan menggunakan lembar observasi penilaian psikomotorik. Hasil penilaian psikomotorik dapat dilihat pada lampiran 29, 30 dan 31 .

Tabel 4.5 Hasil belajar psikomotorik siswa.

No Komponen Materi Asam

Basa Arhenius Materi Stoikiometri Materi Koloid 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata

Jumlah Tuntas belajar

Jumlah Belum Tuntas Belajar Presentase ketuntasan Belajar

88 52 69,8 28 12 70 % 92 56 72,9 34 6 86% 96 60 78,4 36 4 90 % 4.1.4. Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi yang didapat oleh peneliti, pada awalnya siswa kelas eksperimen kurang aktif dalam melakukan kegiatan Laboratoriumdan hanya mengandalkan siswa yang lebih pandai, selain itu kecenderugan siswa yang pandai lebih dominan dalam aktivitas kelompok. Pada aspek kemampuan kerjasama ada satu hal yang menarik bahwa siswa dengan kemampuan rata-rata lebih bisa memanfaatkan model pembelajaran ini karena mereka bisa saling melengkapi dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Demikian pula untuk lembar kerja siswa pada bab Asam basa Arhenius terdapat koreksi yaitu siswa harus lebih memberi ruang gerak siswa untuk kreatif, tidak menjadikan siswa berpikir pragmatis, hanya mengikuti petunjuk dari lembar kegiatan siswa semata. Disamping itu aspek yang dinilai hendaknya jangan terlalu banyak karena keterbatasan observer dalam menilai banyaknya satu kelas. Dari evaluasi pada bab Asam Basa arhenius itu ,

maka pada bab selanjutnya (stoikiometri, dan koloid ) peneliti, guru imbas dan guru model meperbaiki kekurangan-kekurangan saat pembelajaran. Diantaranya menunjukkan adanya peningkatan . Model pembelajaran yang diimplementasikan dalam kegiatan Laboratorium sudah diadaptasi oleh siswa. Disamping itu konsep-konsep kimia didapatkan secara deduktif melalui Laboratorium dan siswa juga merasakan sendiri proses penemuan konsep. Sehingga konsep yang telah didapat lebih bermakna.

Hasil belajar diperoleh ketuntasan belajar siswa lebih dari 85% dan menunjukkan terjadi adanya peningkatan .Peran aktif siswa selama pembelajaran juga semakin meningkat (pilar learning to do, learning to live together, learning to know dan learning to be ) guru model tidak mendominasi lagi, alat evaluasi sudah cukup baik dalam proses pembelajaran dikelas yang berimplikasi adanya peningkatan hasil belajar siswa secara efektif. Siswa merasa nyaman selama aktivitas Laboratorium.

Berdasarkan hasil evaluasi, indikator kinerja penelitian sudah tercapai secara klasikal namun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas belajar pada masing-masing pilar. Hal ini karena tingkat kemampuan siswa tersebut memang rendah dan dibutuhkan bimbingan khusus.

4.2. Hasil Analisis Tahap Awal

Dokumen terkait