• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar pada Lampiran 2, diperoleh data sebagai berikut:

1. Materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar telah sesuai dengan silabus.

2. Penyampaian materi oleh guru kurang sistematis. Beberapa kali guru tidak menyampaikan sub pokok bahasan apa yang diberikan pada pertemuan tersebut sehingga siswa mengalami kebingungan apakah materi masih berada pada konsep yang sama atau telah berganti konsep.

3. Ada keterpaduan materi yang disampaikan pada kegiatan belajar mengajar dengan kehidupan sehari-hari. Guru sebisa mungkin memberikan penjelasan disertai contoh dalam kehidupan sehari-hari.

4. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sebagian besar adalah metode ceramah yang disertai tanya jawab.

5. Guru hanya menggunakan alat bantu ajar berupa papan tulis.

6. Pada saat kegiatan belajar mengajar, guru terlebih dahulu menjelaskan materi pelajaran, menuliskan beberapa informasi di papan tulis kemudian memberikan contoh soal beserta penyelesaiannya. Guru melakukan umpan balik untuk mengetahui apakah materi yang telah disampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh siswa dengan cara mengajukan pertanyaan ataupun soal untuk dikerjakan siswa di kelas. Lebih sering guru tidak menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan, pertanyaan diajukan untuk seluruh kelas. Jika ada jawaban yang kurang sempurna maka dikerjakan dengan bimbingan guru. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum paham untuk mengajukan pertanyaan untuk dijawab selama kegiatan belajar mengajar.

commit to user

7. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan dari guru selama kegiatan belajar mengajar. Beberapa ada yang kurang memperhatikan tetapi tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Keadaan kelas tetap tenang. 8. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru berkaitan dengan hal-hal yang

belum dimengerti kurang. Hanya beberapa siswa yang aktif mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum jelas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan selama kegiatan belajar mengajar.

9. Untuk keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru juga kurang. siswa masih mengerjakan soal secara kurang sempurna.

10. Ketika pelajaran berakhir guru terkadang menarik kesimpulan terhadap materi yang diajarkan pada pertemuan. Hal ini dikarenakan tidak adanya waktu yang tersisa dalam proses belajar mengajar saat itu. Kegiatan menyimpulkan pelajaran adalah penting karena untuk mempertegas dan memperjelas materi yang telah dipelajari.

11. Guru jarang memberikan tugas ataupun pekerjaan rumah.

12. Pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, sebagian dikerjakan oleh siswa, dan kebanyakan dari mereka tidak mengerjakan secara mandiri. Ada beberapa siswa yang hanya mencontek saja jawaban temannya tanpa bertanya jika ada hal yang belum dimengerti oleh siswa.

2. Data Hasil Tes Diagnostik

Berdasarkan data hasil tes diagnostik pada Lampiran 14, diperoleh bahwa derajat pemahaman siswa untuk tiap konsep pada pokok bahasan termokimia sangat beragam yang ditunjukkan oleh Tabel Rerata Pemahaman Siswa untuk Setiap Konsep (Tabel 2). Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa miskonsepsi paling banyak terjadi pada konsep perubahan entalpi. Kemudian pada konsep perubahan entalpi pembakaran, konsep eksoterm dan endoterm, konsep energi ikatan, konsep perubahan entalpi penguraian. Miskonsepsi paling sedikit terjadi pada konsep Hukum Hess.

commit to user

Tabel 2. Rerata Pemahaman Siswa Untuk Setiap Konsep

No. Konsep Derajat Pemahaman (%) Paham Paham Sebagian Tidak Paham Miskonsepsi Sebagian Miskonsepsi Menyeluruh

1. Eksoterm dan Endoterm 44,4 14,8 0,0 24,1 16,7

2. Perubahan Entalpi 34,0 11,8 0,0 27,1 27,1

3. Energi Ikatan 38,9 25,9 0,0 11,1 24,1

4. Perubahan Entalpi Penguraian 43,11 23,6 0,0 18,0 15,3

5. Hukum Hess 60,2 16,7 0,0 11,1 12,0

6. Perubahan Entalpi Pembakaran 27,8 22,2 4,9 19,4 25,7

Rata-rata 41,4 19,2 0,8 18,5 20,1

Pemahaman siswa untuk setiap bentuk konsep juga berbeda, yang disajikan pada Tabel Rerata Pemahaman Siswa untuk Setiap Bentuk Konsep (Tabel 3). Tabel 3. Rerata Pemahaman Siswa Untuk Setiap Bentuk Konsep

