BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Dekripsi Subyek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas X SMA Islam Duduksampeyan Gresik yang berjumlah 41 siswa. Sampel tersebut didapatkan dari jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 71 siswa/i dari kelas X SMA Islam Duduksampeyan Gresik. Lokasi SMA Islam Duduksampeyan Gresik sendiri berada di kecamatan Duduksampeyan tepatnya di jl. Masjid jami’ 242 Duduksampeyan. Sekolah swasta yang berbasis islam tersebut menjadi salah satu tempat pilihan masyarakat sekitar untuk menyekolahkan putra-putrinya setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Meskipun berada di pedesaan siswa/i di SMA Islam Duduksampeyan Gresik tidak hanya dari sekitar wilayah Duduksampeyan saja akan tetapi banyak juga siswa/i yang berasal dari luar wilayah Duduksampeyan namun masih dalam kabupaten Gresik.
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja dengan karakteristik yang harus dipenuhi diantaranya berusia antara 15 sampai 18 tahun. Usia tersebut dipilih karena sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh WHO
(Worl Health Organization) pada tahun (1974) menetapkan bahwa batasan
69
a. Remaja awal (10 – 14 tahun)
b. Remaja akhir (15 – 20 tahun)
Berdasarkan teori tersebut subjek dalam penelitian ini termasuk pada kategori remaja akhir.
Penelitian terhadap parental permissiveness dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner/angket kepada subjek yang sudah ditetapkan, sebelumnya angket tersebut sudah diuji cobakan kepada individu yang memiliki karakter sama dengan subjek dalam penelitian ini agar mendapatkan hasil yang relevan. Untuk mengetahui tingkat kreativitas kognitif pada sampel yang sudah ditentukan peneliti melaksanakan tes kreativitas figural dengan dipandu oleh seorang psikolog terhadap 41 sampel yang diambil dari kelas X SMA Islam Duduksampeyan Gresik secara random.
Berikut merupakan jadwal pelaksanaan pada penelitian ini yang dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 8
Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Keterangan
1 9 Mei 2016 – 13 Juni 2016 Penyusunan proposal
2 23 Juni 2016 Seminar proposal
3 30 Juni 2016 Revisi proposal
4 30 Juli 2016 Penyebaran instrumen uji coba
5 1 Agustus 2016 Skoring hasil uji coba
70
7 25 September 2016 Penyusunan Instrumen Penelitian dan Penyebaran
8 27 September 2016 Skoring hasil penelitian
9 28 September 2016 Analisis data
10 1 Oktober 2016 Menyusun laporan hasil penelitian
Pada tanggal tanggal 9 Mei sampai 13 Juni 2016 digunakan untuk menggali data awal dari tempat penelitian serta meminta perizinan secara lisan terlebih dahulu serta mencari berbagai referensi sebagai acuan untuk penelitian dari berbagai sumber terkait. Setelah mengikuti seminar proposal pada tanggal 23 Juni 2016 refisi proposal segera dilakukan sampai minggu berikutnya menyesuaikan dengan hasil refisi. Pada tanggal 30 Juli 2016 peneliti melaksanakan uji coba penyebaran instrumen penelitian sekaligus skoring hasil uji coba untuk mengetahui reliabilitas dan validitas instrumen yang akan digunakan pada penelitian sesungguhnya.
Pada tanggal 5 September 2016 dilaksanakan tes kretaivitas figural di SMA Islam Duduksampeyan Gresik oleh psikolog dibantu dengan peneliti. Setelah diketahui validitas instrumen yang sebelumnya telah diuji cobakan maka pada tanggal 25-27 September 2016 dilaksanakan penyebaran instrumen penelitian kepada subjek dan dilanjutkan dengan skoring hasil penelitian. Penyusunan laporan penelitian dikerjakan mulai tanggal 1 Oktober 2016 setelah tahap analisis data karena berdasarkan data yang ada maka dapat diketahui hasil dari penelitian ini.
