• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini akan ditentukan lintasan kritis dalam penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan metode PERT-CPM dan Excel. Dalam penggunaan Excel terlebih dahulu dibuat model program linearnya yang meliputi fungsi tujuan dan fungsi kendala.

Berdasarkan data time schedule, rencana anggaran biaya dan gambar gedung yang diperoleh dari PT MUNICA PRATAMA GROUP dalam pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang akan disusun daftar rencana kegiatan yang disajikan dalam tabel 1 pada lampiran 3 dan gambar network yang disajikan dalam lampiran 8. Selain itu juga akan disusun rumusan data Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dalam bentuk model matematika yang disajikan dalam lampiran 4.

Dari model matematika tersebut akan dilakukan perhitungan dan penentuan lintasan kritis dari Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan metode PERT-CPM dan bantuan Excel. Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang ini meliputi berbagai macam kegiatan diantaranya yaitu pada lantai 1 meliputi 57 kegiatan dan pada lantai 2 meliputi 58 kegiatan.

Berdasarkan tabel diketahui bahwa pembangunan tersebut melibatkan berbagai macam kegiatan membangun yang sering disebut aktivitas. Aktivitas Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang sangat banyak, jika dijabarkan seluruhnya akan membuat model menjadi rumit. Untuk mempermudah dan mengefektifkan pengawasan suatu aktivitas, maka masing-masing aktivitas disusun daftar rencana kegiatan serta disusun gambar networknya. Hal ini dilakukan dalam

rangka menyusun suatu model dari permasalahan konkret. Model dibuat sesederhana mungkin tetapi harus dapat mewakili suatu permasalahan konkret. Semua kegiatan yang akan dilakukan perlu diketahui waktu masing-masing dan syarat kegiatan tersebut dapat dilakukan.

1. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan Metode PERT-CPM.

Untuk menentukan lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT-CPM mempunyai beberapa langkah, yaitu sebagai berikut.

a. Menyusun tabel daftar rencana kegiatan pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang berdasarkan data time schedule yang disajikan dalam lampiran 3. b. Menyusun sebuah network berdasarkan daftar rencana kegiatan

pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang yang disajikan dalam lampiran 8. c. Menentukan perhitungan maju yang disajikan dalam lampiran 5. d. Menentukan perhitungan mundur yang disajikan dalam lampiran 6. e. Menentukan perhitungan kelonggaran waktu yang disajikan dalam

lampiran 7.

2. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan Menggunakan Excel.

Untuk menentukan lintasan kritis dalam penjadwalan Proyek pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan Excel dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menyusun tabel daftar rencana kegiatan pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang berdasarkan data time schedule yang disajikan dalam lampiran 3.

b. Menyusun sebuah network berdasarkan daftar rencana kegiatan pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang yang disajikan dalam lampiran 8. c. Menyusun model matematika dari permasalahan yang ada meliputi

fungsi tujuan dan fungsi kendala yang disajikan dalam lampiran 4. d. Mengaplikasikan model matematika ke dalam Excel.

e. Membaca hasil perhitungan pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang yang disajikan dalam lampiran 10.

Dari hasil perhitungan Excel diperoleh lintasan kritis yang sama dengan menggunakan metode PERT-CPM. Lintasan kritis dari proyek pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang adalah sebagai berikut.

a. Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang selesai pada waktu 24 minggu atau 144 hari diketahui dari nilai akhir ET dan LT. Untuk lintasan kritis yang dilalui dapat dilihat pada Sij yang bernilai 0 karena menunjukkan tidak ada kelonggaran waktu.

Salah satu lintasan kritis yang diperoleh dari Excel adalah sebagai berikut. X1 = A B X2 = B C X6 = C G X13 = O Q X19 = U Y X32 = G1 M1 X62 = L2 T2 X90 = M3 X3 X156 = Y5 Q6 X169 = E7 F7

Adapun yang dimaksud lintasan kritis pada proyek pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas semarang adalah sebagai berikut.

a) X1 yaitu pekerjaan pembongkaran bangunan lama yang dilaksanakan dalam waktu 1 minggu.

b) X2 yaitu pekerjaan bowplank. Dilaksanakan pada minggu ke 5 dan diselesaikan dalam waktu 1 minggu.

c) X6 yaitu pekerjaan kolom 20/40. Diselesaikan setelah minggu ke 5 atau setelah pekerjaan bowplank dan harus selesai dalam waktu 3 minggu.

d) X13 yaitu pekerjaan balok anak 20/40. Dilaksanakan setelah minggu ke 8 atau setelah pekerjaan kolom 20/40 selesai dan harus selesai dalam waktu 3 minggu.

