• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. HASIL PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui efektivitas manajemen risiko kredit terhadap jumlah kredit bermasalah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar

Menara Bosowa LNC. Maka hasil penelitian akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Perkembangan Penyaluran Kredit PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC Tahun 2009-2012.

Perkembangan penyaluran kredit yang diberikan oleh PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC berdasarkan neraca per desember mulai tahun 2009 – 2012 mengalami peningkatan.Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut ini yang menunjukkan jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC selama tahun 2009 – 2012.

Grafik 4.1

Penyaluran Kredit PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC Tahun 2009-2012

Sumber: PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar

Menara Bosowa LNC

2. Persyaratan Untuk Memperoleh Fasilitas Kredit

a. Mempunyai foto copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga dan berdomisili di dalam negeri.

b. Mempunyai surat - surat izin usaha (SITU, SIUP, TDP, TDR, Surat Izin Industri dsb).

c. Untuk kredit di atas Rp. 50 juta harus menyerahkan NPWP, SPT dan lampirannya (Laporan keuangan) 3 (tiga) bulan terakhir.

d. Usaha telah berjalan/ beroperasi minimal 2 tahun e. Usaha tidak dilarang oleh Pemerintah

f. Usaha cukup prospektif g. Mempunyai jaminan

h. Menyerahkan laporan keuangan (neraca & laba rugi) minimal 2(dua) tahun terakhir.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pemberian kredit (khususnya pemberian kredit pada segmen retail) Bank BNI menetapkan sistem manajemen perkreditan yang diperlakukan khusus untuk pengelolaan debitur retail. Sistem pengelolaan dibidang perekonomian saat ini maupun dimasa yang akan datang dan diharapkan pengelolaan Kredit dapat berjalan lancar, efisien, efektif dan selaras dan teknologis.

Adapun ruang lingkup penerapan manajemen risiko kredit yang dilakukan oleh pihak PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC yaitu sesuai pengembangan

manajemen risiko kredit di BNI berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang penerapan manjemen risiko bagi bank umum dimana surat edaran tersebut berlaku pada 1 Januari 2004. Pengelolaan risiko di BNI mencakup keseluruhan aktivitas usaha termasuk di bidang perkreditan.Untuk meningkatkan kinerja di bidang perkreditan BNI mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan sistem pengelolaan kredit yang komprehensif dan terpadu.

Pengembangan manajemen risiko kredit yang dilakukan BNI untuk menegtahui potensi risiko secara dini untuk meminimalkan dampak risiko kredit yaitu sesuai pedoman Bank Indonesia tentang penerapan manajemen risiko kredit adalah sebagai berikut :

1) Identifikasi Risiko Kredit

Pengidentifikasian risiko kredit merupakan proses penganalisisan terhadap risiko kredit yang dapat menimbulkan kerugian yang potensial terhadap perusahaan. Identifikasi risiko kredit bertujuan untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko kredit yang dapat mengakibatkan kegagalan kegagalan pengembalian kredit oleh debitur.Identifikasi risiko kredit dilakukan BNI dengan memonitor risiko kredit untuk memastikan kredit kerugian dari tidak dibayarnya pinjaman seminimal mungkin baik untuk debitur individual maupun secara keseluruhan, kemudian pada saat tingkat transaksi diterapkan four-eyes principle, setiap keputusan pemberian kredit melibatkan unit

usaha dan unit risiko yang independen untuk menjamin objektifitas dan melakukan review dan penyempurnaan kebijakan kredit pada pelaksanaan prosedur dan proses pemberian kredit.

2) Pengukuran Risiko Kredit

Pengukuran risiko kredit dilakukan dengan metodologi standardized approach yaitu sistem credit scoring/credit risi rating (CRR) yaitu setiap permohonan kredit dilakukan penilaian melalui alat penilaian standar menggunakan credit scoring/credit risk rating (CRR)dengan kegunaan untuk :

a) Penilaian risiko kredit secara individual

b) Menetapkan langkah-langkah penanganan yang diperlukan sejak dini

c) Menetapkan standar ukuran risiko yang dapat diterima bank d) Memperkirakan kemungkinan tingkat kegagalan pengembalian

kredit

Penilaian dengan sistem credit risk rating dilakukan oleh petugas AO. Analisis kredit sebelum permohonan kredit debitur diproses lebih lanjut atau proses Pre Screening.