71
2. Pengujian Hipotesis
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Untuk menganalisis hasil penelitian apakah terdapat hubungan dari kedua variabel tersebut peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik (Muhid 2012).
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif dari data yang sudah dianalisis yang umunya mencakup jumlah subjek (N), mean skor skala (M), deviasi standar (σ), varian (s), skor minimum (Xmin) dan skor maksimal (Xmaks) serta statistik lain yang dirasa perlu (Azwar, 2009).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari setiap variabel penelitian bervariasi atau berdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas data ini
dilakukan dengan menggunakan uji komolgorov-Smirnov dengan
bantuan program SPSS 16.0. for windows apabila diperoleh nilai p >
0,05, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dari kedua variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini :
72
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov
ini digunakan untuk mengetahui apakah sebaran normal atau tidak. Kaidah yang digunakan ialah jika P > 0,05, maka sebaran dapat dikatakan normal dan sebaliknya jika P < 0,05, maka sebaran dapat dikatakan tidak normal. Dari hasil uji normalitas di atas didapatkan nilai P = 0,823 > 0,05 maka dapat dikatakan model regresi ini memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji F. Untuk menguji linearitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 41
Normal Parametersa Mean
224.1463415 Std. Deviation 32.66518639 Most Extreme Differences Absolute .098 Positive .088 Negative .098 Kolmogorov-Smirnov Z .709
Asymp. Sig. (2-tailed) .823
73
tersebut, digunakan program SPSS 16.0. for windows kaidah yang
digunakan untuk mengetahui linear atau tidaknya sebaran. Berdasarkan output di bawah diperoleh nilai signifikansi 0,868. Diketahui bahwa nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang linear antara variabel
parental permissivenss dengan tingkat kreativitas kognitif pada remaja.
Tabel 10
Hasil Uji Linearitas B e r d a s a
Berdasarkan hasil uji prasyarat uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan pada uji linieritas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel. Setelah pengujian normalitas dan linieritas kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini. Uji
hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan analisis uji product
moment. Jumlah Kuadrat Df Rata-rata Kuadrat F Nilai Signifikan Hubungan (Kombinasi) 64118.122 19 3374.638 1.677 .126 Linearitas 42680.576 1 42680.576 21.204 .000 Deviasi Linearitas 21437.546 18 1190.975 .592 .868 Kelompok 42269.000 21 2012.810 Total 106387.122 40
74
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode
uji korelasi product moment untuk menguji hubungan antara variabel
X dan Y, yaitu parental permissivenss dengan kreativitas kognitif.
Berikut adalah hasil uji hipotesis yang akan disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel. 11 Uji hipotesis
Correlations
Parental Kreativitas Kendall's tau_b Parental Correlation
Coefficient 1.000 .413** Sig. (2-tailed) . .007 N 41 41 Kreativita s Correlation Coefficient .413** 1.000 Sig. (2-tailed) .007 . N 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Koefisien korelasi hasil uji hipotesis pada penelitian ini adalah 0.413 dengan signifikansi 0,007. Karena signifikansi < 0,050, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara parental permissivenss dengan tingkat
75
B. Pembahasan
Hubungan Parental Permissiveness Terhadap Tingkat Kreativitas Kognitif Pada Remaja
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan
antara parental permissiveness terhadap tingkat kreativitas kognitif pada
remaja. Berdasarkan data penelitian yang telah melalui tahap analisis kemudian dilakukan diskusi tentang hasil penelitian tersebut sehingga dapat dijelaskan dalam pembahasan berikut.
Penelitian yang sudah dilakukan pada remaja yang ada di SMA
Islam Duduksampeyan Gresik untuk mengetahui hubungan parental
permissivenss terhadap tingkat kreativitas kognitif pada remaja dengan
klasifikasi usia antara 15 sampai 18 tahun dengan hasil koefisien korelasi adalah 0.413 dengan signifikan 0,007 dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara parental permissiveness terhadap
tingkat kreativitas kognitif pada remaja. Dalam penelitian ini terdapat arah
yang positif bahwa adanya parental permissiveness (sikap permisif dari
orang tua) akan meningkatkan krativitas kognitif pada remaja.