e) X19 yaitu pekerjaan kolom 20/30 pada lantai 2. Dilaksanakan setelah minggu ke 11 atau setelah pekerjaan balok anak 20/40 selesai dan harus selesai dalam waktu 2 minggu.

f) X32 yaitu pekerjaan plesteran 1pc:3ps pada lantai 2 (tahap 1). Dilaksanakan setelah minggu ke 13 atau setelah pekerjaan kolom 20/30 pada lantai 2 selesai dan harus selesai dalam waktu 3 minggu.

g) X62 yaitu pekerjaan gording bengkirai (tahap 1). Dilaksanakan setelah minggu ke 16 atau setelah pekerjaan plesteran 1pc:3ps pada lantai 2 (tahap 1) selesai dan harus selesai dalam waktu 2 minggu.

h) X90 yaitu pekerjaan list plafond gypsum. Dilaksanakan setelah minggu ke 18 atau setelah pekerjaan gording bengkirai (tahap 1) selesai dan harus selesai dalam waktu 5 minggu.

i) X156 yaitu pekerjaan tangga kayu (tahap 2). Dilaksanakan setelah minggu ke 23 atau setelah pekerjaan list plafond gypsum selesai dan harus selesai dalam waktu 2 minggu.

j) X169 yaitu pekerjaan penangkal petir (tahap 2). Dilaksanakan setelah minggu ke 25 atau setelah pekerjaan tangga kayu (tahap 2) selesai dan harus selesai dalam waktu 2 minggu.

b. ET dan LT menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk memulai dan menyelesaikan suatu aktivitas, misal A bernilai 0 karena A baru mulai aktivitas, B bernilai 1 karena B telah melakukan aktivitas yaitu aktivitas pembongkaran bangunan lama (X1) dan seterusnya. Akhir aktivitas menunjukkan lamanya waktu penyelesaian dalam proyek tersebut, yaitu ditunjukkan F7 dengan nilai 24 yang nilai ET sama dengan nilai LT.

c. Nilai slack pada lintasan kritis bernilai nol sedangkan pada bukan lintasan kritis dapat bernilai tidak nol. Hal ini menunjukkan adanya kelonggaran waktu pada aktivitas yang bukan lintasan kritis yang tidak mengakibatkan mundurnya penyelesaian proyek secara keseluruhan.

B. Pembahasan

1. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas semarang oleh PT MUNICA PRATAMA GROUP.

Hasil analisis penjadwalan proyek pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang yang dilakukan oleh PT MUNICA PRATAMA GROUP berdasarkan data time schedule diperoleh keterangan bahwa penyelesaian proyek pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang memerlukan waktu 150 hari yang dimulai tanggal 26 Juni dan selesai pada tanggal 12 Desember 2007. Kita juga mengetahui prestasi mingguan dari setiap aktivitas pada proyek tersebut. Biaya total proyek tersebut adalah Rp. 616.634.000,00 (Enam ratus enam belas juta enam ratus tiga puluh empat ribu rupiah).

2. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan Metode PERT-CPM dan Excel.

Dengan menggunakan metode PERT-CPM dan Excel lintasan kritis atau waktu penyelesaian proyek tersebut adalah 24 minggu / 144 hari. Lintasan kritis di tampilkan dalam lampiran 9. Jika dibandingkan antara hasil perhitungan yang dilakukan oleh PT MUNICA PRATAMA GROUP dengan perhitungan menggunakan metode PERT-CPM dan Excel, diperoleh hasil yang lebih menguntungkan dengan menggunakan metode PERT-CPM dan Excel. Hal ini akan memberikan keuntungan dari segi waktu penyelesaian proyek akan lebih cepat 6 hari, akibatnya total biaya dapat di hemat. Penghematan yang nampak dari tenaga kerja yaitu biaya pada tenaga kerja yang dibayarkan. Dengan tenaga kerja rata-rata 50 orang diantaranya yaitu 20 pekerja dengan upah Rp. 24.850,00 per hari, 10 tukang kayu dengan upah Rp.35.000,00 per hari, seorang kepala tukang kayu dengan upah Rp.39.850,00 per hari,16 tukang batu dengan upah Rp.35.000,00 per hari, seorang kepala tukang batu dengan upah Rp.39.850.00,00 per hari dan 2 mandor dengan upah Rp.35.000,00 per hari maka biaya yang dikeluarkan dalam proyek pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan metode PERT-CPM dan Excel adalah sebagai berikut. a. Biaya pembangunan jumlah (A+B) adalah Rp.560.577.048,00.

b. Dengan metode PERT-CPM dan Excel diperoleh penghematan tenaga kerja yaitu.