No. Bentuk Konsep

Derajat Pemahaman (%) Paham Paham Sebagian Tidak Paham Miskonsepsi Sebagian Miskonsepsi Menyeluruh 1. Klasifikasional 44,4 18,5 0 19,0 18,1 2. Korelasional 41,7 21,7 0 17,8 18,8 3. Teoritik 36,4 18,2 2,2 20,1 23,1

3. Data Hasil Angket

Berdasarkan angket miskonsepsi yang diberikan peneliti kepada siswa pada Lampiran 15, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Semua siswa di kelas XI IPA 2 SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2008/2009 mengungkapkan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal penerapan dari materi termokimia baik soal yang berupa konsep maupun soal yang berupa perhitungan matematika beserta penerapan rumus. b. Siswa mengalami kesulitan pada sub pokok bahasan yang berbeda-beda. Ada

commit to user

merasa kesulitan pada semua sub pokok bahasan. Siswa yang mengalami kesulitan pada sub pokok bahasan reaksi eksoterm dan endoterm sebanyak 13,89%, pada sub pokok bahasan perubahan entalpi sebanyak 69,44%, pada sub pokok bahasan energi ikatan sebanyak 55,56%, pada sub pokok bahasan perubahan entalpi penguraian sebanyak 50%, pada sub pokok bahasan Hukum Hess sebanyak 33,33%, dan pada sub pokok bahasan perubahan entalpi sebanyak 52,78%.

c. Berdasarkan tes diagnostik miskonsepsi pada konsep termokimia yang telah diberikan, siswa mengungkapkan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan beberapa soal terutama soal nomor 13 dan 15 seperti yang ditunjukkan oleh Tabel di bawah ini:

Tabel 4. Rerata Kesulitan Siswa Pada Tes Diagnostik Miskonsepsi Nomor Soal Prosentase Siswa yang Mengalami Kesulitan

1 2,78 % 2 11,11 % 3 0 % 4 38,89 % 5 52,78 % 6 11,11 % 7 22,22 % 8 61,11 % 9 16,67 % 10 5,56 % 11 36,11 % 12 11,11 % 13 72,22 %

commit to user

Tabel 4. Rerata Kesulitan Siswa Pada Tes Diagnostik Miskonsepsi (lanjutan) Nomor Soal Prosentase Siswa yang Mengalami Kesulitan

14 47,22 % 15 88,89 % 16 2,78 % 17 8,33 % 18 0 % 19 22,26 % 20 41,67 %

d. Siswa mengungkapkan alasan yang berbeda-beda mengapa mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tes diagnostik miskonsepsi pada konsep termokimia. Alasan tersebut antara lain adalah:

1). Siswa merasa kesulitan memahami soal. Siswa kurang paham apa yang diminta dari soal sehingga tidak dapat memberikan jawaban yang sesuai. 2). Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dalam

soal sehingga mengalami kesalahan dalam membuat model matematika. 3). Siswa kurang memahami konsep mana yang harus digunakan untuk

mengerjakan soal.

4). Beberapa siswa melakukan kesalahan dalam perhitungan atau kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Selain itu, beberapa siswa yang telah mengerjakan soal dengan cara yang benar tidak memberikan jawaban akhir seperti yang diminta oleh soal karena tidak membaca soal dengan cermat.

4. Data Hasil Wawancara

Berdasarkan data hasil tes diagnostik pada Lampiran 14, tidak semua siswa mengalami miskonsepsi. Selain itu, siswa mengalami miskonsepsi pada soal yang berbeda-beda. Dari siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi, diambil 6 orang siswa secara acak untuk diberikan wawancara terhadap hasil tes diagnostik

commit to user

mereka. Mereka dianggap telah mewakili siswa yang lain. Siswa-siswa tersebut hanya akan diberikan pertanyaan pada nomor soal dimana mereka mengalami miskonsepsi.