Kreativitas kognitif sebagai suatu proses berpikir yang lancar dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, baru, dan bermakna. Kemampuan seseorang dapat dituangkan melalui berbagai kreativitas kognitif yang dimilikinya. Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Duduksampeyan Gresik karena sebagian besar remaja di sekolah tersebut masih memiliki kreativitas yang rendah, terbukti dengan belum adanya hasil
76
karya (produk) kreativitas yang dihasilkan oleh siswa/i pada saat ini. Hal tersebut ditambah dengan hasil dari tes kreativitas yang sudah dilaksanakan oleh sebagian siswa/i kelas X dimana hasilnya tidak ada yang menunjukkan angka kreativitas figural yang tinggi. Kreativitas individu sebenarnya dapat meningkat atau menurun dikarenakan pengaruh dari dalam dan luar individu. Semisal adanya lingkungan yang terus mendorong individu agar berfikir kreatif.
Individu yang memiliki kreativitas kognitif yang tinggi maka diharapkan anak mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya secara efektif dan efisien. Akibatnya anak memiliki kemungkinan lebih besar untuk sukses di masa depannya dan kreativitas kognitif merupakan kemampuan anak menciptakan gagasan baru yang asli, imajinatif, dan juga kemampuan mengadaptasi kemampuan baru dengan gagasan yang sudah dimiliki (Safaria 2005). Tingkat kreativitas kognitif yang dimiliki setiap individu memang berbeda-beda. Terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhinya seperti yang dijelaskan oleh beberapa tokoh pada bab sebelumnya. Menurut Munandar (1999) Kreativitas kognitif individu dipengaruhi pula oleh faktor internal (motivasi intrinsik) dan faktor eksternal (motivasi ekstrinsik) dan faktor eksternal.
Faktor internal (motivasi intrinsik) ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi- kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
77
Faktor internal yang mampu mempengaruhi tingkat kreativitas remaja seperti motivasi pada seseorang. Motivasi ini merupakan dorongan yang utama untuk sebuah kreativitas ketika individu membentuk hubungan- hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya yang sepenuhnya. Dorongan pada setiap orang yang bersifat internal ada dalam individu itu sendiri namun membutuhkan kondisi yang tepat untuk mewujudkannya.
Faktor eksternal atau motivasi ekstrinsik (faktor yang berasal dari dorongan atau pengaruh lingkungan) seperti kondisi lingkungan yang mampu menjadi pendorong bagi individu untuk meningkatkan kreativitasnya. Adapun lingkungan yang dimaksudkan seperti keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Keamanan psikologis akan terbentuk dari tiga proses yang saling berhubungan yaitu dengan menerima individu dengan apa adanya dan segala kelebihan serta keterbatasannya, mengusahakan tidak adanya evaluasi eksternal, dan memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati).
Kebebasan psikologis yaitu jika lingkungan mengizinkan atau memberi kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara
simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya (permissiveness). Sikap
permissiveness akan memberikan kepada individu kebebasan dalam berfikir
atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Dalam kebebasan psikologis dijelaskan pula jika lingkungan memberi kesempatan dan bersikap selalu membolehkan kepada individu untuk bebas
78
mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaannya melalui
sebuah kreativitas yaitu permissiveness.
Menurut Yusuf (2012) terdapat beberapa sikap dari orang tua yang
dapat dikatakan sebagai sikap permisif orang tua (parental permissiveness)
antara lain
1. Orang tua memberikan kebebasan kepada remaja atau anak untuk
berfikir dan berusaha
2. Orang tua selalu menerima gagasan/pendapat yang disampaikan
remaja/anak,
3. Orang tua berusaha membuat anak merasa diterima dan merasa kuat,
4. Orang tua memiliki sikap toleran,
5. Memahami kelemahan remaja atau anak, dan cenderung lebih suka
memberi yang diminta remaja atau anak daripada menerima sesuatu dari mereka.