3) Pengendalian Risiko Kredit

Pengendalian risiko kredit dilakukan untuk memperkecil risiko yang mungkin timbul dari pemberian kredit. Pengendalian ini

dilakukan mulai pada saat pengajuan kredit, proses analisis, persetujuan kredit, pendokumentasian, penyelamatan terhadap kredit bermasalah dengan menggunakan metode scoring credit sistem sehingga bank dapat menentukan tingkat risiko debitur. Adapun pengendalian risiko kredit yang dilakukan dengan menggunakan sistem yaitu prosedur mitigasi risiko yang dikembangkan dalam manajemen risiko oleh bank untuk mengurangi risiko dan kerugian yang dan perkirakan terjadi. Contoh mitigasi risiko kredit antara lain

;

a) Identitas debitur

Jika permohonan kredit disetujui, namun KTP debitur telah jatuh tempo demikian pula tanda daftar perusahaan (TDP).Mitigasi risiko kredit yang dilakukan adalah KTP yang bersangkutan diminta untuk diperpanjang demikian pula dengan TDP.

b) Risiko Legal (Hukum)

Izin usaha industri pembuatan minuman botol sisa 1 (satu) tahun lagi,maka perpanjangan izin tersebut tergantung pada kebijakan Pemda setempat, bila izin tidak diperpanjang akibatnya usahan akan berhenti. Mitigasi risiko kredit yang dilakukan atas risiko kredit tersebut sungguh sulit dan tidak ada mitigasi risiko yang dapat dilakukan, sehingga penilaian kredit

disetujui atau tidak ada ditangan komite kredit dengan mempertimbangkan Credit Rating debitur yang bersangkutan.

c) Alternatif Mitigasi Risiko Kredit

Hal ini dilakukan pula terhadap peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian akibat ketidakmampuan debitur untuk melunasi hutangnya kepada bank mencakup kematian si peminjam, ketidakmampuan (cacat) si peminjam, ketidakmampuan keuangan, kegagalan usaha (persaingan), keadaan politik dan sosial, kecelakaan(tabrakan, tenggelam, kebakaran dll), dan bencana alam dan factor lainnya. Mitigasi risiko yang dilakukan adalah dengan cara asuransi (jiwa, risiko, kecelakaan, kebakaran dan asuransi kredit).

4) Pemantauan Risiko Kredit

Pemantauan risiko kredit dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan perkembangan dibidang perkreditan, oleh karena itu pemantauan risiko kredit dibarengi dengan evaluasi secara berkala dimana pengelolaan kredit diarahkan dengan melakukan ekspansi kredit dan mengelola kualitas setiap kredit sejak ssat diberikan sampai saat dilunasi untuk mencegah kredit menjadi Non Perfoming Loan (NPL).Pemantauan riisiko kredit meliputi kegiatan manajeme risiko kredit untuk memantau nasabah debitur yang merupakan rangkaian aktivitas yang bertujuan

untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kredit sejak diberikan sampai dengan lunas.

Dari beberapa proses pemberian kredit yang dilakukan pihak bank yang telah dijelaskan yaitu dengan menerapkan prinsip manajemen risiko kredit 5C, 5P dan 3R selain itu adapun alur proses pemberian kredit yang dilakukan pihak bank sebelum kredit tersebut dicairkan dan penerapan risiko yang terdiri dari identifikasi risiko, pengukuran risiko kredit, pengendalian risiko kredit dan pemantauan risiko kredit maka risiko kredit macet atau NPL (non performing loan) yang terjadi di PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC berada pada tingkat risiko kredit rendah atau jumlah kredit bermasalah dapat diminimalisir.Hal itu dapat kita lihat dari tabel jumlah kredit bermasalah pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC sebagaiberikut :

Tabel 4.2

Jumlah Kredit Yang Disalurkan &Jumlah Kredit Bermasalah pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan

Center Makassar Menara Bosowa LNC Tahun Jumlah Kredit Yang

Disalurkan

Jumlah Kredit Bermasalah

2009 220.093.428.767 1.316.819.783

2010 400.642.266.057 1.617.315.319

2011 815.504.135.000 2.206.612.810

2012 1.284.645.377.420 3.593.052.088

Sumber: PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk C&R Loan Center MakassarMenara Bosowa LNC

Dan untuk mengetahui persentase jumlah kredit bermasalah atauNPL (Non Performing Loan)yang ditentukan olehrasio NPL yang dengan rumus sebagai berikut :

NPL

NPL = x 100%

Total Kredit

Sehingga dengan rasio NPL untuk tahun 2009 – 2012 maka dapat ditentukan sebagai berikut ;