Pertanyaan yang diberikan selama wawancara adalah seputar: a. maksud dari soal tersebut,

b. hal-hal yang diketahui dari soal,

c. konsep yang digunakan untuk menyelesaikan soal, d. rumus yang digunakan untuk mengerjakan soal, e. langkah-langkah pengerjaan soal, dan

f. ketelitian siswa dalam menarik jawaban akhir.

Data hasil wawancara dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 17.

Subyek wawancara 1 menunjukkan bahwa siswa sudah paham maksud dari pertanyaan dan sudah bisa memilah hal-hal yang diketahui dari soal. Akan tetapi siswa tidak tahu konsep yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal. Misalnya, siswa tidak bisa menjawab bagaimana cara membedakan reaksi eksoterm dan endoterm karena tidak paham tentang konsep reaksi eksoterm dan endoterm. Siswa sudah tahu rumus mana saja yang bisa dipakai untuk mengerjakan soal tetapi kurang teliti dalam memasukkan nilai dari data yang diketahui. Misalnya, saat mengerjakan soal untuk mencari perubahan entalpi berdasarkan data energi ikatan, siswa tidak memperhitungkan koefisien dalam reaksi. Siswa juga kurang teliti dalam menarik jawaban akhir. Perhitungan yang dilakukan sudah benar tetapi tidak mengembalikan jawaban sesuai permintaan soal. Misalnya, siswa sudah bisa menghitung perubahan entalpi reaksi untuk 1 mol CH4 tetapi kurang teliti dalam menarik jawaban akhir karena yang diminta dari soal sebenarnya adalah perubahan entalpi untuk 0,4 mol CH4.

Subyek wawancara 2 menunjukkan bahwa siswa sudah paham maksud dari pertanyaan dan sudah bisa memilah hal-hal yang diketahui dari soal. Akan tetapi, siswa masih belum paham konsep yang harus digunakan untuk mengerjakan soal. Misalnya, siswa tidak tahu pengertian dari sistem dan lingkungan, siswa juga kurang tepat dalam menyebutkan tanda dari reaksi eksoterm dan endoterm yang menunjukkan bahwa siswa tidak paham tentang reaksi eksoterm dan endoterm.

commit to user

Siswa juga mengalami kebingungan saat mengerjakan soal perhitungan mencari perubahan entalpi reaksi berdasarkan energi ikatan karena sering tertukar dengan rumus mencari perubahan entalpi berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar. Siswa kurang teliti dalam menarik jawaban akhir seperti tidak menyesuaikan dengan jumlah mol yang diminta dari soal. Siswa juga kurang teliti saat menyilang jawaban yang benar. Hasil perhitungannya sudah benar tetapi keliru saat memindahkan ke lembar soal pilihan.

Subyek wawancara 3 menunjukkan bahwa siswa sudah paham maksud dari soal dan sudah bisa memilah hal-hal yang diketahui dari soal hanya kurang sempurna pemahaman untuk konsep eksoterm dan endoterm serta konsep perubahan entapi.

Subyek wawancara 4 menunjukkan bahwa siswa sudah paham maksud dari soal dan sudah bisa memilah hal-hal yang diketahui dari soal. Akan tetapi, pamahaman siswa tentang Hukum Hess masih kurang sempurna. Misalnya saat reaksi dibalik, dibagi, maupun dikalikan, tanda dari harga perubahan entalpinya tidak disesuaikan. Siswa sudah paham tentang konsep eksoterm dan endoterm tetapi masih mengalami kebingungan saat menjelaskan pembakaran karbon. Siswa juga sudah paham rumus yang harus digunakan saat mengerjakan perhitungan berdasarkan data percobaan tetapi tidak paham saat mengerjakan soal cerita tentang kalorimeter.