Dijelaskan bahwa sikap permisif orang tua (parental
permissiveness) sebagai motivasi ekstrinsik dalam mengembangkan
kreativitas kognitif individu. Parental permissiveness sebagai sikap permisif dari orang tua (serba membolehkan dan selalu memberikan kesempatan) kepada remaja untuk selalu mengeksplor kemampuannya, selalu menerima pendapat remaja, dan bersikap toleransi. Parental permissiveness merupakan kebebasan psikologis yang didapatkan individu, karena dengan memberikan kebebasan atau selalu membolehkan anak/remaja
79
mengekspresikan perasaannya melalui tindakan konkrit mampu menjadi dorongan kepada individu itu sendiri terhadap kreativitas kognitifnya.
Lingkungan seseorang mampu mempengaruhi bagaimana individu tersebut berfikir dan bersikap. Lingkungan pertama yang menjadi bekal dan pengaruh yang tinggi adalah keluarga, dalam hal ini orang tua. Setiap orang tua akan memberikan perlakuan yang berbeda kepada masing-masing remaja. Tidak semua orang tua memberikan kebebasan sepenuhnya kepada remaja untuk bereksperimen dan melakukan apa yang diinginkannya, termasuk yang berkaitan dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki.
Dalam sebuah teori dijelaskan individu yang disikapi dengan kehangatan dan sikap permisif menghasilkan individu yang memiliki sosial tinggi, mandiri dan kreatif (Khalid dalam Bibi dkk 2013). Begitupun
dengan dampak daripada sikap permisif orang tua (parental permissiveness)
itu sendiri akan muncul beberapa sikap pada anak/remaja diantaranya yaitu kemampuan dalam memecahkan masalah dan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Kedua perilaku tersebut merupakan salah satu dari beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh individu yang kreatif seperti yang dijelaskan Torrance dalam Safaria (2005).
Berdasarkan hasil penelitian dan ditunjang dengan teori-teori yang
ada dihasilkan hubungan positif antara parental permissiveness dengan
tingkat kreativitas kognitif pada remaja. Hal ini menunjukkan adanya
hubungan antara parental permissiveness terhadap tingkat kreativitas pada
80
maka semakin tinggi pula tingkat kreativitas kognitif pada remaja.
Begitupun sebaliknya, semakin rendah parental permissiveness (sikap
permisif orang tua) maka akan semakin rendah pula tingkat kreativitas kognitif pada remaja.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara parental permissiveness (sikap permisif orang tua) dengan tingkat kreativitas kognitif pada remaja. Artinya semakin tinggi sikap permisif orang tua maka semakin tinggi pula tingkat kreativitas kognitif pada remaja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Saran untuk remaja
Pada masa remaja merupakan salah satu masa dimana individu sedang menikmati masa eksperimentasi dan mencoba hal-hal baru demi menemukan jati diri dan kemampuan sesungguhnya. Jika kemampuan dan keinginan sudah dimiliki ditambah dengan kesempatan atau kebebasan yang diberikan oleh lingkungan khususnya orang tua maka sebaiknya remaja memanfaatkan dengan penuh kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya selama hal itu positif dan tentunya memberikan pengaruh yang baik terhadap pengalaman dan keberhasilan diri sendiri serta lingkungan.
82
2. Saran untuk orang tua
Orang tua sebaiknya memahami kemampuan-kemampuan yang dimiliki anaknya. Apalagi ketika anak sudah memasuki masa remaja, orang tua hendaknya memberikan kesempatan atau ruang kebebasan karena kesempatan tersebut penting bagi remaja dalam pencapaian keberhasilannya kelak dan proses penemuan jati dirinya. Namun kebebasan tersebut tetap harus mendapat kontrol yang cukup dari orang tua sebagai salah satu lingkungan yang paling berpengaruh baginya.
