• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Dengan menggunakan program SPSS versi 12,0 diperoleh hasil analisis data sebagai berikut:

Hipotesis 1:

Keaktifan siswa yang ditumbuhkan oleh pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

1. Uji Normalitas

Hipotesis statistiknya adalah: H0 : Data sampel berdistribusi normal H1 : Data sampel berdistribusi tidak normal

Dengan program SPSS versi 12 diperoleh output uji Chi-Square (lampiran 3) sebagai berikut: nilai Chi-Square = 30,85 dan Chi-square tabel (dengan α = 5% dan dk = 39) = 55,8. Chi-square hitung < Chi-square tabel, maka H0 diterima, artinya data kemampuan pemecahan masalah matematika berdistribusi normal. Uji normalitas ini hanya dilakukan pada variabel dependen (kemampuan pemecahan masalah) saja, sebab dianggap mempunyai distribusi, sedangkan pada variabel independen (keaktifan siswa) diasumsikan bukan fungsi distribusi, jadi tidak perlu diuji normalitasnya (Sembiring dalam Sukestiyarno, 2005:12).

2. Uji Linieritas Regresi

Hipotesis statistiknya adalah: H0 : β = 0 dimana β = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡a b

persamaan adalah tidak linier. H1 : β≠ 0 persamaan adalah linier.

Dengan program SPSS versi 12 diperoleh output (lampiran 3) sebagai berikut: dari Tabel Anovab, didapat nilai sig = 0,00 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya persamaan regresi linear. Sedangkan persamaan estimator regresi linear sederhananya adalah: Y = 20,457 + 0,633 X1, dengan Y merupakan variabel kemampuan pemecahan masalah dan X1 adalah variabel keaktifan siswa.

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya korelasi variabel X1 dengan Y dan seberapa besar pengaruh keaktifan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dapat dilihat dari nilai R dan R square yang ditunjukkan oleh output SPSS (lampiran 3) sebagai berikut: nilai Rhitung = 0,873 sedangkan Rtabel = 0,312, sehingga

Rhitung > Rtabel (0,873 > 0,312) ini menunjukkan bahwa antara keaktifan siswa dengan

kemampuan pemecahan masalah matematika memiliki hubungan yang positif.

Dari tabel output tersebut juga diperoleh R square = 0,762 = 76,2 %, artinya bahwa keaktifan siswa berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika sebesar 76,2 %, sedangkan 33,8 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain. Hipotesis 2:

Keterampilan berproses siswa yang ditumbuhkan oleh pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

1. Uji Normalitas

Normalitas data kemampuan pemecahan masalah telah ditunjukkan oleh uji normalitas pada hipotesis 1, yaitu menyatakan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini disebabkan data pada hipotesis 2 sama dengan data pada hipotesis 1.

2. Uji Linieritas Regresi

Hipotesis statistiknya adalah: H0 : β = 0 dimana β = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡a b

H1 : β≠ 0 persamaan adalah linier

Dengan program SPSS versi 12 diperoleh output (lampiran 4) sebagai berikut: dari Tabel Anovab, didapat nilai sig = 0,00 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1

diterima, artinya persamaan regresi linear. Sedangkan persamaan estimator regresi linear sederhananya adalah: Y = 17,415 + 0,686 X2, dengan Y merupakan variabel kemampuan pemecahan masalah dan X2 adalah variabel keterampilan berproses siswa.

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel X2 dengan Y danseberapa besar pengaruh keterampilan berproses siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dapat dilihat dari nilai R dan Rsquare yang ditunjukkan output SPSS (lampiran 4) sebagai berikut: diperoleh nilai R = 0,918 sedangkan R tabel = 0,312, sehingga Rhitung > Rtabel (0,918 > 0,312) ini menunjukkan bahwa antara keterampilan berproses siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematika memiliki hubungan yang positif.