Subyek wawancara 5 menunjukkan bahwa siswa sudah paham maksud dari soal hanya terkadang kesulitan saat memilah hal-hal yang diketahui dari soal. Pemahaman untuk beberapa konsep juga belum sempurna, beberapa hanya dihafalkan tanpa tahu maksudnya. Misalnya, siswa tahu tentang definisi reaksi eksoterm dan endoterm tetapi tidak bisa menjelaskan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan. Begitu juga dengan Hukum Hess, siswa tahu definisinya tetapi tidak bisa menjelaskan lintasannya. Siswa mengalami kebingungan saat disuruh mencari perubahan entalpi reaksi berdasarkan data energi ikatan karena tertukar dengan rumus perhitungan perubahan entalpi reaksi berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar. Siswa juga mengabaikan koefisien reaksi saat mengerjakan soal perhitungan. Siswa juga kurang teliti dalam menarik

commit to user

jawaban akhir. Perhitungan yang dilakukan sudah benar tetapi tidak mengembalikan jawaban sesuai permintaan soal. Misalnya, siswa sudah bisa menghitung perubahan entalpi pembentukan untuk 0,1 mol etanol tetapi kurang teliti dalam menarik jawaban akhir karena yang diminta dari soal sebenarnya adalah perubahan entalpi pembentukan standar etanol.

Subyek wawancara 6 menunjukkan bahwa siswa sudah paham mengenai maksud dari soal tetapi tidak tahu konsep mana yang bisa dipakai untuk mengerjakan soal. Pemahaman konsep oleh siswa rendah. Siswa tidak paham hampir semua konsep dalam termokimia sehingga mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Siswa tidak bisa mengklasifikasikan reaksi ke dalam reaksi eksoterm dan endoterm karena tidak bisa menjelaskan aliran kalor dari sistem ke lingkungan. Siswa tidak paham konsep perubahan entalpi sehingga tidak bisa menghitung perubahan entalpi pembentukan standar dari etanol dan menjelaskan hubungan antara perubahan entalpi dengan jumlah zat yang bereaksi. Siswa cenderung mengabaikan koefisien reaksi dalam soal. Siswa tidak tahu definisi dari perubahan entalpi penguraian maupun bunyi dari Hukum Hess.

5. Data Hasil Analisis Dokumen

Materi dalam buku pegangan yang dimiliki oleh siswa telah sesuai dengan silabus baik buku pegangan dari guru maupun LKS. Materi dalam buku pegangan runtut dan tidak ada kesalahan penulisan. Terdapat beberapa kesalahan penulisan dalam LKS. Penjelasan pada buku pegangan dari guru mudah dipahami tetapi penjelasan dari LKS cukup ringkas dan kurang mendetail sehingga lebih sukar dipahami. Pada buku pegangan dari guru terdapat beberapa data penunjang seperti data tabel energi ikatan tetapi data cukup membingungkan karena ada beberapa data energi ikatan dengan nama yang sama tetapi memiliki harga yang berbeda-beda. Misalnya, pada tabel data energi ikatan rata-rata disebutkan harga energi ikatan rata-rata N≡N adalah 914,4 kJ/mol dan 946 kJ/mol, harga energi ikatan rata-rata O=O adalah 445 kJ/mol, 498,7 kJ/mol, dan 498 kJ/mol. Sedangkan pada LKS tidak terdapat data penunjang.

commit to user

Tingkat kesukaran soal dalam kedua buku pegangan sedang. Contoh soal yang diberikan cukup lengkap dengan penjelasan yang mudah dipahami. Data untuk mengerjakan soal kurang lengkap dan ada beberapa reaksi yang salah sehingga cukup membingungkan siswa. Misalnya, pada soal untuk mencari perubahan entalpi reaksi berdasarkan data energi ikatan ada harga energi ikatan yang tidak dicantumkan. Selain itu pada reaksi antara NO(g) + ½O2(g) → NO2(g)

dituliskan bahwa koefisien dari O2(g) adalah 1 padahal reaksi tersebut telah disetarakan, pilihan jawabannya juga tidak ada yang benar atau anulir. Setelah diteliti, terdapat beberapa soal yang anulir karena tidak ada jawaban atau ada kesalahan penulisan. Kedua buku pegangan juga memiliki beberapa petunjuk untuk praktikum yang mudah untuk dipahami oleh siswa.

Dokumen terkait