• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Sebelum mengetahui Gambaran Sikap Remaja dalam Menghadapi Timbulnya Seks Sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar

mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

38

a. Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Laki-laki Perempuan Mean Std. Deviasi Mean Std. Deviasi

Gambaran Sikap Remaja dalam Menghadapi Timbulnya Seks Sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar

54,8 5,7 53,5 5,5

b. Sikap Remaja dalam Menghadapi Timbulnya Seks Sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar

1) Sikap siswa perempuan

Berdasarkan mean dan standar deviasi dapat dikategorikan sikap remaja dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar dapat diliht pada tabel di bawah berikut:

Tabel 4.2. Sikap Remaja perempuan dalam Menghadapi Timbulnya Seks Sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar No Sikap Frekuensi Responden Prosentase (%) 1 2 Positif Negatif 16 30 34,8 65,2 Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sikap remaja perempuan dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap positif sebanyak 16 responden (34,8%) dan sikap negatif sebanyak 30 responden (65,2%). Mayoritas Sikap Remaja perempuan dalam Menghadapi Timbulnya Seks

Sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap negatif.

2) Sikap remaja laki-laki

Tabel 4.3 Sikap Remaja laki-laki dalam Menghadapi Timbulnya Seks Sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar

No Sikap remaja Perempuan Frekuensi Responden Prosentase (%) 1 2 Positif Negatif 12 18 40 60 Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel di atas Sikap Remaja laki-laki dalam Menghadapi Timbulnya Seks Sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap positif sebanyak 12 responden (40%) dan sikap negatif sebanyak 18 responden (60%). Mayoritas sikap laki- laki dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar dengan sikap negatif

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja laki-laki dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap positif sebanyak 16 responden (34,8%) dan sikap negatif sebanyak 30 responden (65,2%). Sikap remaja perempuan dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap positif sebanyak 12 responden (40%) dan sikap negatif sebanyak 18 responden (60%).

40

Menurut Azwar (2009), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut Menurut Chave, Bogardus dan LaPierre (tokoh terkenal di bidang psikologi sosial dan psikologi kepribadian) mengemukakan sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.

Secara keseluruhan hasil penelitian ini sikap remaja perempuan dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap negatif sebanyak 18 responden (60%) dan remaja laki-laki dan sikap negatif sebanyak 30 responden (65,2%). Faktor yang mempengaruhi sikap remaja salah satunya yaitu informasi. Dikarenakan siswa di MTsN Gondangrejo Karanganyar belum pernah mendapatkan informasi kesehatan reproduksi atau penyuluhan tentang timbulnya seks sekunder dan kurang aktif mencari informasi di media

Menurut Azwar (2009), berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah, yaitu sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan

sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberikan dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenaka keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan makan tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Dalam hal ini informasi menjadi faktor penghambat sikap remaja dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar.

Sikap remaja perempuan dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap positif sebanyak 12 responden (40%) dan sikap remaja laki-laki dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar sikap positif sebanyak 16 responden (34,8%)

Menurut Azwar (2009), faktor yang mempengaruhi salah satunya lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari

42

pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan makan tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.

Dalam hal ini lembaga pendidikan menjadi faktor pendorong sikap remaja dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :

1. Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner siswi kurang sungguh-sungguh dan banyak yang menyontek dari teman lain, sehingga berpengaruh pada jawaban sikap.

2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada sikap atau salah.

43

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian gambaran sikap remaja dalam menghadapi timbulnya seks sekunder

di kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar”. Sikap responden dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sikap remaja dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar Sikap remaja laki-laki sikap positif sebanyak 16 responden (34,8%) dan sikap remaja perempuan positif sebanyak 12 responden (40%)

2. Sikap Remaja perempuan dalam menghadapi timbulnya seks sekunder di Kelas VIII MTsN Gondangrejo Karanganyar dan sikap negatif sebanyak 18 responden (60%) dan sikap negatif sebanyak 30 responden (65,2%). 3. faktor penghambat sikap remaja dalam menghadapi timbulnya seks

sekunder di kelas VII MTsN Gondangrejo karanganyar yaitu informasi dan faktor pendorong yaitu lembaga pendidikan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu: 1. Bagi Siswa

Diharapkan siswa untuk lebih meningkatkan sikap yang baik dengan banyak membaca artikel-artikel maupun buku tentang kesehatan reproduksi khususnya timbulnya seks sekunder.

2. Bagi Institusi

a. Institusi Pendidikan

Sebaikanya institusi lebih banyak menambah referensi tentang kesehatan reproduksi khususnya timbulnya seks sekunder.

b. Bagi MTsN Gondangrejo Karanganyar

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan siswa dengan bekerja sama dengan instansi kesehatan terkait untuk pelaksanaan penyuluhan- penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang MTsN Gondangrejo Karanganyar.

3. Peneliti selanjutnya

Diharapkan lebih meningkatkan penelitian yang serupa dengan menambah variabel penelitian sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna.

Dokumen terkait