Dari tabel output tersebut juga diperoleh R square = 0,843 = 84,3 %, berarti bahwa keterampilan berproses siswa berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika sebesar 84,3 %, sedangkan 15,7 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

Hipotesis 3:

1. Uji ketuntasan keaktifan siswa:

Keaktifan siswa pada pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif pada materi pelajaran program linear dapat mencapai ketuntasan. Dalam penelititan ini ditentukan nilai batas tuntas keaktifan siswa (test value) adalah 70.

Hipotesis statistiknya adalah:

H0 : μ < 70 artinya keaktifan siswa tidak mencapai ketuntasan keaktifan H1 : μ ≥ 70 artinya keaktifan siswa dapat mencapai ketuntasan keaktifan

Dengan program SPSS versi 12 diperoleh output uji t (lampiran 5) sebagai berikut: dengan nilai tes (test value = 70) didapat t hitung = 4,979 dan t tabel = 2,70. Karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya rata-rata keaktifan siswa pada pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif pada materi program linear mencapai ketuntasan, dengan rata-rata lebih dari 70, hal ini dapat dilihat pada mean sebesar 72,4615.

2. Uji ketuntasan keterampilan berproses siswa:

Keterampilan berproses siswa pada pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif pada materi pelajaran program linear dapat mencapai ketuntasan. Dalam penelititan ini ditentukan nilai batas tuntas keterampilan berproses siswa (test value) adalah 70.

Hipotesis statistiknya adalah:

H0 : μ < 70 artinya keterampilan berproses siswa tidak mencapai ketuntasan. H1 : μ ≥ 70 artinya keterampilan berproses siswa dapat mencapai ketuntasan.

Dengan program SPSS versi 12 diperoleh output uji t (lampiran 5) sebagai berikut: dengan nilai tes (test value = 70) didapat t hitung = 2,73 dan t tabel = 2,70. Karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya rata-rata keterampilan berproses siswa pada pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif pada materi program linear mencapai ketuntasan, dengan rata-rata lebih dari 70, hal ini dapat dilihat pada mean sebesar 71,3099.

3. Uji ketuntasan kemampuan pemecahan masalah:

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif pada materi pelajaran program linear dapat mencapai ketuntasan. Dalam penelititan ini ditentukan nilai batas tuntas kemampuan pemecahan masalah matematika (test value) adalah 65.

Hipotesis statistiknya adalah:

H0 : μ < 65 artinya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa tidak mencapai ketuntasan

H1 : μ ≥ 65 artinya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa mencapai ketuntasan.

Dengan program SPSS versi 12 diperoleh output uji t (lampiran 5) sebagai berikut: dengan nilai tes (test value = 65) didapat t hitung = 3,627 dan t tabel = 2,70. Karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif pada materi program linear mencapai ketuntasan, dengan rata-rata lebih dari 65, hal ini dapat dilihat pada mean sebesar 66,30.

Hipotesis 4:

Terdapat perbedaan yang signifikan/berarti antara rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diberi perlakuan dengan pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif dengan siswa yang diberi perlakuan dengan pembelajaran biasa/konvensional.

Hipotesis statistiknya adalah: H0 : μ1 = μ2 H1 : μ1 ≠ μ2

Dengan menggunakan program excel diperoleh hasil perhitungan uji t

sebagaimana tersebut pada tabel (lampiran 6) sebagai berikut: diperoleh thitung = 2,21334 , t tabel = 1,67 (dengan α = 5 % dan dk = n1 + n2 – 2 = 76) dan -t table

= -1,67. Sehingga didapat thitung > t tabel, yaitu : - 1,67 < 2,21334 > 1,67. Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya rataan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diberi perlakuan pembelajaran berbasis teknologi, berorientasi strategi STAD berbantuan CD interaktif berbeda secara signifikan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diberi perlakuan pembelajaran biasa/konvensional.

Perbedaan yang signifikan itu dapat dilihat dari mean kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen (Y1) = 66,3 dan mean kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol (Y2) = 63,92.

Dokumen terkait