1. Tahun 2009

Besarnya rasio NPL untuk tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut ;

1.316.819.783

NPL = x 100%

220.093.428.767

= 0,006 % 2. Tahun 2010

Besarnya rasio NPL untuk tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut ;

1.617.315.319

NPL = x 100%

400.642.266.057

= 0,004 %

3. Tahun 2011

Besarnya rasio NPL untuk tahun 2011 dapat ditentukan sebagai berikut ;

Besarnya rasio NPL untuk tahun 2012 dapat ditentukan sebagai berikut ;

Hasil Perhitungan NPL Tahun 2009-2012

Tahun NPL Persentase

2009 0,006% -

1. Perkembangan Penyaluran Kredit PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC Tahun 2009-2012

Dari grafik 4.1 dapat kita lihat bahwa penyaluran kredit pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Menara Bosowa LNC Makassar pada tahun 2009 – 2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat pada tahun 2009 jumlahkredit yang diberikan sebesar Rp.

220.093.428.767, pada tahun 2010 meningkat sebesar Rp.

400.642.266.057, kemudian pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 815.504.135.000 dan pada tahun 2012 juga meningkat sebesar Rp.1.284.645.377.420. Keadaan ini diperlihatkan dengan semakin meningkatnya penyaluran kredit yang bergerak cukup signifikan.

2. Jumlah Kredit Yang Disalurkan & Jumlah Kredit Bermasalah pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC

Berdasarkan tabel 4.2 pada tahun 2009 jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp.220.093.428.767 dan jumlah kredit bermasalah sebesar Rp.1.316.819.783, pada tahun 2010 jumlah kredit yang disalurkan meningkat menjadi Rp.400.642.266.057 dan jumlah kredit bermasalah Rp.1.617.315.319, pada tahun 2011 jumlah kredit yang disalurkan juga mngalami peningkatan sebesar Rp.815.504.135.00 dan jumlah kredit bermasalah sebesar Rp.2.206.612.810, pada tahun 2012 jumlah kredit yang disalurkan juga mengalami peningkatan sebesarRp.1.284.645.377.420 dan jumlah kredit bermasalah sebesar Rp.3.593.052.088.

3. Hasil Perhitungan NPL tahun 2009-2012

Berdasarkan tabel 4.3 yang menunjukkan hasil perhitungan Non Performing Loan (NPL) selama 4(empat) tahun terakhir yaitu 2009-2012

mengalami penurunan, yaitu dari tahun 2009 ke tahun 2010 NPL menurun 0,002%, dari tahun 2010ke tahun 2011 juga menurun 0,001%

dan tahun2011 ke tahun 2012 NPL juga mengalami penurunan yang sama di tahun sebelumnya sebesar 0,001%, hal ini menunjukkan jumlah kredit bermasalah yang terjadi berada diposisi < 5% atau Risk Low sesuai aturan Bank Indonesia.

4. Penaksiran klasifikasi risiko kredit yaitu :

a. Risiko rendah (low)bila risiko kredit masih berada di bawah 5%.

b. Risiko sedang (moderate) bila risiko kredit berada pada 5%-10%.

c. Risiko tinggi (high)bila risiko kredit berada di atas 10%.

Dilihat dari tabel 4.3 sesuai dengan penaksiran klasifikasi risiko kredit, jumlah kredit bermasalah yang terjadi sangat rendah karena< 5%

hal ini menunjukkan bahwa PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC efektif dalam menerapkan manajemen risiko kredit .

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan manajemen risiko kredit dengan menggunakan prinsip 5C, 5P dan 3R ditinjau dari analisis Non Performing Loan berdampak positif pada perusahaan dan iniberarti PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC efektif dalam menerapkan manajemen risiko kredit karena jumlah kredit bermasalah yang terjadi dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan menempati posisi risiko rendah (risk low).

B. SARAN

Dari kesimpulan yang telah diuraikan maka penulis akan memberikan saran sebagaiberikut ;

1. Sebagai salah satu bank pemerintah yang menyalurkan kredit kepada nasabah agar PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Unit C&R Loan Center Makassar Menara Bosowa LNC agar lebih meningkatkan penerapan manajemen risiko kredit dalam proses pemberian kredit untuk meminimalisir jumlah kredit bermasalah

2. Pengawasan pihak bank setelah pemberian kredit harus diperhatikan dan ditingkatkan agar risiko kredit yang berpotensi akan timbul dapat diatasi secara dini

Dokumen terkait