a) 20 pekerja x Rp.24.850,00 x 6 hari = Rp.2.982.000,00 b) 10 tukang kayu x Rp.35.000,00 x 6 hari = Rp.2.100.000,00 c) 1 kepala tukang kayu x Rp.39.850,00 x 6 hari = Rp.239.000,00 d) 16 tukang batu x Rp.35.000,00 x 6 hari = Rp.3.360.000,00 e) 1 kepala tukang batu x Rp.39.850,00 x 6 hari = Rp.239.000,00 f) 2 mandor x Rp.35.000,00 x 6 hari = Rp.420.000,00

c. Dengan metode PERT-CPM dan Excel diperoleh penghematan tenaga kerja dari biaya pembangunan secara keseluruhan menjadi Rp.560.577.048,00–

(Rp.2.982.000,00+Rp.2.100.000,00+Rp.239.000,00+Rp.3.360.000,00 +Rp.239.000,00+Rp.420.000,00) = Rp.551.237.048,00

d. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% dari nilai pembangunan adalah 10% x Rp.551.237.048,00 = Rp.55.123.705,00

e. Total Biaya pembangunannya yaitu Rp.551.237.048,00 + Rp.55.123.705,00 = Rp.606.360.753,00

Jadi penghematan biaya pembangunan yang dapat peroleh adalah Rp.616.634.000,00 – Rp.606.360.753,00 = Rp.10.273.247,00.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Dari analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Dalam mencari lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT-CPM mempunyai beberapa langkah yaitu pertama membuat tabel rencana kegiatan, kedua membuat network, ketiga menghitung maju dan mundur dan terakhir menghitung kelonggaran waktu. Lintasan kritis yang diperoleh yaitu (X1) pekerjaan pembongkaran bangunan lama, (X2) pekerjaan bouplank, (X6) pekerjaan kolom 20/40, X13 yaitu pekerjaan balok anak 20/40, (X19) pekerjaan kolom 20/30 pada lantai 2, (X32) pekerjaan plesteran 1pc:3ps pada lantai 2 (tahap 1), (X62) pekerjaan gording bengkirai (tahap 1), (X90) pekerjaan list plafond gypsum, (X156) pekerjaan tangga kayu (tahap 2), (X169) pekerjaan penangkal petir (tahap 2). Hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT-CPM membutuhkan waktu 144 hari dengan biaya Rp.606.360.753,00.

2. Langkah mencari lintasan kritis dalam Excel yaitu pertama membuat tabel rencana kegiatan, kedua membuat network, ketiga membuat model matamatika dan terakhir mengaplikasikan model matematika tersebut ke dalam Excel dengan cara Solver. Lintasan kritis yang diperoleh dari Excel sama dengan metode PERT-CPM yaitu (X1) pekerjaan pembongkaran bangunan lama, (X2) pekerjaan bouplank, (X6) pekerjaan kolom 20/40, X13 yaitu pekerjaan balok anak 20/40, (X19) pekerjaan kolom 20/30 pada lantai 2, (X32) pekerjaan plesteran 1pc:3ps pada lantai 2 (tahap 1), (X62) pekerjaan gording bengkirai (tahap 1), (X90) pekerjaan list plafond gypsum, (X156) pekerjaan tangga kayu (tahap 2), (X169) pekerjaan penangkal petir (tahap 2). Hasil perhitungan dengan Excel sama dengan metode PERT-CPM yaitu membutuhkan waktu 144 hari / 24 minggu dengan biaya Rp.606.360.753,00 sedangkan perhitungan yang dilakukan

PT MUNICA PRATAMA GROUP membutuhkan waktu 150 hari dengan biaya Rp.616.634.000,00 sehingga dapat menghemat waktu 6 hari dan biaya sebesar Rp.10.273.247,00.

B. Saran

1. Dalam membuat daftar rencana kegiatan dan network supaya dibuat sejelas mungkin sehingga tidak menyebabkan terjadinya kesalahan dalam membuat model matematika dan dalam mengaplikasikan model matematika ke dalam Excel harus teliti dan lengkap agar semua syarat yang diinginkan dapat dipenuhi.

2. Dengan hasil penelitian ini disarankan PT MUNICA PRATAMA GROUP mempertimbangkan untuk menggunakan Metode PERT-CPM dan Excel dalam membuat penjadwalan proyek sehingga dapat lebih menghemat waktu dan biaya.

3. Untuk penyusunan network supaya penentuan lintasan kritisnya dapat optimal maka diperlukan penggunaan program Excel sebagai alat bantu dalam perhitungannya.

Dokumen terkait