3. Saran untuk pihak sekolah
Pihak sekolah diharap lebih tanggap terhadap kemampuan atau keahlian yang dimiliki siswa/inya dengan cara memfasilitasi kebutuhan mereka sehingga dapat menyalurkan kreativitas yang dimilikinya.
4. Saran untuk peneliti lain
Diharapkan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor-faktor lainnya, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, dan tempat yang berbeda. Sehingga perkembangan ilmu tidak berhenti tetapi semakin berkembang dan lebih baik lagi.
83
DAFTAR PUSTAKA
Aliyati, P, D. Yoenanto, N, H.(2014).Hubungan Antara Perceived Autonomy Support Siswa terhadap Guru Dengan Kreativitas kognitif Siswa Kelas XI SMA Insan Mulia Surabaya.Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan.Vol. 3, No. 1, April 2014
Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar Saifuddin.(2011).Metode Penelitian.Pustaka Belajar:Yogyakarta Azwar, S. (2012).Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Becona,E.(2013).Parental Permissiveness, Control, And Affect And Drug Use Among Adolescents. JournalPsicothema 2013, Vol. 25, No. 3, 292-298 Bibi Farzana dkk.(2013).Contribution of parenting Style in life domain of Children.Journal of Humanities And Social Science. Vol. 12, Issue 2 (May-Juni) 2013, PP 91-95 e-ISSN : 2279-0837, p-ISSN : 2279-0845. Chaplin, James P. (2002).Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Gunarsa, S. D. (1989).Psikologi Perkembangan : Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Hadi, S. (2000). Statistik. Yogyakarta: CV.Andi Offset
Hamalik Oermar.(2010).Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung:Sinar Baru Algesindo
Hurlock, E.B.(1999).Psikologi Perkembangan. Jilid II Edisi ke 6. Penerjemah: Tjandrasa, M.M. Jakarta:Erlangga.
Monks, F. J. dkk. (2000).Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Muhid, A. (2010). Analisis Statistik SPSS for Windows Cara Praktis Melakukan Analisis Statistik. Surabaya: LEMLIT IAIN Sunan Ampel Surabaya & Duta Aksara.
84
Muhid, A.(2012).Analisis Statistik 5 Langkah Praktis Analisis Statistik dengan SPSS for windows.Zifatama:Sidoarjo
Munandar, U.(1999).Kreativitas kognitif dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat.Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
Munandar,U.(2009).Pengembangan Kreatifitas Dan Anak Berbakat.Pt Rineka Cipta:Jakarta
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenodamedia
Riduwan.(2005).Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.Alfabeta:Bandung
Safaria, T.(2005).Creativity Quotient Panduan Mancetak Anak Super- Kreatif.Platinum Diglossia Media Baru:Jogjakarta
Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : Gramedia
Santrock, J, W.(2007).Psikologi Pendidikan.Kencana:Jakarta
Santrock J, W.(2012).Life Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi ke tigabelas jilid 1.Erlangga
Sarwono, S, S.(2011).Psikologi Remaja.Jakarta:Rajawali Press Solso, Robert L. dkk.(2007).Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga.
Sugiyono.(2010).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta:Bandung
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Syukri M,R.Zulkarnaen.(2005).Asertivitas dan Kreativitas pada Karyawan yang Bekerja di Multi Level Marketing.Jurnal Psikologi.Vol.1, No.2, Desember 2005
Weld, L, V dkk.(2013).Hurting, Helping, Or Neutral? The Effect Of Parental Permissiveness Toward Adolescent Drinking On College Student Alcohol Use And Problems. Journal Society Prevention Research. DOI
85
Yulianti Dwi.(2010).Bermain Sambil Belajar Sains Di Taman Kanak- Kanak.Jakarta:Pt. Indeks
Yusuf Syamsu.(2012).Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.Pt Remaja Rosdakarya:Bandung